Anda di halaman 1dari 34

AIDS

Pengertian

 Acquired Immune Deficiency syndrome (AIDS)


mrpkan kumpulan gejala peny yg disebabkan
oleh Human Immunodeficiency Virus ( HIV ).
 Virus HIV ditemukan dlm cairan tubuh →
darah, cairan sperma, cairan vagina, air susu
ibu.
 Virus tersebut merusak system kekebalan
tubuh → turunnya / hilangnya daya tahan
tubuh → mudah terjangkit penyakit infeksi.
HIV DI INDONESIA

 Kasus pertama HIV/AIDS ditemukan pada


tahun 1987 di Bali.
 meningkat setelah tahun 1995.
 Hal ini dapat dilihat dari hasil penapisan
darah donor yang positif HIV me↗ dari
 3 per 100.000 kantong pada 1994
 4 per 100.000 pada tahun 1998
 16 per 100.000 kantong pada tahun 2000.
 Pe↗ 5 kali lebih tinggi dalam waktu 6 tahun.
4 GELOMBANG PENDERITA
4

1.Penjaja seks
2.Pelanggan seks
3.Ibu Rumah Tangga
4.Anak
Sulut

 Sulut pe↗ terjadi, dimana pada tahun 2002


diketahui hanya 3 penderita saja.
 setelah dilakukan pengjangkauan angka ini
melonjak tajam menjadi 429 sampai bulan
September 2007.
 Dari jumlah tersebut 70 % ( 304,6 )
merupakan usia produktif ( profil Dinas
Kesehatan,2007 ).
Patofisiologi

 HIV tergolong retrovirus, virus tersebut


→materi genetiknya asam Ribonukleat
(RNA) yg dibungkus pelindung p24 ( protein )
 Deoxiribonukleat /DNA ( genetic pada
manusia ).
 HIV mempunyai kemampuan mengubah
materi genetic dari RNA menjadi DNA dengan
menggunakan enzyme reverse transcriptase
sehingga tidak terdeteksi oleh system imun
Lanjutan..

 System imun mencakup monosit, makrofag dan


limfositT4 helper . Limfosit T4 helper sering
disebut CD4+ bila berkaitan dengan infeksi HIV,
→ paling banyak diantara ketiga sel diatas
 Peran Limfosit T4 adalah mengenali antigen
asing, mengaktifkan limfosit B yang
memproduksi antibody dan mempertahankan
tubuh terhadap infeksi parasit.
 Kalau limfosit T4 terganggu, daya tahan tubuh
akan menurun→ infeksi oportunistik
Lanjutan….

 HIV menyerang dg melekat pd membran T4


helper , dg bantuan reverse transcriptase,
m’ubah materi genetic RNA mjd DNA.
 Kemudian DNA ini disatukan dengan T4 →
mjd infeksi yang permanen.
 Pada saat sel T4 yang terinfeksi diaktifkan,
t’jadi reflikasi & pembentukan tunas HIV dan
sel T4 dihancurkan.
Lanjutan….

 HIV yang baru dilepaskan kedalam plasma


darah & menginfeksi CD4 lainnya.
 Proses ini akan berjalan terus menerus dan
menyebar keberbagai system tubuh (
Samsuridjal Djauzi, 2004 )
PENULARAN

 Dalam tubuh manusia virus banyak terdapat


pada darah, cairan sperma ( bukan sperma ),
cairan Vagina dan ASI dari ibu yang
terinfeksi HIV.
 anal intercourse kaum homoseksual,→
m’akibatkan trauma pada mukosa rectum &
memungkinkan kontak darah.
 Hubungan Heteroseksual dengan penderita
HIV di dapat dari cairan sperma atau cairan
vagina.
Lanjutan Penularan…..

 Intravenous Drug User ( IDU ) → p’guna


Narkoba Suntik dg metode pemakaian satu
jarum suntik secara bersama yg
memungkinkan adanya kontak darah secara
langsung.
 Pemberian ASI dari ibu terinfeksi HIV kepada
bayinya dan tidak menutup kemungkinan
adanya infeksi in utero pada janin dari ibu
yang terinfeksi HIV
Pencegahan

 A ABSTINENCIA →tdk melakukan hub sexual


 B Be Faithfull → setia kepada pasangan
 C Condom → gunakan kondom
 D Drug → say no to drug
Perjalanan HIV mjd AIDs

 Infeksi Virus 2 – 3 minggu, → Window period


( priode jendela ). Hal ini dapat terjadi karena
jumlah CD4 masih tinggi dengan kata lain
kerusakan CD4 masih sangat kecil,
walaupun jumlah virus HIV dalam tubuh
klien ( viral load ) sudah tinggi. → hasil
pemeriksaan negative tetapi sudah dapat
menularkan kepada individu lain
Lanjutan…

 Syndrome retroviral akut 2-3 minggu


 HIV asimptomatis rata – rata 8 tahun ( utuk
negera – Negara berkembang lebih pendek ),
cepat atau lambatnya gejala timbul sangat
tgt pd nutrisi & kepatuhan klien dlm
m’konsumsi obat
Klasifikasi klinis
STD GAMBARAN KLINIS SKALA AKTIFITAS
I •Asimptomatik Asimptomatik,
•Limfadenopati generalisata aktifitas normal

II •Berat badan menurun < 10 % Simptomatik,


•Kelainan kulit dan mukosa yang aktifitas normal
ringan seperti , dermatitis
seboroik, prurigo, onikomikosis,
ulkus oral
•Herpes zoster dalam 5
tahunterakhir
•Infeksi saluran nafas bagian atas,
seperti sinusitis
LANJUTAN….

III •Berat badan menurun > 10% Pada umumnya


•Diare kronis yang berlangsung lemah, aktifitas
lebih dari satu bulan ditempat tidur
•Demam berkepanjangan lebih dari kurang dari 50 %
1 bulan
•Kandidiasis orofaringeal
•Oral hairy, leukoplakia
•TB paru dalam tahun terakhir
•Infeksi bakteri yang berat, seperti
pneumonia
IV
•Wasting syndrome Pada umumnya
•Pneumonia, pneumonitis sangat lemah,
•Toxoplasmosis otak aktifitas
•Diare lebih dari 1 bulan ditempat tidur
•Kriptokokosis extrapulmonal lebih dari 50%
•Renitis virus stomegalo
•Herpes simplex mukokutan
lebih dari 1 bulan
•Leucoencephalopati
multifocal progressif
•Encephalopati HIV
•Mikosis dessiminata
•Kandidiasis di esophagus,
trakea, bronchus dan paru
•Mikobacteriosis dessiminata
atipikal
•Septisemia salmonelosis non
tipoid
•Tuberculosis diluar paru
•Limfoma
•Sarcoma kapossi
•Encephalopati HIV
TATALAKSANA

Dibidang klinis beberapa permasalahan


mendasar penyakit ini sangat mempengaruhi
program pengobatan, masalah – masalah
tersebut adalah
 Perjalanan penyakit yang panjang dengan
system imunitas yang menurun secara
progresif
 Beberapa jenis infeksi oportunistik dapat
muncul secara bersamaan
 Belum ada vaksin yang efektif.
Masalah masalah

 Biaya pengobatan yang mahal serta


rendahanya dukungan dari fihak keluarga.
 Banyak dilaporkan adanya diagnosis yang
terlambat dan sangat sulit mewujudkan
kepatuhan klien mengikuti program
pengobatan
 Disisi lain banyak tenaga kesehatan yang
belum siap atau fasilitas yang tidak memadai
untuk menangani kasus.
Terapi antiretroviral

 Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (


NRTI ), yang bekerja menghambat proses
perubahan RNA menjadi DNA,
 Non- Nucleoside Reverse Transcriptase
Inhibitor ( NNRTI ): obat ini berbeda dengan
NRTI walaupun fungsinya sama, yaitu
menghambat proses perubahan RNA menjadi
DNA.
 Protease Inhibitor ( PI ) : obat ini menghambat
enzim protease yang memotong rantai panjang
asam amino menjadi protein yang lebih kecil,
INDIKASI ARV

 Pedoman WHO:
 Sudah ada gejala
 CD4 dibawah 200
 Penggunaan perorangan
 Viral Load > 55.000 kopi/mL
 CD4 < 350
Indikator peningkatan respons
adaptasi (PSIKOLOGIS)
Peningkatan Adaptasi Psikologis
(Respons Penerimaan)
1. Denial
2. Anger
PSIKOLOGIS 3. Bargaining
- Kubler – Ross 4. Depression
5. Acceptance
Komponen Perawatan komprehensif
berkesinambungan
1. VCT ( Voluntary Counseling and Testing ) atau
konseling dan Tes HIV sukarela, merupakan titik
awal pelayanan dan Perawatan komprehensif
berkesinambungan, merupakan tempat mereka
bertanya, belajar menerima status HIV
seseorang denganprivasi yang terjaga dalam
upaya melakukan pencegahan yang efektif

2. Tatalaksana klinis kasus infeksi simptomatik


dengan diagnosis dini yang memadai,
pengobatan yang rasional, pemulangan yang
terencana dan rujuka
LANJUTAN KOMPONEN…..

3. Asuhan keperawatan yang mampu memberikan


kenyamanan pasien, higienis, mampu
mengendalikan infeksi, memberikan perawatan
paliatif dan mengangani kasus terminal, melatih
dan mendidik keluarga tentang perawatan di
rumah, pencegahan penularan dan promosi
pemakaian kondom

4. Perawatan di rumah dan masyarakat termasuk


diantaranya melatihkeluarga dan relawan
tentang cara perawatan, pengobatan gejala
yang sering muncul serta perawatan paliatif
LANJUTAN KOMPONEN…..

5. Promosi gizi yang baik, dukungan psikologis dan


emosional, dukungan spiritual dan konseling

6. Membentuk kelompok dukungan di masyarakat


untuk member dukungan psikologis dan
emosional kepada ODHA dan pemdampingnya

7. Mengurangi dan menyingkirkan stigma,


membangun sikap positif masyarakat terhadap
ODHA dan keluarganya
LANJUTAN KOMPONEN…..

8. Dukungan social atau rujukan kepada pelayanan


social untuk mengatasi masalah tempat tinggal,
pekerjaan, bantuan hukum serta mencegah
terjadinya diskriminasi

9. Pendidikan dan latihan tentang tatalaksana dan


pencegahan HIV bagi para pemdamping ODHA

10. Membangun kerjasama antar penyelenggara


layanan, agar layanan terjangkau melalui system
rujukan yang saling mendukung
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risiko infeksi B/D immunosupresi


2. Gangguan integritas kulit B/D
immunosupresi
3. Pola nafas tidak efektif B/D akumulasi
sputum pada jalan nafas
4. Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh B/D pe↗ katabolisme,
anoreksia, kesulitan menelan
LANJUTAN DIAGNOSE…..

 Gangguan pola eliminasi B/D diare

 Tidak efektifnya koping individu dan keluarga


B/D diagnose, perubahan gaya hidup

 Deficit pengetahuan B/D sumber informasi


yang asing
WE NEED YOUR SUPPORT
K= KEMAUAN
U= UANG
W= WAKTU
A= ALAT –SARANA
T= TENAGA (KUALITAS &
KUANTITAS)
TERIMA KASIH . . . .

Anda mungkin juga menyukai