Anda di halaman 1dari 42

Laporan Kasus:

HEMORRHOID INTERNA

Pembimbing: dr. H. Lili K. Djoewaeny, Sp.B

Rumah Sakit
Umum Daerah
Cianjur
Ahmad Syafriyansyah
2009730066

20-03-2013
Identitas

– Nama pasien : Tn. U S


– Usia pasien : 44 tahun
– Alamat pasien : Kampung Palasari RT 01/02,
Suka Nagara
– Pekerjaan pasien : kuli panggul
– Agama pasien : ISLAM
– Status pernikahan: menikah
– Suku bangsa : Sunda
– Tgl. masuk rumah sakit: 16 Maret 2013
– No. Rekam medis : 571177
Auto Anamnesis

Keluhan Utama

Tonjolan yang keluar dari anus yang tidak bisa


dimasukkan kembali sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan ada tonjolan yang keluar dari


anus sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, tonjolan
terasa nyeri dan ada darah yang keluar. Sebelumnya
tonjolan dirasakan sudah sejak 2 tahun yang lalu, tonjolan
bersifat hilang timbul, timbul setelah BAB dan bisa
dimasukkan secara manual dengan jari pasien sehingga
pasien akan membutuhkan waktu yang lebih lama di kamar
mandi. Ada lendir yang keluar setelah BAB, terkadang lendir
berwarna kuning dan bercampur darah merah segar dan
merah tua. 1 hari sebelum masuk rumah sakit, tonjolan tidak
dapat dimasukkan kembali, terasa sangat nyeri, nyeri
bertambah bila pasien mencoba untuk duduk, dan keluar
darah meski tidak BAB. Pasien juga merasa pusing, tidak
ada demam, tidak ada nyeri perut, tidak ada mual muntah,
BAK pasien lancar, tidak ada nyeri saat BAK.
Riwayat Penyakit Dahulu

 tidak pernah menderita penyakit yang sama

Riwayat Penyakit Keluarga

 bapak dari pasien juga pernah menderita


penyakit yang sama.
 ibu pasien menderita hipertensi.
Riwayat Pengobatan

 sebelum ke IGD pasien ke puskesmas dan diberi obat


anti nyeri.

Riwayat Psikososial
 pasien makan sayur-sayuran setiap hari
 merokok (+) ± 1 bungkus sehari
 minum alkohol (+), berhenti sejak 5 tahun yang lalu

Riwayat Alergi
 alergi obat (-)
 alergi makanan (-)
Keadaan Umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : E4 M6 V5 = 15 / compos mentis

Tanda Vital
• Suhu : 36,6oC
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Denyut nadi : 80x/ menit
• Frek. napas : 20x/ menit
Antopometri
• BB : 72 kg
• TB : 171 cm
• IMT : 24,66 (over weight)
Status Generalis
• Kepala : normocephal
• Mata : CA -/- ; SI -/-
• Hidung : sekret (-), septum deviasi (-)
• Telinga : normotia
• Mulut : mukosa bibir lembab
• Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax/dada
– P. inspeksi : simetris
– P. palpasi : vocal phremitus baik
– P. perkusi : sonor
– P. auskultasi : vesikuler

– J. inspeksi : ictus cordis tidak terlihat


– J. palpasi : ictus cordis terapa di bawah papila mamae
– J. perkusi: redup
– J. auskultasi : bunyi 1 & 2 reguler
Abdomen
– inspeksi : tampak datar
– palpasi : nyeri tekan (-)
– perkusi : timpani
– auskultasi : BU (+)

Extremitas
• atas : oedem -/- ; motorik +/+
• bawah : oedem -/- ; motorik +/+
Status Lokalis
Inspeksi : -warna tampak biru kehitaman
-ada bekuan darah di bagian tengah
Palpasi : -nyeri tekan positif (+)

Status Lokalis
Rectal toucher
• Tidak dapat dilakukan karena pasien sudah
mengeluh kesakitan
16 Maret 2013

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


Hb 14,5 13,5 – 17,5 g/dl
Ht 42,1 42 – 52 %
Eritrosit 4,57 4,7 – 6,1 106/µL
Leukosit 9,2 4,5 – 10,5 103/µL
Trombosit 237 150 – 450 103/µL
MCV 90,1 50 – 94 fL
MCH 31,0 27 – 31 pg
MCHC 34,4 33 – 37 %
RDW-SD 43,7 9 – 14 fL
PDW 10,3 8 – 12 fL
MPV 8,7 fL
LYM % 30,7 26 – 36 %
MXD % 7,0 0 – 11 %
NEU % 62,3 40 – 70 %
LYM # 2,6 1,00 – 1,43 103/µL
MXD # 0,5 0 – 1,2 103/µL
NEU # 5,5 1,6 – 7,6 103/µL
R E S U M E

Pasien laki-laki, usia 44 tahun, datang dengan keluhan


ada tonjolan yang keluar dari anus sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit, tonjolan terasa nyeri dan ada darah
yang keluar. Sebelumnya tonjolan dirasakan sudah
sejak 2 tahun yang lalu, tonjolan bersifat hilang timbul,
timbul setelah BAB dan bisa dimasukkan secara
manual. Ada lendir yang keluar setelah BAB, terkadang
lendir berwarna kuning dan bercampur darah merah
segar dan merah tua. 1 hari sebelum masuk rumah
sakit, tonjolan tidak dapat dimasukkan kembali, terasa
sangat nyeri (+), dan keluar darah meski tidak BAB.
Pasien merasa pusing. Warna tonjolan biru kehitaman
dengan bekuan darah di bagian tengah. Nyeri tekan
positif (+).
Diagnosis Kerja :
Hemorrhoid Interna grade IV

Diagnosis Banding :
– Hemorrhoid eksterna
– Prolaps recti
Rencana Penatalaksanaan

– Pemberian infus RL: 3600 mL


– Ketorolac
– Cek darah, jantung,
– Puasa
– Tindakan operasi
Follow Up

18 Maret S Pasien belum BAB karena terasa sakit di anus meski tidak
mengedan, tapi kentut keluar, dan ada darah yang keluar dari
2013 tonjolan saat duduk.

O Tekanan darah = 150/95 mmHg ; nadi = 72x/menit


RR = 20x/menit ; suhu = 36,9oC
Status lokalis:
-inspeksi: warna permukaan tonjolan merah kebiruan hitam, ada
bekuan darah di bagian tengah, ukuran berdiameter ± 7cm
-palpasi: ada nyeri tekan pada tonjolan di anus

A Hemoroid interna grade IV

P Pemberian infus RL 3 kolf (1500) / 24 jam


Ketorolac 30mg 2dd1
Cek kondisi elektrolit
19 Maret S Pasien masih belum bisa BAB karena terasa sakit di
anus meski tidak mengedan, kentut bisa keluar, dan
2013 ada darah yang keluar dari tonjolan saat duduk.

O Tekanan darah = 130/90 mmHg ; nadi = 68x/menit


RR = 18x/menit ; suhu = 36,7oC
Status lokalis:
-inspeksi: warna permukaan tonjolan merah kebiruan
hitam, ada bekuan darah di bagian tengah, ukuran
berdiameter ± 7cm
-palpasi: ada nyeri tekan pada tonjolan di anus
A Hemoroid interna grade IV

P Pemberian infus RL 3 kolf (1500) / 24 jam


Ketorolac 30mg 2dd1
Cek darah, kondisi jantung, puasa (persiapan operasi
tgl 20-03-2013)
20 Maret S Pasien masih belum bisa BAB karena terasa sakit di
anus meski tidak mengedan, kentut bisa keluar, dan
2013 ada darah yang keluar dari tonjolan saat duduk.

O Tekanan darah = 125/80 mmHg ; nadi = 60x/menit


RR = 18x/menit ; suhu = 36,6oC
Status lokalis:
-inspeksi: warna permukaan tonjolan merah kebiruan
hitam, ada bekuan darah di bagian tengah, ukuran
berdiametr ± 7cm
-palpasi: ada nyeri tekan pada tonjolan di anus

A Hemoroid interna grade IV

P Tindakan operasi
21 Maret S Pasien sudah bisa BAB, masih terasa nyeri pada luka
post operasi, dan masih ada darah yang keluar dari
2013 tonjolan saat duduk dengan jumlah yang lebih
sedikit.
O Tekanan darah = 130/80 mmHg ; nadi = 64x/menit
RR = 18x/menit ; suhu = 36,6oC
Status lokalis:
-inspeksi: warna permukaan tonjolan biru kehitaman,
ada bekuan darah di bagian tengah dengan jumlah
lebih sedikit, ukuran tonjolan ± 5cm
-palpasi: ada nyeri tekan pada tonjolan di anus, tapi
berkurang.
A Hemoroid interna grade IV post operasi
hemoroidektomi hari ke-1
P Pemberian infus RL 3 kolf (1500) / 24 jam
Ketorolac 30mg 2dd1
Ceftriaxone
23 Maret S Pasien sudah bisa BAB, masih terasa sedikit nyeri
pada luka post operasi.
2013
O Tekanan darah = 140/90 mmHg ; nadi = 60x/menit
RR = 16x/menit ; suhu = 36,6oC
Status lokalis:
-inspeksi: warna permukaan tonjolan biru kehitaman,
ukuran tonjolan ± 4cm .
-palpasi: masih ada sedikit nyeri tekan

A Hemoroid interna grade IV post operasi


hemoroidektomi hari ke-2

P Pemberian infus RL 1 kolf


Ketorolac 30mg 2dd1
Ceftriaxone
Pasien dipulangkan
HEMORRHOID

Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah vena (varises) pada plexus


hemoroidalis yang dapat menimbulkan keluhan dan gejala di distal rektum /
kanal anal.
Etiologi
Tidak diketahui secara pasti apa penyebab
terjadinya hemoroid, tapi ada beberapa teori yang
telah dikemukakan, yaitu:
– Masukan makanan mengandung serat yang
kurang / rendah.
– Konstipasi / diare yang kronik
– Mengejan terlalu lama
– Kelemahan jaringan karena faktor usia
– Kehamilan
– Tumor / massa di pelvis
Epidemiologi

Hemoroid dapat terjadi pada siapa saja, tetapi paling sering terjadi pada
orang dengan usia antara 45-65 tahun.
Anatomi
Penyakit hemoroid terjadi pada vena-vena yang terletak
di plexus hemoroidalis. Vena-vena di plexus hemoroidalis
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu vena plexus hemoroidalis
superior, vena plexus hemoroidalis media, dan vena
plexus hemoroidalis inferior. Vena plexus hemoroidalis
superior dan media terletak di atas linea dentata,
sedangkan vena plexus hemoroidalis inferior terletak di
bawah linea dentata.
Tanda & Gejala

Hemoroid mempunya tanda HEMOROID HEMOROID


INTERNA EKSTERNA
dan gejala sesuai dengan
pembagian dari hemoroid itu -keluar darah merah -bisa ada keluar darah
segar setelah -sangat nyeri
sendiri. Hemoroid terbagi kotoran / feses -ada gatal
menjadi 2, yaitu hemoroid keluar -selalu ada rasa tidak
-tidak / sedikit nyeri nyaman
interna dan hemoroid -ada sedikit gatal
eksterna. Adapun perbedaan -bisa menimbulkan
dari kedua hemoroid tersebut, rasa tidak nyaman
bila sudah grade
dapat dilihat pada tabel: IV
Patofisiologi
Hemoroid Interna
– Vena yang mengalami pelebaran adalah vena plexus hemoroidalis superior
dan vena plexus hemoroidalis media, kedua vena tersebut berada di atas
linea dentata
– Hemoroid interna sering muncul pada arah jam 3, 7, dan 11.
– Hemoroid interna memiliki 4 stadium / grade, yaitu
Hemoroid Eksterna

Hemoroid eksterna terjadi pada vena


plexus hemoroidalis inferior, pelebaran
yang terjadi tertutupi oleh anoderm yang
memiliki banyak persarafan nyeri dan gatal
Penatalaksanaan

– Nonmedika mentosa /
konservatif
– Ditujukan untuk hemoroid interna – Medika mentosa
grade I dan grade II. – Pemberian obat
– Diet tinggi serat, meningkatkan topikal dianggap
masukkan cairan, menghindari kurang efektif dalam
tekanan (mengejan) terlalu kuat, mengobati hemoroid
kompres duduk / tempat duduk
lunak.
Penatalaksanaan

– Rubber Band Ligation – Infrared Photocoagulation


– Ditujukan untuk hemoroid interna – Ditujukan untuk hemoroid
grade I dan grade II dengan interna grade I dan grade II
perdarahan yang menetap, serta yang kecil.
beberpa hemoroid grade III
tertentu. – Tindakan dilakukan dengan
mengkoagulasikan plexus
– Mukosa yang terletak 1-2 cm
proximal linea dentata dipegang yang terlibat.
dan ditarik ke dalam alat pita karet.
Ligasi di bakar, jaringan mengalami
strangulasi, terjadi bekas luka,
mencegah perdarahan lebih lanjut
Penatalaksanaan

– Sclerotherapy
– Ditujukan untuk hemoroid interna
grade I dan grade II serta – Eksisi trombosis
beberapa hemoroid interna grade hemoroid eksternal
III.
– Ditujukan untuk
– Cairan sklerosis 1-3 ml,
hemoroid eksterna
disuntikkan ke dalam submukosa
yang mengalami
dari hemoroid
trombosis.
– Dilakukan eksisi
secara elips dengan
menggunakan
anestesi lokal.
Penatalaksanaan

Operasi (bedah) hemoroidectomi


– Close submucosal hemorrhoidectomy
– Open
– Pasien berada dalam posisi litotomi,
hemorrhoidectomy
bisa dengan lokal atau anestesi (milligan & morgan)
umum.
– Proses sama dengan
– Perlu diidentifikasi terlebih dahulu hemoroidectomy
hemoroid dan mukosa nya. tertutup, hanya saja
luka tetap dibuka tidak
– Apex plexus hemoroidalis diikat dan dijahit.
hemoroid dipotong.
– Luka ditutup dengan jahitan
absorbable.
Penatalaksanaan

– Whitehead’s hemorrhoidectomy – Stapled


hemorrhoidectomy
Hemoroidektomi yang • Ditujukan untuk hemoroid
interna grade IV.
dilakukan dengan eksisi • Prosedur ini tidak
melingkar tepat di bagian memerlukan tindakan eksisi,
tapi hanya memperbaiki
proximal ke linea dentata. mukosa yang berlebih dia
atas linea dentata.
Kemudian mukosa rektal • Prosedur ini memindahkan
dijahit ke linea dentata sebagian kecil mukosa rektal
proximal ke linea dentata
menggunakan stapler sirkular.
Komplikasi Tindakan Operasi
• Nyeri luka post operasi
• Terjadi perdarahan
• Anal stenosis
• Retensi urin

Prognosis

Dengan terapi yang sesuai, pada umumnya


memberikan hasil yang baik.
Analisis
– Identitas :
– Usia/umur
– Pekerjaan (kuli panggul)
– Anamnesis :
– Riwayat penyakit sekarang
– Tonjolan sebelumnya masih dapat dimasukkan secara manual dengan jari tangan pasien
sendiri, hal ini dilakukan setiap selesai BAB dan tidak ada riwayat tonjolan pernah tidak
muncul setelah habis BAB, adanya darah yang keluar setelah kotoran (feses) berwarna
merah tua.
– Pem. Fisik :
– Inspeksi
– Tampak tonjolan berwarna biru kehitaman dengan adanya bekuan darah di bagian
tengah.
– Palpasi
– Teraba nyeri pada tonjolan dan rectal toucher tidak dapat dilakukan karena pasien sudah
mengeluhkan nyeri pada tonjolan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Brunicardi, F. Charles, dkk. Schwartz’s: Principles of Surgery 9th edition. Amerika


Serikat: McGraw Hill.
2. Townsend, Courtney M., dkk. 2008. Sabiston: Textbook of Surgery Ed. 18. Kanada:
Elsevier.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai