Jurnal Reading
Jurnal Reading
Pembimbing
dr. I Wayan Suarsana, Sp. U
Muhammad Fauzi
12-16-777-14-143
PENDAHULUAN
Kateter urin banyak digunakan di fasilitas kesehatan,
berdasarkan studi pendahuluan yang menunjukkan
bahwa 26% pasien yang dirawat di rumah sakit
Australia menggunakan kateter urin dan 1% dari pasien
tersebut mendapatkan infeksi saluran kemih akibat
kateterisasi atau catheter-associated urinary tract
infection (CAUTI).
Tujuan Penelitian
METODE
a. Rancangan Penelitian
• Percobaan acak terkontrol yang dilakukan secara
bertahap akan dilakukan di tiga rumah sakit besar
selama periode 32 minggu
C
• Rancangan stepped wedge mencakup
periode awal dimana tidak ada rumah sakit
yang terpapar dengan intervensi. Setelah
itu, pada interval 8 minggu (‘steps atau
bertahap’), setiap rumah sakit secara
berurutan berpindah dari kontrol ke
intervensi sampai semua rumah perawatan
terpapar intervensi selama 8 minggu
terakhir sampai kesimpulan yang diperoleh
diminggu ke 32.
b. Populasi Studi
Tiga rumah sakit Australia yang memenuhi
kriteria kelayakan berpartisipasi dalam
penelitian ini. Kriterianya adalah sebagai
berikut:
• Memiliki unit perawatan intensif
• Diklasifikasikan oleh Australian Institute of
Health and Welfare sebagai rumah sakit
rujukan utama ATAU rumah sakit akut umum
grup A (dengan lebih dari 400 tempat tidur),
ATAU dalam kasus rumah sakit swasta
memiliki 400 tempat tidur rawat inap ATAU
memiliki lebih dari 30.000 penerimaan
pasien per tahun.
Pertimbangan lainnya
Rumah sakit dapat dikeluarkan dari
penelitian jika dalam jangka waktu
studi rumah sakit :
• melakukan sebuah proyek yang dapat
mempengaruhi hasil yang diukur
dalam penelitian ini
• bersifat open hospital, ditutup atau
pindah lokasi.
C. Area rumah sakit dan kriteria perekrutan
dan pengecualian pasien
• Studi ini akan menjadi penelitian di rumah sakit
yang luas, namun akan mengecualikan pasien
dengan kateter urin di dalam rumah sakit yang
dianggap tidak sesuai untuk intervensi, misalnya:
a) Pasien <2 tahun, dengan alergi, kontraindikasi
atau alasan medis lainnya yang mencegah
penggunaan intervensi untuk pembersihan
daerah meatal uretra
b) kateterisasi intermittent atau suprapubik
c) memiliki gejala dan tanda yang menunjukkan
ISK dan pasien yang sudah menjalani
pengobatan ISK
d. Rekrutmen
Tim peneliti akan membuat daftar semua
situs yang memenuhi kriteria kemudian
mengurutkan daftar untuk memastikan:
(1) perwakilan dari rumah sakit swasta dan
umum dan
(2) perwakilan dari setidaknya dua negara
bagian dan wilayah Australia.
e. Intervensi
Intervensi dalam penelitian ini adalah
penggunaan larutan klorheksidin (0,1%)
untuk membersihkan meatal sebelum
pemasangan kateter. Kontrolnya adalah
penggunaan normal saline (0,9%) untuk
pembersihan meatal. Selama 8 minggu
pertama penelitian, tidak ada rumah
sakit yang akan menerima intervensi
tersebut. Setelah 8 minggu, satu rumah
sakit akan berpindah ke intervensi
dengan dua rumah sakit yang
berpartisipasi lainnya berpindah ke
intervensi pada interval 8 minggu
berdasarkan pengacakan.
f. Pelaksanaan Intervensi
Berbagai metode akan digunakan untuk
memberi peringatan lebih lanjut kepada
staf dan meningkatkan kesadaran tentang
intervensi sebelum dilaksanakan. Metode
ini termasuk menempatkan poster dinding
di bangsal dan lokasi rumah sakit utama,
membagikan buletin rumah sakit dan
selebaran infomasi serta item berpromosi,
seperti pena.
• Larutan klorheksidin 0,1% akan digunakan oleh
staf klinis di rumah sakit yang berpartisipasi
untuk membersihkan area meatal pasien
sebelum pemasangan kateter urin. Untuk
membantu pelaksanaan intervensi,
peneliti akan bekerja sama dengan rumah sakit
yang berpartisipasi dan menggunakan sistem
pengumpulan dan pelaporan data rumah sakit
yang saat ini berlaku. Ini akan melibatkan
penggabungan larutan klorheksidin 0,1% ke
dalam paket prosedur kateter yang telah ada
di rumah sakit jika memungkinkan, pengingat
visual dimana kateter urin disimpan dan
perubahan sementara pada dokumentasi
prosedural di rumah sakit.
g. Potensi Pembias
• Pelumas digunakan selama proses
pemasangan kateter dan mungkin
mengandung antiseptik. Pelumas yang
digunakan selama seluruh penelitian
(periode kontrol dan intervensi) akan tetap
sama di setiap rumah sakit.
h. Metode Pengacakkan/Random