Anda di halaman 1dari 18

Rencana Aksi

Menangani Masalah Stunting


(Kurang Gizi Kronis )
Di desa Kedungori
Kec.Dempet
GAMBARAN UMUM KONDISI DESA

BATAS WILAYAH DESA KEDUNGORI

SEBELAH UTARA : DESA SURODADI


SEBELAH UTARA : DESA SURODADI
SEBELAH SELATAN : DESA SOKO KIDUL
SEBELAH SELATAN : DESA SOKO KIDUL
SEBELAH TIMUR : DESA BALEROMO
SEBELAH TIMUR : DESA BALEROMO

SEBELAH
SEBELAH BARAT BARAT
: DESA :BOTOSENGON
DESA BOTOSENGON
DEMOGRAFI / KEPENDUDUKAN

 Jumlah Penduduk : 3.353 Jiwa


 Laki- laki : 1682 Jiwa
 Perempuan : 1672 Jiwa
 KK : 1031 Jiwa
 RT : 23
 RW :4
 Jumlah Sasaran Bumil : 57
 Jumlah Sasaran Bulin : 55
 Jumlah Sasaran Bufas : 55
 Jumlah Sasaran Bayi : 52
 Jumlah Sasaran Balita : 177
SARANA DAN PRASARANA
 Jumlah Pos PAUD :1
 Jumlah PAUD :1
 Jumlah TK :2
 Jumlah SD/MI :1
 Jumlah Madrasah :2
 Jumlah Masjid :1
 Jumlah Mushola : 15
 Jumlah SMP :-
 Jumlah SMA :-
 Jumlah Posyandu :5
 Jumlah PKD :1
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN

 Tamat SMA : 376 orang


 Tamat SMP : 688 orang
 Tamat SD : 1086orang
 Magister : 2 orang
 Diploma : 31 orang
 S1 : 54 orang
 S2 : 3 orang
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT MATA PENCAHARIAN

 Petani : 1370 orang


 Buruh tani : 70 orang
 Pengusaha : 8 orang
 Pedagang : 25 orang
 Buruh industri : 28 orang
 Buruh bangunan : 86 orang
 PNS : 10 orang
 TNI : 11 orang
 Polri : 4 orang
 Bidan : 5 orang
 Perawat : 4 orang
 Pelajar dan mahasiswa : 490 orang
 Lain-lain : 28 orang
KEGIATAN BIDAN DESA DALAM RANGKA
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA KEDUNGORI

 SEBAGAI PENGURUS POKJA IV PKK


 PHBS (JUARA II TAHUN 2011)
 STIKERISASI P4K
 KELAS IBU HAMIL
 KELAS IBU BALITA
 PELAYANAN DI PKD (POLIKLINIK KESEHATAN DESA)
 POSYANDU
 PAMSIMAS (ODF tahun 2012)
 POSYANDU LANSIA
DAFTAR BALITA PENDEK DAN SANGAT PENDEK
DINAS KESEHATAN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2018

PUSKESMAS : DEMPET
DESA : KEDUNGORI
UPDATE BULAN : JULI 2018

JENIS
BPJS STATUS GIZI
KELAMIN NAMA UMUR KET
ORANG TANGGAL SAAT PENYAKIT (Lulus/
NO NAMA BALITA ALAMAT BB (kg) TB (cm)
TUA LAHIR PELAPORA PENYERTA Pindah/
(Ayah/ Ibu) N (bln) Sgt Meninggal)
L P ADA TIDAK Pendek
Pendek

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Ayunda Clara P Suripto 19/08/14 47 11.7 92.0 0 v 0 1


01 / 03
Aan
2 Aurel Putri Agustina P 17/08/15 35 10.0 85.5 0 v 0 1
Pramono 1 / 03
Sudarmon
3 Noval zaki Attala L 10/10/16 21 7.6 78.8 0 v 0 1
o 03 / 03
4 M.Zaki Rizuwan L Suparman 11/11/14 44 10.6 88.9 0 v 0 1
05 / 03
5 M.Alamsyah L Sutikno 28/10/16 21 7.6 74.5 0 v 0 1
06 / 04
6 M.Giyas Alwi L Mutaqin 18/12/16 19 8.5 76.0 0 0 1
05 / 02
7 Hesti Wahyuni P Ngatmidi 10/11/15 32 9.3 82.5 0 v 0 1
02 / 04
8 Putri Kurnia Ayunda P Nuramin 12/11/14 44 10.0 89.0 0 v 0 1
04 / 01
9 Miftahus Saadah P Mustain 05/05/16 26 8.2 77.5 0 v 0 1
06 / 01
10 Galih Saputra L Nurokhim 26/10/15 33 10.1 84.3 0 v 0 1
05 / 01
11 M.aris Taufik H L Agus 17/07/15 36 10.7 85.5 0 v 0 1
04 / 03
12 Zakira Talita Zahra P Kiswanto 16/05/14 50 11.0 91.5 0 v 0 1
04 / 03
JUMLAH 1 11
Definisi Stunting

• Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada


anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis
sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
• Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam
kandungan dan pada masa awal setelah anak
lahir, tetapi stunting baru nampak setelah anak
berusia 2 tahun.
• Balita pendek (stunted) dan sangat pendek
(severely stunted) adalah balita dengan
panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U)
menurut umurnya dibandingkan dengan
standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth
Reference Study) 2006
nilai z-scorenya kurang dari -2SD (stunted) dan
kurang dari – 3SD (severely stunted) Sumber: Rebekah Pinto, World Bank untuk Review
Pembelajaran Stakeholders STBM Nasional 10 -13 Feb
(Kepmenkes 1995/MENKES/SK/XII/2010). 2017
KERANGKA PENANGANAN STUNTING DI KEDUNGORI

Intervensi yang ditujukan kepada anak


dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan

1
Intervensi Gizi Spesifik (HPK). Kegiatan ini umumnya dilakukan
(berkontribusi 30%) oleh sektor kesehatan. Intervensi spesifik
bersifat jangka pendek, hasilnya dapat
dicatat dalam waktu relatif pendek.

Intervensi yang ditujukan melalui


Intervensi Gizi berbagai kegiatan pembangunan diluar

2 Sensitif
(berkontribusi 70 %)
sektor kesehatan. Sasarannya adalah
masyarakat umum, tidak khusus untuk
1.000 HPK.
1 | INTERVENSI
SPESIFIK
GIZI

I. Intervensi dengan sasaran Ibu Hamil:


1. Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan
energi dan protein kronis.
2. Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat.

II. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 Bulan:
1. Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI jolong/colostrum).
2. Mendorong pemberian ASI Eksklusif.

III. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23 bulan:
1. Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh
pemberian MP-ASI.
2. Menyediakan obat cacing.
3. Memberikan imunisasi lengkap.
4. Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
2 | INTERVENSI GIZI
SENSITIF
1. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Air Bersih.
2. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Sanitasi.
3. Menyediakan Akses kepada Layanan Kesehatan dan Keluarga Berencana
(KB).
4. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
5. Memberikan Pendidikan Pengasuhan pada Orang tua.
6. Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini Universal.
7. Memberikan Pendidikan Gizi Masyarakat.
8. Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi, serta Gizi pada
Remaja.
MENGAPA PENANGANAN STUNTING BELUM EFEKTIF?
• Regulasi-regulasi terkait penanganan stunting belum dijadikan landasan bersama
untuk menangani stunting.
• K/L terkait melaksanakan program masing-masing tanpa koordinasi yang cukup.
• Program-program penanganan stunting yang telah direncanakan belum seluruhnya
dilaksanakan.
• Program/intervensi yang ada, baik yang bersifat spesifik gizi maupun sensitif gizi,
perlu ditingkatkan disain, cakupan, kualitas dan sasarannya.
• Belum ada program yang secara efektif mendorong peningkatan pengetahuan gizi
yang baik dan perubahan perilaku hidup sehat masyarakat.
• Program-program berbasis komunitas yang efektif di masa lalu tidak lagi dijalankan
seperti sebelumnya – Posyandu, PLKB, kader PKK, Dasawisma, dan lainnya.
• Pengetahuan dan kapasitas pemerintah baik pusat maupun daerah dalam
menangani stunting perlu ditingkatkan.
KELAS IBU BALITA DESA KEDUNGORI
KELAS IBU HAMIL DS KEDUNGORI
PAMSIMAS KEDUNG TIRTA
DESA KEDUNGORI
KUNJUNGAN KE POS PAUD DESA KEDUNGORI

Anda mungkin juga menyukai