Anda di halaman 1dari 48

Bagian Ilmu Kesehatan Anak Laporan Kasus

Fakultas Kedokteran Juni 2019


Universitas Pattimura
ASMA EPISODE PERSISTEN SEDANG
SERANGAN BERAT

DISUSUN OLEH:
Helsie Dahoklory
2017-84-048

PEMBIMBING:
dr. Dwi Murti Nuryanti; M.Sc; Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
BAB I
2

LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
3
 Nama : An. RL
 Umur : 11 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Berat Badan : 32,5 Kg
 Alamat : Mamokeng; Kel. Tulehu; Kec.
Salahutu; Kab. Maluku Tengah
 No.RM : 05-46-03
 Pekerjaan :-
 Agama : Islam
 Masuk RS : 12 Juni 2019 Jam 02.30 WIT
ANAMNESIS
4

 Keluhan Utama : Sesak napas sejak 1 hari yang lalu


SMRS
 Anamesis Terpimpin : Pasien diantar oleh orang
tuanya ke IGD RSUD dr. H. Ishak Umarella dengan
keluhan sesak napas sejak ± 1 hari yang lalu sebelum
masuk rumah sakit. Keluhan sesak napas muncul
ketika pasien kelelahan saat selesai bermain. Keluhan
muncul karena kondisi dingin, debu atau ada pencetus
lain tidak diketahui jelasnya oleh orang tua pasien.
ANAMNESIS
5

 Keluhan sesak napas yang dialami pasien sudah


dirasakan sejak pasien berada di kelas 1 SD yaitu
sekitar umur 8 tahun dan keluhan terus dirasakan,
kurang lebih sebanyak 1x selama seminggu
berlangsung kurang lebih 3 hari dan berulang terus
menerus hingga saat ini, dan ketika muncul gejala
anak biasa tidak pergi ke Sekolah dan mengganggu
dalam proses belajar.
ANAMNESIS
6

 Ketika keluhan muncul, pasien sering dibawa dan


diperiksa di Puskesmas dan mendapat obat dan ketika
meminum obat tersebut keluhan jadi berkurang dan
membaik. Tetapi ketika dibawa ke Puskesmas kemarin
pagi tanggal 11 Juni 2019 dan mendapat obat tetapi
pasien kondisi tidak membaik tetapi sebaliknya,
kemudian pada malamnya pasien mengalamai demam
disertai sesak napas sehingga dibawa ke IGD RSUD dr. H
Ishak Umarella dan di uap, dan pasien merasa membaik
dan meminta pulang, tetapi ketika di rumah pasien
kembali sesak napas sehingga kembali dibawa ke IGD
RSUD dr. H Ishak Umarella.
ANAMNESIS
7

 Batuk (+) ± 1 hari yang lalu, lendir (+), hilang-


timbul. Muntah (+) sebanyak 2x berisi air-air ketika
pasien berada di IGD RSUD dr. H Ishak Umarella,
minum baik, BAB(+) baik, BAK (+) baik dan banyak.
Pasien riwayat mengomsumsi obat amoxicillin tab 3
x 500mg, salbutamol tab 1 x 4mg, dexamethasone
tab 1 x 0,5mg, dan chlorpenamine maleate tab 1 x
4mg. Menurut ibu pasien, tidak ada anggota
keluarga yang memiliki riwayat alergi dan memiliki
keluhan yang sama dengan pasien, dan ayah pasien
merupakan seorang perokok yang sering merokok di
rumah.
ANAMNESIS
8

 Anamesis Tambahan: Pasien anak ke 3 dari 4


bersaudara, pasien lahir cukup bulan di rumah,
secara normal, dan ditolong oleh bidan, lahir
langsung menangis, dengan berat badan lahir dan
panjang badan serta air ketuban sudah tidak diingat.
Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah
mengalami sakit ataupun mengkonsumsi obat-
obatan tertentu, ibu punya
ANAMNESIS
9

 riwayat keguguran sebanyak 1x. Riwayat anak, mulai


duduk pada usia kurang lebih 8 bulan, anak mulai
berdiri kurang lebih usia 9 bulan dan anak mulai
berjalan pada kurang lebih usia lebih dari 1 tahun.
Menurut ibu, anak mendapat imunisasi lengkap
tetapi ibu sudah tidak mengingat jelas jenis
imunisasi yang didapat.
ANAMNESIS
10

 Riw. Penyakit Dahulu: Keluhan sesak napas yang


dialami pasien sudah dirasakan sejak pasien berada di
kelas 1 SD yaitu sekitar umur 8 tahun dan keluhan
terus dirasakan, kurang lebih sebanyak 1x selama
seminggu berlangsung kurang lebih 3 hari dan
berulang terus menerus hingga saat ini
 Riw. Pengobatan:
Pasien riwayat mengomsumsi obat amoxicillin tab 3 x
500mg, salbutamol tab 1 x 4mg, dexamethasone tab 1 x
0,5mg, dan chlorpenamine maleate tab 1 x 4mg.
ANAMNESIS
11

 Riw. Keluarga: Tidak ada keluarga yang memiliki


keluhan dan riwayat penyakit yang sama dengan
pasien. Riwayat panyakit atopik tidak ada.
 Riwayat Kebiasaan : Tidak ada kebiasaan khusus
 Riwayat imunisasi
Vaksin Jumla Belum Tidak Vaksin Jumla Belum Tidak Vaksin Jumla Belum Tidak
h Perna Tahu h Perna Tahu h Perna Tahu
h h h

BCG 1 Hib 3 Hep. A


Hep. B 3 PVC Varisela

Polio 5 Influenza HPV

DPT 3 MMR Lain-lain

Campak 1 Tifoid Lengkap


PEMERIKSAAN FISIK
12

1. Status generalis
 Keadaan umum : Tampak sesak
 Kesadaran : Composmentis
 Status gizi : 87 % gizi kurang (BB 32,5 kg)

2. Vital Sign
 Nadi : 132x/menit
 Pernafasan : 36x/menit
 Suhu : 36,4o C
 Saturasi O2 : 96% dengan O2 1 lpm
PEMERIKSAAN FISIK
13

3. Pemeriksaan Fisik
Kepala :
 Bentuk : Normochephal
 Rambut : Pertumbuhan rambut baik, distribusi rambut normal,
rambut tidak mudah rontok.
 Ubun-ubun : datar tertutup

Wajah :
 Mata : Ikterus (-/-), anemis (-/-), refleks cahaya (+), refreks
pupil (+)
 Hidung : Pernafasan cuping hidung (+), rhinore (-)
 Mulut : Candidiasi (-), stomatitis (-)
 Bibir : Sianosis (-)
 Gigi : (-)
 Telinga : Otorea (-), pendengaran kesan normal
PEMERIKSAAN FISIK
14

 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar, skofuloderma (-)


Thoraks
A. Pulmo :
 Inspeksi : Pengembangan dada simetris, retraksi dinding dada (+)
 Palpasi : Kripitasi (-), Nyeri tekan (-)
 Perkusi : Sonor
 Auskultasi : Vesikuler (+), ronki (+) seluruh lapangan paru,
wheezing (+) seluruh lapangan paru.
B. Cor :
 Inspeksi : Ictus kordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictuskordis tidak teraba pada ICS 5 midclavicula
sinistra
 Perkusi : Redup
 Auskultasi : BJ S1 dan S2 Murni reguler, murmur (-), gallop (-).
PEMERIKSAAN FISIK
15

Abdomen :
 Inspeksi : Datar
 Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, tidak ada pembesaran
organ, tidak ditemukan masa extra atau intra abdomen
 Perkusi : Timpani
 Auskultasi : bising usus (+) normal
Extremitas :
 Tonus otot : +2 (Normal)
 Kekuatan otot : 5555/5555
 CRT : <2 detik
 Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN FISIK
16

Pemeriksaan Neurologis :
 Refleks Fisiologis : (+)
 Refleks Patologis : (-)
 KPR : (+) Normal
 APR : (+) Normal
 Nervus Cranialis : Normal
Tanda rangsang meningen :
 Kaku kuduk : (-)
 Kernig sign : (-)
 Brudsinski : I : (-) II : (-) II : (-) IV : (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
17
 Tidak dilakukan pemeriksaan
DIAGNOSA
18

 Diagnosis masuk: Asma Intermitten Serangan Sedang


(UGD)
 Diagnosis keluar: Asma Pesisten Sedang Serangan
Berat (Pasien pulang atas permintaan sendiri pada
tanggal 13 juni 2019 jam 15.00 WIT)
TERAPI
19

 O2 nasal canul 1 lpm


 Injeksi dexamethasone 10mg / IV bolus pelan
kemudian dilanjutkan dexamethasone 5mg/ 8 jam
 Nebu combivent/ 4 jam
 Injeksi aminofilin 5,5 ml (132mg) encerkan dalam
dextrose 5% 14,5 ml via syringe pump dengan
kecepatan 40 cc/ jam selanjutnya drip 1 amp
aminofilin dalam D5 % 500c 13 tpm makro
 Injeksi cefotaxime 3 x 1 gr/IV
HASIL FOLLOW UP PASIEN
Hari/tgl S O A P Instruksi
13/06/201  Dema  N. 109x/mnt  Asma Pesisten  Injeksi
9 m (-)  S. 35.6’c 20 Sedang Serangan dexamethas
PH.1  Sesak  P. 32x/mnt Berat one 3 x
(-)  SpO2. 93% 5mg/IV
 Batuk  Rhonki (+) dan  Nebu
(+) wheezing (+) di combivent +
tidak selurung lapangan NaCl 3%/ 6
berlend paru jam
ir  Drip 1 amp
 Pilek (- aminofilin
) dalam D5 %
 Makan 500cc 13
minum tpm makro/
baik 12 jam
 BAK &  Injeksi
BAB cefotaxime
biasa 3 x 1 gr (H-
2)
 Injeksi
gentamicin
2 x 60
mg/IV (H-1)
 Pulv batuk 3
x1
BAB II
21

DISKUSI
DEFENISI
22

Asma merupakan penyebab utama penyakit kronis


pada masa kanak-kanak, menyebabkan kehilangan
hari-hari sekolah yang berarti, karena penyakit
kronis.
Asma dapat dipandang sebagai penyakit paru
obstruktif, difus dengan hiperreaktivitas jalan
napas terhadap berbagai rangsangan.
DEFENISI
23

Serangan asma adalah episode peningkatan yang


progresif (perburukan) dari gejala-gejala batuk,
sesak napas, wheezing, rasa dada tertekan, atau berbagai
kombinasi dari gejala-gejala tersebut.
Serangan asma biasanya mencerminkan gagalnya
tatalaksana asma jangka panjang atau adanya
pajanan dengan pencetus.
INSIDEN
24

 Sebanyak 10-15 % anak laki-laki dan 7-10 %


anak perempuan menderita asma
 Sebelum pubertas sekitar dua kali anak laki-laki
yang lebih banyak terkena daripada anak
perempuan; setelah itu insidens menurut jenis
kelamin sama
 30% penderita bergejala pada umur 1 tahun, 80-90
% anak gejala pertamanya sebelum umur 4-5 tahun
KASUS
25

 Anak perempuan (7-10%)


 Gejala berlangsung kurang lebih sejak anak duduk di
SD kelas 1 (8 tahun)
 Mengganggu proses belajar di Sekolah
 80-90 % anak asma mempunyai gejala pertama
sebelum umur 4-5 tahun
FAKTOR RISIKO
26

TEORI KASUS

 Menurut Pedoman Nasional


 Pajanan polusi udara
Asma Anak: genetik dan
non genetik  Pajanan asap rokok
 Faktor risiko yaitu polusi  Aktifitas fisik
udara, asap rokok, berat  Riwayat alergi dalam
lahir, rendahnya pendidikan keluarga tidak ada
ibu, ventilasi rumah yang
tidak memadai, merokok di
dalam rumah, dan tidak
adanya ventilasi
PATHOGENESIS
27
ANAMNESIS
28

TEORI KASUS

 Gejala respiratori asma


 Gejala batuk berlendir
berupa kombinasi dari
dan sesak napas
batuk, wheezing, sesak
napas, rasa dada tertekan,  Wheezing (+)
dan produksi sputum  Gejala muncul usia 8th,
 Gejala timbul secara dan berulang setiap
episodic atau berulang bulan hingga saat ini
 Adanya riwayat alergi pada  Tidak ada riwayat
pasien atau keluarganya alergi
ANAMNESIS
29

TEORI KASUS

 Timbul bila ada factor  Gejala timbul akibat iritan


pencetus berupa pajanan asap
 Iritan rokok dan aktivitas fisik
 Allergen seprti bermain berlebihan
 Infeksi respiratori akut  Variabilitas  gejala
 Aktivitas fisis
muncul saat pagi
memburuk saat malam
 Variabilitas
 Reversibilitas  membaik
 Reversibilitas
dgn obat pereda asma
PEMERIKSAAN FISIK
30

TEORI KASUS

 Stabil  tanpa gejala


 Batuk atau sesak, dapat terdengar  Batuk
wheezing, baik yang terdengar  Sesak
lansung (audible wheeze) atau
 Wheezing (+)
yang terdengar dengan stetoskop
terdengar dengan
 Perlu dicari gejala alergi lain pada stetoskop
pasien seperti dermatitis atopi
atau rhinitis alergi, dan dapat  Tidak ditemukan tanda
pula dijumpai tanda alergi seperti alergi
allergic shiners
PEMERIKSAAN PENUNJANG
31

Uji fungsi paru dengan spirometri peakflowmeter

Uji cukit kulit (skin prick test), eosinophil total darah,


pemeriksaan IgE spesifik

Uji inflamasi saluran respiratori: FeNO (fractional


exhaled nitric oxide), eosinophil sputum.

Uji provokasi bronkus dengan exercise, metakolin, atau


larutan salin hipertonik.
KRITERIA DIAGNOSIS ASMA
32
33

ALUR
DIAGNOSIS
ASMA ANAK
KLASIFIKASI ASMA
34

Berdasarkan
Berdasarkan
kekerapan
serangan asma
timbulnya gejala

Asma Asma serangan


intermiten ringan sedang

Asma persisten Asma serangan


ringan berat

Serangan asma
Asma persisten dengan
sedang ancaman henti
napas

Asma persisten
berat
KLASIFIKASI ASMA
35

KASUS:
Gejala kurang lebih sebanyak 1x selama seminggu berlangsung kurang lebih 3 hari
dan berulang terus menerus hingga saat ini  ASMA PERSISTEN SEDANG
KLASIFIKASI ASMA
36

KASUS:
Gejala bicara dalam kata, gelisah, frekuensi napas 36 x per menit, frekuensi nadi
142 x per menit, retraksi dinding dada jels (+), saturasi oksigen 88 % ketika masuk
UGD  ASMA SERANGAN BERAT
PENATALAKSANAAN
37

Tujuan yang ingin dicapai adalah:


 Aktivitas pasien berjalan normal, termasuk bermain
dan berolahraga
 Gejala tidak timbul pada siang maupun malam hari
 Kebutuhan obat seminimal mungkin dan tidak ada
serangan
 Efek samping obat dapat dicegah untuk tidak atau
sesedikit mungkin terjadi, terutama yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak
TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA
38

• Sebagai obat pelega atau obat

Obat pereda serangan


• Untuk meredakan serangan atau

(reliever) gejala asma bila sedang timbul


• Bila serangan sudah teratasi & gejala
tidak ada lagi dihentikan

Obat • Untuk mencegah serangan asma


• Obat ini untuk mengatasi masalah
pengendali dasar asma yaitu inflamasi respiratori
kronik, sehingga tidak timbul
serangan atau gejala asma
(controller) • Untuk jangka waktu lama
OBAT PEREDA ASMA
39

Agonis B2
Ipratropium
kerja pendek
bromide
(SABA)

Aminofilin Steroid
intravena sistemik
OBAT PENGENDALI ASMA
40

Agonis B2 kerja
Steroid inhalasi panjang Antileukotrien
(LABA)

Anti
Teofilin immnoglobulin
E (omalizumab)
PENATALAKSANAAN
41

Tujuan tatalaksana serangan asma antara lain sebagai


berikut:
 Mengatasi penyempitan saluran respiratori secepat
mugnkin
 Mengurangi hipoksemia
 Mengembalikan fungsi paru ke keadaan normal
secepatnya
 Mengevaluasi dan memperbarui tatalaksana jangka
panjang untuk mencegah kekambuhan
Pasien Asma Risiko Tinggi
42
43

Alur
tatalaksana
serangan asma
pada anak di
fasyankes dan
Rumah Sakit
Alur tatalaksana
serangan asma
44 pada anak di
fasyankes dan
Rumah Sakit
TATALAKSANA DI RUANG RAWAT INAP
45

TEORI KASUS

 Pemberian oksigen  O2 nasal kanul 1 lpm


diteruskan  Injeksi dexamethasone
 Steroid intravena 10 mg/ IV bolus pelan
diberikan secara bolus, kemudian dilanjutkan
setiap 6-8 jam. Dosis dexamethasone 5mg/ 8
steroid intravena adalah jam
0,5-1 mg/kgBB/hari.  Nebu combivent/ 4
 Nebulisasi agonis B2 kerja jam
pendek tiap 4-6 jam
TATALAKSANA DI RUANG RAWAT INAP
46

TEORI KASUS

Aminofilin diberikan secara  Injeksi aminofilin 5,5 ml


intravena dengan dosis: diencerkan dalam dextrose
5% 14,5 ml via syringe
 Dosis awal (inisial) 6-8 mg/kgBB, pump dengan kecepatan
yang dilarutkan dalam dekstrosa 40cc/jam selanjutnya drip
atau gara fisiologis sebanyak 20 1 amp aminofilin dalam D5
ml, dan diberikan selama 30 menit % 500cc 13 makro/ menit
 Injeksi cefotaxime 3 x 1 gr
dengan infusion pump atau
(H-2)
mikroburet.  Injeksi gentamicin 2 x 60
 Dosis rumatan sebanyak 0,5-1 mg/IV (H-1)
mg/kgBB/jam  Pulv batuk 3 x 1
TATALAKSANA NON MEDIKAMENTOSA
47
TERIMA KASIH
48

Anda mungkin juga menyukai

  • Caver
    Caver
    Dokumen1 halaman
    Caver
    Helsie Dahoklory
    Belum ada peringkat
  • Ertika Agama
    Ertika Agama
    Dokumen5 halaman
    Ertika Agama
    Helsie Dahoklory
    Belum ada peringkat
  • Sami
    Sami
    Dokumen2 halaman
    Sami
    Helsie Dahoklory
    Belum ada peringkat
  • Cover+l Pengesahan
    Cover+l Pengesahan
    Dokumen23 halaman
    Cover+l Pengesahan
    Helsie Dahoklory
    Belum ada peringkat
  • Asam Uratt
    Asam Uratt
    Dokumen32 halaman
    Asam Uratt
    Helsie Dahoklory
    Belum ada peringkat
  • KECEMASAN
    KECEMASAN
    Dokumen28 halaman
    KECEMASAN
    Helsie Dahoklory
    Belum ada peringkat