Anda di halaman 1dari 12

PERMENKES RI NO.

399/MENKES/PER/V/1989
TENTANG : PEKERJAAN TUKANG
GIGI

Menimbang :
1. Upaya pengobatan tidak membahayakan
kesehatan masyarakat.
2. Tukang gigi perlu diawasi dan ditertibkan
agar tidak merugikan masyarakat.
3. Izin pekerjaan tukang gigi secara bertahap
akan dihapuskan

4. PERMENKES RI No. 53/DPK/I/K/1969


sudah tidak sesuai dan perlu diganti.

5. Maka perlu diatur tentang pekerjaan tukang


gigi yang ditetapkan dalam PERMENKES
RI.
Menetapkan :
PERMENKES RI TENTANG PEKERJAAN TUKANG
GIGI
BAB I
a. Tukang gigi : mereka yang melakukan
pekerjaan di bidang penyembuhan dan
pemulihan kesehatan gigi dan tidak
mempunyai pendidikan berdasarkan ilmu
pengetahuan kedokteran gigi serta telah
mempunyai izin menkes untuk melakukan
pekerjaannya.
BAB II
Pasal 1
1. Tukang gigi yang telah memiliki izin
berdasarkan PERMENKES No.
53/DPK/I/K/1969, wajib mendaftarkan diri
kembali ke Ka. Dep Kes Kab./Kotamadya
setempat.
2. Pendaftaran merupakan salah satu
persyaratan dalam rangka pertimbangan
pembaharuan izin.
Pasal 3

1. Pembaharuan izin sebagaimana dimaksud


pasal 2 dikeluarkan oleh Ka DepKes
Kab/Kotamadya setempat.
2. Izin tukang gigi berlaku untuk jangka waktu 3
tahun, dan dapat diperpanjang kembali.
Pasal 4

Pembaharuan izin, dapat diberikan apabila :


1. Telah mendaftarkan kembali izin yang
dimilikinya.
2. Belum melewati usia 65 tahun, dan masih
mampu melakukan pekerjaannya yang
dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
3. Tidak sedang menjalani hukuman
administratif dan pidana
4. Memenuhi persyaratan pasal 5
Pasal 5
Tukang gigi dalam pekerjaannya harus :
1. Mempunyai ruang kerja dengan syarat :
a. Lantai, dinding, langit-langit, jendela pintu
yang bersih serta ventilasi.
b. Mebel air yang bersih dan rapi
c. Ada wastafel, sabun handuk bersih dan air
buangan yang lancar, serta tempat sampah
yeng tertutup.
d. Perlengkapan pemeriksaan steril
2. Mempunyai lab teknik gigi yang memadai.
Pasal 7

1. Tukang gigi dalam melakukan pekerjaannya


diberi kewenangan dalam hal :
a. Membuat GTL dari akrilik, sebagian atau
penuh.
b. Memasang GTL
2. Tukang gigi dalam pemasangan GTL, tidak
menutupi sisa akar gigi.
BAB IV
RUJUKAN

Pasal 8
Apabila tukang gigi dalam melakukan
pekerjaannya menemui kasus di luar batas
kemampuannya harus merujuk ke sarana
kesehatan terdekat.
BAB V : LARANGAN

Pasal 9
Tukang gigi dilarang :
1. Melakukan penambalan gigi
2. Melakukan pembuatan dan pemasangan
GTC/mahkota/tumpatan tuang dan
sejenisnya.
3. Menggunakan obat-obatan yang berhubungan
dengan bahan tambalan gigi baik sementara
atau tetap.
4. Melakukan pencabutan gigi, baik dengan
suntikan maupun tidak.

5. Melakukan tindakan secara medik termasuk


pemberian obat-obatan.

6. Mewakilkan pekerjaannya kepada siapapun


juga.
BAB VII : KETENTUAN PIDANA

Pasal 11
1. Pelanggaran terhadap ketentuan dalam
PERMEN dapat dikenakan tindakan
administratif berupa teguran lisan sampai
dengan pencabutan izin.
2. Selain tindakan administratif kepada yang
bersangkutan dapat juga dikenakan hukuman
pidana sesuai dengan ketentuan hukum
pidana yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai