MAKALAH PERUBAHAN
PSIKOLOGIS FISIK PADA LANSIA
Oleh
Kelompok 2
Pengertian lansia
Demensia
Davison, Neale, dan Kring (2014:742) mengemukakan bahwa dimensia
merupakan istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan kemunduran
intelektual hingga ketitik melemahkan fungsi sosial dan pekerjaan. Liftiah
(2009:218) mengemukakan bahwa demensia merupakan gangguan
kognitif, meliputi berkurangnya ingatan secara bertahap, ketidakmampuan
mempelajari informasi baru, kemampuan berkomunikasi.
Penyebab demensia
Sunberk, Winebarge, dan Taplin (2007:304) mengemukakan bahwa
dimensia disebabkan oleh perubahan pada otak yang tidak dapat
dipulihkan meliputi penyakit dan kematian jaringan otak. Papalia dan
Feldman (2014:242) mengemukakan bahwa dimensia timbul disebabkan
oleh penyebab fisiologis. Penyebab fisiologis utama dimensia yaitu
penyakit alzheimer dan parkinson.
Gejala dimensia
Davison, Neale, dan Kring (2014:743) mengemukakan
bahwa simtom utama penyakit demenisa yaitu kesulitan
dalam mengingat banyak hal dan peristiwa baru. Dimensia
mengakibatkan penderitanya mengalami kesulitan dalam
memahami pemikiran abstrak, dan gangguan emosi
menjadi hal umum, termasuk simtom depresi, afek datar,
dan ledakan emosional secara berkala.
Alzheimer
Davison, Neale, dan Kring (2014:743) mengemukakan bahwa alzheimer
istilah untuk rusaknya jaringan otak yang tidak dapat diperbaiki. Sunberk,
Winebarge, dan Taplin (2007:304) mengemukakan bahwa penyakit
alzheimer disebabkan oleh perubahan besar pada otak yaitu pembentukan
daerah yang mengeras pada bagian otak. Plak merupakan bagian yang
mengeras pada otak. Letak dari plak mempengaruhi gejala yang muncul.
Gejala alzheimez
Papalia dan Feldman (2014:243) mengemukakan bahwa gejala klasik dari
alzheimer berupa kerusakan memori, kemunduran bahasa, kekurangan
dalam pemrosesan visual dan ruangan. Salah satu gejala yang paling jelas
adalah ketidakmampuan mengingat kejadian baru atau memproses
informasi baru. Gejala lain yang cenderung muncul diawal penyakit yaitu
gangguan kepribadian secara cepat menjadi kaku, apatis, egosentris, dan
kontrol emosi yang terganggu
Penyebab alzheimer
Papalia dan Feldman (2014:244) mengemukakan bahwa penyebab utama
perkembangan penyakit alzheimer yaitu kekusustan neurofibriler (massa
neuron mati yang terpelintir) dan sejumlah lilin plak amiloid (jaringan yang
tidak berfungsi).
Gangguan anxitas
Davidson dan Neale (Liftiah, 2009:63) mengemukakan bahwa
anxietas juga dapat diartikan sebagai kondisi mood yang
negatif yang ditandai dengan simtom simptom tubuh,
ketegangan fisik, dan keakutan terhadap kejadian yang akan
datang.
Penyebab anxietas
Anxietas pada individu berusia lansia merupakan kecemasan
yang umumnya khawatir pada munculnya berbagai macam
penyakit dan mengalami kelemahan fisik dan khawatir tidak
mampu berperan penting sehingga akan tersingkir dari
kehidupan sosial
Parkinson
Santrock (2012:197) mengemukakan bahwa parkinson
merupakan penyakit kronis dan progresif yang ditandai
oleh gemetar pada otot, gerakan yang melambat,
kelumpuhan sebagian wajah. Papalia dan Feldman
(2014:242) mengemukakan parkinson merupakan
penyakit yang melibatkan degenerasi neurologis yang
progresif, ditandai dengan tremor, kekakuan, pergerakan
lambat dan postur tubuh yang tidak stabil.
Delirium
Davison, Neale, dan Kring (2014:752) mengemukakan
bahwa delirium merupakan penggambaran untuk kondisi
kaburnya kesadarana. Individu yang menderita delirium
kadang secara mendadak mengalami kesulitan untuk
berkonsentrasi dan memusatkan perhatian serta tidak
mampu mempertahankan alur pemikiran yang teratur dan
terarah
Hipokonriasis
Siegler dan Costa (Davison, Neale, dan Kring, 2014:774)
mengemukakan bahwa secara luas hipokondriasis sangat
umum terjadi dalam populasi lansia. Lansia dapat
mengalami berbagai macam masalah fisik, diantaranya
sakit pada kaki dan punggung, pencernaan yang buruk,
sembelit, sesak napas dan keinginan yang amat
sangat.secara kelompok para lansia cenderung kurang
melaporkan simpom somatik yang ia derita, sekali lagi
mungkin karena permasalahan kekhawatiran.
Gangguan tidur
Davison, Neale, dan Kring (2014:774) mengemukakan bahwa
insomnia merupakan gangguan yang umum terjadi pada lansia.
Miles dan Dement (Davison, Neale, dan Kring, 2014:774)
mengemukakan bahwa masalah tidur yang paling sering
dialami oleh lansia adaah sering terjaga pada malam hari, sering
terbangun pada dini hari, sulit untuk tidur, dan rasa lelah yang
amat sangat di siang hari. Waktu tidur lansia agak singkat dan
sering terputus secara spontan. Selain itu lansia membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk dapat tertidur setelah mereka
terbangun.
Periode Menopause/ Klimakterium
Dan Tanda-Tandanya