HHD
Oleh :
dr. Renny Fadila Fitri Hapsari
Pembimbing :
dr. Irwin Prijatna K, Sp.PD
1
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. T
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 59th
Alamat : Cangkir - Driyorejo
Status: Menikah
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No.RM : 363576
Tanggal MRS: 30 - 6 - 2019
Tanggal KRS : 3 - 7 - 2019
2
ANAMNESA
• Keluhan utama : Sulit tidur
• Pasien datang bersama cucunya dengan keluhan sulit tidur sejak 1 hari yang lalu. Sejak 2 hari yang lalu pasien
mengeluh Sakit kepala dirasakan hilang timbul, sakit kepala biasanya dirasakan setelah beraktifitas. Sakit
kepala timbul tidak menentu, dan terkadang kepala terasa berat lehernya juga terasa tegang dan kaku.
• Sejak 1 hari yang lalu pasien sulit untuk tidur. Pasien mengaku tidur + 1 jam karena sakit kepala yang
dirasakan.
• Makan dan minum seperti biasa. Pusing berputar (-), demam (-), pandangan kabur (-), muntah (-), nyeri dada
(-), sesak nafas (-), BAK normal, berwarna kuning muda, BAB normal.
3
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Riwayat hipertensi tidak terkontrol
• Riwayat diabetes melitus disangkal.
• Riwayat stroke disangkal.
• Riwayat keluarga hipertensi ada.
4
RIWAYAT PENYAKIT DALAM KELUARGA
Tidak ada keluarga, tetangga dan orang sekitar yang mengalami
penyakit serupa
5
RIWAYAT SOSIAL
Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga
Status Perkawinan : menikah
Jumlah anak/saudara : 1 orang anak
Status ekonomi keluarga : cukup
6
RIWAYAT SOSIAL
• Kondisi Rumah dan keseharian pasien :
– pasien tinggal di Rumah berlantai keramik dan beratap
seng. Memiliki 1 ruang tamu yang menyatu dengan ruang
keluarga, 1 kamar tidur, dan 1 dapur dan 1 kamar mandi.
Sumber air dari PDAM. Kamar mandi menggunakan wc
jongkok. Kondisi rumah lembab dan kurang pencahayaan
karena ventilasi yang kurang disebabkan rumah
berdekatan dengan rumah yang lain
7
RIWAYAT SOSIAL
• Kondisi Lingkungan Keluarga :
– Suami dan anaknya telah meninggal. Kini ia tinggal
bersama cucu dari adiknya. Keluarganya sangat harmonis.
Tidak ada masalah dalam hubungan satu sama lain.
8
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum
– Keadaan umum : lemah
– Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
– Suhu : 36,8°C
– Tekanan darah : 210/100 mmHg
– Nadi : 83 x/menit
• Pernafasan
– Frekuensi : 18 x/menit
– Irama : reguler
– Tipe : thorakoabdominal
9
STATUS INTERNA
Mata : Anemia -/-, ikterus -/-, Reflek Pupil +/+ isokor
THT : Mukosa bibir (basah), Stomatitis , angularis (-)
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-), kelenjar tiroid: tidak teraba, JVP PR +2
Thorax
Pulmo
inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis
palpasi : FV N/N
perkusi : sonor sonor
sonor sonor
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
COR
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat , spider nevi (-),
Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS 5 MCL S
Perkusi : batas atas PSL ICS 2 kiri; kiri MCL ICS 5 kiri; kanan SL ICS 5 kanan
Auskultasi : S1S2 tunggal reguler, murmur (-)
10
STATUS INTERNA
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-), caput medusa (-) vena colateral (-)
Auskultasi : BU (+) normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : NTE (+), defans muskuler (-), hepar teraba 3 cm bac dan 2 cm
bpx ,konsistensi kenyal permukaan rata dan tepi tajam. Lien tidak teraba.
Ekstremitas : edema (-) pada 4 sisi, akral hangat (+) pada 4 sisi
11
PEMERIKSAAN LABORATORIUM 30/6/2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 13.9 g/dl 12.0 – 16.0
Hematokrit 40.0 % 35 – 47
Leukosit 11.86 Ribu/ul 3.8 – 10.6
Trombosit 233 Ribu/ul 150 – 440
Eritrosit 4.60 Juta/ul 3.6 – 5.8
PDW 15.9 fL 9 – 13
RDW-SD 49.2 fL
MPV 9.6 fL
PCT 0.2 %
MCV 87.0 fL 80 – 100
MCH 30.2 Pg 26 – 34
MCHC 34.8 % 32- 36
Limfosit 5.2 % 30 – 45
Monosit 2.6 % 2 -8
Gran % 92.2 %
12
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Ureum 28 mg/dL 10 – 50
Kreatinin 0.84 mg/dL 0.7 -1.13
Gula darah sewaktu 236 mg/dL 70 – 200
13
FOTO THORAX
Posisi Posterior-Anterior.
Trakea berada ditengah
Inspirasi cukup: >5 costae.
Sudut costofrenicus: kanan kiri
tajam,
dan diafragma normal
Corakan bronkovaskular
meningkat
CTR: 67,8% Kardiomegali (LVH)
Aortic bulging dengan LVH HHD
14
DIAGNOSA
• HHD + DM + cephalgia
15
DIAGNOSA BANDING
• Tension Headache
• Gagal Ginjal Akut
• Peningkatan Tekanan Intraserebral
16
PENATALAKSANAAN
• Diet TKTP RG
• Infus PZ 7tpm/menit
• Omeprazole 1x1 iv
• Ondancetron 4mg 3x1 iv
• Furosemid 2x1 iv
• Antasida syr 3x1 sendok makan
• Amlodipin 10mg 1x1
• CPG 1x1
17
FOLLOW UP
1/7/2019 2/7/2019
S : lemas S : Panas
O : GCS 456, KU : lemah
TD : 180/90, HR : 92, RR : 18, tax : 36 O : GCS 456, KU : lemah
A : HHD + DM + cephalgia TD : 190/100, HR : 88,RR : 18, tax : 38,8
P : dr. Sp.PD
GDA : 106 mg/dL, TG : 119mg/dL
- lantus 0 – 0 – 12
- Isoprenosin 1x1 po A : HHD + DM + cephalgia
- Terapi tetap yang lain P : dr.Sp.PD
- Rencana cek GDA, TG
dr. SpJP
- NB drip
- furosemid 40mg 1x1 - Terapi lain tetap
- Candesartan 160mg 1x1
- Amlodipin 10mg 1x1
- Concor 0,5 1x1
18
FOLLOW UP
3/7/2019 PULANG
S : tidak ada keluhan dr. SpJP
O : GCS 456, KU : lemah Obat pulang :
TD : 150/90, HR : 88, RR : 20, tax : 36 - Furosemid 40mg 1x1
A : HHD + DM + cephalgia - Candesartan 160mg 1x1
P : dr. Sp.PD - Amlodipin 10mg 1x1
pro KRS - Bisoprolol 5mg 1x1
- lantus 0 – 0 - 12
- novomix 1 – 0 – 0
- antasida 3x1
19
PROGNOSIS
Dubia ad bonam
20
PEMBAHASAN
JNC VII
Hipertensi di definisikan sebagai peningkatan tekanan darah
sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90
mmHg
21
ETIOLOGI
22
ETIOLOGI
HIPERTENSI SEKUNDER
23
EPIDEMIOLOGIS
Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia lanjut,
maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar akan bertambah, dimana baik
hipertensi sistolik maupun kombinasi hipertensi sistolik dan diastolik sering timbul pada lebih
dari separuh orang yang berusia >65 tahun.
Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES) menunjukan
bahwa tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 9-31%, yang
berarti terdapat 58-65 juta orang hipertensi di Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari
data NHANES III tahun 1988-1991. Hipertensi esensial sendiri merupakan 95% dari seluruh
kasus hipertensi.
24
GEJALA KLINIS
26
KLASIFIKASI HIPERTENSI
JNC VII
27
KLASIFIKASI HIPERTENSI
Klasifikasi Tekanan Darah World Health Organization (WHO) dan
International Society Of Hypertension Working Group (ISHWG)
28
FISIOLOGI PENGATURAN TEKANAN DARAH
29
PATOFISIOLOGI
30
PATOFISIOLOGIS
(HIPERTENSI PRIMER)
Hipertensi Primer :
Beberapa teori patogenesis hipertensi primer meliputi :
• Inhibisi hormonal pada transport Na dan K melewati dinding sel pada ginjal dan pembuluh darah
31
PATOFISIOLOGIS
(HIPERTENSI PRIMER)
Sebab – sebab yang mendasari hipertensi esensial masih belum
diketahui. Namun sebagian besar disebabkan oleh resistensi yang semakin
tinggi (kekakuan atau kekurangan elastisitas) pada arteri – arteri yang kecil
yang paling jauh dari jantung (arteri periferal atau arterioles), hal ini
seringkali berkaitan dengan faktor-faktor genetik, obesitas, kurang
olahraga, asupan garam berlebih, bertambahnya usia, dll.
32
PATOFISIOLOGIS
(HIPERTENSI SEKUNDER)
Hipertensi sekunder disebabkan oleh suatu proses penyakit sistemik
yang meningkatkan tahanan pembuluh darah perifer atau cardiac
output, contohnya adalah renal vaskular atau parenchymal disease,
adrenocortical tumor, feokromositoma dan obat-obatan
Bila penyebabnya diketahui dan dapat disembuhkan sebelum
terjadi perubahan struktural yang menetap, tekanan darah dapat
kembali normal.
33
KERUSAKAN TARGET ORGAN
34
DIAGNOSIS
ANAMNESA PEMERIKSAAN FISIK
• Ukur tekanan darah :
• Durasi dan derajat TD
• Pengukuran rutin
• Indikasi HT grade 2 • Pengukuran 24 jam
• Pengukuran sendiri o/ pasien
• Faktor risiko (riw. HT/CVS pd pasien/keluarga, • Evaluasi komplikasi target
DM, rokok, hiperlipid, pola makan, obesitas, < kegagalan organ + HT
sekunder
olahraga) • Dx HT = Ukur TD min. 2x jarak
1 minggu bila TD < 160 / 100
• Kerusakan Target organ :
mmHg
Otak & mata
Jantung 35
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Profil lipid
Fungsi ginjal
EKG
Echocardiography : Melihat kerusakan target organ LVH
Plasma Renin Activity (PRA), Aldosteron, Katekolamin urin
USG pembuluh darah besar (Karotis dan femoral)
USG ginjal (dugaan kelainan ginjal)
Px. Neurologis : Ketahui kerusakan pada otak
Funduskopi : Ketahui kerusakan pada mata
Mikroalbuminuria atau rasio albumin/kreatinin urin
Foto thoraks : Kardiomegali
36
TATALAKSANA
37
NON FARMAKOTERAPI
38
NON FARMAKOTERAPI
39
JENIS OBAT ANTI HIPERTENSI
40
PEMILIHAN OBAT ANTI HIPERTENSI
41
PENGGUNAAN OBAT ANTI HIPERTENSI
42
43
44
45
46
47
48
Terapi pilihan berdasarkan Compelling indikasi
49
EVALUASI PASIEN
50
KOMPLIKASI
Otak : Stroke
51
PROGNOSIS
Hipertensi dapat dikendalikan dengan baik dengan pengobatan yang tepat.
Terapi dengan kombinasi perubahan gaya hidup dan obat-obatan
antihipertensi biasanya dapat menjaga tekanan darah pada tingkat yang tidak
akan menyebabkan kerusakan pada jantung atau organ lain. Kunci untuk
menghindari komplikasi serius dari hipertensi adalah mendeteksi dan
mengobati sebelum kerusakan terjadi
52
RUJUKAN
Rujukan ke dokter spesialis / subspesialis dilakukan pada kondisi :
1. Dalam 6 bulan target pengobatan tidak tercapai
2. Didapatkan HT disertai DM atau penyakit ginjal
53
ANALISIS KASUS
• Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik ditegakkan diagnosis pasien
mengalami hipertensi grade II berdasarkan klasifikasi JNC VII
54
• Hubungan diagnosis dengan aspek psikologis di keluarga
– Suami dan anak Ny. S sudah lama meninggal. Sekarang Ny. T tinggal
bersama cucu dari adik kandungnya. Keharmonisan dalam keluarga
baik. Tidak ada masalah dalam hubungan satu sama lainnya.
– Tidak terdapat hubungan psikologis di keluarga dengan penyakit
hipertensi yang diderita Ny. T
55
• Hubungan kausal antara beberapa masalah dengan diagnosis
Penyebab hipertensi terbagi 2 yaitu hipertensi esensial dan hipertensi
sekunder. Pada pasien ini penyebab hipertensi tidak diketahui atau sering
disebut hipertensi esensial. Dimana hipertensi ini dialami sekitar 90%
kasus...
56
Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau etiologi penyakit :
Adapun faktor yang menimbulkan penyakit hipertensi pada
pasien ini terdiri dari 2 faktor yakni faktor yang dapat
dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Dimana
faktor yang tidak dapat dimodifikasi adalah faktor umur,
sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi adalah gaya hidup yang
kurang sehat. Seperti tidak mengatur pola makan dengan benar
serta kurangnya berolahraga.
57
Analisis untuk menghindari faktor memperberat dan penularan penyakit :
Untuk menghindari faktor yang memperberat yaitu dengan
memodifikasi gaya hidup yang sehat seperti mengatur pola makan
dengan benar, hindari makan yang mengandung kolesterol seperti
makanan bersantan, hindari stres, olah raga yang teratur. Selain itu
pasien juga kontrol teratur, periksa tekanan darah secara rutin serta
mengkonsumsi obat yang teratur.
58
RENCANA EDUKASI PENYAKIT KEPADA PASIEN DAN KEPADA KELUARGA
– Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini tidak diketahui penyebabnya.
– Namum ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya:
59
ANJURAN-ANJURAN PROMOSI KESEHATAN PENTING YANG DAPAT MEMBERI
SEMANGAT/MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN PADA PASIEN :
Pasien diberi nasehat bahwa hipertensi itu merupakan penyakit yang
berbahaya bila dibiarkan. Hipertensi bila dibiarkan dapat menyebabkan
pembuluh darah menjadi kaku dan bisa tersumbat bahkan bisa pecah
sehingga dapat menyebabkan komplikasi seperti stroke bahkan kematian.
60
TERIMA KASIH
61