Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

S DENGAN DIAGNOSA MEDIS


HEMIPARESE SINISTRA DIRUANG BOUGENVILE RSUD
Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2018

KELOMPOK 1

INDAH PUSPA DEWI


MEILANDO TRIYANSYAH
SEPTI DWI SETIAWATI
SITI NOVIANAN WAHID
SULISTIANI PUSPAKASI
VIKA SUGARA

AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI


BANDAR LAMPUNG
2018
Bab I Konsep Dasar
Pengertian
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi
digangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan
terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan
seseorang menderita kelumpuhan atau kematian. Menurut
Hundak (1996), stroke adalah deficit neurologis yang
mempunyai serangan mendadak dan berlangsung 24 jam
sebagai akibat dari cardiovaskuler disease.

Etiologi 1. Kekurangan suplai oksigen yang menuju otak


2. Pecahnya pembuluh dara diotak karena kerapuhan
pembuluh darah otak.
3. Adanya sumbatan bekuan darah diotak.

1. Hipertensi atau tekanan darah rendah


2. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
3. Obesitas
Faktor Resiko
4. Kolesterol darah tinggi
5. Riwayat penyakit jantung
6. Merokok
7. Stress, dan lainnya
Klasifikasi

• Stroke iskemik
• Stroke hemoragik

Gejala Klinis

Gejala klinis pada stroke hemoragik


•Deficit neurologis mendadak didahului gejala prodromal pada saat istirahat
•Kadang terjadi penurunan kesadaran
•Terjadi pada usia 25 tahun
•Gejala nerologis yang timbul tergantung pada berat ringannya gangguan.

Gejala klinis pada stroke akut


•Kelumpuhan wajah
•tidak dapat bicara
•pelo atau cadel
•Vertigo

Komplikasi

• Gangguan otak yang besar


• Kematian bila tidak mengcontrol respon pernafasan atau kardiovaskuler
Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian

• Perubahan sensasi
• Perubahan pergerakan
• Defisit neurologis yang menandakan adanya edema atau perdarahan selebral.
• Perubahan neurologis melalui pengkajian GSC
• Riwayat penyakit masalalu
• Perubahan fungsi sensonk, motonk, pupil, kesulitan bernafas, Afasia.
• Hemiplegia, Akhfitas.

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

• Perubahan perfusi jaringan serebral


• Kerusakan mobilitas fisik
• Resiko tinggi terhadap kesulitan menelan
• Gangguan harga diri
• Kerusakan komunikasi verbal atau tertulis
• Kurang perawatan diri.

Rencana Keperawatan
Bab II Tinjauan Teori
Bab II Tinjauan Teori
Bab II Tinjauan Teori
Bab II Tinjauan Teori

Konsep Sectio Caesarea


sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin
Definisi dengan membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina
Padila (2015) atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim.

Jenis- Jenis Operasi  Abdomen (sectio caesarea abdominalis)


Sectio Caesarea  Vagina (sectio caesarea vaginalis)

 Fetal distress (ketidakseimbangan antara ukuran


 His lemah/melemah kepala dan panggul)
 Janin dalam posisi sungsang atau  Rupture uteri mengancam
melintang  Hydrocephalus
Indikasi  Bayi besar (BBL >4,2 kg)  Primi muda atau tua
 Plasenta previa  Partus dengan komplikasi
 Kelainan letak  Panggul sempit
 Disproporsi cevalo pelvik  Problema plasenta

 Infeksi puerperal (nifas)


Komplikasi  Perdarahan
 Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih
bila peritonealisasi terlalu tinggi
 Kemungkinan rupture tinggi spontan pada kehamilan berikutnya
Defisit Pengetahuan

 defisit pengetahuan adalah tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif


Definisi yang berkaitan dengan topik spesifik seperti penatalaksanaan diabeteik,
menyusui, program pengobatan, asuhan bayi, dll.
 Defisit pengetahuan tidak mendeskripsikan masalah kesehatan dan tidak
Green dan menjelaskan respon manusia terhadap masalah kesehatan.
Wilkinson (2012)
 Defisit pengetahuan biasanya menjadi penyebab terhadap respon masalah
lain.
Faktor Yang Menyebabkan Kurang Pengetahuan

 Tidak ada pengalaman atau terpajan sebelumya dengan situasi


 Tidak berminat atau memiliki motivasi yang rendah untuk belajar
 Kurang akses kesumber pembelajaran
 Interpretasi yang salah mengenai sumber informasi
 Penurunan kemampuan kognitif

Tanda Dan Gejala Defisit Pengetahuan SDKI (2016)

Tanda dan gejala mayor


 Subyekif : menanyakan masalah yang dihadapi
 Obyektif : menunjukkkan perilaku tidak sesuai anjuran, menunjukkkan presepsi yang keliru terhadap
masalah
Tanda dan gejala minor
 Subyektif : -
 Obyektif : menjalani pemeriksaan yang tidak tepat, menunjukkan perilaku berlebihan (contohnya:
apatis, bermusuhan, agitasi, histeria)
Defisit Perawatan Diri

Defisit perawatan diri adalah ketidakmampu melakukan atau


menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang disebabkan oleh
Definisi gangguan muskuloskletal, gangguan neuromuskuler, kelemahan,
gangguan pskilogis atau psikotik dan adanya penurunan
motivasi/ minat seseorang untuk melakukan perawatan diri.
SDKI (2016)

Tanda gejala mayor


 Subjektif : Menolak untuk melakukan perawatan diri
Tanda Dan Gejala  Obyektif : tidak mampu melakukan perawatan luka,
SDKI (2016) perawatan payudara, perawatan perineum
Bab III Metode Penelitian
Studi kasus multiple.
Tujuan studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada
ibu postpartum SC dengan masalah keperawatan defisit pengetahuan perawatan diri di
ruang delima Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

Partisipan/ Responden/ Subyek Penelitian

Subyek atau responden ialah ibu postpartum SC.


Jumlah responden yang dipakai minimal 2 orang
dengan diagnosa keperawatan defisit pengetahuan kriteria inklusi
perawatan diri di ruang delima Rumah Sakit Dr. Hi.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung

Lokasi dan Waktu Penelitian

Di ruang delima Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, yang
dilakukan
pada bulan April – Juli 2018.
Bab IV Hasil dan Pembahasan

Gambaran Loakasi Penelitian


Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek merupakan satu dari
sekian Rumah Sakit milik Pemprop Kota Bandar
Lampung yang bermodel RSU, dinaungi oleh Pemda
Provinsi dan tercantum kedalam Rumah Sakit Kelas B.
Rumah Sakit ini telah teregistrasi sejak 18 Februari
2015 dengan Nomor Surat Izin 445/2616/III.03.
3/XII/2011 dan Tanggal Surat Izin 29 Desember 2011

Rumah Sakit Dr.H. Abdul Moeleok karena rumah sakit


tersebut merupakan rumah sakit dengan jenis tipe B
dimana merupakan rumah sakit yang mampu
memberikan pelayanan kedokteran medik spesialis luas
dan subspesialis terbatas dan merupaka rumah sakit
daerah yang menjadi pusat rujukan tertinggi dari seluruh
rumah sakit di wilayah Provinsi Lampung.

Tempat pengambilan data dalam intervensi ini dilakukan


di ruang Delima karena ruangan tersebut merupakan
ruang perawatan yang merawat dan melayani pasien
Klien hamil, Klien melahirkan, dan KB.
Biodata

1. Identitas Klien Klien 1 Klien 2


Nama : Ny. I Ny. M
Umur : 25 Th 22 Th
Jenis Kelamin : Perempuan Perempuan
Suku/Bangsa/Agama : Jawa/Indonesia/Islam Jawa/Indonesia/Islam
Pendidikan : SMP SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga
Alamat : Tanjung Sari, Lampung Mataram Baru, Lampung
Selatan Timur
Tanggal Masuk RS : 16 Juli 2018 16 Juli 2018
Tanggal Pengkajian : 18 Juli 2018 18 Juli 2018
Diagnosa Medik G2P0A0 SC dengan indikasi G1PoAo SC dengan indikasi
Presbo KPD

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. A Tn. J
Umur : 28 Th 30 Th
Pendidikan : SMA SMP
Pekerjaan : Petani Buruh
Alamat : Tanjung Sari, Lampung Mataram Baru, Lampung
Selatan Timur
Hubungan Dengan Klien : Suami Suami
Riwayat Kesehatan
Riwayat Klien 1 Klien 2
Kesehatan
1. Riwayat Keluhan utama : Nyeri Keluhan utama : Nyeri
Kesehatan Saat dilakukan pengkajian tanggal 18 Juni 2018, klien Saat dilakukan pengkajian tanggal 18 Juli 2018, klien
Saat mengatakan baru saja menjalani operasi sesar mengatakan baru saja melakukan operasi sesar
Pengkajian Klien mengatakan merasakan nyeri disekitar luka post Klien mengatakan merasakan nyeri disekitar luka post
opsecsio caesarea. opsecsio caesarea.
Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-
dengan skala nyeri 4. Klien megatakan nyeri yang dirasakan tusuk dengan skala nyeri 5. Klien mengatakan nyeri
hilang timbul. Klien mengatakan nyeri berkurang saat dirasakan terus-menerus. Klien mengatakan nyeri
didiamkan saja dan bertambah berat saat tersenggol. berkurang saat klien tidur dan bertambah berat saat
Klien tampak kesakitan, dan klien tampak meringis menahan klien bergerak.
nyeri. Klien tampak kesakitan, dan klien tampak meringis
Klien mengatakan payudaranya nyeri saat menyusui, klien menahan nyeri.
mengatakan ASI tidak menetes/keluar. Klien mengatakan Klien mengatakan payudaranya nyeri saat menyusui,
bayinya sering menangis. Klien mengatakan ini pengalam klien mengatakan ASI tidak menetes/keluar. Klien
pertamanya menjalani persalinan dengan cara operasi sectio mengatakan bayinya sering menangis. Klien
caesarea. Klien mengatakan belum mengetahui cara mengatakan ini pengalam pertamanya menjalani
merawat diri setelah melahirkan dengan operasi sesar. Klien persalinan dengan cara operasi sectio caesarea. Klien
mengatakan belum mengetahui cara merawat luka sesar mengatakan belum mengetahui cara merawat diri
saat dirumah. Klien mengatakan belum mengetahui setelah melahirkan dengan operasi sesar. Klien
bagaimana cara merawat payudara yang benar, mengatakan belum mengetahui cara merawat luka sesar
Klien tampak lemas. saat dirumah. Klien mengatakan belum mengetahui cara
Klien mengatakan aktifitasnya dibantu perawat dan keluarga. merawat perineum yang benar. Klien mengatakan belum
Keluhan Penyerta : mual muntah mengetahui bagaimana cara merawat payudara yang
benar. Klien mengatakan hanya sekali sehari mengganti
pembalut. Klien tampak lemas.
Klien mengatakan aktifitasnya di bantu perawat dan
keluarga.
Keluhan Penyerta : pusing
2. Riwayat Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi pada jenis Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi pada
Kesehatan makanan atau obat-obatan Klien mengatakan tidak memiliki jenis makanan atau obat-obatan. Klien mengatakan tidak
Dahulu riwayat kecelakaan. memiliki riwayat kecelakaan.
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan. Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
Klien mengatakan belum pernah masuk RS. Klien keturunan.
mengatakan belum pernah operasi sebelumnya. Klien mengatakan belum pernah masuk RS. Klien
mengatakan belum pernah operasi sebelumnya.
Pembahasan

Asuhan Keperawatan padaklien post partum sc dengan


masalah defisit pengetahuan perawatan diri di ruang
Delima RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

Pengkajian Diagnosa Perencanaan Implementasi Evaluasi


Pengkajian

Pada tanggal 18 Mei 2018 dilakukan pengkajian

 Klien ke 1 berumur 25 tahun, pendidikan SMP dan bekerja sebagai klien rumah
tangga, pertama kali masuk RS tanggal 16 juli 2018 pukul 23.26 WIB dengan
usia kehamilan 41 minggu. Klien datang dengan dirujuk dari rumah bidan
dengan presentasi letak bokong di bawah (sungsang). Klien melahirkan pada
tanggal 17 Juli 2018 pukul 09.45 WIB dengan tipe persalinan sectio caesarea,
klien mengatakan ini merupakan persalinan yang ke 2, klien mengatakan ini
merupakan pengalaman pertama melahirkan dengan cara operasi sesar,.

 Sedangkan klien ke 2 berumur 22 tahun, pendidikan SMP, pekerjaan klien


rumah tangga. Klien datang ke Rumah Sakit Abdul Moeloek pada tanggal 16 Juli
2018 pada pukul 11.05 WIB dengan usia kehamilan 35 minggu. Klien datang
dengan lendir bercampur darah dirujuk dari bidan. Klien melahirkan pada pada
tanggal 16 Juli 2018 pukul 15.00 WIB dengan tipe persalinan sectio caesarea.
Klien mengatakan ini merupakan persalinan yang pertama dan pengalaman
pertama melahirkan secara operasi sesar,
Berdasarkan pengalaman riwayat persalinan

Pada klien 1
merupakan persalinannya yang ke 2 akan tetapi persalinan dengan operasi sesar
adalah merupakan pengalaman pertamanya, klien tampak bingung, klien merasa
malas untuk bergerak karena menahan nyeri luka operasi sesar, karena
merupakan pengalaman pertama klien belum mengetahui bagaimana cara
perawatan diri yang baik dan benar.

Pada klien 2
merupakan pengalaman persalinan anak yang pertama dan pengalaman yang
pertama menjalani persalinan dengan operasi sesar, bagi klien ini merupakan hal
baru tampak dari belum mengertinya klien akan perawatan dan kebersihan diri
setelah operasi sesar dimana klien tampak bingung, klien tampak tidak mengganti
BH, tampak kotor di sekitar area payudara, klien malas untuk mengganti pembalut,
tampak kotor disekitar area perenium.
Diagnosa Keperawatan

Dari kedua subyek penelitian, peneliti menemukan beberapa diagnosa

 pada klien 1 diagnosa yang mucul adalah defisit pengetahuan perawatan diri ,
nyeri, dan ketidakefektifan menyusui
 pada klien 2 ditetapkan diagnosa keperawatan defisit pengetahuan perawatan
diri , nyeri, dan ketidakefektifan menyusui.

 Berdasarkan diagnosa yang ditemukan pada kedua klien, peneliti hanya


memfokuskan pada satu diagnosa sesuai dengan judul yang peneliti
ambil yaitu tentang defisit pengetahuan perawatan diri yang
berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi. saat dilakukan
pengkajian klien tampak belum mengetahui cara merawat diri, klien
tampak bingung, klien tampak tidak mengganti BH, putting payudara
klien tampak kotor, klien tampak tidak mengganti pembalutnya, area
perineum tampak kotor, klien mengatakan tidak mengetahui cara
merawat luka saat dirumah. Jika ketidaktahuan klien akan perawatan
dirinya maka akan berpengaruh pada kesehatannya.
Perencanaan Keperawatan

Tindakan keperawatan yang peneliti gunakan berdasarkan teori yang


diungkapkan oleh Green dan Wilkinson (2012)

 Mengkaji kemampuan dan kesiapan untuk kembali melakukan aktivitas kehidupan sehari-
hari,
 Mengkaji pengetahuan tentang asuhan postpartum
 Menganjurkan klien meminta bantuan sebelum melakukan aktivitas untuk mengurangi
resiko jatuh
 Mengajarkan perawatan insisi bedah untuk mengurangi ketakutan dan ansietas
 Menganjurkan klien untuk tidak mengangkat beban lebih dari 4,5 kg selama 6 minggu
 Menjelaskan pada klien tentang perawatan perineum dan payudara

Pada tahap perencanaan terdapat persamaan tindakan yang peneliti berikan pada klien 1 dan
klien 2 tujuan dari perencanaan tersebut adalah : Defisit pengetahuan perawatan diri yang
berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi dapat teratasi, setelah dilakukan asuhan
keperawatan 3 x 24 jam, klien menunjukkan tanda peningkatan yang adekuat dengan kriteria
hasil :
 Mengungkapkan pemahaman tentang perawatan insisi bedah.
 Mendemonstrasikan perawatan luka insisi bedah, perawatan payudara dan perawatan
perineum,
 Kembali melakukan perawatan diri (perawatan luka sesar, perawatan payudara,
perawatan perineum) secara bertahap tanpa nyeri atau keletihan,
Green dan Wilkinson (2012).
Implementasi

Pada tahap implementasi pada klien 1 yang peneliti lakukan adalah

 Mengkaji kemampuan dan kesiapan ketika peneliti berikan tindakan


keperawatan, klien tampak mengatakan lemas.
 Mengkaji pengetahuan klien tentang asuhan postpartum rutin, klien
mengatakan belum mengetahui bagaimana cara perawatan diri
setelah melahirkan dengan operasi sesar.
 Mengajarkan kepada klien cara perawatan insisi bedah, klien
mengatakan tidak mengetahui cara merawat luka bekas operasi
apabila sudah pulang kerumah.
 Memberitahu klien untuk mengganti BH 2x sehari, klien
mengatakan belum mengganti BH.
 Menganjurkan klien untuk meminta bantuan sebelum melakukan
aktivitas, klien mengatakan hanya berbaring ditempat tidur.
Pada tahap implementasi pada klien 2 yang peneliti lakukan adalah

1) mengkaji kemampuan dan kesiapan untuk kembali melakukan aktivitas


kehidupan sehari-hari, klien mengatakan lemas.
2) mengkaji pengetahuan tentang asuhan postpartum rutin, klien mengatakan
belum mengetahui cara merawat diri setelah melahirkan dengan operasi
sesar.
3) mengajarkan perawatan insisi bedah, klien mengatakan tidak mengetahui
cara merawat luka sesar saat dirumah.
4) menjelaskan pada klien tentang perawatan perineum, klien mengatakan
belum mengetahui cara merawat perineum,
5) menjelaskan kepada klien cara merawat payudara, klien mengatakan belum
mengetahui cara merawat payudara.
6) memberitahu klien untuk mengganti BH 2x sehari, klien mengatakan belum
mengganti BH.
7) menganjurkan untuk meminta bantuan sebelum melakukan aktivitas, klien
mengatakan hanya berbaring ditempat tidur.

Dari tindakan keperawatan yang diberikan terdapat beberapa perbedaan


tindakan yang peneliti berikan pada klien 1 dan klien 2.
Evaluasi

Evaluasi yang peneliti dapatkan setelah implementasi menunjukkan terjadinya


perubahan Defisit Pengetahuan Perawatan Diri hal ini sesuai dengan kriteria hasil
menurut Green dan Wilkinson (2012), klien mengatakan sudah mengerti tentang
cara perawatan diri, klien bisa mendemonstrasikan cara perawatan diri.

Evaluasi yang didapatkan selama melakukan asuhan keperawatan pada kedua


klien selama 3 hari masalah defisit pengetahuan perawatan diri yang berhubungan
dengan kurang terpaparnya informasi dapat teratasi sesuai dengan kriteri hasil
yang ditetapkan.
Bab V Kesimpulan

Kesimpulan dari studi kasus yang berjudul asuhan keperawatan pada klien yang
menjalani post SC dengan masalah defisit penegtahuan perawatan diri di rumah
sakit umum Dr . H. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung sebagai berikut :

 Mahasiswa mampu menerapkan Asuhan Keperawatan pada Klien yang


menjalani post SC dengan masalah defisit penegtahuan perawatan diri di
RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung
 Pengkajian dilakukan pada tanggal 18 Juli 2018 pada kedua klien yang
menjalani post SC dengan masalah defisit pengetahuan perawatan diri.
 Tidak terdapat perbedaan diagnosa antara klien 1 dan klien 2 yaitu, Defisit
pengetahuan perawatan diri, Nyeri, Ketidakefektifan menyusui
 Setelah merumuskan diagnosa keperawatan perlu dilakukan intervensi
keperawatan, dari kedua subyek penelitian diberikan perencanaan atau
tindakan yang sama.

Evaluasi yang di dapatkan selama melakukan asuhan keperawatan


pada hari ketiga masalah defisit pengetahuan perawatan diri
“Dapat teratasi”

Anda mungkin juga menyukai