Dept.Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat butoniv©2005
Universitas Indonesia
Senyawa Kimia Toksik di Lingkungan
Dept.Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat butoniv©2005
Universitas Indonesia
Senyawa Kimia Toksik di Lingkungan terdiri dari :
Dept.Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat butoniv©2005
Universitas Indonesia
I. LOGAM DAN SENYAWAAN-NYA
1. TIMBAL, Pb.
Timbal merupakan salah satu jenis logam yang banyak digunakan sebagai
bahan baku industri, dan pemajanan timbal dapat masuk ke dalam tubuh
manusia melalui banyak cara.
Dept.Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat butoniv©2005
Universitas Indonesia
Timbal akan membentuk garam dengan banyak unsur dan membentuk senyawa
kompleks dengan senyawa organik
Dept.Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat butoniv©2005
Universitas Indonesia
Dampak Kesehatan:
Timbal diketahui dapat merusak Ginjal dan Sistem Syaraf Pusat
Kerusakan ini akan lebih parah pada bayi atau anak-anak.
Dept.Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat butoniv©2005
Universitas Indonesia
2. Merkuri, Hg
Logam Merkuri banyak digunakan pada kegiatan pertambangan emas.
Sumber merkuri:
- pertambangan
- industri elektronik
- alat kedokteran
- kosmetik
- keramik
- pestisida, dll
Logam merkuri pada suhu kamar berbentuk caik berwarna perak mengkilat “quick
silver” dan sedikit mudah menguap.
Sama dengan Pb, Merkuri di alam dapat berbentuk sebagai unsur ataupun
senyawa garamnya dan organik
Dept.Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat butoniv©2005
Universitas Indonesia
Senyawa organik dari merkuri yang terkenal adalah metilmerkuri, di alam
terbentuk dari proses metabolisme garam merkuri oleh bakteri.
Kurang lebih 90% merkuri yang masuk melalui makanan akan diserap oleh sistem
pencernaan dan diedarkan keseluruh tubuh. Merkuri organik lebih cepat
diserap oleh tubuh karena kelarutannya dalam lemak yang cukup besar.
Dampak Kesehatan:
Logam merkuri diketahui dapat merusak ginjal dan otak.
- Merkuri organik dapat terdistribusi ke seluruh organ tubuh tetapi target
organ utamanya adalah ginjal dan otak
- Merkuri dalam bentuk unsur dan garam, lebih merusak sistem kerja ginjal.
- Merkuri dalam bentuk uap, dapat menyebabkan gangguan paru paru
Dept.Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat butoniv©2005
Universitas Indonesia
II. SERAT DAN DEBU
1. Asbes
asbes merupakan material yang terdiri dari berbagai tipe hidrat dari
magnesium silikat
Dept.Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat butoniv©2005
Universitas Indonesia
Partikel Asbes berbentuk serat yang sangat kecil (skala Angstrom) dan hanya
dapat dilihat secara jelas menggunakan mikroskop elektron.
Partikel asbes yang terhisap melalui pernafasan akan terdeposit dalam paru paru
(bronchiole dan alveoli)
Dampak kesehatan dari Asbes bersifat kronis dan umumnya menyerang saluran
pernafasan (Asbestosis) dan dampak yang paling hebat adalah kanker paru
Berdasarkan Pernyataan PBB (20/9/05), jenis asbes yang paling berbahaya adalah
Asbes Putih (chrysotile); diketahui penyebab terjadinya kanker
Dept.Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat butoniv©2005
Universitas Indonesia
2. Debu
Debu merupakan partikel dengan ukuran yang bervariasi dari yang terlihat
sampai yang tidak terlihat oleh mata.
Dept.Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat butoniv©2005
Universitas Indonesia
III. IRRITANT AND ASPHYXIANT GASES
GAS IRRITANT:
Gas – gas yang bersifat iritan dihasilkan oleh pencemar udara seperti: Ozon (O3),
NO, NO2, N2O, SO2
GAS ASPHYXIANT:
Gas-gas yang tergolong asphyxiant adalah CH4, CO2 dan CO
Gas-gas ini menggantikan posisi oksigen di dalam tubuh dalam kandungan udara
yang rendah
Dampak kesehatan: dari sesak napas sampai kematian
Dept.Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat butoniv©2005
Universitas Indonesia
IV. PESTISIDA
Istilah pestisida berasal dari kata Pest berarti hama, sedangkan cide berarti
membunuh.
Dept.Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat butoniv©2005
Universitas Indonesia
BEBERAPA CONTOH INSEKTISIDA
Di antara golongan-golongan insektisida yang paling banyak digunakan dalam pertanian dan
kehutanan pada saat ini adalah dari golongan OK (organokhlorin), OF (organofosfat) dan
KB (karbamat).
1. Organoklorin (OK)
Dept.Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat butoniv©2005
Universitas Indonesia
2. Organofosfat (OF)
3. Karbamat (KB)
Dept.Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat butoniv©2005
Universitas Indonesia
PESTISIDA DAN KEBERADAANNYA DEATH
Headaches
Nausea
Fever
Coma
Asthma
Cramps
Allergies
Diarrhea
Dizziness
Vomiting
Convulsions
Memory Loss
Gangguan Kesehatan yang timbul Blurred Vision
akibat pajanan pestisida Chronic Fatigue
Rapid Heartbeat
Soreness of Joints
Tightness in Chest
Flu Like Symptoms
Respiratory Paralysis
Reproductive Failures
Elevated Blood Pressure
Immune Deficiency Disorders
Central Nervous System Disorders
Multiple chemical Sensitivities (MCS)
Irritations to Skin, Eyes, Nose and Throat
Muscle Twitches, Loss of Coordination
Changes in Heart Rate and Liver function
Behavioral Abnormalities, Hyperactivity, Moodiness
Genetic Damage
Dept.Kesehatan Lingkungan Various Cancers
Fakultas Kesehatan Masyarakat butoniv©2005
Universitas Indonesia
V. SENYAWA ORGANIK YANG MUDAH
MENGUAP (VOC)
Umumnya senyawa VOC banyak digunakan sebagai pelarut karena bentuknya
yang cair.
Yang termasuk dalam VOC adalah:
- Solvent
- Halogenated Hydrocarbon
1. SOLVENT
* Formaldehid (alergi, asma, karsinogen)
* Benzene (gangguan pada SSP)
2. Halogenated Hydrocarbon
* CCl4, CHCl3, CHCL=CCl2 (kerusakan liver dan ginjal, karsinogen)
Dept.Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat butoniv©2005
Universitas Indonesia
VI. PHYTOTOXINS & ZOOTOXINS
Merupakan senyawa racun yang dihasilkan oleh hewan dan tumbuhan tertentu:
Contoh toksin:
• Scrombotoksin (racun pada ikan) : alergi, demam
• Saxitoksin (racun pada ikan) : neurotoksik
• Alkaloid (racun tumbuhan): gangguan liver
• Mikotoksin (racun dari jamur): mual, diare
Dept.Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat butoniv©2005
Universitas Indonesia
See U again...
Dept.Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat butoniv©2005
Universitas Indonesia