Anda di halaman 1dari 33

RETINOPATI DIABETIK

1. OLEH :
2. FEBY CICILIA
3. ANDI ZUHRA
4. ANUGRAH PUTRA
Pembimbing Klinik : dr. Dachruddin Ngatimin, Sp.M., M.Kes
Retinopati Diabetik

Retinopati diabetik adalah kelainan


retina yang ditemukan pada penderita
diabetes mellitus
ANATOMI RETINA

• Retina merupakan membran yang tipis, halus dan ti


dak berwarna, tembus pandang.
• Menurut fungsinya retina dibagi menjadi:

 Pars optica retinae ; merupakan bagian retina


yang mempunyai sel khusus penerima
rangsangan cahaya

 Pars coeca retina ; merupakan bagian dari


retina yang tidak mempunyai sel khusus.
Termasuk disini yaitu:
- Pars ciliaris retinae
- Pars iridis retinae
Lapisan Retina
Lapisan retina, mulai dari aspek luar:
1. Epitel pigmen retina
2. Lapisan fotoreseptor
3. Membran limitans eksternal
4. Lapisan nukleus luar
5. Lapisan plexiform luar
6. Lapisan nukleus dalam
7. Lapisan plexiform dalam
8. Lapisan sel ganglion
9. Lapisan serabut saraf
10. Membran limitans internal
Epidemiologi
 Prevalensi dipengaruhi durasi diabetes dan usia pasien
Retinopati diabetik jarang ditemukan pada anak <10 tahun
Resiko untuk mengembangkan retinopati meningkat setelah pubertas

Amerika, Australia, Eropa, dan Asia melaporkan bahwa jumlah


penderita retinopati DM akan meningkat dari 100,8 juta pada
tahun 2010 menjadi 154,9 juta pada tahun 2030 dengan 30% di
antaranya terancam mengalami kebutaan
Faktor Resiko
Durasi Diabetes
Insiden retinopati diabetic Kehamilan
setelah 50 tahun sekitar
50% dan setelah 30 tahun
mencapai 90% Faktor resiko yang
lain meliputi
merokok, obesitas,
Kontrol Glukosa Darah Hipertensi tidak
anemia dan
yang Buruk Terkontrol
hiperlipidemia

Tipe Diabetes Nefropati


Hampir seluruhnya tipe 1
dan 75% tipe 2 setelah 15
tahun
PATOGENESIS
Hiperglikemi
berkepanjangan

Kerusakan endotel
vaskular

Dekompensasi fungsi
barrier endotel
Faktor yang Berhubungan dengan Prevalensi dan Beratnya Retinopati

Peningkatan Kemampuan adhesi


platelet

Peningkatan agregasi trombosit

Serum lipid yang abnormal


Fibrinolisis yang tidak sempurna.

Level abnormal Growth Hormone


(VEGF)

Abnormalitas pada viskositas serum


dan whole blood.
Klasifikasi Retinopati Diabetik

Stadium awal (Non-Proliferatif)


-Mild
1 -Moderate
-Severe
-Very severe

Stadium Lanjut (Proliferatif)


2 -Early
-High risk
-Advance

4
Klasifikasi Retinopati Diabetik
Mild NPDR
• At least one microaneurysm or intraret
1 inal hemorrhage.
• Hard/soft exudates may or may not be
present.

Moderate NPDR
• Moderate microaneurysms/intraretinal hemorr
hage.
2 • Early mild IRMA (Intraretinal microvascular a
bnormalities (IRMA).
• Hard/soft exudates may or may not present.

Very severe NPDR. Any two of the following


Severe NPDR. Any one of the following
• Four quadrants of severe microaneurysms/
• Four quadrants of severe microaneurysms/
43
intraretinal hemorrhages.
• Two quadrants of venous beading. 4 intraretinal hemorrhages.
• Two quadrants of venous beading.
• One quadrant of IRMA changes.
Klasifikasi Retinopati Diabetik
Mild NPDR
• At least one microaneurysm or intraret
1 inal hemorrhage.
• Hard/soft exudates may or may not be
present.

4
Klasifikasi Retinopati Diabetik
Moderate NPDR
• Moderate microaneurysms/intraretinal hemorr

2 hage.
• Early mild IRMA (Intraretinal microvascular a
bnormalities (IRMA).
• Hard/soft exudates may or may not present.

4
Klasifikasi Retinopati Diabetik
Severe NPDR. Any one of the following
3 • Four quadrants of severe microaneurysms/
intraretinal hemorrhages.
• Two quadrants of venous beading.

4
Klasifikasi Retinopati Diabetik

4 Very severe NPDR. Any two of the following


• Four quadrants of severe microaneurysms/
intraretinal hemorrhages.
• Two quadrants of venous beading.
• One quadrant of IRMA changes.

4
Klasifikasi
Non-Proliferative Diabetic Retinopathy (NPDR)

Perubahan-perubahan mikrovaskuler retinal yang terjadi pada NPDR


terbatas khusus pada retina dan tidak meluas melampaui membrana
limitans interna.

Mikroaneurisme
Dot and blot haemorrhages
Edema retinal
Hard exudate
Dilatasi dan beading vena-vena retinal
Intraretinal microvascular abnormalities (IRMA)
Infark lapisan serat saraf (nerve layer fiber)
Abnormalitas arteriolar.
Nonperfusi area kapiler
Klasifikasi
Non-Proliferative Diabetic Retinopathy (NPDR)

NPDR bisa mempengaruhi fungsi visual melalui dua mekanisme :


Derajat penutupan kapiler intraretinal yang bervariasi menghasilkan iskemi
a makula.
Peningkatan permiabilitas vaskular retinal menghasilkan edema makula.
Edema makula merupakan penyebab umum kehilangan visual pada pasien
diabetik.
Progresivitas NPDR ke PDR.
Severe NPDR yang ditetapkan oleh ETDRS dalam
4:2:1 rule dikarakteristik oleh satu dari beberapa hal
berikut :
Diffuse intraretinal hemorrhages dan
microaneurism dalam 4 kuadran
Venous beading dalam 2 kuadran
IRMA (Intraretinal microvascular abnormalities)
pada 1 kuadran

Severe NPDR memiliki kesempatan 15%


untuk berkembang ke PDR resiko tinggi dalam
1 tahun. Very severe NPDR, ditetapkan dengan
adanya dua dari gambaran diatas, memiliki
kesempatan 45% untuk berkembang ke PDR
resiko tinggi dalam satu tahun.
Diffuse intraretinal hemorrhages dan microaneurysms pada NPDR.
Venous beading pada NPDR
Intraretinal microvascular abnormalities (IRMA), pada NPDR.
Klasifikasi
Proliferative Diabetic Retinopathy (PDR)

Proliferasi fibrovaskuler ekstraretinal meluas melampaui ILM dan


tampak dalam berbagai derajat pada perkembangan PDR.
Pembuluh-pembuluh darah baru berkembang dalam tiga stadium :

•Penampakan awal dari pembuluh darah halus baru dengan jaringan


fibrous minimal

•Peningkatan dalam ukuran dan perluasan pembuluh darah baru


dengan suatu peningkatan komponen fibrous

•Regresi pembuluh darah baru dengan proliferasi fibrovaskuler


residual sepanjang hyaloid posterior.
Perbedaan NPDR dan PDR
NPDR PDR

Mikroaneurisma (+) Mikroaneurisma (+)

Perdarahan intraretina (+) Perdarahan intraretina (+)

Hard eksudat (+) Hard eksudat (+)

Oedem retina(+) Oedem retina (+)

Cotton Wool Spots (+) Cotton Wool Spots (+)

IRMA (+) IRMA(+)

Neovaskularisasi (-) Neovaskularisasi (+)

Perdarahan Vitreous (-) Perdarahan Vitreous (+)

Pelepasan retina secara traksi (-) Pelepasan retina secara traksi (+)
MANIFESTASI Melihat bintik gelap &
Penglihatan ganda
KLINIS cahaya kelap-kelip

Melihat lingkaran-lingkaran
Kesulitan membaca cahaya jika telah terjadi
Penglihatan kabur disebabkan Penglihatan tiba-tiba
karena edema macula
perdarahan vitreus menurun pada satu mata
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
1. Deteksi dini retinopati DM di pelayanan kesehatan primer dilakukan melalui
pemeriksaan funduskopi direk dan indirek

2. Metode diagnostik terkini yang disetujui oleh American Academy of Ophthalmology


(AAO) adalah fundus photography

3. Pemeriksaan mata terdiri dari


• Pemeriksaan visus
• Tekanan bola mata
• Slit-lamp
• Biomicroscopy
• Gonioskop
• Funduskopi
• Stereoscopic fundus photography dengan pemberian midriatikum sebelum
pemeriksaan.
Angiografi fluoresensi fundus (Fundus Fluorescein Angiography (FFA))
1. Mikroaneurisma akan tampak sebagai hiperfluoresensi pinpoint yang tidak
membesar tetapi agak memudar pada fase akhir tes.
2. Perdarahan berupa noda dan titik bisa dibedakan dari mikroaneurisma karena
tampak hipofluoresen.

Area yang tidak mendapat perfusi tampak sebagai daerah gelap homogen yang di
kelilingi pembuluh darah yang mengalami oklusi.

IRMA (Intra Retinal Microvascular Abnormality) tampak sebagai pembuluh darah y


ang tidak bocor, biasanya ditemukan pada batas luar retina yang tidak mendapat
perfusi.
Section Break
Insert the title of your subtitle Here
Diagnosis Banding

Branch Retinal Vein Occlusion

Central Retinal Vein


Occlusion

Macular drussen

Hypertensive
retinopathy

Retinal artery
macroaneurysm.
Penatalaksanaan

Medikamentosa Non Medikamentosa


-Pengendalian glukosa -Diet
darah
-Mempertahankan
-Intravitreal triamcinolon gaya hidup sehat
untuk terapi edema
makular diabetik -Terapi laser
Terapi Laser
Indikasi terapi fotokoagulasi adalah retinopati diabetik
proliferatif, edema macula dan neovaskularisasiyang
3. Grid Photocoagulation
terletak pada sudut bilik anterior.
Suatu teknik penggunaan sinar laser dimana
Ada 3 metode terapi fotokoagulasi yaitu : pembakaran dengan bentuk kisi-kisi diarahkan pada
1. Scatter (panretinal) photocoagulation = PRP daerah edema yang difus. Terapi edema macula
sering dilakukan dengan menggunakan kombinasi
• Kasus dengan kemunduran visus yang cepat/
focal dan grid photocoagulation
retinopati diabetik resiko tinggi
• Untuk menghilangkan neovaskular & mencegah
neovaskularisasi progresif

2. Focal Photocoagulation
Pada mikroaneurisma atau lesi mikrovaskular di
tengah cincin hard exudates yang terletak
500-3000 µm dari tengah fovea
bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan
edema macula.
Terapi Bedah
Vitrektomi dini perlu dilakukan pada pasien yang men
galami kekeruhan (opacity) vitreus dan yang mengala
mi neovaskularisasi aktif.

Vitrektomi dapat juga membantu bagi pasien dengan


neovaskularisasi yang ekstensif atau yang mengalami
proliferasi fibrovaskuler.

Selain itu, vitrektomi juga diindikasikan bagi pasien


yang mengalami ablasio retina, perdarahan vitreus
setelah fotokoagulasi, RDP berat, dan perdarahan
vitreus yang tidak mengalami perbaikan.
Komplikasi

Rubeosis Iridis
Neovaskularisasi pd iris(rubeosis iridis) 02 Perdarahan Vitreus Rekuren
merupakan suatu respon terhadap Sering terjadi pada retinopati diabetik
adanya hipoksia dan iskemia retina proliferatif. Terjadi karena terbentuknya
akibat berbagai penyakit, baik pada neovaskularisasi pada retina hingga ke
mata maupun di luar mata yang paling rongga vitreus.
sering adalah retinopati diabetik.
.
01

Glaukoma Neovaskular
03 Ablasio Retina
Glaukoma sudut tertutup sekunder Keadaan dimana terlepasnya lapisan
terjadi akibat pertumbuhan jaringan neurosensori retina dari lapisan pigmen
fibrovaskuler pada permukaan iris & epithelium.
jaringan anyaman trabekula yang
menimbulkan gangguan aliran aquous 04
dan dapat meningkatkan tekanan intra
okuler
.
Prognosis

Faktor prognostik yang menguntungkan Faktor prognostik yang tidak menguntungkan

-Edema yang difus / kebocoran yang multiple


-Deposisi lipid pada fovea.
- Eksudat yang sirkuler. -Iskemia macular
- Kebocoran yang jelas/berbatas tegas. -Edema macular kistoid.
- Perfusi sekitar fovea yang baik -Visus preoperatif kurang dari 20/200.
-Hipertensi.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai