Anda di halaman 1dari 86

Introduction to The

Anaesthesiology
and
Reanimation
Dr.Khadafi Indrawan Sp.An
Bagian Anestesiologi & Terapi Intensif
FKUNILA / RSU Abdul Moeloek
Bandar Lampung
Adam was put into sleep before Eve was created from his rib.
The first Anesthesia
(1846)
Sejarah Singkat Anestesi di Indonesia

1. DUNIA :
DIAWALI DENGAN PENEMUAN ETER PADA TAHUN 1846
DI AMERIKA SERIKAT OLEH WTG MORTON (DR GIGI)
SHG MENDAPAT PREDIKAT “The Most Human Discovery in
Mankind”)

2. INDONESIA
DIRINTIS OLEH PROF M KELAN (ASISTEN ILMU BEDAH
FK UI) PADA TAHUN 1954, BELAJAR KE AMERIKA.
PADA SAAT ITU (1954) PERBANDINGAN DSAn antara
INDO : AMERIKA = 1 : 1000
3. SURABAYA
DIKEMBANGKAN OLEH PROF KARJADI LULUSAN AMERIKA
4. BANDUNG
5. SEMARANG
ANESTESIOLOGI
terdiri dari KATA:
“An” = TANPA
“AESTHESIA” = RASA
“LOGI” = ILMU
BERARTI : ILMU YANG MEMPELAJARI
TATALAKSANA UNTUK ME”MATI”KAN RASA

REANIMASI, berasal dari kata “ANIMATE” =


“GERAK”
YANG BERARTI : MENGGERAKKAN KEMBALI
= MENGHIDUPKAN KEMBALI
ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI

ANESTESIOLOGI (TRIAS)

MATI INGATAN MATI RASA MATI GERAK


(HIPNOTIK) (ANALGETIK) (RELAKSASI)

GERAKAN  RESPIRASI

REANIMASI
ANESTESIOLOGI :
AN : TIDAK TIDAK BERASA
AESTESIA : RASA

cabang ilmu kedokteran, yang mendasari usaha-usaha ;


1. mengelola nyeri, takut pada pembedahan,
persalinan,, tindakan medik lainnya
2. mengawasi dan menunjang faal/fungsi vital
pasien durante dan pasca operasi.
3. pengelolaan pasien "koma"
4. pengelolaan nyeri kronis
5. RJPO
6. pengelolaan gangguan cairan, elektrolit, metabolik
7. gawat darurat (nafas, hemodinamik, otak, dll)
8. dll. 10
Anestesiolo

Life suppor
EMERGENCY !

Pra-hospital
UGD
Kamar Bedah
Recovery Roo
11
ICU
HUBUNGAN CABANG ILMU

PULMONOLOGI
OBGYN
PEDIATRI
GIGI-MULUT
MATA
ANESTESIOLOGI KARDIOLOGI
BEDAH
THT
RADIOLOGI
INTERNE
PSIKIATRI

12
RUANG LINGKUP ANESTESIOLOGI Hipnotik
Inhalasi
General Sedatif
Intra vena
+
Spinal Narkotik
Regional Relaksan otot
Anestesi Epidural

Brachial Blok
Lokal
Axillary blok
dll
Critical care/ICU
Pain Clinic

Penanggulangan Gawat Darurat


Spinal Anestesi
Emergency !!
PASIEN
Nyeri
Stress
Stabilitas
Emergency

Sp An

ALAT
• Diagnostik OPERATOR
• Pemeliharaan Alat
• Kondisi
• Obat Pembedahan
• Kamar Bedah
PS-ASA,
( American Society of Anesthesiologist )
1. Pasien tanpa penyakit sistemik, kelainan hanya yang
akan dilakukan pembedahan, contoh: laki-laki sehat
yang akan menjalani Herniotomi.
2. Pasien dengan kelainan sistemik ringan atau sedang
yang perlu pembedahan, contoh: pasien dengan DM
terapi OAD,tanpa penyulit lain
3. Pasien dengan kelainan sistemik berat dan membatasi
aktivitasnya. Contoh: pasien dengan infark jantung yang
harus diterapi dengan perawatan medis.
4. Pasien dengan penyakit yang mengancam jiwa, contoh:
Gagal jantung berat aktivitas sangat terbatas.
5. Pasien-pasien "moribund", 50% akan exitus dalam 24
jam dengan atau tanpa pembedahan, contoh: Ileus
strangulasi, anuria, koma, TD 70/40 (dengan Dopamine)
Untuk pembedahan darurat --------> ditambah " D" atau
26 "E" , contoh, PS-ASA 3-D
Pemeriksaan pra bedah
(pre operative evaluation)
Pemeriksaan Pra Bedah
( Pre Operative Evaluation)

Yaitu: Semua pemeriksaan ( anamnesa, pem. Fisik, Lab,


Radiologi, dll) sebelum penderita diberikan
anestesi/dilakukan operasi.

Kapan dilakukan ??
1. Operasi elektif ( terencana )
 minimal 1 hari sebelum operasi
2. Operasi emergency ( darurat )
 waktu terbatas  resiko besar
TINDAKAN
PEMBEDAHAN
PASIEN
ANESTESI

PEMERIKSAAN PRA BEDAH


( PRE OPERATIF EVALUTION ) DR
BEDAH/ANESTESI

- MENGETAHUI JENIS OPERASI


- ANAMNESE (HISTORY)
- PEMERIKSAAN FISIK
- PEMERIKSAAN LAB
- PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
DAN PENUNJANG LAINNYA
( EKG, FOTO, USG, SCAN, MRI, DLL)
- KONSULTASI YG DIPERLUKAN
Gunanya :

• Sangat berperan  keselamatan penderita

• Mempersiapkan mental & fisik penderita

• Agar tejadi kerja sama yg baik antara dokter  pasien


Persiapan pd hari operasi :Check List

• Informed consent Obat-obatan yg di pakai:??


(Anestesi & Bedah) - Gas anestesi,Oxygen,N20
- Premedikasi,(iv,im),Antasid
 Puasa - Ob.Anti Hipertensi
- Ob.Anti Diabetes
 PD ulangan - Ob.Anti Trombosis
 Pakaian - Ob.Corticosteroid
 Perhiasan - Persiapan Darah (WB,PRC,Plasma)

 Make up
 IV line  lancar? -Posisi pasien
Mesin Anestesi

Terdiri dari :
 Masker
 Selang
 Absorben
 Tabung O2
 Tabung N2O
 Flow Meter
 Vaporizer
 Ambu Bag
 Soda Lime
 Exhalasi valve
OBAT-OBAT ANESTESIA :
- INHALATION AGENTS :

 ETHER
NO 2

 FLUOTHANE
 CHLORAETHYL
 TRILENE
 ETHRANE/ENFLURANE
 ISOFLURANE
 SEVOFLURANE
 DESFLURANE
OBAT-OBAT ANESTESIA :

- I.V. AGENTS : - OPIOIDS :

 PENTOTHAL  MORPHIN
 KETAMINE  PETHIDIN
 DIAZEPAM  FENTANYL
 MIDAZOLAM  SUFENTANYL
 PROPOFOL, Dll.  ALFENTANYL
 TRAMADOL
OBAT-OBAT ANESTESIA :

- MUSCLE RELAXANTS :

SUCCYNILCHOLIN
 ATRACURIUM
 PANCURONIUM
 ALCURONIUM
 VECORONIUM
 MIVACURIUM
 ROCURONIUM, Dll.
DI RUANG OK

POSITONING PRE OPERATIVE


Sebelum pasien tiba, ruang operasi harus sudah siap.

• Mesin anestesi sudah terhubung dg. sumber listrik dan sumber gas.

• Sirkuit nafas (termasuk sungkup muka) sudah tersedia sesuai keperluan


dan dicek kelayakannya.

• “STATICS” (Scope, Tube, Airway, Tape, Introducer, Conector, Suction) telah


lengkap dan dicek.

• Alat pemantau (Monitor) telah tersedia dan dicek  EKG kontinyu,


tensimeter, pulse oxymeter.

• Setelah semua lengkap, baru siapkan obat-obatan.

• Pastikan pasien memiliki akses intravena yang berfungsi baik.


Teknik anestesia & pilihan obat-obatan disesuaikan dg. kondisi pasien &
jenis operasi. Perhitungan kehilangan cairan & darah harus diantisipasi

Pemantauan lebih ketat pd. hal-hal yg. berhub. dg. penemuan prabedah.
Contoh : - CAD / aritmia : pantau perubahan EKG
- ketidakseimbangan asam-basa / elektrolit (pasca atau durante-

koreksi) dicek intraoperatif


- insufisiensi renal diawasi produksi urin, tanda-tanda edema
paru, kadar K+ darah
- kelainan sistem respirasi dipantau oksigenasi & ventilasi
• Faktor yang mempengaruhi keberhasilan operasi
tidak hanya pada dokter anestesi & bedah saja
tetapi:
• Persiapan pra bedah
• Jenis penyakit yang diderita (PS ASA I – V)
• Alat – mesin anestesi
• Alat bedah
• Monitoring
• Obat an/ farmasi
2

• Perawat – penata
• CSSD
• Sistem gas sentral (0 , N O)
2 2

• Monitoring/perawatan pasca bedah


Peri-operative
Faktor
Anesth Masal
pembawa
esi ah
(Pasien)
PERIOPER
ATIF:
1.Praoper
atif Penya Jenis Outco
2.Intraope kit Pembeda me
ratif pasien han
3.Postope
ratif
Masala Masal
PACU
h ah
Jenis Anestesi
Inhalasi Sedatif
General
Intra vena Hipnotik
+
Spinal Analgetik
Regional Relaksan otot
Anestesi Epidural

Brachial Blok
Lokal
Axillary blok
dll
General
Anesthesia
Spinal Anestesi
Kenapa Perlu Penanganan Pasca
Anestesi/Bedah?
Oleh karena “Post Operatif Deaths”

Setelah Anestesi dan Pembedahan

Pencegahannya ?
1.Perawatan Post Anestesi/bedah oleh TIM:
• Dr. Anestesi
• Dr. Bedah/Dr.Obgyn, Dr konsultan lainnya
• Perawat yang teliti, terampil dan bertanggung jawab
2. Tindakan penanganan komplikasi yang cepat dan tepat
Definisi perawatan post anestesi:
 suatu perawatan  mengamankan dan mengelola
pasien paska pembedahan dan paska anesthesia. secara
cepat mengidentifikasi dan memberikan terapi terhadap
komplikasi-komplikasi yang timbul akibat pembedahan
maupun tindakan anestesia sebelum komplikasi-
komplikasi tersebut menjadi fatal
 Tatalaksana Pasien setelah operasi  transport pasien
dari OK ke Recovery Room atau ke ruang Postanesthesia
care unit (PACU).

Tujuan perawatan post operasi :


1.Mencegah Komplikasi (operasi dan pembiusan)
2. Penyembuhan daerah operasi
3. mengembalikan kondisi pasien
KAPAN DIMULAI ?

Sejak Selesai
: Operasi

Dimeja Operasi

Transportasi

PACU/RR

Oleh karena sering terjadi :

 Airway Obstruction
 Shivering
 Agitasi, Delirium
 Pain
 Nausia, Vomiting
 Autonomic Lability
 Perdarahan
Keluar kamar Operasi  Transport Pasien

• Tim kamar operasi  memberikan catatan khusus.


 Semua Resiko komplikasi anestesi, pembedahan, dan selama intraoperative

 Terapi khusus atau prophylaxis yg dibutuhkan. (Cairan, nutrisi,


antibiotic,antimual,analgesia, tromboprophylaxis)

 Pasien tidak boleh pindah dari OK  Airway dan ventilasi tidak adekuat,
Hemodinamik tidak stabil, Perdarahan masih aktif (drain)
 Dr. Anestesi
Serah terima pasien dari   Penata Anestesi
 TIM OK

Kepada Perawat RR/PACU

Benar Jelas

Masalah :
Keadaan pasien sebelum operasi
Keadaan pasien selama operasi
Keadaan pasien saat diterima
Hal-hal yang penting mungkin terjadi:
- Perdarahan
- Asthma kambuh
- Hemodinamik tidak stabil
- Diabetes insipidus (URINE >>)  Operasi Tu.Hipofise
Teknik anestesi : GA/Regional/Lokal
Therapi : - Sudah
- Akan
- Distop
Post anesthesia care unit
(PACU)
• suatu unit yang terletak sedekat mungkin
dengan ruang operasi,

• Akses ke x-ray, Laboratorium dan bank darah

• Peralatan monitoring yang lengkap

• Peralatan emergency

• dilengkapi dengan staf medis yg terampil

•  memberikan pelayanan terapi serta


perawatan pasien paska anestesia atau paska
tindakan bedah sebelum dikirim ke bangsal
umum atau ruang lain

• Lama perawatan pasien di PACU Lamanya


Prosedur pada PACU
Tahapan :
• Koordinasi akan masuk px ke PACU
• Menilai airway
• Pemberian oksigen
• Pemasangan monitor
• Evaluasi tanda vital
• Operan dengan TIM OK (anestesi, staff bedah)
Monitoring Pada PACU
• Evaluasi Baseline Tanda vital

• Respirasi
• RR/min
• Pulse oximetry

• Sirkulation
• nadi/min, Rythm
• Tekanan Darah
• ECG
• Perfusi

• Produksi urin

• Level Kesadaran

• Suhu

• Skor Nyeri

• Perdarahan
Monitoring Pada PACU?
* Teliti
 Pengamatan
 Pemantauan * Cepat Masalah
 Pemeriksaan B1  B6 (Breath,Bleed,Brain,Bladder,Bowel,Bone)

 Pencatatan * Benar
 Pelaporan

Lapor segera

* Tindakan
* Mencegah
Penanganan

* Pengobatan
Morbiditas Mortalitas
Aldrete Score
Score Activity Respiration Circulation Consciousness Oxygen
Saturation

Breaths BP + 20 mm
deeply and of
2 Moves all
extremities coughs preanesth.
Fully awake Spo2 > 92%
on room air
level
freely.

Dyspneic, or BP + 20-50
shallow mm of Spo2 >90%
1 Moves 2
extremities breathing preanesth.
Arousable on
calling With suppl. O2
level
BP + 50
Unable to Apneic mm of Not responding Spo2 <92%
0 move preanesth. With suppl. O2
level
Permasalahan yang biasa terjadi di PACU

• Obstruksi jalan nafas • Perdarahan

• Hypoxemia • Agitasi

• delayed recovery
• Hipoventilasi
• PONV
• Hipotensi
• Nyeri
• Hipertensi
• Oliguria
• Aritmia

• Hipotermia
Nyeri : Tanda vital ke 5

• Nadi
• Tekanan Darah Pain:
The Fifth

• Temperatur Vital Sign™

••Respirasi rate
American Pain Society (APS) has
redefined PAIN as the 5th vital sign
•Health care professional has to assess
patients for pain every time
June
• Nyeri = suatu pengalaman sensorik dan emosional
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau
diduga ada kerusakan jaringan
• Nyeri adalah pengalaman sensorik yang berkaitan
dengan aktivasi nociceptor dan lintasan nyeri

• Bersifat subyektif & emosional

Definis
Definisi Nyeri (Pain
(Pain)) dari IASP
(International Association for the Study of Pain)
Nyeri  perasaan yg subyektif
 Nyeri adalah perasaan yang sangat subyektif.
 Tak ada orang lain yang dpt mengetahuinya,
termasuk dokter, kecuali pasien itu sendiri.
 Berbeda dengan penyakit lain seperti, parkison disease,
kebutaan atau struma yang langsung dapat diamati.
 Hanya penderita nyerilah yg tahu persis apa yg
dirasakan.
 Oleh karena itu kita harus percaya apa yang dikatakan
pasien.
 “Pain is what the person says hurts”.
Jenis Nyeri
Berdasarkan
Durasinya
Berdasarkan durasinya :
•Nyeri akut
•Nyeri kronis
Berdasarkan
Berdasarkan
Asalnyaasalnya :
•Nyeri nosiseptif
▫ Nyeri perifer/somatic– kulit, tulang, sendi, otot, dll – nyeri terlokalisasi
▫ Nyeri visceral – dari organ internal seperti pankreas dan usus besar -
lebih dalam, lebih sulit dilokalisasi letaknya
•Nyeri neuropatik
Berdasarkan
Intensitasnya
•Mild pain
•Moderate pain
•Severe pain
Mekanisme
nyeri
nosiseptif

1. Stimulasi
2. Transmisi
3. Modulasi
4. Persepsi nyeri
Nyeri neuropati
• Nyeri yang disebabkan karena adanya kerusakan atau
malfungsi dari sistem saraf perifer atau CNS.
• Biasanya bertahan lebih lama
• Biasanya lebih sulit untuk diobati
• Contoh : nyeri pada pasien stroke, DM, irritable bowel
syndrome
• Gejala yang dialami : rasa terbakar,
tingling/kesemutan
Gejala dan tanda
• Nyeri bisa berupa nyeri tajam, tumpul, rasa terbakar
• Nyeri bisa bervariasi tergantung intensitas dan lokasinya
• Nyeri bersifat subyektif

• Nyeri akut dapat menyebabkan hipertensi, takikardia,


mydriasis, tetapi tidak selalu ada.
• Nyeri neuropati biasanya bersifat kronik, dan sukar untuk
diobati dengan analgesik biasa.
Penilaian Nyeri ?

 1. Membuat diagnosis
 2. Identifikasi Penyebab
 3. Identifikasi tipe nyeri
 4. Identifikasi intensitas nyeri
 4. menggambarkan mekanisme nyeri
 5. memilih pilihan terapi
 6. menilai efek dari terapi
Tujuan penatalaksanaan nyeri
1.Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
2.Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi
nyeri kronik yang persisten
3.Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat
adanya nyeri
4.Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan
kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas hidup
sehari-hari
Informasi yg di perlukan?

Anda nyeri?

Onset : kapan mulai?


bagaimana awalnya?

Duration : sdh brp lama?

Site : dimana sakitnya?


Nature of pain : Seperti apa rasanya?

Deskripsi : Tumpul
Tajam

seperti diiris pisau


seperti ditusuk jarum

terbakar
seperti digigit semut
seperti ditekan keras

Severity : seberapa hebat?

: itensitas nyerinya
Freezing, like the feet are on ice,
Burning, feeling like the feet are on fire although they feel warm to touch

Stabbing, like sharp knives Modified by Meliala 2006 Lancinating, like electric shocks
Untuk menilai intensitas dan derajat nyeri

Gunakan Skor Nyeri


Skor Nyeri

 Numeric – visual / verbal

 Categoric verbal

 Non-verbal
Visual Analog Scale
No Pain Worst
Pain
you
can
imagi
ne
Numeric Rating Scale

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

No Worst
Pa Pain
in you
can
imagi
ne
Categoric scale

None

Mild

Moderate

severe
Non-verbal Scale

Wong – Baker Faces Scale


Combined Non-verbal,
Numeric & Categoric Scales

No Worst
Pa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pain
in you
No Mild Moderate Severe can
ne imagi
ne
Sample Clinical Chart

C – burning  A ­ sharp 
sensation  stabbing
3.4.04 X 1.4.04
X
B – dull 
X aching
1.4.04

Temperature

Blood Pressure
Pulse
Respiration 
Pain 
STRATEGI TERAPI

• Terapi Non Farmakologi


• Terapi stimulasi : TENS (Transcutaneous Electrical
Nerve Stimulation) --- untuk nyeri akut dan kronik
misalnya pada pembedahan, traumatik, neuropati,
dll
• Psikologis : misalnya relaksasi

• Terapi Farmakologi
• Analgesik : Opiat dan Non Opiat
PRINSIP PENGOBATAN

• Three Step Ladder WHO


• Pengobatan nyeri harus dimulai dari anlagesik yang
paling ringan sampai ke analgesik yang paling kuat.
• NSAID
• Opiat lemah
• Opiat kuat
• (dapat ditambahkan adjuvan seperti
antidepresan, antikonvulsan, dll ---- tergantung
kebutuhan individual)
Three-Step ladder of WHO
Step III
Seveare pain Severe pain,

Step II Moderate Pain Strong Opioid analgesics

± Non-opioid analgesics
For mild to moderate pain,
Pain level

Mild Opioid analgesics ± adjuvant analgesics

± Non-opioid analgesics

Step I Mild Pain ± adjuvant analgesics

Non-opioid analgesics
± adjuvant analgesics
Pain
Strong opioids
Pain
Morphine & Fentanyl
Mild Opioid
Codeine or
Tramadol
Paracetamol /NSAIDs ± adjuvants Paracetamol/NSAIDs ± adjuvants
Successive change
Tidak ada Manusia Super (SUPERMAN) Dalam Kamar Operasi yang
ada Super tim( dr.bedah,dr.anestesi,Perawat Bedah,perawat
anestesi)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai