Anda di halaman 1dari 12

BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL TUGAS

FAKULTAS KEDOKTERAN OKTOBER


UNIVERSITAS PATTIMURA

HERPES ZOSTER

Fadilah M Agun
2013-83-051

Supervisor:
dr. Julu Manalu, Sp. THT-KL

Fakultas kedokteran
Universitas Pattimura
2018
HERPES ZOSTER OTIKUS
Herpes zoster otikus adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
varicella zoster yang dapat mengenai telinga luar, telinga tengah,
maupun telinga dalam.

Virus ini menyerang satu atau lebih dermatom saraf cranial. Dapat
mengenai saraf trigeminus, ganglion genikulatum dan radiks servikalis
bagian atas.

Keadaan ini disebut dengan sindrom ramsay-hunt


ETIOLOGI

Penyebab SRH adalah virus varisela zoster yang merupakan jenis virus
neurotropik. Virus ini termasuk dalam anggota family dari Herpesviridae dan
penyebab utama dari penyakit cacar air. Penyakit cacar air biasanya dapat
sembuh sempurna tanpa sequele, namun virus tetap dapat mengalami masa
dormansi di neuron. SRH terjadi akibat reaktivasi dari infeksi virus varisela
zoster sebelumnya.

Pada tahap awal virus varisela zoster masuk ke dalam tubuh melalui saluran nafas atas dan mukosa
konjungtiva, kemudian bereplikasi pada kelenjar limfe regional dan tonsil. Virus kemudian
menyebar melalui aliran darah dan berkembang biak di organ dalam.
CONT’..

• Fokus replikasi virus terdapat pada sistem retikuloendotelial hati, limpa


dan organ lain. Pada saat titer tinggi, virus dilepaskan kembali ke aliran
darah (viremia kedua) dan membentuk vesikel pada kulit dan mukosa
saluran nafas atas. Kemudian berkembang dan menyebar melalui saraf
sensoris dari jaringan kutaneus, menetap pada ganglion serebrospinalis
dan ganglion saraf kranial.
PATOFISOLOGI

• Patofisiologi Virus varicella zoster yang mengalami reaktivasi sepanjang


nervus sensoris yang mempersarafi telinga, terutama ganglion genikulatum,
yang memiliki peran dalam kejadian herpes zoster otikus. Kehilangan
pendengaran dan vertigo yang terjadi disebabkan oleh transimisi virus
secara langsung ke nervus kranialis di dekatnya yaitu dari nervus VIII
menuju nnervus VII pada serebelopontin angle atau melalui vasa vasorum
yang merupakan tempat berjalannya nervus VII dengan nervus didekatnya.


Manifestasi Klinis

Gejala awal.
• Setelah masa inkubasi 4 – 20 hari, muncul gejala prodromal berupa demam,
sakit kepala, malaise,, kadang-kadang mual dan muntah. Kemudian diikuti
dengan nyeri yang hebat pada daerah telinga dan mastoid yang biasanya
mendahului timbulnya lesi yang berupa vesikula yang berada diatas kulit yang
hiperemis.
GEJALA KLINIS

Virus

• ganglion genikulatum  hiperakusis, gangguan sekresi kelenjar lakrimalis,


paralisis fasial, gangguan sekresi kelenjar liur dan penurunan rasa pengecapan pada
2/3 depan lidah.

lesi distal korda timpani

• kelumpuhan otot-otot wajah unilateral.

Lesi lebih proksimal

• pons sampai ke meatus akustikus internus disertai strabismus,


gangguan pendengaran dan keseimbangan
DIADIAGNOSIS

Anamnesis

• Pasien dengan gejala berupa nyeri pada telinga, rasa tebakar di sekitar telinga,
wajah, mulut, dapat juga terjadi di lidah, mual dan muntah dapat terjadi, disertai
gangguan pendengaran, hiperakusis atau tinnitus.
Pemeriksaan fisik

• Tampak vesikel pada liang telinga, konka dan daun telinga. Bintik-bintik merah juga
dapat terlihat pada kulit di belakang telinga, dinding lateral hidung, palatum molle
dan lidah bagian anterolateral. Vertigo, tuli sensorineural dan paralise saraf
fasialis dapat terjadi
Pemeriksaan penunjang

• Lab
• CT-scan
Terapi
standar terapi lini pertama untuk herpes zooster anti viral

Acyclovir 5x800 mg/hari Valacyclovir 3x1000 mg (


selama 5-7 hari. selama 10-14 hari)

Famciclovir 3x500 mg/hari Terapi simptomatis anti


selama 10 hari. inflamasi dan analgetik
TERAPI
Bersifat simptomatik : analgetik
Infeksi sekunder : antibiotika
HZ ophthalmikus : asiklovir 5 x 800 mg selama 1 minggu
Imunostimulator : isoprinosin 6 x 500 mg
Sindrom Ramsay Hunt : kortikosteroid untuk mencegah paralisis
prednison 3 x 20 mg /hr slm 1 minggu, kemudian
tappering off
Topikal : bedak untuk mencegah pecahnya vesikel
Erosif : kompres terbuka

Prognosis
Umumnya baik
CONT’..

Penatalaksanaan SRH selain pemberian obat simptomatik juga


diberikan obat virostatik yaitu preparat asiklovir yang
dikombinasikan dengan preparat kortikosteroid.

Asiklovir mampu menghambat replikasi intraseluler virus varisela


zoster dan virus herpes simplek secara selektif melalui mekanisme
inhibitor kompetitif dengan DNA yang mengkode polimerase virus.
• Terapi herpes zoster pada individu normal dapat diberikan
asiklovir 5x800 mg sehari selama 7 hari, paling lambat 72 jam
setelah lesi muncul.

• Kortikosteroid dapat diberikan selama 10-14 hari dengan dosis


40-60mg/hari atau 1mg/KgBB/hari dengan regimen tappering.

Anda mungkin juga menyukai