Anda di halaman 1dari 64

Tulang :

1. Fraktur Dislokasi
2. Osteoarthritis
3. Osteomyelitis
4. Tumor Tulang
Pembimbing :
dr. Rizki Rosyidah Nur, Sp.Rad
dr. Tika Miranti Ayu, Sp.Rad
Dislokasi
&
Fraktur
Dislokasi

– Adalah suatu keadaan dimana terjadi perubahan dari letak permukaan tulang satu terhadap lainnya
yang membentuk persendian
– Bila permukaan sendi tidak berhubungan satu sama lain disebut dislokasi (luksasi)
– Bila masih ada hubungan permukaan sendi satu sama lain disebut subluksasi
– Dislokasi = luksasi komplit
– Subluksasi = luksasi inkomplet
Subluksasi
– Tanda dislokasi : nyeri tekan, nyeri sendi bila digerakan bahkan tidak bisa digerakan, bengkak pada
sendi
Dislokasi Sendi Bahu

Sendi bahu secara


anatomis terdiri dari kaput
humerus yang besar dengan
kedangkalan kavitas
glenoidalis sehingga stabilitas
sendi itu tergantung dari
kekuatan otot otot rotator.
Karena itu sangat mudah
terjadi dislokasi terutama ke
arah anterior (80-90%) dengan
karakteristik terlihat lengan
atas dalam posisi rotasi
ekstenal parsial dan abduksi
Dislokasi Sendi Panggul

Sendi panggul lebih stabil


dibanding sendi bahu karena
mangkok asetabulum sangat
dalam disamping adanya
ligamentum. Untuk terjadinya
dislokasi sendi panggul
membutuhkan energi trauma
yang berat seperti MVA (Motor
Vehicle Accident)
FRAKTUR

Kerusakan dari kontinuitas struktur tulang, garis epiphysis atau tulang rawan
sendi / terputusnya kontinuitas tulang
ANATOMI

Sistem • Axial skeletal


• Apendikular skeletal
skeletal
• Tulang
Skeleton • Kartilago

• Tulang panjang
• Tulang pipih
Tulang •

Tulang pendek
Tulang tak beraturan
• Tulang sesamoid
Trauma

Etiologi

Melemahnya Stress
struktur tulang berulang
KLASIFIKASI FRAKTUR

 Berdasarkan ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan dunia luar :
fraktur tertutup, fraktur terbuka
 Berdasarkan derajat kerusakan tulang : fraktur komplet, fraktur inkomplet
 Berdasarkan jumlah garis patahan : Multiple fraktur, comminutive fraktur,
segmental fraktur
 Berdasarkan garis patahan dan hubungannya dengan mekanisme trauma :
fraktur transversal, fraktur oblique, fraktur spiral, fraktur kompresi, fraktur
avulsi
 Berdasarkan posisi fraktur : 1/3 proksimal, 1/3 medial, 1/3 distal
 Berdasarkan pergeseran fragmen tulang : fraktur undisplaced(tidak bergeser),
fraktur displaced(bergeser)
BERDASARKAN ADA TIDAKNYA
HUBUNGAN ANTARA PATAHAN
TULANG DENGAN DUNIA LUAR
1. Fraktur tertutup (closed)
Bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar disebut dengan
fraktur bersih ( karena kulit masih utuh ) tanpa komplikasi. Terdapat klasifikasi
berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma:
a. Tingkat 0 : frkatur bisa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan lunak sekitarnya
b. Tingkat 1 : fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan
c. Tingakt 2 : fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam
dan pembengkakan
d. Tingkat 3 : cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan ancaman
sindroma kompartemen
BERDASARKAN ADA TIDAKNYA
HUBUNGAN ANTARA PATAHAN
TULANG DENGAN DUNIA LUAR
2. Fraktur Terbuka (Open/Compound fracture)
Bila tulang yang patah menembus otot dan kulit yang memungkinkan atau
potensial untuk terjadi infeksi dimana kuman dari luar dapat masuk ke dalam
luka sampai ke tulang yang patah. Terdapat derajat patah tulang terbuka:
a. Derajat 1 : laserasi <2cm, fraktur sederhana, dislokasi fragmen minimal
b. Derajat 2 : laserasi >2cm, kontusio otot dan sekitarnya, dislokasi fragmen
jelas
c. Derajat 3 : luka lebar, rusak hebat, atau hilang jaringan sekitar
BERDASARKAN DERAJAT
KERUSAKAN TULANG
1. Patah tulang lengkap (complete fracture)
garis patah menyeberang dari sisi ke sisi (mengenai
seluruh kortek tulang)

2. Patah tulang tidak lengkap (incomplete fracture)


garis fraktur tdk mengenai kortek sisi lain, masih ada Fraktur komplet
Fraktur green stick
kortek tulang yg utuh, sering pada anak-anak  greenstick

Fraktur inkomplet
BERDASARKAN JUMLAH
GARIS PATAHAN
1. Fraktur komunitif : fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling
berhubungan
2. Fraktur segmental : fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
berhubungan
3. Fraktur multiple : fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada
tulang yang sama
BERDASARKAN GARIS
PATAHAN DAN HUBUNGANNYA
DENGAN MEKANISME TRAUMA
1. Fraktur melintang (transversal) : fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan merupakan akibat
trauma angulasi atau langsung
2. Fraktur melingkar (spiral) : fraktur yang arah garis patahnya spiral yang disebabkan oleh trauma rotasi
3. Fraktur miring (oblique) : fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang dan
merupakan akibat dari trauma angulasi juga
4. Fraktur kompresi : fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang mendorong tulang ke arah
permukaan lain
5. Fraktur avulsi : fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada inersinya pada
tulang
BERDASARKAN POSISI
FRAKTUR
1. 1/3 proksimal
2. 1/3 medial
3. 1/3 distal
BERDASARKAN PERGESERAN
FRAGMEN TULANG

1. Fraktur undisplaced (tidak bergeser) : garis patah lengkap tetapi kedua


fragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh
2. Fraktur displaced (bergeser) : terjadi pergeseran fragmen tulang
Jenis Fraktur

Fraktur tangan Fraktur regio bahu


• Falangs – Fraktur humerus
• Metacarpal – Fraktur klavikula
Fraktur pergelangan tangan – Fraktur scapula
• Fraktur Colles dan fraktur Smith. Fraktur femur
• Fraktur skafoid – Fraktur femur proksimal
Fraktur lengan bawah – Fraktur kolum femur
• Fraktur Moteggia – Fraktur femur distal
• Fraktur Galleazzi Fraktur Patela
Fraktur siku
Fraktur Tangan

fraktur falang
Bennet fracture
Boxer’s fracture
Fraktur Pergelangan Tangan

Fraktur Colles Fraktur Smith


Fraktur Skafoid
Penyembuhan Fraktur

1. Perombakan jaringan mati dan pembentukan hematoma pada daerah fraktur


2. Inflamasi dan proliferasi selular
3. Pembentukan callus
4. Konsolidasi
5. Remodelling
Osteoarthrits
Osteoarthritis

Osteoartritis (OA)  Gangguan sendi yang kronis


disertai kerusakan tulang rawan sendi, diikuti osteofit
dan fibrosis pada kapsul sendi

Timbul akibat  Penuaan, trauma, atau akibat


kelainan lain. Keadaan ini tidak berkaitan dengan
faktor sistemik ataupun infeksi
A. Bila terjadi kerusakan pada tulang sub-artikuler (1), meningkatnya tekanan pada titik tertentu pada
tulang rawan (2), sehingga beban yang diterima pada daerah tersebut berlebihan atau kerusakan
tulang rawan sendi oleh karena suatu hal (3) dapat menyebabkan osteoartritis
B. Gambar skematis tekanan yang diterima akibat beban tubuh pada sendi yang normal
Etiologi dan Faktor Resiko

Cedera Sendi,
Penyakit
Umur Pekerjaan,
Metabolik
Olahraga

Kelainan
Jenis Kelamin Kegemukan
Pertumbuhan

Suku Bangsa Genetik Faktor Lain


Tabel 2.1. Gambaran Radiologis Pada OA Menurut Kellgren & Lawrence

Tingkatan
Deskripsi
Osteoarthritis

0 Tidak ada temuan radiografi osteoarthritis

1 Sendi dalam batas normal dengan osteofit meragukan


Terdapat osteofit yang jelas tetapi tepi celah sendi baik dan
2
tidak tampak deformitas tulang
Terdapat osteofit dan deformitas ujung tulang dan
3
penyempitan celah sendi

Terdapat osteofit dan deformitas ujung tulang dan disertai


4
hilangnya celah sendi
Osteomyelitis
Osteomyelitis

– Merupakan infeksi tulang dan sum-sum tulang, yang dapat terjadi


secara akut atau kronik, yang biasanya disebabkan oleh bakteri
staphylococcus aureus, infeksi bakteri dalam darah
(bakterimia)tulang
– Pernyebaran infeksi terdekat :
luka/trauma, prosedur operasi
– Sistem imun yang lemah
3 kategori utama penyebab

– Osteomyelitis hematogen akut : Melalui darah seperti streptococcus. Bagian tulang yang
tumbuh cepat dan banyak pembuluh darah
– Osteomyelitis kontak (direct osteomyelitis) : kontak / langsung : trauma/ operasi  kuman
– Osteomyelitis akibat insufisiensi vaskuler :
 DM
 Tulang-tulang kecil
 Usia 35-70 tahun
 Didahului : ulserasi , selulitis
Staging Osteomyelitis

Stage 1 : Melibatkan medular tulang dan biasanya disebabkan oleh satu organisme.
Stage 2 : Melibatkan permukaan tulang dan bisa terjadi dengan ulkus jaringan lunak dalam.
Stage 3 : Infeksi lokal tulang dan jaringan lunak yang meluas yang sering merupakan hasil dari infeksi
multimikrobial intramedular atau fraktur terbuka.
Stage 4 : Menunjukkan keterlibatan tulang dan lapisan jaringan lunak yang multipel.
• Terlihat setelah 2-3 minggu
• Daerah metafise (spongiosa /
trabekula)
Focus bulat/oval
Tidak ada sklerotik
Meluas ke epifise
Sendi
Jaringan lunak abses
• Secara radiologi : sulit membedakan
dengan osteomyelitis pyrogen
Gambar Osteomielitis akut. (A) Osteomielitis akut pada lutut
kanan (B) Lutut kiri normal
• Abses radiolusen tunggal atau multipel bisa ditemukan pada stadium subakut atau
kronik osteomielitis.
• Abses Brodie ditemukan pada anak – anak, biasanya muncul di metafisis. Ciri khas
pada osteomielitis kronik adalah nekrosis tulang yang terbentuk rata – rata dalam
10 hari.
Tumor
Tulang
Klasifikasi tumor tulang menurut WHO
tahun 1972 :

– Tumor asal jaringan tulang (Osteogenik)


– Jinak : Osteoma
Osteoid osteoma
Osteoblastoma jinak

– Ganas : Osteosarkoma
Parosteal osteosarkoma
– Tumor asal jaringan tulang rawan (Kondrogenik)
– Jinak : Enkondroma
Osteokondroma
Kondroblastoma jinak (codman’s tumor)
Fibroma kondromiksoid
– Ganas : Kondrosarkoma
 Tumor asal jaringan ikat (Fibrogenik)
 Jinak : Non Ossifying Fibroma
Lipoma
 Ganas : Fibrosarkoma
Liposarkoma

 Tumor asal sumsum tulang (mielogenik)


 Ganas : Sarkoma Ewing
Mieloma Multipel
Sarkoma sel reticulum.
 Tumor asal vaskuler
 Jinak :Hemangioma
Limfangioma.
Tumor glomus
 Ganas : Angiosarkoma

 Tumor tulang lainnya


 Jinak : Giant cell tumor
Neurofibroma
 Ganas : Adamantinoma
TUMOR GANAS TULANG

Osteosarkoma
– Definisi
Osteosarkoma merupakan suatu keganasan yang berasal dari sel primitif pada bagian
metafise dari tulang panjang pada orang muda. Pembentukannya berasal dari seri
osteoblas dari sel mesenkim primitif. Osteosarkoma merupakan tumor ganas primer
tulang yang paling sering dengan prognosis yang buruk
– Klinis:
– Pria lebih banyak diserang daripada wanita dengan perbandingan 2:1.
– Didapat terutama pada usia muda, berusia 10-20 tahun.
– Keluhan utama penderita ialah perasaan sakit pada bagian tulang yang terkena disertai adanya
benjolan.
– Didapat pula tanda-tanda keganasan umum seperti anemia, berat badan menurun.
– Lokasi:
– Didapat pada metafisis tulang-tulang panjang terutama pada bagian distal femur, proksimal tibia dan
proksimal humerus.
– Radiologi :
– Didapat 3 macam gambaran radiologi, yaitu:
– 1. Gambaran osteolitik
– 2. Gambaran osteoblastik
– 3. Gambaran campuran
– Pada MRI ditemukan garis destruksi. Pada MRI ditemukan garis akibat proses destruksi dan ekstensi
jaringan lunak sel-sel tumor.
Sarkoma Ewing

– Tumor ganas yang jarang didapat.


– Menyerang golongan usia muda, kebanyakan di bawah usia 20 tahun.
– Lebih banyak didapat pada kaum pria.

– Klinis :
– Penderita mengeluh sakit dengan disertai adanya benjolan. Kemungkinan suhu badan yang meninggi,
lekositosis, dan laju endap darah meningkat.
 Lokasi :
 Pada diafisis tulang-tulang panjang, paling sering pada femur, tibia, ulna dan fibula.

 Radiologi :
 Tampak proses destruksi tulang
dengan batas yang tidak jelas.
 Pembentukan tulang reaktif baru
oleh periosteum bias berlapis-lapis
yang memberikan gambaran
Onion Skin atau tegak lurus yang
nampak sebagai Sunbrust.
TUMOR JINAK TULANG

Osteochondroma/Osteocartilagenous Exostosis
– Definisi
Merupakan neoplasma tulang jinak yang paling sering didapat. Oleh sebagian
ahli dianggap bukan neoplasma, tetapi sebagai suatu hamartoma
(pertumbuhan baru, dimana sel-selnya dapat menjadi dewasa).
– Etiologi: Tidak diketahui secara pasti

– Lokasi: Ditemukan pada bagian metafisis tulang panjang terutama pada bagian distal femur,
proksimal tibia dan proksimal humerus

– Klinis: Terdapat pada usia dewasa muda dengan keluhan adanya benjolan yang tidak terasa sakit.
– Radiologi:
– Tampak penonjolan tulang pada korteks dan spongiosa yang normal
– Dengan bertambahnya umur pasien,terlihat kalsifikasi tulang rawan yang semakin lama semakin banyak
– Penonjolan seperti bunga kol (cauliflower) dengan komponen kondrosit sebagai bunga dan komponen
osteosit sebagai tangkai
Tampak penonjolan tulang dengan
korteks dan spongiosa yang normal pada
metafisis distal femur

Osteochondroma
Giant Cell Tumor/Tumor Sel
Raksasa/Osteoklastoma
 Lokasi: Didapat pada epifisis tulang panjang yang dapat meluas ke arah metafisis. Tempat yang paling
sering terjadi adalah proksimal tibia, distal femur dan distal radius. Juga dapat ditemukan di pelvis
dan sacrum.
 Klinis: Keluhan rasa nyeri yang terus bertambah serta pembengkakan pada bagian tulang yang
mengalami lesi, terutama pada lutut dan mungkin ditemukan efusi sendi serta gangguan gerakan
pada sendi.
 Radiologi: Tampak daerah osteolitik di epifisis dengan batas yang jelas dan memberikan kesan
multilokuler gambaran soap bubble. Terjadi penipisan kortek.
Soap Bubble Appearance

Frontal Lateral
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai