Anda di halaman 1dari 21

By :

1. Muh Dzaki Al Fariza


2. Nurul Magfirawati
Umroh menurut bahasa artinya berkunjung.
Menurt istilah adalah berkunjung ke
Baitulloh untuk melaksanakan nusuk
(ibadah).
Aturan, syarat, rukun, sunnat dan larangan-
larangan umroh persis sama dengan haji,
kecuali pada rukun dan wajib umroh ada
beberapa sedikit perbedaan. Yang
karenanya, umroh disebut juga al hajju al
ashghor atau haji kecil.
Melaksanakan ibadah haji dan juga Umroh hukumnya :
1. fardlu (wajib) ‘aen, bagi yang sudah memenuhi syarat :
a. islam d. merdeka
b. baligh e. mampu (istitho’ah)
c. berakal
Difardlukannya ibadah haji dan umroh hanya sekali dalam
seumur hidup
2. sunat, bagi :
a. muslim yang belum baligh
b. hamba sahaya
c. muslim yang telah melaksanakan haji/umroh islam
Haji/umroh islam ialah haji/umroh untuk memenuhi
kewajiban seorang muslim atau untuk memenuhi rukun
islam.
Al Quran surat Ali Imron ayat 97,

“semata-mata karena Alloh, menjadi kewajiban manusia untuk


melaksanakan ibadah haji ke Baitulloh bagi yang mampu dalam
perjalanannya”
Hadits riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim.

“Islam didirikan di atas lima perkara, yaitu (1) persaksian bahwa tiada
tuhan selain Alloh dan Muhammad SAW. adalah utusan Alloh, (2)
mendirikan sholat, (3) mengeluarkan zakat, (4) berkunjung ke
Baitulloh, (5) berpuasa di bulan Romadlon (H.R. Bukhori dan Muslim)
A. Pengertian rukun dan wajib

Dalam selain ibadah haji, pengertian rukun dan wajib


sama, ialah sesuatu yang harus ada atau harus
dilaksanakan ketika melakukan suatu pekerjaan
(ibadah). Seperti membaca Al Fatihah dalam sholat.
Tanpa membaca fatihah, solat seseorang dihukumi
tidak sah karena fatihah termasuk rukun atau bacaan
yang wajib dibaca ketika sholat.
C. Muharromat (larang-larangan
ihrom)
Yang dimaksud dengan muharromat
dalam ibadah haji/umroh ialah
larangan dari mengerjakan
pelanggaran atau dari meninggalkan
kewajiban. Akibat dari melanggar
larangan ini diwajibkan dam.
D. Dam
Dam artinya darah. dalam ibadah haji/umroh dam berarti
sangsi atau dendaan karena adanya pelangggaran. Bentuk
dam bermacam macam tergantung jenis pelanggarannya.
Menurut sifatnya dam terbagi dua:1. Dam tartib
(berurutan), ialah sifat dam yang memiliki beberapa poin
dan pemenuhannya hanya satu dan HARUS berurutan dari
yang pertama.2. Dam takhyir (pilihan), ialah sifat dam yang
memiliki beberapa poin dan pemenuhannya BOLEH memilih
salah satunya.
Di bagi atas 6 Golongan Yaitu :
•Golongan A
•Golongan B
•Golongan C
•Golongan D
•Golongan E
•Golongan F
1. mengerjakan haji tamattu’
2. mengerjakan haji qiron
3. tidak thowaf wada’ (menurut qoul yang menghukumi wajib)
4. tidak mabit di muzdalifah
5. tidak mabit di mina
6. ihromnya tidak dari miqot
7. tidak melontar jumroh
Termasuk jenis dam Tartib (berurutan)
Cara Membayar Dam
• Menyembelih seekor domba / kambing
• Puasa selama 10 hari, 3 hari dilakukan ketika berihrom dan 7
hari setelah pulang ke kampung halaman
Home
• jima’ mufsid (ialah jima’ yang dilakukan sebelum
tahallul awwal) jenis dam Tartib

cara membayar dam

• Menyembelih seekor unta


• Seekor sapi
• 7 ekor domba
• Puasa lamanya seharga anak unta dibagi satu mud kali 1
hari
Home
 nikah atau menikahkan

 Tidak ada dam, hanya status

 pernikahannya tidak sah

Home
1. memotong rambut
2. memotong kuku
3. melanggar cara berpakaian*
4. memakai wewangian
5. memakai minyak rambut
6. bercumbu
7. jima’ antara dua tahallul
8. jima’ setelah jima’ mufsid
* khusus bagi laki-laki, yaitu tidak boleh mengenakan pakaian yang
dijahit atau melingkar.
termasuk jenis dam Takhyir (memilih)
cara membayar dam:
Boleh memilih :
• menyembelih seekor domba
• shodaqoh makanan sebanyak 3 kali ukuran zakat fithrah ( 10 liter)
dibagikan kepada 6 orang faqir miskin
Home
membunuh binatang darat yang halal dimakan
dan liar
termasuk jenis dam Takhyir
cara membayar dam
Boleh memilih :
• Menyembelih binatang yang sebangsa dengan
yang dibunuh
• Shodaqoh seharga hewan tersebut
• Puasa yang lamanya seharga hewan yang
dibunuh dibagi satu mud kali satu hari
Home
mencabut / merusak pepohonan

cara membayar dam:

shodaqoh makanan seharga pepohonan


yang dirusak

Home
E. Miqot
Miqot artinya batas. Miqot ada dua macam
1. Miqot zamani artinya batas waktu
2. Miqot makani artinya batas tempat
MIQOT ZAMANI untuk umroh tidak ada, artinya semua hari dan
tanggal dalam setahun (hijriyyah) boleh dipakai untuk ibadah
umroh
MIQOT MAKANI, bagi penduduk/muqim di makkah adalah pintu
rumahnya, dan bagi yang diluar Makkah yaitu :
• bagi yang datang dari arah Madinah miqotnya Dzul Hulaifah
• bagi yang datang dari arah Sirya, Mesir dan afrika miqotnya
Juhfah
• bagi yang datang dari arah Yaman miqotnya Yulamlam dan
Qornul Manazil
• bagi yang datang dari arah timur kota Makkah miqotnya Dzatu
‘Iroq
Ihrom adalah suatu keadaan (berhubungan dengan tempat
dan waktu) antara niat memasuki ibadah haji atau ‘umroh
sampai tahallul. Ihrom bukanlah pengertian dari pekerjaan
yang mandiri seperti halnya thowaf atau sa’i. Hal-hal yang
sunat dilakukan oleh orang berihrom :
1. Membersihkan diri sebelum berihrom dari kotoran,
memotong kuku dan bercukur
2. Mandi sebelum berihrom
3. Memakai wewangian sebelum berihrom
4. Memakai pakaian serba putih dan suci
5. Sholat sunat ihrom sebanyak dua rokaat sebelum berihrom
6. Menghadap qiblat ketika niat berihrom
7. Memperbanyak bacaan talbiyah selama berihrom kecuali
ketika melontar jumroh, thowaf dan sa’i. Pada ketiga
pekerjaan tersebut ada bacaan-bacaan tersendiri
Wuquf di ‘Arofah
Wuquf artinya diam. Masa wuquf di ‘arofah yaitu antara
tanggal 9 dzulhijjah (ba’da dzuhur) sampai dengan
terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah. Hal-hal yang
disunatkan ketika wuquf
1. Meninggalkan pembicaraan yang kurang berguna
2. Berbuat hanya yang bersifat taqorrub kepada Alloh,
seperti dzikir, membaca quran, tahlil, berdo’a dan
membaca talbiyah.
3. Bersikap tadlorru’ (merendahkan diri) dan ilhah
(merengek) ketika berdo’a
Mabit di Muzdalifah

Mabit artinya menginap. Masa mabit di


muzdalifah cukup dengan hadir sejenak diantara
tengah malam sampai terbit fajar tanggal 10
dzulhijjah, dan setelah selesai wuquf di ‘arofah.
Disunatkan berdiam di Masy’aril Harom,
yaitu suatu bangunan atau tugu perbatasan antara
Muzdalifah dan Mina, sampai pagi sambil
memperbanyak istighfar. Dan memungut batu
untuk melontar jumroh ‘aqobah tanggal 10 di Mina.
Mabit dan Melontar Jumroh di Mina
Pekerjaan yang dilakukan ketika berada di Mina intinya ada dua,
yaitu :
1. mabit, tanggal 11 - 12 - 13 dzulhijjah
2. melontar jumroh :
• jumroh ‘aqobah pada tanggal 10 dzulhijjah, awal waktunya setelah
lewat tengah malam tanggal 10 (malam idul adlha), utamanya
dilakukan antara terbit matahari sampai tergelincir.
• jumroh uula (kubro), jumroh wustho, dan jumroh ‘aqobah pada
tanggal 11 - 12 - 13 dzulhijjah dan dilakukan secara berurutan, awal
waktunya setelah tergelincir matahari (setiap hari melakukan
lemparan jumroh).
Setiap satu kali melontar Jumroh adalah 7 kali lemparan dengan 7
buah batu (kerikil), dan tidak boleh disatukan sekaligus.
Batu-batu yang sudah dipakai melempar, tidak digunakan untuk
lemparan berikutnya.
 Thowaf
Thowaf artinya berkeliling. Maksudnya adalah
mengelilingi ka’bah dengan syarat-syarat tertentu.
 Sa’i
Sa’i artinya berjalan. Maksudnya adalah berjalan antara
Shofa dan Marwah.
 Bercukur
Bercukur, yaitu menghilangkan 3 lembar rambut
kepala. Caranya bisa dengan memotong, menggunting,
mencabut, memakai obat dsb.
 Tartib
Tartib artinya tersusun. Maksudnya, tersusunnya
pelaksanaan rukun-rukun haji dan ‘umroh sesuai dengan
urutan dan aturannya.
 Tahallul
Tahallul artinya menjadi halal, maksudnya terbebas
dari semua yang diharamkan.
CARA PELAKSANAAN HAJI DAN UMROH
Cara melaksanakan haji dan umroh bisa
dengan tiga cara, yaitu :
1. Tamattu’ yaitu melaksanakan umroh dahulu
kemudian haji
2. Ifrod yaitu melaksakan haji dahulu
kemudian umroh
3. Qiron yaitu melaksanakan haji dan umroh
secara bersamaan

Anda mungkin juga menyukai