Syndrome (EDS)
• Dalam penegakan diagnosa EDS dapat dilakukan dengan anamnesis,
virus dengue atau dengan manifestasi klinis yang tidak biasa, seperti tanda
Pada neurologis : kejang, penurunan kesadaran, kelumpuhan pada beberapa bagian tubuh
Pada jantung & pernafasan : jantung berdebar-debar, nyeri dada , sesak nafas
• Riwayat penyakit keluarga : apakah di keluarga terdekat ada yang sedang menderita penyakit demam berdarah ?
• Riwayat sosial : apakah ada wabah penyakit demam berdarah di sekitar rumah?
• Riwayat lingkungan : apakah ada tempat penampungan air di sekitar rumah ? Dan bagaimana kebersihannya ?
• Riwayat penggunaan obat & alergi : apakah sedang dalam pengobatan OAINS jangka Panjang ? Apakah memiliki riwayat
alergi terhadap obat tertentu ?
PEMERIKSAAN FISIK
• Pada pemeriksaan fisik dapat di jumpai beberapa tanda yang menandakan pasien terkena DBD
akan tetapi tidak begitu khas ,karena pada infeksi virus dengue terdapat beberapa variasi gejala
• Pada wajah bisa dijumpai kemerahan saat demam tinggi, nyeri tekan supraorbita, fotofobia
• Pada thorax tidak begitu khas , kecuali terjadi kebocoran plasma yang menyebabkan penderita
• Pada abdomen saat di palpasi dapat di jumpai hepatomegaly, splenomegaly , dan nyeri perut
pada regio epigastrium, sedangkan saat auskultasi terpadat peningkatan peristaltik usus yang
• Pada ekstremitas dapat dijumpai ruam merah yang difus berupa ptechie
Pemeriksaan penunjang
Isolasi virus
• Isolasi virus dapat dilakukan dengan metode inokulasi pada nyamuk,
kultur sel nyamuk atau pada sel mamalia (vero cell LLCMK2 dan
BHK21). Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang rumit dan
hanya dapat dilakukan pada enam hari pertama demam.
Deteksi antigen IgM dan IgG
• Untuk mendeteksi antibody (IgM dan IgG) penggunaan ELISA (Enzyme-Linked
Immunosorbent Assay) merupakan cara yang paling banyak digunakan, cara ini memiliki
tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi1. Serum antibodi IgM dapat dideteksi
dengan tingkat sensitivitas 96% dan tingkat spesifisitas 97%. Sementara IgG muncul
dengan titer yang rendah pada awal gejala dan meningkat secara perlahan pada akhir
minggu pertama dari onset penyakit.
• IgM anti dengue memiliki kadar bervariasi, pada umumnya dapat terdeteksi pada hari ke-
5, dan tidak terdeteksi setelah hari ke sembilan puluh. Pada infeksi dengue primer, IgG
anti dengue muncul lebih lambat dibandingkan dengan IgM anti dengue, namun pada
infeksi sekunder muncul lebih cepat. Kadar IgG anti dengue bertahan lama dalam serum.
Kinetik NS1 antigen virus dengue dan IgG serta IgM antidengue, merupakan petunjuk
dalam menentukan jenis pemeriksaan dan untuk membedakan antara infeksi primer
dengan infeksi sekunder.
Deteksi Antigen NS1 (Non-struktural 1)
• Protein ini muncul saat awal gejala dan dapat bertahan hingga hari
ke-14 setelah infeksi. Pemeriksaan antigen ini memiliki tingkat
sensitivitas 90% dan spesifisitas 100%.