Anda di halaman 1dari 23

“Manajemen Anestesi Pada Pasien Dengan

Diagnosis Hernia Inguinalis Lateral Sinistra


Inkarserata Menggunakan Teknik Spinal
Anestesia”

Oleh
CHAERUNNISA SUPRIANI SAPUTRI
N 111 17 123

Pembimbing Klinik : dr. Muhammad Rizal, Sp.An


PENDAHULUAN
Anestesi adalah pemberian obat untuk menghilangkan
kesadaran secara sementara dan biasanya ada
kaitannya dengan pembedahan. Secara garis besar
anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu anestesi
umum dan anestesi regional.

anestesi regional adalah anestesi pada sebagian tubuh,


keadaan bebas nyeri sebagian tubuh tanpa kehilangan
kesadaran. Teknik ini menghasilkan blokade yang lebih
spesifik, efek adekuat dalam menghilangkan nyeri, memiliki
pengaruh yang baik terhadap operasi pada tulang serta
jaringan sekitarnya

Anestesi spinal adalah pemberian obat antestetik lokal ke dalam ruang


subarakhnoid4. Anestesi spinal diindikasikan terutama untuk bedah
ekstremitas inferior, bedah panggul, tindakan sekitar rektum dan perineum,
bedah obstetri dan ginekologi, bedah urologi, bedah abdomen bawah dan
operasi ortopedi ekstremitas inferior1.
Anatomi
Tulang belakang itu terdiri atas tulang punggung dan diskus intervertebral.
Ada 7 cervical, 12 ruas vertebrae torakal, dan 5 ruas verbrae lumbalis dan 5
ruas tulang Sakralis dan 5 ruas koksigeal yang bersatu satu sama lain. Tulang
belakang secara keselruhan berfungsi sebagai tulang penyokong tubuh
terutama tulang-tulang lumbalis.selain itu tulang belakang juga berfungsi
melindungi medula spinalis yang terdapat di dalamnya.

Di sepanjang medulla spinalis melekat 31 pasang nervus spinalis dapat


diperinci sebagai berikut: 8 pasang saraf servikal (C), 12 pasang saraf
thorakal (T), 5 pasang saraf lumbal (L), 5 pasang saraf sakral (S), dan 1
pasang saraf koksigeal (Co),melalui radix anterior atau motorik dan radix
posterior atau sensorik. Masing–masing radix melekat pada medulla spinalis
melalui sederetan radices (radix kecil),yang terdapat di sepanjang segmen
medulla spinalis yang sesuai. setiap radix mempunyai sebuah ganglion radix
posterior, yang axon sel–selnya memberikan serabut–serabut saraf perifer
dan pusat
DEFINISI

Anestesi spinal merupakan analgesia regional dengan


menghambat sel-sel saraf di dalam ruang subaraknoid oleh
anestetik lokal yang dilakukan dengan cara memasukkan
dosis kecil obat anestesi lokal ke dalam ruangan
subaraknoid.

Anestesi spinal menjadi pilihan utama karena dinilai


aman, memberikan analgesi kuat, relaksasi otot yang
cukup, mudah dilakukan, onset cepat, durasi kerja
pendek, biaya murah, serta efek samping dan
komplikasi lebih sedikit jika dibanding dengan anestesi
umum
Kontraindikasi absolut Kontraindikasi relative
Pasien menolak Infeksi sistemik (sepsis, bakterimia)

Infeksi pada tempat suntikan Infeksi sekitar tempat suntikan

Hipovolemia berat atau syok Hipovolemia ringan

Koagulopati atau mendapat terapi Kelainan neurologis dan kelainan psikis


antikoagulan

Tekanan intrakranial meninggi Bedah lama

Fasilitas resusitasi minim Penyakit jantung

Kurang pengalaman Nyeri punggung kronis


Farmakologi Obat Anestesi
 Anestetik lokal ialah obat yang
menghasilkan blokade konduksi atau
blokade saluran natrium pada dinding
saraf secara sementara terhadap  Obat-obat anestesi lokal yang digunakan
rangsangan transmisi sepanjang saraf, pada pembedahan harus memenuhi
jika digunakan pada saraf sentral atau syarat-syarat yaitu blokade sensorik dan
perifer. motorik yang adekuat, mula kerja yang
cepat, tidak neurotoksik, dan pemulihan
blokade motorik yang cepat
 Obat anestesi lokal yang digunakan
pascaoperasi sehingga mobilisasi lebih
dibagi ke dalam dua macam, yakni
cepat dapat dilakukan dan risiko
golongan ester seperti kokain,
toksisitas sistemik yang rendah
benzokain, prokain, kloroprokain,
ametokain, tetrakain dan golongan
amida seperti lidokain, mepivakain,
prilokain, bupivakain, etidokain,
dibukain, ropivakain, levobupivakain.
Patofisiologi

Pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang subarakhnoid di regio


vertebra. Lapisan yang harus ditembus untuk mencapai ruang
subarakhnoid dari luar yaitu kulit, subkutis, ligamentum
supraspinosum, ligamentum interspinosum, ligamentum flavum,
durameter, dan arakhnoid. Ruang subarakhnoid berada diantara
arakhnoid dan piameter, sedangakan ruang antara ligamentum flavum
dan durameter merupakan ruang epidural
Lokal anestetik yang dimasukkan ke dalam ruang subarakhnoid akan
memblok impuls sensorik, autonom dan motorik pada serabut saraf
anterior dan posterior yang melewati cairan serebrospinal.
Ada empat faktor yang mempengaruhi absorbsi anestetik lokal pada
ruang subarakhnoid, yaitu:
 konsentrasi anestetik lokal, konsentrasi terbesar ada pada daerah
penyuntikkan. Akar saraf spinal sedikit mengandung epineurium
dan impulsnya mudah dihambat,
 daerah permukaan saraf yang terpajan akan memudahkan absorpsi
dari anestetik lokal. Oleh karena itu semakin jauh penyebaran
anestetik lokal dari tempat penyuntikkan, maka akan semakin
menurun konsentrasi anestetik lokal dan absorpsi ke sel saraf juga
menurun,
 lapisan lipid pada serabut saraf,
 aliran darah ke sel saraf14.
Daerah utama dari aksi blokade neuraksial adalah akar saraf. Anestesi
lokal disuntikkan ke CSF (anestesi spinal) atau ruang epidural
(anestesi epidural dan kaudal) dan menggenangi akar saraf dalam
ruang subarachnoid atau ruang epidural. Injeksi langsung anestesi
lokal ke CSF untuk anestesi spinal memungkinkan dosis yang relatif
kecil dan volume anestesi lokal untuk mencapai blokade sensorik dan
motorik.

BLOKADE SENSORIK BLOKADE MOTORIK


KOMPLIKASI

Ketinggian Lokasi Toksisitas


Blokade saraf penyuntikkan obat

Hipotensi Transcient
Nyeri
sampai neurological
punggung
cardiac arrest symptoms

Postdural
Retensi urin Sindrom
puncture
cauda equine
headache

Hematoma
spinal
Hernia

Definisi hernia

Penyebab terjadinya hernia

Klasifikasi hernia

Penatalaksanaan hernia
Laporan Kasus

Identitas
 Nama : Tn. W
 Umur : 27 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Alamat : Desa Lolu
 Tanggal Operasi : 26 Juni 2019
Anamnesis
 Keluhan Utama : Nyeri pada paha kiri
 Riwayat penyakit sekarang :
pasien laki-laki usia 27 tahun masuk rumah sakit dengaan
keluhan benjolan di lipatan paha sisi kiri sejak 4 hari sebelum
masuk rumah sakit, awalnya nyeri dan benjolan yang dirasakan
hilang timbul, namun sejak semalam benjolan menetap dan
pasien merasakan sangat nyeri
 Riwayat penyakit dahulu: Riwayat alergi (-), Riwayat penyakit
asma (-), Riwayat penyakit jantung (-), Riwayat penyakit berat
lainnya(-), Riwayat anestesi (-)
Pemeriksaan Fisik : (B1-B6)
 B1 (Breath), Airway :
RR : 20 x/menit
SpO2 : 100%
Inspeksi : Pengembangan dada simetris, retraksi (-)
Palpasi : Vokal Fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor kiri sama dengan kanan
Auskultasi :Bunyi napas vesikuler (+/+),Rhonki(-/-),
Wheezing(-/-)
 B2 (Blood)
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi :Ictus cordis teraba pada SIC V linea
midclavicula (S)
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : S1 dan S2 murni regular, bising (-)
 B3 (Brain)
Kesadaran : Composmentis
Mata : Mata cekung (-/-), Conjungtiva
anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks
cahaya (+/+), pupil isokor diameter ±
2.5 mm
Telinga : Discharge (-)
Hidung : Discharge (-), epistaksis (-)
Mulut : Sianosis (-) bibir kering (+), mukosa
membran kering (+), pembesaran
tonsil (-), skor Mallampati 1.
 B4 (Bladder)
BAK via kateter (+), warna : kuning muda
 B5 (Bowel)
Inspeksi : asimetri pada kedua sisi lipatan paha
Auskultasi : bising usus (+)
Perkusi : Timpani (+), Asites (-)
Palpasi : terdapat benjolan region scrotalis
sinistra, hepatomegali (-),
splenomegaly (-), nyeri tekan pada
regional inguinalis sinistra
B6 Back &Bone : terdapat batasan aktivitas.
Ekstremitas atas : akral hangat, pucat (-), edema (-),
turgor < 2 detik, CRT 2 detik
Ekstremitas bawah : akral hangat, pucat (-), edema (-),
turgor < 2 detik, CRT 2 detik.
 Pemeriksaan Lab
 Diagnosis Kerja : Hernia Inguinalis Sinistra inkaserata

 Tindakan : Herniatomy

 Assesment
Status fisik ASA 2
Acc. Anestesi
Diagnosis pra-bedah : Hernia inguinalis sinistra
inkaserata
 Plan
Jenis anestesi : Regional Anastesi
Teknik anestesi : SAB (Subarachnoid Block)

 Jenis pembedahan : Herniatomy


Laporan Anestesi
 Diagnosis pra-bedah : Hernia Inguinalis Sinistra Inkaserata
 Diagnosis post-bedah :-
 Jenis pembedahan : Herniatomy
 Jenis anastesi : Regional anastesi
 Teknik anastesi : SAB (Sub Aracnoid Block)
 Posisi : Lateral decubitus
 Premedikasi anestesi : metocloperamide 10 mg
ketorolac 30 mg
 Injeksi anastesi : Bupivacain 0,5% 20 mg
 Medikasi tambahan :
Midazolam 3 mg
Fentanyl 40mg
 Maintenance : O2 3 lpm. Efedrin saat TD <25%
(Hasil monitoring intraoperative terlampir)
 Respirasi : Spontan
 Anestesi mulai : 13.15 WITA
 Operasi mulai : 13.25 WITA
 Lama operasi : 1 jam
 Lama anestesi : 2 jam
No Pukul (WITA) Tekanan Darah Nadi (kali/menit) Saturasi Oksigen Terapi
(mmHg) (SpO2)

13.15 110/70 75 99 metocloperamide 10 mg, Ketorolac 30


mg

1
13.20 100/58 73 99  Bupivacaine 0,5% 20 mg

2
13.25 98/58 70 99
3
13.30 100/58 75 99  Midazolam 3 mg

4
13.35 88/40 70 99 Ephedrine 10 mg

5
13.40 88/58 72 99
6
13.45 107/60 83 99
7
13.50 100/48 70 99
8
13.55 98/48 73 99
9
14.00 98/50 70 99
10
14.05 98/50 70 99
11
14.10 98/53 73 99
12
14.15 98/50 75 99
13
PEMBAHASAN

Obat anestesi lokal yang digunakan adalah bupivakain 20 mg.


Berat jenis obat anestesi lokal mempengaruhi aliran obat dan
perluasan daerah teranestesi. Pada anestesi spinal jika berat jenis
obat lebih besar dari berat jenis CSS (hiperbarik), maka akan
terjadi perpindahan obat ke dasar akibat gravitasi. Jika lebih
kecil (hipobarik), obat akan berpindah dari area penyuntikan ke
atas. Bila sama (isobarik), obat akan berada di tingkat yang
sama di tempat penyuntikan.
Bupivakain bekerja menstabilkan membran neuron dengan cara
menginhibisi perubahan ionik secara terus menerus yang
diperlukan dalam memulai dan menghantarkan impuls.
 Obat bupivakain segera setelah penyuntikan subarakhnoid
akan mengalami penurunan konsentrasi dengan secara
bertahap karena terjadinya: dilusi dan pencampuran di liquor
serebro spinalis, difusi dan distribusi oleh jaringan saraf,
uptake dan fiksasi oleh jaringan saraf, absorbsi dan eliminasi
oleh pembuluh darah. Didalam ruang subarakhnoid obat
akan kontak dengan struktur jaringan saraf dan obat ini akan
memblokade transmisi impuls serabut-serabut saraf. Aktivitas
anestesi lokal dalam ruang subarakhnoid yang penting di
akar-akar saraf di medula spinalis (primer), ganglia dorsalis
dan sinap-sinap di kornu anterior dan posterior (sekunder)
dan traktus asenden dan desenden parenkim di medula
spinalis

Anda mungkin juga menyukai