Anda di halaman 1dari 52

ANESTESI UMUM PADA

HIRSCPRUNG DISEASE

Dokter Pembimbing :
dr.

SMF ANESTESI
RSUD Dr. PIRNGADI
MEDAN
2019
PENDAHULUAN

TUMOR MAKSILA ANESTESI

 Tumor Maksila suatu  Anestesi berdasarkan analisis kata


yaitu
pertumbuhan jaringan baru yang
an = tidak,
terjadi di sinus maksilaris
aestesi = rasa
cenderung menginvasi jaringan
Jadi anestesi merupakan cabang ilmu
sekitarnya dan bermetastase ke
kedokteran yang mempelajari
tempat jauh. tatalaksana untuk mematikan rasa,
baik rasa nyeri, takut dan rasa
 Tindakan pada tumor maksila:
nyaman yang lainnya
Maksillektomi
ANESTESI

 DEFINISI : Anestesi umum merupakan tindakan menghilangkan rasa sakit


secara sentral disertai hilangnya kesadaran (reversible).

INTRAVENA
ANASTESI

TEKNIK
ANASTESI
UMUM

INTRAVENA INHALASI
DAN ANASTESI
INHALASI
TRIAS ANESTESI
ANESTESIA
UMUM
 Anestesi umum : suatu keadaan
HIPNOTIK dimana hilangnya kesadaran disertai
dengan hilangnya perasaan sakit di
seluruh tubuh akibat pemberian
ANALGETIK
obat-obatan anestesi dan bersifat
reversible.

RELAKSAN  Anestesi umum juga menyebabkan


amnesia yang bersifat anterogard
INDIKASI ANESTESI UMUM
Padabayidandananakusiamuda
Pada orang dewasa yang memilih anestesi umum
Pasiengelisah,tidakkooperatif,disorientasidengang
angguanjiwa
Pembedahannyaluasatauekstensif
Posisipembedahansepertimiring,tengkurap,duduka
taulitotomi
Penderitasakitmental
Pembedahanyangberlangsunglama
Pembedahandimanaanestesilokaltidakpraktisataut
idakmemuaskan
Riwayatpenderitatoksikataualergiobatanestesilocal
Penderita dengan pengobatan antikoagulantia
KONTRAINDIKASI ANESTESI UMUM

Jantung Hindarkan pemakaian obat-obat yang mendepresi


miokard atau menurunkan aliran darah koroner.

Hepar Hindarkan obat yang toksis terhadap hepar atau


dosis obat diturunkan.

Ginjal Hindarkan atau seminim mungkin pemakaian obat-


obat yang dieksresi melalui ginjal

Paru Hindarkan obat-obat yang menaikkan sekresi dalam


paru

Hindarkan pemakaian obat yang merangsang susunan


Endokrin saraf simpatis pada diabetes penyakit base dow, karena
bisa menyebabkan peninggian gula darah.
PERSIAPAN PRA ANESTESI

Preoperatif(persiapananestesi)
• A.Evaluasipreoperatif

• B.Pemilihantindakandan inform concent

• C.Premedikasi

Intraoperatif (masa pembedahan)


• monitoringkeadaanumumdanaksesvascular
• Anestesiumum:induksi,rumatan,dantindakanemergensi
• Anestesiregional:pemilihanjenistindakan(blok,saraf,ataulokal)

Postoperatif(masapaskapembedahan)
• Perawatannyeripaskapembedahan

• Monitoringdanperawatanpaskabedah

• Pemilihanruangrawatlanjutan
KLASIFIKASI STATUS FISIK

•pasienmemilikikelainansistemikber
atyangmengancamjiwaselainpe
• pasientanpadisertaip nyakityangakandioperasi.Misalny
enyakitsistemik
ASA 1 ASA 4 aasmabronkialyangberat,gagalja
ntungkongestif.

•pasiendalamkondisiyangsangatje
lekdimanatindakananestesimung
• Pasiendenganpenyaki kinsajadapatmenyelamatkantapi
tsistemikringan
ASA 2 ASA 5
resikokematiantetapjauhlebihbes
ar.

• pasienmemilikikelainansis • pasienyangtelahdinyatakantelahmatib
temikyangberatselainpe atangotaknyayang
nyakityangakandioperasi manaorgannyaakandiangkatuntukkem
udiandiberikansebagaiorgan
ASA 3 ,tetapibelummenganca
mjiwa. ASA 6 donorbagiyangmembutuhkan.
2014)
(ASA,
S = SCOPE

S = SUCTION T = TUBES

INDUKSI
ANASTESI
A = AIRWAY
C = CONNECTOR

I =INTRODUCER T =TAPE
PREMEDIKASI
Premedikasi adalah tindakan pemberian obat-obatan pendahuluan
dalam rangka pelaksanaan anastesia dengan tujuan :

Menimbulkansuasananyaman

Memudahkandanmempelancarinduksi

Mengurangidosisobatinduksi

Menekanrefleks-refleksyangtidakdiinginkan

Menekandanmengurangisekresikelenjar(MangkudanSenapathi, 2010)
Analgetik opioid

Fentanyl 2-5 IV

SEDATIF mcg/kgBB

Diazepam 5-10 Oral Antiemetik


mg/kgBB

0,5 mg/KgBB IV ONDANSENTR 4 mg/kgbb, IV


ON
Midazolam 0,07-0,15 IM
mg/KB
Antikolinergik
0,001-0,1
IV
mg/Kg Sulfas 0.01-0,02 IV
Atropin Mg/Kgbb,
INDUKSI
ANESTESI

Induksi Intravena
Induksi Inhalasi
Propovol 1-2,5 mg/kg IV
Halotan 2.0-3,0%

Ketamin 2 Mg/Kg IV

Isofluran 2.0-3,0%

Induksi Intramuskular
Sevofluran 3,0-5,0%

Ketamin 3-5 mg/kg IM


Intubasi endotrakea adalah prosedur memasukkan pipa
INTUBASI (tube) endotrakea (ET : endotrakea tube) ke dalam
ENDOTRAKEAL trakea melalui mulut atau nasal. Alat bantu yang
digunakan laringoskop
MACAM-MACAM INTUBASI ENDOTRAKEAL

Orotrakehal  Lewat mulut


Nasotrakheal  Lewat hidung
PERALATAN INTUBASI ENDOTRAKEAL
 Laryngoscope tali
dengan blade  Suction – metal
yang sesuai yang kauer
 Tube dengan  Connectors
ukuran yang
 Synringe (20 cc)
sesuai
 Stylet
 Jelly
 Stetoscope
 Anestetik lokal /
spray  End tidal CO2
monitor
 Forceps – magill
 Bite block /
oropharyngeal
airway
 Adhesive tape /
INTUBASI
• Dilakukan dalam • Tatalaksana berupa
keadaan anestesi: • Berikan O2 100%
• Induksi dengan beberapa menit
anestesi inhalasi • Buat posisi kepala
• Tidur cukup dalam posisi cium
dalamanestesi “sniffing” dan
topikal 1x semprot ekstensi sendi atlas
xylocain 10%
• Berikan analgesia
• Beri anestesi inhalasi topikal 1x semprot
beberapa menit lagi xylocaine 10%
• Lakukan • Tunggu 2-3 menit
laringoskopi (menunggu obat
intubasi
mulai bekerja)
• Beberapa kasus:
setelah • Lakukan
terinduksiintubasi laringoskopi dengan
dapat dilakukan laringoskop daun
dengan fasilitas obat lurus dan segera
pelumpuh lakukan intubasi
suksinilcholin
TUMOR
MAKSILA

• Maksiladibentukolehtulangmaksiladanpalatum,
ANATOMI yangmerupakantulangterbesarsetelahmandibular (rahangbawah)
• suatupertumbuhanjaringanbaruyangterjadidi sinusmaksilariscenderungmenginvasijaringansekitarnyadanbermetastaseketempatjauh

Defenisi

• Penyebabdaritumor maxillaodontogenikpalingbanyakdisebabkanolehtumbuhnyagigibungsu(molar 3) yangtidakseharusnya(impaksi).


Haltersebutmengakibatkangigidisekitarnyamenjaditerdesakdanmemicuterjadinyapembengkakandanpembengkakantersebutakanmemicuterbentuknyatumor.

Etiologi

• Tumor jinak
• Tumor ganas

Klasifkasi
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
PENGOBATAN

Drainage/Debridement Rehabilitasi

Resection TerapiRadiasi

Pendekatanbedahlainnya Kemoterapi
LAPORAN
ANESTESI
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. E S
Umur : 22 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Tinggi / Berat badan : 168 cm / 65 kg

No. RM : 01.08.00.46
Alamat : Gang bersama lingkungan pria laut II
MRS : 04 Maret 2019
Tanggal Operasi : 05 Maret 2019
ANAMNESIS PENYAKIT (AUTOANAMNESIS)
(04 MARET 2019)

Keluhan utama Riwayat penyakit


nyeri di daerah pipi kanan terdahulu : Tidak
dijumpai
 Riwayat penyakit sekarang
Hal ini dialami os sejak kurang lebih 4 Riwayat Pemakaian
bulan yang lalu. Benjolan awalnya kecil Obat : Disangkal
lama kelamaan benjolan semakin
membesar. Benjolan di sertai rasa nyeri
dan tidak nyaman. Keluar darah dari Riwayat Penyait
benjolan di sangkal oleh os. keluarga : disangkal
PEMERIKSAAN FISIK

Airway: Clear
RR: 22x/ menit
Suara nafas: Vesikuler
Suara tambahan: -
JMH: 3 jari/ 5 cm
Malampati : Grade 1
B1 BM: 3 jari
Gerakan leher:Bebas
Gerakan dada: Simetris
Maxilo facial injury: -
Riwayat asma :-
Batuk/ sesak : -/-
Akral : Hangat

TD : 120/80 mmHg

HR : 89 x/ menit, reguler, desah (-)

B2 T/V : Cukup

T : 36,7°C

Conjungtiva: Pucat (-/-), Hiperemis(-/-), Ikterik (-/-)


Sensorium : Compos mentis
GCS : 15
Eye :4
Verbal :5

B3 Movement :6
Refleks cahaya:(+/+)
Pupil :Ø 3 mm,bulat,Isokor(+)
Refleks fisiologis :(+/+)
Refleks patologis :(-/-)
Urin :(+)
Volume:Cukup
B4 Warna :Kuning
Kateter:(-)

Abdomen :Soepel
Peristaltik :(+) Normal

B5 Mual/muntah :(-/-)
BAB/ Flatus : +/+
NGT :(-)
Fraktur :-

B6 Luka: -

Oedem:-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
27 – 02 -2019
Hb : 15,10 gr/dl
Ht : 46,20 %
DARAH Eritrosit : 5,69 juta/ul
RUTIN
Leukosit : 8.550/ul
Trombosit : 419.000/ul

SGOT (AST) : 22,00 mU/dl


KIMIA SGPT (ALT) : 22,00 mU/dl
KLINIK
Ureum : 19,00 mg/dl
Creatinin : 1,24mg/dl
Natrium : 140.10 mmol/dl
Kalium : 4,30mmol/dl
Elektrolit
Chlorida : 107,50mmol/dl

Kesan : Tidak dijumpai kelainan pada cor


Foto Thorax
dan pulmo
STATUS FISIK
ASA 1

DIAGNOSIS
Tumor Maksila Dextra

RENCANA TINDAKAN
Maksilektomi

RENCANA ANESTESI
GA – ETT (General Anestesi Endotraceal Tube)
PERSIAPAN OPERASI

Diruang Di
Sebelum Operasi perawatan RuangPersiapan
(04/03/2019) (12/02/2019)

PersiapanObat- PELAKSANAAN
Persiapan Alat
ObatanAnestesi ANESTESI
SEBELUM OPERASI
 Pasien di konsultasikan ke spesialis anestesi,
apakah pasien dalam kondisi fisik yang layak
untuk dilakukan tindakan operasi.

 Setelah mendapatkan persetujuan dari spesialis


anestesi, pasien di periksa 1 hari sebelum operasi
(kunjungan pre-operatif), hasil dari kunjungan
pre-operatif ini telah dijabarkan sebelumnya.
DI RUANG PERAWATAN
 Informed consent
 Surat persetujuan operasi

 Pasien dipuasakan sejak pukul 24.00 wib


tanggal 04 Maret 2019
 Pengosongan kandung kemih pada pagi
harinya pada pukul 07.00 WIB.
 Pembersihan wajah dan kuku pasien dari
kosmetik agar tidak mengganggu
pemeriksaan selama anastesi, misalnya bila
ada sianosis.
DI RUANG PERSIAPAN (05 MARET
2019)
 Identifikasi Pasien
 Memakai pakaian operasi yang telah disediakan di ruang
persiapan.
 Pemeriksaan fisik pasien di ruang persiapan: TD=120/80
mmHg, nadi=89x/menit, suhu=36,70C, RR=22x/menit
 Pendataan kembali identitas pasien di ruang operasi.
Anamnesa singkat kepada keluarga yang meliputi BB,
umur, riwayat penyakit, riwayat alergi, riwayat kebiasaan,
dan lainnya.
 Pasien masuk kamar operasi dan dibaringkan di meja
operasi kemudian dilakukan pemasangan EKG, manset,
infus, dan oksimeter.
 Pemeriksaan tanda-tanda vital.
PERSIAPAN ALAT

 Laringoskop  Sarung tangan


 Stetoskop  Face mask
 ETT no. 7, no. 6,5, no. 7,5  Pack
 Nasopharyngeal airway  Forcep Magill
 Plester  Mesin anestesi
 Mandrin  EKG monitor
 Suction  Sfigmomanometer digital
 Ambu bag  Oksimeter/saturasi
 Spuit 20 cc  Infus set
 Gel lubricating
PERSIAPAN OBAT-OBATAN ANESTESI
1 Midazolam
Dosis : 0,01-0,05 mg/kgBB0,65- 3,25mg
Pemberian : 2,5 mg
Fentanyl
Dosis: 1–2,5 mg/kgBB65–162,5 µg
Pemberian : 100 µg
2 Induksi Propofol
Dosis : 2–2,5 mg/kgBB130-162,5mg
Pemberian : Inj. Propofol 150 mg/IV
3 Relaksan Atrakurium
Dosis : 0,5-0,6 mg/kgBB  32,5-39 mg
Pemberian : Inj. Atracurium 35 mg/IV
4 Maintenance (rumatan)

5 Analgetik selama op Inj.Ketorolac 30 mg/IV

6 Anti emetic selama op Ondansetron 4 mg/IV

7 Anti emetic post op Ondansetron 4 mg/12 jam /IV


8 Analgetik post op Ketorolac 30 mg/8 jam/IV

9 Obat emergency Sulfas Atropin dosis 0,03-0,04 1,95-2,6


PELAKSANAAN ANESTESI

09.40 • Pasien dari ruang tunggu masuk ke ruang operasi


• Pindahkan pasien ke meja operasi dengan posisi supinasi
• Memasang monitor EKG dan oksimeter pulse
• Mengukur tekanan darah, nadi, saturasi prainduksi (TD:
120/80 mmHg, Nadi : 90x/m, SPO2 : 100%)
• Pemberian obat analgetik injeksi fentanyl 100 mcg/IV, injeksi
midazolam 3 mg/IV (premedikasi).
• TD: 120/80 mmHg, Nadi : 90x/m, SPO2 : 100%.
09.45 • Induksi dengan injeksi propofol 150 mg/IV.

• Memastikan pasien sudah tidak sadar dengan cara


memeriksa refleks bulu mata, kemudian diberikan muscle
relaksan yaitu injeksi atrakurium 35 mg/IV.

• Dilakukan preoksigenasi dengan sungkup muka


menggunakan O2 sebanyak 4 liter/menit, kalau perlu nafas
dibantu dengan menekan balon nafas secara periodik ± 3
menit.

• Setelah relaksasi pasien diintubasi dengan ETT no.7,5 cuff


(+), pack (+), guedel (-), untuk memastikan ETT terpasang
dengan benar dengarkan suara nafas dengan stetoskop
bahwa paru kanan dan kiri sama dan dinding dada kanan
dan kiri bergerak simetris pada setiap inspirasi buatan.

• TD: 120/80 mmHg, Nadi : 90 x/m, SPO2 : 100%.


09.50 • Tutup mata kanan dan kiri pasien dengan plester.

• ETT dihubungkan dengan konektor ke sirkuit nafas alat


anestesi, kemudian N2O dibuka 2 liter/menit dan O2 4
liter/menit kemudian isofluran dibuka 1%.

• Nafas pasien dikendalikandengan respirator. Inspirasi 400 ml


dengan frekuensi 14 kali per menit. (Bila menggunakan
respirator setiap inspirasi (volume tidal) diusahakan kurang
lebih 6-8 ml/kg BB dengan frekuensi 12-20x/menit).

• Perhatikan apakah gerakan nafas pasien simetris antara yang


kanan dan kiri.

• 120/80 mmHg, Nadi : 90 x/m, SPO2 : 100%.


09.55 Operasi dimulai
TD : 120/ 80mmHg, nadi : 75x/menit SPO2 : 99%

10.10 TD : 120/ 80mmHg, nadi : 75x/menit SPO2 : 99%

10.25 TD : 130/80 mmHg, nadi : 90x/menit SPO2 : 99%

10.40 TD : 130/80 mmHg, nadi : 75x/menit SPO2 : 99%

10.55 TD : 110/80mmHg, nadi : 100x/menit SPO2 : 99%

11.10 TD : 135/80mmHg, nadi : 100x/menit SPO2 : 99%

11.25 TD : 135/80mmHg, nadi : 100x/menit SPO2 : 99%


MONITORING PERDARAHAN


 Kassa basah : 7 x 10 cc = 70 cc
 Kassa ½ basah :-
 Suction : 10 cc
 Total : 80 cc
 Urine output : Tidak terpasang kateter

Defisit cairan puasa selama 6  Maintanance cairan : (4:2:1)


jam: cc/kgBB/jam → BB= 65kg
= 2 x BB x lama puasa =(4 x 10kg) + (2 x 10kg) + (1 x45kg)
= 2x 65 x 6 = 105 cc/jam
= 780 cc
11.40 * TD : 130/80 mmHg, nadi : 75x/menit SPO2 : 99%
* Operasi selesai
* Pemberian obat anastesi dihentikan, pemberian
O2 dipertahankan
* TD 130/80 mmHg, Nadi 100x/menit, SPO299%,
ETT dan guedel dicabut setelah pasien dapat
dibangunkan. Lendir dikeluarkan dengan suction
lalu pasien diberi oksigen murni selama 5 menit.
Setelah semua peralatan dilepaskan (EKG,
manset tensimeter, oksimeter) pasien dibawa ke
ruang Recovery Room.
 IWL selama cairan selama operasi : 3 cc/kgBB/jam x 65 kg
= 195 cc/jam

 Selanjutnya diberikan cairan pemeliharaan/jam ditambah


cairan koreksi akibat translokasi luka operasi dan koreksi akibat
perdarahan (lama operasi: 2 jam).
(105 cc/jam x 2)+ (195 cc/jam x 2) + 80 cc/jam = 680 cc

 Keterangan Tambahan
EBV : 70 x 65 kg = 4550 cc
EBL : 10% = 455 cc
20% = 910 cc
30% = 1.365 cc
POST OPERASI
 Di Ruang Pemulihan
Setelah operasi selesai pukul 11.40, sekitar pukul 11.45 pasien dibawa ke
recovery room, lalu diberikan oksigen via nasal canul sebesar 2 liter/menit,
kemudian dilakukan penilaian terhadap tingkat kesadaran, pada pasien
kesadarannya adalah compos mentis. Dilakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital ditemukan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi 20
x/menit dan saturasi O2 100%.

 Instruksi Pasca Bedah :


Bed rest
O2 2 l/i via nasal kanul
IVFD RL 30 gtt/i
Injeksi Ketorolac 30 mg/8 jam/IV
Injeksi Ondansentron 4 mg/12 jam/IV
Injeksi Ceftriaxone 1 mg/12 jam/IV
Injeksi Dexametasone 5 mg/8 jam/IV
Pantau vital sign per 15 menit selama 2 jam
PEMBAHASAN TEORI
TEORI KASUS
Indikasi Anestesi Umum Pasien Laki-laki umur 22 tahun,
dengan diagnosis Tumor Maksila
1. Pada bayi dan dan anak usia muda akan direncanakan tindakan
2. Pada orang dewasa yang memilih anestesi Maksillektomi yang dilakukan pada
umum wajah dan mulut sehingga akan
3. Pasien gelisah, tidak kooperatif,
tidak memuaskan atau tidak
disorientasi dengan gangguan jiwa
4. Pembedahannya luas atau ekstensif
praktis.
5. Posisi pembedahan seperti miring,
tengkurap, duduk atau litotomi
6. Penderita sakit mental
7. Pembedahan yang berlangsung lama
8. Pembedahan dimana anestesi lokal tidak
praktis atau tidak memuaskan
9. Riwayat penderita toksik atau alergi obat
anestesi local
10. Penderita dengan pengobatan
antikoagulantia
Komplikasi Anestesi Pada pasien ini tidak dijumpai
komplikasi dari tindakan
1. Kerusakan fisik (pembuluh
anestesi umum.
darah, intubasi)

2. Pernapasan

3. Kardiovaskuler

4. Hati

5. Suhu tubuh
Klasifikasi yang digunakan untuk menilai Pasien ini digolongkan
kebugaran fisik seseorang berasal dari The
American Society of Anesthesiologists dalam ASA I.
(ASA). Klasifikasi sebagai berikut :

ASA 1 : pasien tidak memiliki kelainan


organik maupun sistemik
selainpenyakit yang akan dioperasi
ASA 2 : pasien yang memiliki kelainan
sistemik ringan sampai dengan
sedangselain penyakit yang akan di
operasi.
ASA 3 : pasien memiliki kelainan sistemik
yang berat selain penyakit yang
akan di operasi, tetapi belum
mengancam jiwa.
ASA4 : pasien memiliki kelainan sistemik berat yang mengancam
jiwa selain penyakit yang akan di operasi.

ASA 5 : pasien dalam kondisi yang sangat jelek dimana tindakan


anestesimungkin saja dapat menyelamatkan tapi resiko
kematian tetap jauh lebih besar. Misalnya operasi pada pasien
koma berat

ASA 6 : pasien yang telah dinyatakan telah mati batang otaknya yang
mana organnya akan diangkat untuk kemudian diberikan
sebagai organ donor bagiyang membutuhkan Pada bedah cito
atau emergency biasanya dicantumkan huruf E.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai

  • Sip Bidan
    Sip Bidan
    Dokumen2 halaman
    Sip Bidan
    Amatul Shafi Alfi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen9 halaman
    Bab Iii
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Anak Berkebutuhan Khusus
    Anak Berkebutuhan Khusus
    Dokumen14 halaman
    Anak Berkebutuhan Khusus
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Ceramah Paru Word
    Ceramah Paru Word
    Dokumen31 halaman
    Ceramah Paru Word
    Gilang
    Belum ada peringkat
  • Ukm F7
    Ukm F7
    Dokumen1 halaman
    Ukm F7
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktek Kerja Lapangan
    Laporan Praktek Kerja Lapangan
    Dokumen36 halaman
    Laporan Praktek Kerja Lapangan
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Anak Berkebutuhan Khusus
    Anak Berkebutuhan Khusus
    Dokumen14 halaman
    Anak Berkebutuhan Khusus
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • CHF
    CHF
    Dokumen19 halaman
    CHF
    elli reski ananda
    Belum ada peringkat
  • Lapkas PB
    Lapkas PB
    Dokumen28 halaman
    Lapkas PB
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • LAPKAS Asma
    LAPKAS Asma
    Dokumen38 halaman
    LAPKAS Asma
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen38 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Pneumonia
    Lapkas Pneumonia
    Dokumen12 halaman
    Lapkas Pneumonia
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Krisis Hipertensi
    Krisis Hipertensi
    Dokumen16 halaman
    Krisis Hipertensi
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Kehamilan Dengan Hiv
    Kehamilan Dengan Hiv
    Dokumen22 halaman
    Kehamilan Dengan Hiv
    Gita Kurniasari
    Belum ada peringkat
  • MR
    MR
    Dokumen37 halaman
    MR
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Krisis Hipertensi
    Krisis Hipertensi
    Dokumen16 halaman
    Krisis Hipertensi
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Paper Anestesi Done
    Paper Anestesi Done
    Dokumen43 halaman
    Paper Anestesi Done
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Alo, Mi
    Alo, Mi
    Dokumen35 halaman
    Alo, Mi
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Refarat Krisis HT
    Refarat Krisis HT
    Dokumen26 halaman
    Refarat Krisis HT
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Hirschprung
    Lapkas Hirschprung
    Dokumen52 halaman
    Lapkas Hirschprung
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Hiv Dalam Kehamilan
    Hiv Dalam Kehamilan
    Dokumen13 halaman
    Hiv Dalam Kehamilan
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Jaga Anestesi 5 Agustus
    Jadwal Jaga Anestesi 5 Agustus
    Dokumen7 halaman
    Jadwal Jaga Anestesi 5 Agustus
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Hep B
    Hep B
    Dokumen42 halaman
    Hep B
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Paper THT
    Paper THT
    Dokumen3 halaman
    Paper THT
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Congek
    Congek
    Dokumen7 halaman
    Congek
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Lapkas PB
    Lapkas PB
    Dokumen28 halaman
    Lapkas PB
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat
  • Paper THT
    Paper THT
    Dokumen3 halaman
    Paper THT
    Rusmiyati
    Belum ada peringkat