Anda di halaman 1dari 9

BAB 4 AUDITING

LAPORAN AKUNTAN

Angel Saudale
Constantinus Nurak
Herditer Louhenapessy
Sarci lidda
Pada akhir pemeriksaannya, dalam suatu
pemeriksaan umum (general audit) KAP akan
memberikan suatu laporan akuntan yang terdiri
atas :
1. Lembaran Opini
2. Laporan Keuangan
JENIS-JENIS PENDAPAT
AKUNTAN

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik per


31 Maret 2011,ada 5 jenis pendapat akuntan yaitu
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam
laporan audit bentuk baku
3. Pendapat wajar dengan pengecualian
4. Pendapat tidak wajar
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat
JENIS-JENIS LAPORAN AKUNTAN
 Laporan auditor bentuk baku

 Laporan auditor bentuk baku harus


menyebutkan laporan keuangan yang diaudit
dalam paragraf pengantar, menggambarkan sifat
audit dalam paragraf lingkup audit, dan
menyatakan pendapat auditor dalam paragraf
pendapat. Ada 10 unsur pokok laporan auditor
bentuk baku.
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TENTANG
DAMPAK MEMBURUKNYA KONDISI EKONOMI
INDONESIA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP
ENTITAS

Memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan


wilayah regional Asia Pasifik pada umumnya,
berdampak signifikan terhadapa Laporan
Keuangan di Indonesia, oleh karena itu, ada 3 hal
yang perlu dipertimbangkan oleh auditor.

Informasi yang perlu diungkapkan oleh


manajemen terdiri atas 4 komponen
PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS
DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA
Dalam PSA No.30 (IAPI,2011:341.1-342.7) antara lain dinyatakan :
1. Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar
terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam
periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang
sedang diaudit.
2. Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan
entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas
3. Auditor tidak bertanggung jawab untuk memprediksi kondisi atau peristiwa yang akan
datang
4. Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk
mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan,
menunjukkan bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas.
5. Jika, setelah mempertimbangkan kondisi atau peristiwa yang telah diidentifikasi secara
keseluruhan, auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenaik kemampuan
entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas,
ia harus mempertimbangkan rencana manajemen dalam menghadapi dampak
merugikan dari kondisi atau peristiwa tersebut.
6. Apabila setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa tertentu auditor
tidak menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam jangka waktu pantas maka auditor wajib mengevaluasi rencana
manajemen.
7. Apa bila setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa tertentu
auditor tidak menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas maka auditor
memberika pendapat wajar tanpa pengecualian.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai