Anda di halaman 1dari 12

NUTRISI SEBAGAI TERAPI DIIT

LUKA BAKAR
DEFINISI LUKA BAKAR

Luka bakar adalah suatu trauma yang


disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia
dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan
jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah RSUD
Dr.Soetomo, 2001
PENYEBAB
 Panas atau suhu yang tinggi dari gas, cair dan
bahan padat
 Radiasi, peralatan X-ray dan terapi radiasi
untuk penderita kanker
 Sengatan listrik, arus listrik ataupun petir

 Bahan kimia, seperti fenol dan kresol (pelarut


organik), gas mustard dan fosfat
 Gesekan, gesekan kulit dengan permukaan keras
dan kasar
KLASIFIKASI LUKA BAKAR BERDASARKAN
KEDALAMANNYA

 Luka bakar derajat I


Superfisial hanya meliputi epidermis superfisial,
misalnya tersengat matahari.
Gejala : nyeri, kemerahan, tidak ada kerusakan sel
atau saraf
LANJUTAN

 Luka bakar derajat II


Dermal superfisial sampai dalam meliputi
seluruh epidermis, misalnya tersiram air panas.
Gejala : nyeri, merah, kulit edema, veiskel.
LANJUTAN
 Luka bakar derajat III
Epidermis dan dermis rusak meliputi jaringan
adiposa subkutan, fasia otot dan tulang,
misalnya terbakar api.
Gejala : tidak nyeri, kulit putih, merah atau
hitam dan kulit edema.
TUJUAN DIET LUKA BAKAR
Tujuan diet luka bakar adalah untuk
mempercepat penyembuhan dan mencegah
terjadinya gangguan metabolik serta
mempertahankan status gizi secara optimal
selama proses penyembuhan, dengan cara :
 Mengusahakan dan mempecepat penyembuhan
jaringan yang rusak
 Mencegah terjadinya keseimbangan nitrogen
yang negatif
 Memperkecil terjadinya hiperglikemia dan
hipergliseridemia.
 Mencegah terjadinya gejala-gejala kekurangan
zat gizi mikro.
SYARAT DAN PRINSIP DIET PADA LUKA BAKAR

 Memberikan makanan dalam bentuk cair sedini


mungkin atau Nutrisi Enteral Dini (NED).
 Protein tinggi, yaitu 20-25 %

 Lemak sedang, yaitu 15-20 %

 Karbohidrat sedang yaitu 50-60 %

 Vitamin diberikan diatas Angka Kecukupan Gizi


(AKG)
 Mineral tinggi

 Cairan tinggi
JENIS DIET DAN INDIKASI PEMBERIAN PADA
LUKA BAKAR
 Diet Luka Bakar I
 Diet Luka Bakar I diberikan pada pasien luka bakar berupa
cairan Air Gula Garam Soda (AGGS) dan Makanan Cair Penuh
dengan pengaturan sebagai berikut :
 0-8 jam pertama sampai residu lambung kosong diberi AGGS
dan Makanan Cair Penuh ½ kkal/ml, dengan cara drip (tetes)
dengan kecepatan 50 ml/jam.
 8-16 jam kemudian, jumlah energi per ml ditingkatkan menjadi
1 kkal/ml dengan kecepatan yang sama.
 16-24 jam kemudian, apabila tidak kembung dan muntah,
energi ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan 50-75
ml/menit. Diatas 24 jam bila tidak ada keluhan kecepatan
pemberian makanan dinaikkan sampai dengan 100 ml/menit.
 Apabila ada keluhan kembung dan mual, AAGS dan Makanan
Cair Penuh diberikan dalam keadaan dingin. Apabila muntah,
pemberian makanan dihentikan selama 2 jam.
 Diet Luka Bakar II
 Diet Luka Bakar II merupakan perpindahan dari Diet
Luka Bakar I, yaitu diberikan segera setelah pasien
mampu menerima cairan AGGS dan Makanan Cair Penuh
dengan nilai energi 1 kkal/ml, serta sirkulasi cairan tubuh
normal.
 Cara pemberiannya sebagai berikut :
 Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien,
dapat berbentuk cair, saring, lumat, lunak, atau biasa.
 CairanAGGS, tidak terbatas.
 Bila diberikan dalam bentuk cair, frekuensi pemberian 8
kali sehari. Volume setiap kali pemberian disesuaikan
dengan kemampuan pasien, maksimal 300 ml.
 Bila diberikan dalam bentuk saring, frekuensi pemberian
3-4 kali sehari dan dapat dikombinasikan dengan Makanan
Cair Penuh untuk memenuhi kebutuhan gizi.
 Bila diberikan dalam bentuk lunak atau biasa, frekuensi
pemberian disesuaikan dengan kemampuan pasien
sehingga asupan zat gizi terpenuhi.
BAHAN MAKANAN YANG DIANJURKAN
DAN TIDAK DIANJURKAN

 Bahan makanan yang dianjurkan merupakan


semua bahan makanan sumber energi dan
protein seperi susu, telur, daging, ayam, dan
keju, serta gula pasir, dan sirup.
 Bahan makanan yang tidak dianjurkan yaitu
bahan makanan hiperalergik seperti udang.

Anda mungkin juga menyukai