Anda di halaman 1dari 18

Disusun oleh :

Nurindryani Kusumadewi
NPM :1102012206
Pembimbing:
Letkol CKM dr. Agus S. Sp.An
•Obat pelumpuh otot merupakan obat yang di
gunakan untuk melemaskan atau
merileksasikan otot. Biasanya digunakan
sebelum operasi untuk mempermudah suatu
operasi atau memasukan alat kedalam tubuh.
•Tujuan: mengurangi cidera tindakan
laringoskopi dab intubasi trakea serta
memberikan relaksasi otot yang dibutuhkan
dalam pembedahan dan ventilasi kendali
Obat Pelumpuh Otot Ada 2 Jenis, yaitu:
Depolarisasi → Obat pelumpuh otot
depolarisasi sangat menyerupai asetilkolin,
sehingga bisa berikatan dengan reseptor
asetilkolin dan membangkitkan potensial
aksi otot.
Non Depolarisasi → Obat pelumpuh otot
non depolarisasi (mengganggu kerja
asetilkolin).
Pelumpuh otot depolarisasi (nonkompetitif,
leptokurare) bekerjanya seperti asetil-kolin, tetapi
dicelah saraf otot tidak dirusak oleh kolinesterase,
sehigga cukup lama berada di celah sinaptik,
sehingga terjadilah depolarisasi ditandai oleh
fasikulasi yang disusul relaksasi otot lurik.
Golongan pelumpuh otot depolarisasi ialah
suksinilkolin dan dekametonium.
Suksinilkolin

Memiliki 2 ciri penting,yaitu

- Menyebabkan paralisis yang intens dengan cepat

- Efeknya akan berkurang sebelum pasien yang dipreoksigenasi

menjadi hipoksia

- Dosis Suksinilkolin 0,7– 1,0 mg/kgBB

- Onset kerja : 30 – 60 detik

- Efek puncak : 60 detik

- Durasi kerja : 4 – 6 menit


Indikasi Suksinilkolin:

1. Untuk intubasi cepat

2. Pengelolaan spasme laring

Efek samping:

-Kardiovaskular : Hipotensi, bradikardia, aritmia, takikardi,


hipertensi
-Pulmonal : Hopoventilasi, apnea, bronkospasme
-Gastrointestinal : saliva berlebih, peningkatan tonus sfingter
esophagus bawah dan intragastrik
-Alergi : reaksi anafilatik, ruam
-Muskuloskeletal : blockade yang lama, blockade yang tidak adekuat,
nyeri otot
-Lain-lain : Hiperkalemia, mioglobinemia, peningkatan tekanan
intraokular
Pelumpuh otot nondepolarisasi (inhibitor
kompetitif, takikurare) berikatan dengan
reseptor nikotinik-kolinergik, tetapi tidak
menyebabkan depolarisasi, hanya menghalangi
asetil-kolin menempatinya, sehingga asetilkolin
tidak dapat bekerja.
1. Bensiliso-kuinolinum : d-tubokurarin, metokurin,
atrakurium, doksakurium, mivakurium

2. Steroid : pankuronium, vekuronium, pipekuronium,


ropakuronium, rokuronium

3. Eter-fenolik :gallamin

4. Nortoksiferin :alkuronium
Atrakurium di metabolisme dengan pengeluaran Hoffman,
yang merupakan degradasi non-enzimatik spontan dalam jaringan
tubuh yang timbul pada temperatur dan pH tubuh yang normal.

Obat ini juga terhidrolisis oleh ester khusus dalam plasma.


Oleh karena itu obat ini dapat digunakan pada pasien gagal ginjal
atau jantung dan juga pada pasien dengan tingkat kolinesterasi
plasma yang rendah atau atipik
 Dosis :

- Intubasi IV : 0,5-0,6 mg / kg BB
- Pemeliharaan : 0,1 -0,2 mg / kg BB (10%-50%
dosis intubasi)

 - Durasi kerja : 20-45 menit


- Onset kerja : <3 menit
EFEK LAIN YANG TERSERING:

Kardiovaskuler : Hipotensi, vasodilatasi, takikardi sinus,


bradikardi sinus.
Pulmoner : Hipoventilasi, apneu, bronkospasme,
laringospasme, dispneu.
Muskuloskelet : apabila tidak adekuat, akan
menyebabkan blok lama.
Dermatologik : Ruam, urtikaria.
Obat penyakit neuromuscular non depolarisasi steroid
turunan aminosteroidal dengan onset cepat dan durasi
sedang.

- Di eliminasi melalui jalur hepatobilier dan 10 % di ginjal.

- Dosis 0,6 – 1,0 mg/kg dengan durasi kerja obat 30 – 60


menit.

Efek histamin release minimal


Merupakan obat penyekat neuromuscular
nondepolarisasi dengan durasi kerja sedang

Dosis :
 Intubasi : 0,08-0,1 mg/kg/IV

 Pemeliharaan : 0,01-0,05 mg/kg

 Onset kerja : <3 menit

 Durasi kerja : 25-30 menit

Efek lain yang tersering :

Kardiovaskular : bradikardia.

Pulmoner : Hipoventilasi, apneu.


TANDA-TANDA
KEKURANGAN PELUMPUH
OTOT
1.Cegukan (hiccup)
2.Dinding perut kaku
3. Ada tahanan pada inflasi paru
1. Gangguan faal ginjal : atrakurium, vekuronium
2. Gangguan faal hati : atrakurium
3. Miastenia gravis : dosis 1/10 atrakurium
4. Bedah singkat : atrakurium, rokuronium, mivakuronium
5. Kasus obstetric : semua dapat digunakan kecuali galamin.
Penawar pelumpuh otot atau antikolinesterase bekerja
pada sambungan saraf otot mencegah asetilkolin-
esterase bekerja, sehingga asetilkoin dapat bekerja.

Antikolinesterase yang paling sering digunakan ialah


neostigmin(prostigmin), piridostigmin dan edrophonium.

•Dosis neostigmine : 0.04-0.08 mg/kg

•Piridostigmin : 0,1-0,4 mg/kg

•Edrophoneium :0,5-10 mg/kg


Penawar pelumpuh otot bersifat
muskarinik menyebabkan hipersalivasi,
keringatan, bradikardia, kejang bronkus,
hipermortilitas usus dan pandangan kabur.

sehingga pemberiaan harus disertai obat


vagolitik seperti :

-Atropin : 0,01-0,02 mg/kg atau

- Glikopirolat 0.05-0,01 mg/kg sampai 0,2-0,3


mg pada dewasa.

Anda mungkin juga menyukai