Anda di halaman 1dari 14

Oleh Kelompok 2

•Dewi Oktaria
•Misnaini Arianti
•Tenty Yusepa
•Ida aryani
•Mita Rusmi
•Halimatusakdiah
•Septi Yulizah
•Romayana
•Sri Agustinawati
STANDARD KEBIJAKAN •Siril yatisa
DALAM KESELAMATAN PASIEN •Sri Lasmini
KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)

• Bebas dari cidera atau menghindarkan cidera pada


pasien akibat perawatan medis dan kesalahan
pengobatan (Supari, 2005)
• Keselamatan Pasien adalah suatu sistem di rumah sakit
yang menjadikan pelayanan kepada pasien menjadi
lebih aman, mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat tindakan medis atau
tidak dilakukannya tindakan medis yang seharusnya
diambil. (PMK 1691/2011)

Tujuan Sistem Keselamatan Pasien Rumah Sakit

• Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit


• Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan
masyarakat
• Menurunnya KTD di Rumah Sakit
• Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi penanggulangan KTD
7 Standar Keselamatan Pasien (Joint commision on
accredititation of Health Organitation, Illionis, USA 2002)

Penggunaan
Keselamatan metode-metode Mendidik staf
pasien dan kinerja untuk Peran tentang
Hak Pasien Mendidik Pasien melakukan kepemimpinan keselamatan Komunikasi
dan Keluarga kesinambungan evaluasi dan
(1) (5) pasien. (7)
(2) pelayanan program
(3)
peningkatan KP (6)
(4)

Standar : Standar :
Standar : RS memiliki proses
Standar: Standar : RS merencanakan &
Standar : Standar : Pimp.dorong & jamin pendidikan
mendapatkan Mendidik ttg mendesain proses manaj
RS menjamin RS hrs mendesain, prog. KP melalui 7 pelatihan dan informasi KP untuk
informasi kewajiban & kesinambungan m’perbarui proses langkah menuju KP RS, orientasi kebutuhan informasi
Kriteria : harus tanggung jawab yan. Dan m’jamin yg ada, m’jamin berlgsungnya RS internal & eksternal
ada dokter PJ pasien. koordinasi antar memonitor dan prog proaktif identifikasi menyelenggarakan Data dan informasi hrs
pelayanan, tenaga n unit evaluasi risiko KP & mengurangi pendidikan &
Kriteria : tepat waktu, akurat
Kriteria : Kriteria : KTD, dorong & pelatihan yg
membuat Keselamatan Kriteria :
Koordinasi Setiap RS hrs tumbuhkan komunikasi berkelanjutan
rencana dlm pemberian Ada anggaran utk
melakukan koordinasi, Kriteria :
pelayanan, dan pelayanan scr merancang proses manaj
pelayanan dpt mengalokasikan Memiliki
menyeluruh, perancangan yg utk memperoleh data
memberikan ditingkatkan dg Sumberdaya, mengukur prog.diklat dan
disesuaikan dg baik, hrs dan informasi yg
penjelasan melibatkanpasie dan mengkaji kontribusi orientasi bagi staf berkaitan dg KP
kebutuhan dan melakukan
prosedur utk n sbg partner dlm meningkatkan yg memuat topik
SDM, mencakup pengumpulan data Ada mekanisme
pasien kinerja KP,
peningkatan kinerja, hrs identifikasi masalah dan
Setiap RS hrs melakukan mengintegrasikan
termasuk komunikasi dan evaluasi intensif, n kendala komunikasi
perancangan yg baik, hrs topik KP di setiap
kemungkinan transfer informasi hrs m’gunakan untuk merevisi
melakukan pengumpulan kegiatan, dan
KTD antr profesi kes semua data manaj.informasi yg ada.
data kinerja, hrs evaluasi memberi pedoman
informasi hasil intensif, n hrs m’gunakan jelas ttg pelaporan
analisis semua data informasi insiden
hasil analisis
Aspek Hukum kesehatan dan UU tentang RS
• 1. KP sebagai isu hukum • 2 . Tanggung jawab Hukum
Rumah sakit
Pasal 53 (3) UU No.36/2009;
“Pelaksanaan Pelayanan kesehatan a. Pasal 29b UU No.44/2009;
harus mendahulukan keselamatan ”Memberi pelayanan kesehatan yang
nyawa pasien.”
aman, bermutu, antidiskriminasi,
2) Pasal 32n UU No.44/2009; “Pasien dan efektif dengan mengutamakan
berhak memperoleh keamanan dan kepentingan pasien sesuai dengan
keselamatan dirinya selama dalam standar pelayanan Rumah Sakit.”
perawatan di Rumah Sakit.
b. Pasal 46 UU No.44/2009;
3) Pasal 58 UU No.36/2009
c. Pasal 45 (2) UU No.44/2009;
• 3. Bukan tanggung jawab • 4. Hak Pasien
Rumah Sakit
a. Pasal 32d UU No.44/2009;
Pasal 45 (1) UU No.44/2009 “Setiap pasien mempunyai hak
Tentang Rumah sakit; memperoleh layanan kesehatan
yang bermutu sesuai dengan
“Rumah Sakit Tidak bertanggung standar profesi dan standar
jawab secara hukum apabila prosedur operasional”
pasien dan/atau keluarganya
menolak atau menghentikan b. Pasal 32e UU No.44/2009;
pengobatan yang dapat berakibat
kematian pasien setelah adanya c. Pasal 32j UU No.44/2009;
penjelasan medis yang d. Pasal 32q UU No.44/2009;
kompresehensif. “
• 5. Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien
a. Pasal 43 UU No.44/2009
1. RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien
2. Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui
pelaporan insiden, menganalisa,dan menetapkan pemecahan
masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak
diharapkan.
3. RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada
komite yang membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan
oleh menteri
4. Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara
anonym dan ditujukan untuk mengoreksi sistem dalam rangka
meningkatkan keselamatan pasien.
7 Langkah menuju keselamatan Pasien RS (KKP-RS No.
001-VIII, 2005)

1. Bangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien “ciptakan kepemimpinan & budaya yang
terbuka dan adil”

2. Pimpin dan dukung staf anda “bangunlah komitmen & focus yang kuat & jelas tentang KP di RS anda”
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko “kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta
lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial bermasalah”

4. Kembangkan sistem Pelaporan “pastikan staf Anda agar dengan mudah dapat melaporkan
kejadian/insiden serta RS mengatur pelaporan kepada KKP-RS”

5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien “kembangkan cara-cara komunikasi yang


terbuka dengan pasien”

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien “dorong staf anda untuk
melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul”

7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien “Gunakan informasi


yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan”
2 Pendekatan dalam penanganan error atau KTD

1. Pendekatan Personal
memfokuskan pada tindakan yg tidak aman, pelanggaran prosedur dari pelaku
yankes(dokter, perawat, ahli bedah, ahli anastesi, farmasi,dll)
tindakan tidak aman dianggap berasal dari proses mental seperti lupa, kurang
perhatian, motivasi buruk, tidak hati-hati sehingga bila tjd KTD akan dicari siapa yg
berbuat salah
2. Pendekatan Sistem
kesalahan dianggap lebih sbg konsekwensi drpd sbg penyebab
pendekatan ini diasumsikan bahwa kita tidak dapat mengubah sifat alamiah manusia
tetapi kita harus mengubah kondisi dimana manusia itu bekerja
9 SOLUSI “Life saving Keselamatan Pasien RS

1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike, Sound-


Alike Medication Names)
2. Pastikan Identifikasi Pasien.
3. Komunikasi Secara Benar saat Serah Terima/Pengoperan Pasien.
4. Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang benar.
5. Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (concentrated).
6. Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan Pelayanan.
7. Hindari Salah Kateter dan Salah Sambung Slang (Tube).
8. Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai.
9. Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan
lnfeksi Nosokomial.
Pelaksanaan Pasien Safety dilakukan dg sistem Pencatatan dan Pelaporan serta
monitoring dan evaluasi
1. Sistem pencatatan dan Pelaporan
a. Di Rumah Sakit

1. Setiap unit kerja di rumah sakit mencatat semua kejadian terkait dengan keselamatan
pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan) pada formulir yang sudah
disediakan oleh rumah sakit.
2. Setiap unit kerja di rumah sakit melaporkan semua kejadian terkait dengan keselamatan
pasien (KNC, KTD dan Kejadian Sentinel) kepada Tim KPRS pada formulir yang sudah
disediakan oleh RS.
3. Tim KPRS menganalisis akar penyebab masalah semua kejadian yang dilaporkan oleh
unit kerja
4. Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka Tim KPRS merekomendasikan solusi
pemecahan dan mengirimkan hasil solusi pemecahan masalah kepada Pimpinan RS
5. Pimpinan RS melaporkan insiden dan hasil solusi masalah ke Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (KKPRS) setiap terjadinya insiden dan setelah melakukan analisis akar
masalah yang bersifat rahasia.
b. Di Propinsi
Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI Daerah menerima produk-produk dari Komite Keselamatan
Rumah Sakit

c. Di Pusat
1. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) merekapitulasi laporan dari rumah sakit
untuk menjaga kerahasiaannya
2. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) melakukan analisis yang telah
dilakukan oleh rumah sakit
3. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) melakukan analisis laporan
insiden bekerjasama dengan rumah sakit pendidikan dan rumah sakit yang ditunjuk sebagai
laboratorium uji coba keselamatan pasien rumah sakit
4. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) melakukan sosialisasi hasil analisis dan
solusi masalah ke Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI Daerah, rumah sakit terkait dan rumah
sakit lainnya.
2. MONITORING DAN EVALUASI

a. Di Rumah sakit
Pimpinan Rumah sakit melakukan monitoring dan evaluasi pada unit-unit kerja di rumah sakit, terkait
dengan pelaksanaan keselamatan pasien di unit kerja

b. Di propinsi
Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI Daerah melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit di wilayah kerjanya

c. Di Pusat
1. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit di rumah sakit-rumah sakit
2. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan minimal satu tahan satu kali.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai