Anda di halaman 1dari 14

CEGAH KEMATIAN IBU DENGAN

MENGHINDARI 4 TERLALU 3
TERLAMBAT
Oleh Hj. JAINEM, SST
Jakarta, Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi. Tingginya
AKI antara lain dipicu oleh 4 kondisi kehamilan yang tidak ideal atau
yang disebut "4 terlalu" dan situasi yang diindikasikan dengan '3
terlambat'.

Demikian disampaikan oleh ketua Kongres Wanita Indonesia (Kowani),


Dr. Dewi Motik Pramono, M.Si dan Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar, S.Ip
dalam dialog nasional "Tanggung Jawab Bersama Mengurangi Kematian
Ibu dan Balita" di Jakarta, Senin (10/5/2010).
Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, mencatat
AKI mencapai 228/100.000 kelahiran hidup. Diperkirakan, tiap jam
terjadi 2 kematian ibu.
Dr. Dewi Motik menyampaikan tingginya AKI antara lain dipicu oleh 4
kondisi kehamilan yang tidak ideal yang disebut '4 terlalu' yang
berdasarkan data SDKI 2007 adalah:

• Kehamilan terlalu muda (kurang dari 18 tahun) menyebabkan 3


persen
• kematian ibu di Indonesia.
• Usia yang terlalu tua untuk hamil (di atas 34 tahun) yakni 4,7 persen
• Jarak kehamilan terlalu dekat (kurang dari 2 tahun) 5,5 persen
• Kehamilan terlalu banyak (lebih dari 3 anak) 8,1 persen.
"Survei menunjukkan Jawa Barat remaja putri yang menikah di bawah usia
16 tahun mencapai 16 persen. Proporsi kehamilan mencapai 4,1 persen",
ungkap Dr Dewi Motik.
Untuk mencegah 4 kondisi tidak ideal itu dibutuhkan pengaturan kehamilan
melalui alat kontrasepsi. Tujuannya dibagi menjadi 3 yakni tujuan yakni
untuk menunda, menjarangkan dan membatasi kehamilan.
Sementara Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Linda Amalia Sari Gumelar, S.Ip. mengungkap bahwa tingginya AKI
dipicu oleh sebab langsung dan tidak langsung. Sebab langsung antara lain
perdarahan, aborsi, eklamsia dan partus lama. Keempatnya menyumbang 70
persen AKI.
Sementara sebab tak langsung antara lain tingkat sosial ekonomi, tingkat
pendidikan, faktor budaya dan akses trasportasi. Situasi ini diindikasikan
dengan '3 Terlambat' yaitu:
• Terlambat mengambil keputusan, sehingga terlambat untuk
mendapat penanganan.
• Terlambat sampai ke tempat rujukan karena kendala transportasi.
• Terlambat mendapat penanganan karena terbatasnya sarana dan
sumber daya manusia.
• Senada dengan itu, Menteri Kesehatan Dr. Endang Rahayu
Sedyaningsih, MPH, DR. PH membenarkan bahwa sumber daya
manusia terutama bidan masih kurang. Oleh karenanya, tenaga medis
yang lain perlu diberdayakan.
"Secara jumlah, sebenarnya cukup tetapi distribusinya belum merata.
Untuk itu dokter umum di daerah tertentu perlu dibekali
keterampilan 'plus' supaya bisa membantu persalinan," ungkap
Menkes.
(up/ir)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai