Anda di halaman 1dari 54

Blok 13 Modul 1

DKK Kelompok 2
Agenda Style
Mahasiswa mampu menjelaskan
01
A.ISPA
B.Pneumoni
C.Abses Paru

Mahasiswa mampu
02 menjelaskan
Batuk pada infeksi akut saluran napas
ISPA
1
DEFINISI
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
adalah penyakit yang menyerang salah
satu bagian atau lebih dari saluran
nafas mulai dari hidung sampai
alveol termasuk adneksanya (sinus,
rongga telinga tengah, pleura).
Biasanya penyakit ini sering ditemukan
pada pasien anak-anak karena daya
tahan tubuh anak-anak masih belum
sekuat daya tahan tubuh pasien dewasa
.
2 Etiologi
Penyebab dari ISPA terdiri dari bakteri (Streptococcus,
Staphylococcus, Pneunococcus, Hemophylus,
Bordetella, dan Korinebakterium), virus (Mikovirus,
Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, dan lainnya),
dan riketsia. Masa inkubasi dari bakteri serta virus
adalah sampai 14 hari, dimana batas 14 hari diambil
untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk
beberapa penyakit ISPA ada yang lebih dari 14 hari

Bakteri dan virus ini mudah menular dalam


ruangan yang ventilasinya kurang dan banyak
asap. Selain itu, seseorang yang bersin atau
batuk tanpa menutup mulutnya mudah menula
rkan kuman kepada orang lain.
3 Patogenesis
Penyebaran
1.Melalui aerosol yang lembut, terutama karena batuk
2.Melalui aerosol yang lebih kasar, terjadi pada waktu
batuk dan bersin-bersin
3.Melalui kontak langsung/tidak langsung dari benda y
ang telah dicemari jasad renik.

Faktor Resiko
1.Keutuhan epitel mukosa dan gerak mukosilia
2.Makrofag alveolar
3.Antibodi setempat.
4.Daya tahan tubuh
5.Umur
Manifestasi Klinis 4
Diagnosis 5
Anamnesa:
-Sejak kapan mulai gejala
-Gejala dialami di daerah mana saja
-Obat-obat yang sudah digunakan
-Apa disertai dahak maupun sekret dari hidung
(warnanya juga ditanyakan)

Pem Fis:
Inspeksi daerah Cavum Nasi, Faring, Tonsil,
Laring Apakah ada tanda-tanda infalmasi

Pem Penunjang:
Biakan Virus, Elisa, Ria,
Tatalaksana 6
-Terapi suportif (penurun demam: antipiretik, untuk
batuk: antitusiv atau ekspektorant) untuk meringan
kan gejala-gejala yang ditimbulkan ISPA.
-Istirahat yang cukup disertai asupan nutrisi yang
baik akan membantu meningkatkan daya tahan tu
buh penderita ISPA sehingga waktu penyembuhan
akan lebih cepat.
7

Prognosis
Prognosis dari penyakit ISPA ini baik jika dilakukan
diagnosis yang tepat, serta tatalaksana yang tepat
. Dapat berlanjut menjadi pneumonia jika tidak dita
ngani dengan cepat.
Dubia Ad Bonam
Pencegahan 8
-Segera isolasi pasien suspek ISPA dari pasien
lain dan pastikan mereka mendapatkan perawatan
dan terapi yang tepat

-Lakukan kewaspadaan standar saat memberikan pela


yanan kepada pasien seperti memakai APD
saat memeriksa pasien dan membuang perlengkapan
seperti sarung tangan agar menghindari tertularnya
penyakit ISPA dari pasien satu ke pasien lainnya

-Menutup mulut ketika batuk serta bersin dengan meng


gunakan lengan bagian atas
Pneumonia
1
DEFINISI

Secara kinis pneumonia didefinisikan


sebagai suatu peradangan paru yang di
sebabkan oleh mikroorganisme (bakteri,
virus, jamur, parasit).

Pneumonia adalah peradangan


parenkim paru dimana asinus terisi
dengan cairan dan sel radang, dengan /
atau tanpa disertai infiltrasi sel radang
ke dalam dinding alveol dan rongga
interstisium.
Klasifikasi 2
Etiologi 3
-Pneumonia Infeksi
-Pneumonia lipid Oleh karena aspirasi minyak mineral
-Pneumonia Kimiawi (Chemical pneumonitis) contoh: berillium.
-Extrinsic allergic alveolitis Inhalasi bahan debu yang mengandung
allergen
-Pneumonia karena obat Nitrofurantoin, busulfan, metotreksat
-Pneumonia karena radiasi
-Pneumonia dengan penyebab tak jelas
4 Patogenesis
Mekasnisme Pertahan
Pernafasan Normal

-Bulu Hidung
-Konka Nasalis
-Mukus SIlia (MukosIlia)
-Astitektur trakeobronkus
-Flora Normal
-Refleks Batuk dan Muntah
-Makrofag
4 Patogenesis
Penyebaran
1.Aspirasi, merupakan rute terbanyak pada kasus-kas
us tertentu seperti kasus neurologis dan usia
lanjut
2. Inhalasi, misalnya kontaminasi pada alat-alat bantu
napas yang digunakan pasien
3. Hematogenik
4. Penyebaran langsung
Proses
-Edema (Prodromal)
-Hepatisasi Merah
-Hepatisasi Kelabu
-Resolusi
Manifestasi Klinis
4
Diagnosis 5

Anamnesis
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam,
menggigil, suhu tubuh meningkat dapat melebihi 400C,
batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kada
ng disertai darah, sesak napas dan nyeri dada.
Diagnosis 5

Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung
dari luas lesi di paru.
-Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit
tertinggal waktu bernapas,
-Pada palpasi fremitus dapat mengeras,
-Pada perkusi redup,
-Pada auskultasi terdengar suara napas
bronkovesikuler
sampai bronkial yang mungkin disertai ronki
basah halus,
-Yang kemudian menjadi ronki basah kasar
pada stadium resolusi.
5

Diagnosis
Gambaran radiologis
Foto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan
penunjang utama untuk menegakkan diagnosis.
Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat
sampai konsolidasi dengan " air broncogram",
penyebab bronkogenik dan interstisial serta gam
baran kaviti.
5
Diagnosis
Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah
leukosit, biasanya lebih dari 10.000/ul kadang-kadang
mencapai 30.000/ul, dan pada hitungan jenis leukosit terdapat
pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED.
Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan
pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi.
Kultur darah dapat positif pada 20-25% penderita yang tidak
diobati.
Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbia,
pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.
Diagnosis 5

Kriteria dahak yang memenuhi syarat untuk


pemeriksaan apusan langsung dan biakan
yaitu bila ditemukan sel PMN > 25 / lapang
an pandang kecil (lpk) dan sel epitel
< 10 / lpk.
6

Tatalaksana
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif.
Pemberian antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya
berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji
kepekaannya, akan tetapi karena beberapa alasan yaitu :
1. Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2. Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu
sebagai penyebab pneumonia.
3. Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu.
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi
secara empiris.
6 Tatalaksana
6 Tatalaksana
Tatalaksana 6
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
O Golongan Penisilin
O TMP-SMZ
O Makrolid

Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)


O Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
O Sefotaksim, Seftriakson dosis tinggi
O Marolid baru dosis tinggi
O Fluorokuinolon respirasi
Tatalaksana 6

Pseudomonas aeruginosa
O Aminoglikosid
O Seftazidim, Sefoperason, Sefepim
O Tikarsilin, Piperasilin
O Karbapenem : Meropenem, Imipenem
O Siprofloksasin, Levofloksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)


O Vankomisin
O Teikoplanin
O Linezolid
Tatalaksana 6
Hemophilus influenzae
O TMP-SMZ Mycoplasma pneumoniae
O Azitromisin O Doksisiklin
O Sefalosporin gen. 2 atau 3 O Makrolid
O Fluorokuinolon respirasi O Fluorokuinolon

Legionella Chlamydia pneumoniae


O Makrolid O Doksisikin
O Fluorokuinolon O Makrolid
O Rifampisin O Fluorokuinolon
Komplikasi 7
Komplikasi yang dapat terjadi :
• Efusi pleura.
• Empiema.
• Abses Paru.
• Pneumotoraks.
• Gagal napas.
• Sepsis
8

Prognosis
Baik, jika ditangani dengan cepat dan tepat
Dubia Ad Bonam.
Abses Paru
1
DEFINISI
Abses paru adalah infeksi destruktif
berupa lesi nekrotik pada jaringan paru
yang terlokalisir sehingga membentuk
kavitas yang berisi nanah (pus/nekrotik
debris) dalam parenkim paru pada satu
lobus atau lebih yang disebabkan oleh
infeksi mikroba.
Etiologi 2
Kelompok bakteri anaerob merupakan etiologi terbanyak abses paru
(bisa mencapai 89%) terutama pada orang immunocompetent dan
biasanya diakibatkan oleh pneumonia aspirasi.

-Bakteri anaerobik meliputi 89% penyebab abses paru dan 85-100%


dari spesimen yang didapat melalui aspirasi transtrakheal.

-Kelompok bakteri aerob, predominan pada orang dengan


immunocompromised :
-Gram positif : sekunder oleh sebab lain aspirasi
-Gram negatif : biasanya merupakan sebab nosokomial
Patogenesis 3
Terjadinya abses paru biasanya melalui dua cara, yaitu aspirasi dan
penyebaran secara hematogen. Yang paling sering dijumpai adalah
kelompok abses paru bronkogenik yang termasuk akibat aspirasi,
stasis sekresi, benda asing, tumor dan striktur bronkial.
Proses
Dimulainya gangguan akibat aspirasi paru (lung insult)
Kemudian abses akibat aspirasi ini banyak terjadi pada pasien
karena banyaknya mukus pada saluran napas bawahnya yang
merupakan media kultur yang sangat baik bagi organisme yang
teraspirasi. Nekrosis jaringan dengan pembentukan abses paru
membutuhkan waktu 1-2 minggu setelah terjadinya aspirasi.
Patogenesis 3

Penyebaran secara hematogen, yang paling sering terjadi adalah


akibat septikemi atau sebagai fenomena septik emboli, sekunder
dari fokus infeksi dari bagian lain tubuhnya

Selain itu abses paru biasanya timbul setelah terjadi peradangan


yang mengakibatkan nekrosis jaringan dan kavitasi, terjadi akibat
necrotizing pneumonia dan ganggren paru yang menyebabkan
terjadinya nekrosis dan pencairan pada daerah yang mengalami
konsolidasi
Diagnosis 4
Anamnesis
-Batuk yang mengeluarkan banyak sputum mengandung jaringan
paru yang mengalami ganggren.
-Sputum biasanya berbau amis dan berwarna anchovy
(putrid abcesses) yang disebabkan bakteri anaerob.
-Selain itu bisa didapatkan keluhan nyeri dada dan batuk darah
ringan sampai dengan masif.
Diagnosis 4
Pemeriksaan Fisik
-Suhu 40ºC.
-Palpasi: Nyeri tekan lokal pada dada, ditemukan pergerakan
dinding dada tertinggal pada tempat lesi, fremitus vokal menghilang,
-Auskultasi: Penurunan suara napas, suara napas bronkial atau
ronki kadang-kadang terdengar suara amforik..
Perkusi : Redup, Pekak
Diagnosis 4
Laboratorium
-Hitung leukosit tinggi berkisar 10.000-30.000/mm3 dengan hitung
jenis bergeser ke kiri dan sel polimorfonuklear yang banyak
terutama neutrofil yang immatur.
-Anemia dan peningkatan LED.
-Pemeriksaan dahak dapat membantu dalam menemukan
mikroorganisme penyebab abses,
-Pemeriksaan yang dapat dilakukan dari dahak adalah pewarnaan
langsung dengan teknik gram, biakan mikroorganisme aerob,
anaerob, jamur, basil mikobakterium tuberkulosis dan
mikobakterium lain.
Diagnosis 4
Radiology
Foto dada PA dan lateral sangat membantu untuk melihat lokasi lesi
dan bentuk abses paru. Pada hari-hari pertama penyakit,
foto dada hanya menunjukkan gambaran opak dari satu atau lebih
segmen paru, atau hanya berupa gambaran densitas homogen yang
berbentuk bulat. Kemudian akan ditemukan gambaran radiolusen da
lam bayangan infiltrat yang padat.
Tatalaksana 5
-Tujuan utama pengobatan pasien abses paru adalah eradikasi
secepatnya dari patogen penyebab dengan pengobatan yang cukup
, Drainase yang adekuat dari empiema dan pencegahan komplikasi
yang terjadi.
-Pasien abses paru memerlukan istirahat yang cukup.
Antibiotika yang paling baik adalah klindamisin oleh karena
mempunyai spektrum yang lebih baik pada bakteri anaerob.
-Drainase dengan tindakan operasi jarang diperlukan keculai pasien
gagal pengobatan antibiotik dan memiliki obstruksi jalan napas
6

Prognosis
Dengan penanganan yang tepat, umumnya abses paru dapat
disembuhkan dengan baik. Begitu pus sudah terevakuasi semua
dan proses radang dapat disembuhkan, dinding abses akan
mengerut secara progresif sehingga rongga abses akan menutup ke
mbali dan meninggalkan jaringan parut.
Batuk Pada Infeksi Saluran Nafas
-Batuk yang terganggu
Batuk yang lemah atau kurang efektif mengurangi
kemampuan tubuh untuk membersihkan saluran napas bawah,
sehingga mempermudah terjadinya infeksi yang lebih serius.
-Batuk Simptomatis
Batuk mungkin terjadi bersamaan dengan gejala pernapas
an lain yang bersama-sama menunjuk ke suatu diagnosis, misalnya
ketika batuk disertai oleh mengi, dan sesak napas. Namun, kadang
batuk merupakan gejala dominan atau satu-satunya dan mungkin
memiliki durasi dan keparahan yang menyebabkan yang bersangkut
an pergi berobat.
-Batuk akut (< 3 minggu ) paling sering disebabkan oleh infeksi
saluran nafas, aspirasi, atau inhalasi, bahan kimia atau asap yang
mengiritasi saluran napas.
-Batuk subakut (3-8 minggu) sering kali merupakan residu dari trake
obronkitis, seperti pada pertusis atau “ sindrom batuk pasca virus “.
-Batuk kronis (>8 minggu ) mungkin disebabkan oleh berbagai
penyakit kardiopulmonal, termasuk akibat peradangan, infeksi,
neoplasma, kardiovaskular.
Thank You
For Your Attention

Anda mungkin juga menyukai