Dipersiapkan oleh:
Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U
Pengaturan
Sistem pembangunanSistem
Tata Udara struktur
Sistem
Pencahayaan
Rancangan Sistem
Bangunan Akustik
Sistem Sistem
Elektrikal Sistem transportasi
Pemipaan
Materi kuliah:
Teknologi Bahan Konstruksi + Perencanaan
Gambar Lanjut & Ilmu Bangunan Tahun 2009
Fisika Bangunan
BIO DATA
Nama Ir. Rony Ardiansyah, MT. IP-U
Lahir di Siak Sri Indrapura tahun 1963.
S-1 Fakultas teknik jurusan sipil di Universitas Islam Riau Pekanbaru tahun
pada tahun 1990
S-2 Program pasca sarjana Teknik Sipil di Universitas Islam Indonesia
Yogyakart, Januari tahun 2005.
Sejak tahun 1986 sampai sekarang bekerja di konsultan teknik bidang
perencanaan struktur (konstruksi).
Sejak tahun 1997 sampai sekarang aktif sebagai staf pengajar di Fakultas
Teknik Sipil Universitas Islam Riau Pekanbaru.
Dari tahun 2006-2007, sebagai Staf Pengajar di Magister Teknik Sipil UII-
Univ Lancang Kuning.
Sejak tahun 2008, sebagai dosen Pasca Sarjana Magister Teknik Sipil di
UIR
Sejak tahun 2001-2007 sampai sekarang aktif menulis pada majalah/jurnal
kampus dan menulis pada artikel rutin di media cetak kolom ”Konstruksi”
Riau Pos, dan mendapatkan penghargaan: Peringkat Pertama Terbaik,
Penulisan dalam Media Cetak Terbanyak” dari Rektor UIR tahun 2005.
Sebagai Pengasuh Rubrik “Keamanan Konstruksi” di Harian Pagi Metro
Riau Pekanbaru.
Sebagai pengurus Asosiasi profesi seperti HAKI (Himpunan Ahli Konstruksi
Indonesia) dan mendapatkan gelar ”Insinyur Profesional Utama/IPU” Tahun
2004. Asosiasi Profesi HATTI (Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia) dan
sebagai ketua Tim Komite Akreditasi Sertifikasi di LPJK (Lambaga
Pengembangan Jasa Konstruksi) pada Tahun 2005.
Sebagai Dewan Pakar Buletin Ikatan Konsultan Nasional
Indonesia/INKINDO, tahun 2009.
FISIKA BANGUNAN
Aspek Fisika bangunan
pada desain struktur
masih lemah
1. Banyak bangunan menitik
beratkan pada segi
penampilan visual saja.
2. Banyak bangunan indah,
tetapi tidak nyaman untuk
dihuni.
3. Fisika Bangunan selama ini
lebih banyak dilakukan
secara kulitatif, yaitu
dengan kira-kira,
pengalaman sehari-hari,
atau berdasarkan lihat
sana lihat sini.
Referency
1. Dipl.Ing.Y.B.Mangunwijaya, 1988, Pengantar
Fisika Bangunan, Penerbit Djambatan, cetakan
ke-3 Yogyakarta.
2. Prasasto Satwiko, 2004, Fisika Bangunan 1,
Edisi 1, ANDI, Yogyakarta.
3. Hardianto S, ST, 2007, Statistik Perumahan
dan Permukiman, Rioma, Jakarta.
4. A. Winarti Cs, 2006, Gempa Jogja, Indoneswia
& Dunia, Gramedia, Jakarta.
5. Edward Allen, 2002, Dasar-Dasar Konstruksi
Bangunan, Erlangga, Jakarta.
6. Ir. Jimmy S. Junawa, MSAE, 2005, Panduan
Sistem Bangunan Tinggi, Erlangga, Jakarta.
7. Ir. Agus Haryo Sudarmojo, 2008, Menyibak
Rahasia Sains Bumi dalam Al-Quran,
Mizania, Bandung
Aspek Fisika
bangunan pada
desain struktur Pengaturan
pembangunan
Sistem
Sistem
Tata Udara
struktur
Sistem
Pencahayaan Rancangan Sistem
Bangunan Akustik
Sistem Sistem
Elektrikal transportasi
Sistem
Pemipaan
Permukaan bumi
ditutupi hamparan kerak
tipis yang perlahan
membeku. Meskipun di
permukaan bumi mulai
membeku di bawahnya
terdapat kekuatan yang
bergerak sehingga
memecah kerak beku di
Geologi telah membuktikan bahwa memang kita hidup di
atas lembaran atau lempengan benua (lithosphere/crust)
yang telah mendingin dan terhampar. Bentuk lempengan ini
bagaikan hamparan karpet yang bergerak-gerak di atas
cairan bubur panas (upper/shallow mantle) yang temperatur
intinya kurang lebih 3.700 derajat Celcius dan tekanannya
mencapai 1,37 juta Atm.
Empire
State
Building
adalah
gedung
pencakar lan
git
yang
memiliki
102 lantai di
New York Cit
y
Pengaruh Gempa Bumi
Tujuan desain bangunan tahan gempa adalah
untuk mencegah terjadinya kegagalan
struktur dan kehilangan korban jiwa,
dengan tiga kriteria standar sebagai berikut:
Bangunan dengan
ketidak-teraturan dalam
arah vertical (loncatan
muka)
Pengaruh Gempa Bumi
Struktur sangat
riskan jika dilanda
gempa
Dilatasi (Sambungan)
ini juga di tempatkan
pada slang 150 hingga
200 kaki (40 hingga 60
m) pada bangunan
yang sangat panjang
Pengaruh Gempa Bumi
Dilatasi
Denah Bangunan :
Denah yang terlalu panjang harus dipisahkan (Gambar 1.a)
Denah berbentuk L harus dipisahkan (Gambar 1.b)
Denah berbentuk U harus dipisahkan (Gambar 1.C)
Pengaruh Gempa Bumi
Suatu bangunan yang
oanjang tidak dapat
menahan deformasi akibat
penurunan pondasi, yang
menyebabkan timbulnya
retakan atau keruntuhan
struktural.