Anda di halaman 1dari 26

SISTEM RANGKA GEDUNG

OLEH :
JANUARTI J. E, ST. MT
Tabel 4.2. Ketentuan Resiko Gempa ACI/UBC dan SNI 2847
Code Resiko Gempa
ACI LOW Moderate High
Zone 0 & 1 Zone 2 A & 2 B Zone 3 & 4
UBC
PGA = 0,075 g PGA = 0,15 – 0,20 g PGA = 0,30 - 0,40 g
SNI 2847 Rendah Menengah Tinggi
SNI 1726 WG 1 & 2 WG 3 & 4 WG 5 & 6
PGA = 0,03 -0,10 g PGA = 0,15 – 0,20 g PGA = 0,25 – 0,30 g
Tabel 4.2 Perencanaan dan Syarat Penditailan
Resiko Wilayah Berlaku SNI 2847 Pasal
Gempa Gempa
3 s/d 20 3 s/d 20 + 23.10 3 s/d 20 + 23.2 s/d 8
Syarat Umum Syarat Moderat Syarat Khusus
Rendah 1&2 SPRM, Rangka
Plat Kolom, dan
----- -----
Dinding Struktur

Menengah 3&4 Dinding Geser SPRM dan


Rangka Plat kolom -----

Tinggi 5&6 SPRM dan Dinding


----- ----- Struktur
PETA GEMPA INDONESIA
SISTEM RANGKA GEDUNG?
Pada sistem ini terdapat rangka ruang
lengkap yang memikul beban beban
gravitasi, sedangkan beban lateral
dipikul oleh dinding struktur. Di Wilayah
Gempa 5 dan 6, dinding struktur ini
harus diditail sesuai SNI 2847 Pasal 23.6
yaitu sebagai Dinding Struktural Beton
Khusus (DSBK) di samping yang masih
berlaku di Pasal 3 sampai dengan 20.
Dinding struktur di wilayah gempa yang
lebih rendah, tidak perlu diditail khusus.
Definisi Dinding Struktur menurut SNI 1726
adalah:
suatu subsistem struktur gedung yang
fungsi utamanya adalah untuk memikul
beban geser akibat pengaruh Gempa
Rencana, yang terdiri dari dua buah atau
lebih dinding geser yang dirangkaikan oleh
balok-balok perangkai dan yang runtuhnya
terjadi dengan sesuatu daktilitas tertentu
oleh terjadinya sendi-sendi plastis pada ke
dua ujung balok-balok perangkai dan pada
kaki semua dinding geser
SYARAT KOMPABILITAS

 Walaupun dinding struktur direncanakan memikul seluruh


beban gempa, namun rangka balok-kolom diatas harus
diperhitungkan terhadap efek simpangan lateral dinding
struktur oleh beban gempa rencana mengingat rangka
tersebut di tiap lantai masih menyatu dengan dinding
struktur melalui lantai lantai.

 Efek ini dinamakan “syarat kompatibilitas deformasi” yang


oleh SNI 2847 Pasal 23.9 ditetapkan bahwa komponen
struktur non SPBL harus sanggup tetap memikul beban
gravitasi bila terkena diformasi lateral yang disebabkan oleh
beban gempa rencana.
Seperti diatur di Ps. 5.2.2, komponen struktur
non SPBL harus direncanakan terhadap
simpangan sistem struktur gedung akibat
pengaruh gempa rencana yaitu simpangan
sebesar R/ 1.6 x simpangan akibat beban
gempa nominal pada struktur gedung
tersebut,

atau

R x s/ 1,6
start

INPUT: Denah Struktur, Jenis Lapisan Tanah,


Wilayah Gempa, Kategori Gedung, Mutu Bahan,
Beban, Ukuran elemen

ANALISA BEBAN GEMPA akibat BEBAN GRAVITASI


(DEAD LOAD DAN LIFE LOAD)

TAKSIRAN WAKTU GETAR ALAMI


SECARA EMPIRIS:
T empiris= Ct (hn) ¾ <  n

HITUNG BEBAN GESER DASAR NOMINAL STATIK EKIVALEN

Wi zi
CI
V = 1 .Wt (beban geser nominal) dan Fi = n
R W z
i 1
i i

A
A

tidak SNI 1726 Ps. 6.1.4 : ya


hn
 3
Panjang atau lebar di arah
pembebanan gempa
Lantai paling atas tidak Beban didistribusi:
menerima beban horizontal Lantai atas menerima 0.1V
gempa terpusat 0,9 V dibagikan sepanjang tinggi
struktur gedung

B
B

ANALISA STRUKTUR 3 DIMENSI 0,03


Didapat simpangan lateral = s maks hi
R

ANALISA STRUKTUR 3 DIMENSI UNTUK non SPBL BERDASARKAN SIMPANGAN SEBESAR R x


s/
1,6 (Persyaratan kompatibilitas deformasi SNI 1726 Pasal 5.2.2)

Didapat gaya geser, momen dan aksial di Elemen non SPBL

ANALISA BEBAN GRAVITASI UNTUK BALOK DAN KOLOM (non-SPBL)


DIDAPATKAN GAYA DALAM (MOMEN, GESER DAN AKSIAL)
KOMBINASIKAN GAYA DALAM AKIBAT BEBAN GRAVITASI DAN BEBAN AKIBAT SIMPANGAN
KARENA GEMPA, dengan kombinasi:
1). 1,2 D + 0,5 L ± E
2). 0,9 D ± E
Dari dua kombinasi di atas, ambil yang PALING KRITIS
.

HAL YANG SAMA BERLAKU UNTUK DINDING STRUKTUR, KOMBINASINYA:


1). 1,2 D + 1,6 L
2). 1,2 D + 0,5 L ± E
3). 0,9 D ± E

DISAIN TULANGAN GESER DAN KOMPONEN BATAS


DINDING GESER
END
1 2 3 4 5 6
8,0 m 8,0 m 8,0 m 8,0 m 8,0 m
A

8,0 m
B

8,0 m
C

D 8,0 m
8,0 m

E
8,0 m

F
7 @ 3,5 m
4,5 m

5 @ 8,0 m
ANALISA BEBAN GEMPA
Tabel 9-1. Ringkasan beban mati di berbagai tingkat
Jumlah
berat
(kN)
Lantai 8 21,062.94
Lantai 7 24,880.28
Lantai 6 24,880.28
Lantai 5 24,880.28
Lantai 4 24,880.28
Lantai 3 24,880.28
Lantai 2 24,880.28
Lantai 1 25,808.36
196,152.98

Taksiran waktu getar alami T, secara empiris.

Rumus empiris pakai method A dari UBC Section 1630.2.2


Tinggi gedung hn = 29 m.
T = Ct (hn)3/4
Ct = 0.020 (0.0488) for all other buildings.

Tus = 0,61

Kontrol pembatasan T sesuai Ps 5.6 :


 = 0,16 (dari tabel 8)
T =  n = 0,16 x 8 = 1,28 det  T empiris  ok
n=8
GAYA Fi DAN Vx TIAP LANTAI
C1I 0,9 x 1
Diperoleh: V = .Wt  x 196.152,98 = 32.097,76 kN
R 5,5

C1 dari gambar 2, I dari Tabel 1 dan R dari tabel 3 SNI 1726

Tabel 9-2 Gaya Fi dan Vx pada tiap lantai


Lantai hi Wi Wi x hi Fi X-Y Vx
ke-
(m) (kN) (kN.m) (kN) (kN)
8 29.0 21,062.94 610,825.26 6,074.84 6,074.84
7 25.5 24,880.28 634,447.14 6,309.77 12,384.60
6 22.0 24,880.28 547,366.16 5,443.72 17,828.32
5 18.5 24,880.28 460,285.18 4,577.67 22,406.00
4 15.0 24,880.28 373,204.20 3,711.63 26,117.62
3 11.5 24,880.28 286,123.22 2,845.58 28,963.20
2 8.0 24,880.28 199,042.24 1,979.53 30,942.74
1 4.5 25,808.36 116,137.62 1,155.02 32,097.76
 196,152.98 3,227,431.02
HASIL ANALISA STRUKTUR
Tabel 9-4 Penyimpangan Lateral dan drift antar tingkat akibat gaya
gempa.
Lantai s Drift s m Drift m
ke- antar tingkat antar tingkat
mm mm mm mm
8 29,21 3,86 112,46 14,86
7 25,35 4,07 97,61 15,68
6 21,28 4,19 81,92 16,14
5 17,09 4,17 65,78 16,07
4 12,91 3,98 49,71 15,33
3 8,93 3,58 34,37 13,79
2 5,35 2,97 20,58 11,43
1 2,38 2,38 9,15 9,15
KARENA SYARAT KOMPATIBILITAS:
R/ 1.6 x simpangan akibat beban gempa nominal
Tabel 9-5. Hasil analisa struktur non-SPBL kolom A4
Lantai Axial Momen yg bekerja Gaya
ke- load (kN-m) geser
(kN) Top Bottom (kN)
8 -79,29 -307,11 181,22 139,53
7 -200,12 -295,90 256,89 157,94
6 -336,36 -280,06 275,62 158,77
5 -474,63 -269,69 281,86 157,58
4 -609,46 -249,75 278,62 150,96
3 -734,96 -216,13 259,76 135,97
2 -845,55 -176,60 237,14 118,21
1 -937,15 -122,34 318,69 98,01

Tabel 9-6. Hasil analisa struktur non-SPBL Balok A4-B4


Lantai Momen yg bekerja Gaya
ke- (kN-m) geser
Eksterior Interior (kN)
8 -283,32 289,57 79,29
7 -440,87 432,13 120,83
6 -496,08 488,21 136,23
5 -503,83 495,19 138,27
4 -491,16 482,96 134,83
3 -457,10 449,68 125,51
2 -403,19 395,77 110,58
1 -332,00 329,81 91,60
MOMEN AKIBAT BEBAN GRAVITASI

Tabel 9-7 momen desain balok rangka di muka kolom


Bentang Lokasi Besar MD (kN m) ML (kN m)
momen tipikal tipikal
1 2 3 4 5
Negatif w ln 2 -113,66 -43,47
terluar 16
Bentang Positif w ln 2 129,90 49,68
ujung 14
Negatif w ln 2 -181,85 -69,56
interior 10
Negatif w ln 2 -165,32 -63,23
Bentang interior 11
dalam Positif w ln 2 -113,66 -43,47
16
KOMBINASI BEBAN

(pilih yang lebih kritis):


1,2 D + 0,5 L + E
0,9 D + E

GAYA DALAM: AKSIAL, MOMEN DAN GESER


DIGUNAKAN UNTUK MENDISAIN TULANGAN LONGITUDINAL
MAUPUN TRANSVERSAL BERDASARKAN SYARAT PADA PASAL
23.6 SNI 2847
Tabel 6.4 Dinding Struktural ( DS ).
WG 5 dan 6
Pasal 23.6 (2(1))
Ratio penulangan dinding v dan  n , untuk DS tak boleh kurang dari 0,0025. Bila V u <
1/12 Acv f c' , pakailah tulangan minimum pasal 16.3. Jarak s di dua arah tidak boleh
melebihi 450 mm
Pasal 23.6 (2(2))
Sedikitnya pakai 2 tirai tulangan dalam dinding bila geser berfaktor V u > 1/6 x Acv f c'
Penulangan

Pasal 23.6 (2(3))


Semua penulangan yang menerus di DS harus dijangkar atau disambung sesuai
ketentuan penulangan tarik di pasal 23.5.4)
Pasal 23.6.(6(5))(a)
Bila ratio tulangan longitudinal di tepi dinding > 400/fy, T T di tepi harus memenuhi
pasal 23.4 (4(1c)), 23.4(4(3)) dan 23.6(6(4a)). s maksimum dari TT di tepi harus < 200 mm.
Pasal 23.6 (6(5b))
Kecuali bila Vu di bidang dinding < Acv f c' , maka tulangan horizontal yang berhenti
di tepi DS (tanpa KB) harus memakai hook standard masuk kedalam tulangan tepi atau
tulangan tepi harus dibalut dalam begel jenis U yang memiliki ukuran dan jarak s yang
sama dengan tulangan horisontal, dan disambunglewatkan pada tulangan horizontal
(lihat Gambar 6.11)
Dinding Struktural
Penulangan tidak diperlihatkan agar jelas

PP dari db terbesar sesuai Ps.


23.5(4)

Pengekangan diadakan sepanjang tinggi penuh kolom

Pondasi tapak atau poer

 300 mm
KAPAN EFEK BEBAN GEMPA ORTHOGONAL
PERLU DIPERHITUNGKAN?
Menurut Ps 5.8.2, untuk memperhitungkan arah
pengaruh gempa rencana yang sembarangan,
pengaruh gempa dalam arah utama harus
dianggap terjadi bersamaan dengan 30%
pengaruh pembebanan dalam arah tegak lurus
pada arah utama pembebanan tadi.

Tapi untuk menggunakan ketentuan ini, akan


dimanfaatkan pengecualian efek orthogonal ini
sesuai UBC Section 1633.1 yang berbunyi: efek
orthogonal tidak diperhitungkan bila beban aksial
oleh salah satu arah beban gempa < 20% beban
aksial maximal kolom yang bersangkutan.
KAPAN EFEK P- PERLU
DIPERHITUNGKAN?
Menurut Ps 8.1.2, untuk memenuhi syarat kinerja batas layan, jika drift S antar
tingkat tidak boleh lebih besar dari 0,03 h atau 30 mm.
i
R
SNI 1726 menetapkan ini untuk membatasi terjadinya pelelehan baja dan peretakan
beton yang berlebihan, di dilakukan perhitungan efek P- (untuk zone 3 dan 4 yang
setara WG 5 dan 6 samping untuk mencegah kerusakan non struktural dan
ketidaknyamanan penghuni. Perlu di ketahui bahwa UBC 1997 tidak mengadakan
pembatasan ini, tapi mensyaratkan bila drift antar tingkat melebihi 0,02 hi / R.

Selanjutnya Ps 8.2.1 membatasi kemungkinan terjadinya keruntuhan struktur yang


akan membawa korban jiwa manusia dengan membatasi nilai drift M antar tingkat
tidak boleh melampui 0,02 x tinggi tingkat yang bersangkutan.

Pasal: 5.7 Pengaruh P-Delta


Struktur gedung yang tingginya diukur dari taraf penjepitan lateral adalah lebih dari
10 tingkat atau 40 m, harus diperhitungkan terhadap Pengaruh P-Delta, yaitu suatu
gejala yang terjadi pada struktur gedung yang fleksibel, di mana simpangan ke
samping yang besar akibat beban gempa lateral menimbulkan beban lateral
tambahan akibat momen guling yang terjadi oleh beban gravitasi yang titik
tangkapnya menyimpang ke samping.

Anda mungkin juga menyukai