Anda di halaman 1dari 20

MINERALOGI

SUPRAPTO
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” - YOGYAKARTA
Jalan SWK 104 (Lingkar Utara), Yogyakarta – 55283,
Telp./Fax. 0274-487816 mail : geoupn@indosat.net.id
GENESA MINERAL

Sebagai hasil akhir dari proses alam yang


kompleks adalah mineral yang
karakteristik, lingkungan geologi, dan
asosiasi mineralnya, yang merupakan
petunjuk yang baik bagaimana mineral
terbentuk dan bagaimana sejarahnya.
Rocks Cycle
CARA TERBENTUKNYA MINERAL
1. LINGKUNGAN MAGMATIK.

 Magma merupakan cairan silikat panas,


dapat membeku di dalam kulit bumi (10-
20 km), karena adanya erosi, maka
batuan tersebut dapat tersingkap di
permukaan.
 Batuan Beku
- Batuan volkanik atau Batuan Extrusive
- Batuan Plutonik atau Intrusive
Batuan bekuan beku adalah
Hasil kristalisasi magma yang mengandung
unsur-unsur penting dan dominan O, Si, Al,
Ca, Mg, Fe, Na dan K dan mengandung gas-
gas H2O, CO2, N2 serta senyawa belerang
(S), boron, HCl dan HF.

Lingkungan Magmatik dibagi dalam 4 tipe :


 Batuan Beku
 Pegmatitik
 Endapan Hidrotermal
 Endapan Air Panas dan Fumarol
Mineralogi Batuan Beku lebih sederhana,
sedangkan mineralogi Pegmatitik dan
Hidrotermal sangat berbeda dan secara
ekonomi sangat penting, karena
mengandung mineral-mineral berharga
sebagai bahan-bahan mentah Industri.

Endapan air panas dan fumarol secara


kwalitatif tidak berarti tetapi secara
mineralogi menarik.
BATUAN BEKU
 Komposisi batuan beku adalah sederhana,
hanya ada 7 mineral atau kelompok
mineral yang sering dijumpai yang disebut
sebagai Mineral Utama atau “ essential
constituents” yaitu : Feldspar, Kuarsa,
Felspatoid, Piroksen, Hornblende, Biotit
dan Olivin.
 Sedangkan mineral tambahan atau
“accessory constituents” adalah :Ilmenit,
Magnetit dan Apatit.
Dua Kelompok utama batuan beku, adalah :

- Granitik (granit, granodiorit, diorite kuarsa)


- Basaltik (Basal dan Andesit Piroksen).

Lebih dari 90% batuan intrusi adalah batuan


Granit, dan lebih dari 90% batuan extrusi
adalah batuan basaltic.
Klasifikasi batuan beku didasarkan pada
Komposisi Mineralogi, Komposisi Kimia dan
Lingkungan Geologi.

Berdasarkan kandungan SiO2, batuan beku


dapat dibagi menjadi :

 Ultra Basa (Peridotit, Dunit)------ < 45 %


 Basa (keluarga Gabbro) -------> 45 - 52 %
 Intermediate (Andesit, Diorit)----- 52 - 66 %
 Asam (Granit, Granodiorit ) ------ > 66 %
PEGMATITIK

 Berdasarkan data kimia dan geologi didapatkan


indikasi bahwa sisa-sisa larutan magma pada
umumnya berupa larutan silikat yang kaya alkali
dan aluminium, berisi air dan gas-gas lainnya,
dengan konsentrasi unsur-unsur minor tidak ada
kaitan dengan mineral-mineral umum pada batuan
beku.
 Karena kaya akan gas-gas volatile maka larutan
sisa akan menerobos bagian-bagian yang lemah
dari batuan induk yang telah membeku terlebih
dahulu. Pada jalur ini terbentuklah urat-urat
Pegmatitik dan Hidrotermal.
 Pegmatitik berasosiasi dengan batuan-
batuan Plutonik, umumnya Granit,
Granit Pegmatiti mengandung terutama
mineral Kuarsa dan Feldspar Alkali,
Muskovit dan Biotit.

 Kondisi Pegmatitik sama dengan


Granit, hanya pada Pegmatit berbutir
lebih kasar serta keterdapatannya
berbebentuk Tabular atau seperti Pipa.
 Secara kimia dan mineralogi Pegmatit
mengandung unsur-unsur langka dan untuk
industri menyebabkan Pegmatit banyak
dipelajari secara rinci dan intensif.

 Secara ekonomi pegmatit penting dan telah


banyak dipelajri untuk mineral-mineral
industri: Feldspar, Muskovit, Phlogopit,
Turmalin (untuk batumulia) dan Kuarsa.
Unsur-unsur langka diantarnya Berrilium
(Beril), Niobium dan Tantalum (Kolombit-
Tantalit), Litium (Spodume, Lepidolit).
ENDAPAN HIDROTERMAL
 Pegmatit sering mengandung sejumlah
kecil Sulfida dan Arsenida. Mereka
menunjukkan banyak karakteristik dari
urat-urat Hidrotermal.

 Pada umumnya endapan-endapan


Hidrotermal merupakan perkembangan
lebih lanjut daripada Pegmatit, dibentuk
dari larutan yang lebih dingin dan encer.
 Tipe hidrotermal berupa urat-urat
mengandung sulfida, terbentuk oleh pengisian
rekahan-rekahan dan pecahan dalam batuan
induk. Banyak endapan Mineral yang
dihasilkan diantaranya mineral-mineral bijih.

 Endapan hidrotermal tidak selalu berbentuk


urat, bisa saja berbentuk massa yang tidak
teratur, mengganti batuan sebelumnya dalam
batuan yang luas terdapat mineral-mineral
bijih dengan kadar kecil sebagai endapan
“Porphiry Copper” di Utah dan juga di
Freeport.
LINDGREN(1933)

membagi endapan hidrotermal dalam 3


(tiga) tipe berdasarkan mineralogI
dan temperatur terbentuknya,
yaitu :

1. ENDAPAN HIPOTERMAL.
2. ENDAPAN MESOTERMAL
3. ENDAPAN EPITERMAL
1. ENDAPAN HIPOTERMAL

 Terbentuk pada temperatur cukup tinggi


(300o-500o) pada kedalaman tinggi di dalam
kulit bumi.

 Ciri-ciri endapan adalah dijumpainya mineral


Kasiterit (Timah)dan urat-urat Tungsten
(Scheelit dan Wolframit ataupun Molibdenit).

 Kuarsa merupakan mineral gangue yang


sangat dominan, kadang dijumpai Tormalin,
Topaz dan silikat lainnya.
2. ENDAPAN MESOTERMAL.

 Terbentuk pada temperatur sedang (200o-


300o).

 Tipe Mesotermal umumnya membawa


sulfide besi, timah hitam (“lead”), seng dan
tembaga dengan mineral gangue berupa
kuarsa dan karbonat (kalsit. Rhodokrosit
atau siderite). Banyak urat-urat Kuarsa
mengandung Emas pada tipe ini.
3. ENDAPAN EPITERMAL.

 Terbentuk pada temperatur rendah (50o-


200o).

 Endapan ini menghasilkan Antimoni (Stibnit),


Merkuri (Cinnabar) Perak (perak murni atau
sulfide perak) dan Emas, Timah hitam dan
Seng. Sebagai mineral gangue adalah
Kuarsa, Opal, Kalsit, Aragonit, Barit dan
Fluorit.
Endapan air panas dan fumarol
 Larutan hidrotermal yang mencapai
permukaan akan muncul sebagai air panas,
biasanya hanya terendapkan silica opalin
(“silicious sinter”). Kadang sejumlah kecil
sulfur dan sulfida terbentuk.
 Di daerah volkanik aktif sangat menarik pada
gas-gas panas yang mengendapkan mineral-
mineral. Mineral-mineral pada fumarol yang
umum adalah: Sulfur, Klorida, sejumlah kecil
mineral Magnetit, Realgar, Pirit, Galena dan
Sphalerit. Dari segi mineralogy sangat
menarik sekalipun kurang ekonomis.

Anda mungkin juga menyukai