Anda di halaman 1dari 11

Audit of High Risk Accounts

Kelompok 9
• Vania Natasha (125160178)
• Morina Miranda (125160186)
• Cynthia (125160188)
• Christine (125160192)
Macam- macam Resiko

Resiko audit terdiri dari 3 komponen, yaitu :


 Resiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo rekening atau golongan
transaksi terhadap suatu salah saji yg material, dengan asumsi bahwa tidak
terdapat kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yg terkait.
 Resiko pengendalian adalah resiko bahwa suatu salah saji material yg dapat
terjadi dlm suatu asersi tidak dapat dicegah/dideteksi secara tepat waktu
oleh SPI satuan usaha.
 Resiko deteksi adalah resiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material yg terdapat dalam suatu asersi.
Audit of High Risk Accounts

 Area yang memiliki risiko tinggi akan berbeda dari satu perusahaan ke
perusahaan lainnya, maka dari itu auditor diharapkan dapat melaksanakan
tugasnya pada area yang dikuasainya. Pengetahuan mengenai industry
merupakan kunci untuk mengidentifikasi area yang berisiko. KAP yang
memiliki pengetahuan lebih mengenai sector industry tertentu pasti akan
lebih mudah untuk mengidentifikasi adanya resiko. Proses audit akan
direncanakan berdasarkan hal tersebut. Auditor harus berfokus pada
pengendalian internal, estimasi akuntansi dan perhitungan akuntansi
termasuk pengakuan laba, pension dan fair value. Internal control termasuk
pemisahan tugas, sikap manajemen dan kompleksitas dari biaya.
Situasi Audit Yang Mengandung Risiko Besar
 Pengendalian Intern yang lemah
Pengendalian intern menentukan jumlah dan kualitas bukti, yang harus
dikumpulkan oleh auditor. Dalam situasi yang pengendalian intern dalam suatu
bidang lemah, auditor harus waspada dan mengumpulkan bentuk bukti audit yang
rinci yang lain yang dapat mengganti bukti-bukti yang dihasilkan oleh
pengendalian intern yang lemah tersebut.
 Kondisi keuangan yang tidak sehat
Suatu perusahaan yang mengalami kerugian atau dalam posisi yang sulit untuk
melunasi hutangnya akan mempunyai kecenderungan untuk menunda
penghapusan piutangnya yang sudah sulit untuk ditagih atau sediaan barang
dagangan yang sudah tidak laku dijual atau lupa mencatat utangnya. Hal ini tidak
mungkin terjadi dalam perusahaan yang keadaan keuangannya baik.
 Manajemen yang tidak dapat dipercaya
Sebelum menerima suatu perusahaan sebagai klien, auditor publik harus
memperoleh informasi mengenai latar belakang atau riwayat para
direktur dan para manajernya. Auditor harus waspada terhadap manajer
yang pernyataan-pernyataan lisannya ternyata sebagian atau seluruhnya
tidak benar.
 Usaha yang bersifat spekulatif
Auditor yang melaksanakan audit terhadap laporan keuangan yang
kegiatannya dalam usaha yang sifatnya spekulatif, akan menghadapi
risiko yang lebih besar jika dibandingkan dengan auditor yang melakukan
audit terhadap perusahaan yang kegiatan usahanya relatif stabil dalam
jangka panjang
Area yang Memiliki Resiko Tinggi

 Perusahaan mengganti kebijakan akuntansinya. Contoh : perusahaan


mengganti metode pencatatan inventory dari average ke FIFO
 Penilaian awal bahwa mungkin adanya kecurangan. Contoh : auditor percaya
bahwa adanya kecurangan karena pengendalian internal yang buruk.
 Perusahaan memiliki transaksi luar negeri. Contoh : adanya perbedaa kurs
mata uang, tipe apa yang harus digunakan auditor apakah average atau
current?
Akun Yang Memiliki Risiko Tinggi
 Pengakuan Pendapatan
Karena pendapatan merupakan akun yang memiliki risiko yang signifikan, auditor harus
memahami perusahaan bisnis dan proses, mendapatkan bukti audit yang sesuai, tes
kontrol atas pendapatan, dan menilai potensi salah saji. Auditor harus memahami
sumber pendapatan perusahaan dan jenis kontrak dan mengevaluasi apakah pemilihan
dan penerapan prinsip akuntansi untuk pengakuan pendapatan adalah tepat. Perkiraan
akuntansi yang signifikan sering terlibat. Penghasilan audit termasuk pengujian apakah
pendapatan itu diakui pada periode yang benar, melakukan prosedur untuk mengatasi
risiko penipuan, dan mengevaluasi keuangan terkait pengungkapan pernyataan. Hanson
menyarankan pengauditan pendapatan yang efektif hari ini membutuhkan peralihan
dari pendekatan yang digunakan oleh banyak auditor di masa lalu, yang berfokus pada
keseimbangan lembar dengan kajian analitis yang lebih terbatas tentang pendapatan
pernyataan. “Perusahaan sedang dalam perjalanan menuju eksekusi yang lebih baik,
prosedur analitis substantif yang efektif,” katanya. “Auditor tidak hanya perlu
menentukan bahwa ada perubahan wajar dalam periode pendapatan selama periode,
namun juga untuk memahami alasan hubungan dan korelasi angka-angka.
Strategi untuk Mengurangi Resiko

Dalam mengembangkan strategi audit awal u/ asersi-asersi, auditor merumuskan


4 komponen sbb :
 Penetapan tingkat resiko pengendalian direncakan
 Luasnya pemahaman atas SPI yg harus dicapai
 Pengujian pengendalian yg akan dilakukan dlm penetapan resiko pengendalian
 Tingkat pengujian substantif direncakan yg akan dilakukan u/ mengurangi
resiko audit pad tingkat rendah yg sesuai.
KASUS IFG LEASING
Inter-Regional Financial Group, Inc. (IFG) sebuah perusahaan dibidang jasa keuangan yang berlokasi di
Minnespolis, membeli sebuah perusahaan leasing yang berada di Great Falls, Montana. Perusahaan leasing
ini diberi nama IFG Leasing, merupakan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki IFG tetapi perusahaan
ini diharuskan SEC untuk menyusun laporan keuangannya sendiri karena perusahaan ini memiliki sekuritas
utang yang dijual di publik. Bisnis yang dijalankan oleh IFG Leasing yaitu membuat “small ticket” lease.

ACCOUNTING AND CONTROL PROBLEMS AT IFG LEASING


Investigasi SEC, 1988 mengungkapkan IFG Leasing merahasiakan kondisi keuangan yang memburuk
selama 1980an dari bank dan pengguna laporan keuangan lain. SEC mengungkapkan bahwa IFG Leasing
secara konsisten melaporkan penyisihan yang tidak cukup untuk piutang leasing tak tertagih. Setiap periode
akuntansi, persentase penyisihan dari piutang leasing didebit ke Bad Debt Expense dengan meng-offset
kredit cadangan piutang leasing tak tertagih. Pada 1981, persentase ini meningkat dari 1,5% menjadi 2%
dan kemudian 3% pada tahun berikutnya.
Selain masalah pengendalian piutang leasing, SEC juga mengidentifikasi beberapa kelemahan utama
pada pengendalian internal IFG Leasing. Perusahaan tidak memiliki prosedur yang sistematis untuk
mengambil alih aset dari Lessee yang pembayarannya default, kebijakan leasing dari perusahaan seringkali
dilanggar, anggota di cabang seringkali mengganti kebijakan leasing tanpa melalui pengesahan yang
seharusnya.
1982 TOUCHE ROSS AUDIT OF IFG LEASING
September 1982, Chief Accounting Officer IFG Leasing memberitahu eksekutif IFG bahwa
anak perusahaannya memiliki hampir $90juta piutang yang telah lewat jatuh temponya 90 hari
atau lebih. Mereka menginstruksikan Touche Ross untuk memulai audit IFG Leasing 1982
sesegera mungkin dan memberikan perhatian lebih atas penyisihan piutang sewa yang tidak
dapat tertagih. Partner perikatan audit atas IFG Leasing juga merasa khawatir dengan besarnya
akun delinquent. Partner audit mengembangkan perencanaan audit untuk akun penyisihan
selama tahun 1982 dan membandingkan perencanaan audit yang digunakan untuk tahun-tahun
sebelumnya.
Perubahan pertama yang dilakukan partner audit yaitu melibatkan auditor dengan
pengalaman 5 tahun pada akun penyisihan piutang sewa yang tak tertagih. Kedua, partner
memodifikasi lingkup audit untuk menguji piutang sewa yang lalai dibayar. Dia mengharuskan
masing-masing piutang dengan nilai lebih dari $50,000 dan telah jatuh tempo 90 hari atau lebih
untuk diuji.
KASUS Doughtie’s Foods, Inc.
William Nashwinter diterima sebagai salesman pada perusahaan Doughtie’s foods sebuah perusahaan
makanan yang sudah go publik yang bermarkas besar di Portsmouth, Virginia. Salesman muda yang
ambisius dan karena dedikasinya maka dia diangkat menjadi manajer pemasaran dengan target yang
tidak masuk akal dari kantor pusat. Untuk mencapai kinerja yang tinggi tersebut maka Nashwinter
melakukan kecurangan dengan membuat persediaan fiktif. Dengan menaikkan saldo persediaan, maka
cost of good sold turun sehingga menaikkan saldo persediaan, cost of good sold turun sehingga
menaikkan gross profit. Auditor Doughtie’s-Price Waterhouse mengungkapkan pendapatan bersih
Doughtie’s tahun 1980 yang dikonsolidasi terlalu tinggi sampai 15% dan pendapatan bersih perusahaan
1981 terlalu tinggi sampai 39%.
Nashwinter memalsukan nilai persediaan dengan memasukkan 3 halaman dari item inventory
fiktif dalam count sheet dan merubah unit pengukurannya. 1981 setelah Doughtie’s memakai inventory
system yang terkomputerisasi, Nashwinter semakin mudah untuk melakukan input terhadap item
inventory fiktif.
SEC (Bapepam di Indonesia) mengkritik audit yang dilakukan oleh KAP Goodman and Co. untuk
kegagalannya mengaudit dengan tepat. Menurut SEC audit inventory Doughtie’s berisiko tinggi
karena:
1. Inventory adalah item terbesar dalam neraca Doughtie’s yaitu 40% dari assets perusahaan.
2. Willson dan Pollard auditor dari KAP Goodman and Co. sadar atas kelemahan internal control
inventory Doughtie’s
3. Adanya peningkatan inventory yang drastis di tahun 1980-1981.

Anda mungkin juga menyukai