Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

Gagal jantung (heart failure) masih merupakan masalah


kesehatan utama. Di Amerika Serikat, gagal jantung terjadi pada sekitar
5 juta penduduk dewasa dengan penambahan tiap tahun sekitar
550.000 pasien. Insiden gagal jantung secara umum mencapai 10 per
1000 penduduk pada populasi umur 65 tahun atau lebih.
ANESTESI PADA GAGAL JANTUNG
• Atrial Septal Defect

• Problem :

• Emboli : udara dan kuman

• Left to right shunt : acyanotic

• Periksa

• Catetherization

• ECG

• Chest film

• BGA

• Laboratorium : studi koagulasi, elektrolit, ureum / creatinine, LFT, Urinalysis

• ASD Primum

• Lokasi : bagian bawah atrial septum

• Keadaan klinis tergantung besar/kecil defect

• Lesi besar :

• Left to right shunt besar

• Bendungan pada a. Pulmonary

• RVH -> CHF

• Dapat terjadi Heart Block akibat injury pada system konduksi, yang dapat dicegah dengan bappingg of bundle hiss dengan pacemaker

• Teknik Anestesi

• Premedikasi : pethidine 1mg/kg dan midazolam 0,2mg/kg i.m diberikan bersama 30-40 menit pre operasi

• Induksi : pancuronium 1mg i.v, sufentanyl 1microgram/kg i.v, midazolam 0,2mg/kgi.v

• Maintenance : N2O, O2, pancuronium dan isoflurane

• Monitor : tekanan darah, nadi, ECG, saturasi O2, CVP temperature


• Ventrikular Septal Defect
• Indikasi operasi :
• Pulmonary artery systolic pressure > ½ systemic preesure
• Pulmonary vascular resistence tinggi
• Pulmonary artery blood flow disbanding systemic blood flow
• Bila L to R shunt besar, hindari
• Memperburuk kotraksi ventrikel
• Meningkatkan kerja jantung
• Komplikasi pasca operasi = CHF, tachycardia, dyspnea, JVP meningkat
• VSD besar, bila telah terjadi permanent pulmonary artery hypertension
MANAJEMEN PERIOPERATIF PADA PASIEN
PACEMAKER
1. Evaluasi Praoperasi
- Evaluasi pasien
- Evaluasi alat pacemaker
1. Manajemen Intra Operatif
- Tehnik Anestesi
- Operasi/tindakan spesifik
3. Manajemen Pasca Operasi
- Evaluasi pasien
- Evaluasi alat pacemaker
EVALUASI PRAOPERASI
• Evaluasi Pasien
- anamnesis dan PF lengkap, lab rutin, EKG, Rongent Thorax
 tatalaksana sesuai penyakit yg mendasari
- gejala pusing, sering pingsan  konsul kardio
• Evaluasi alat Pacemaker
- kartu/buku panduan pacemaker
- jenis permanent pacemaker dan mode
- lokasi generator
- waktu pemasangan, usia battere
HATI-HATI !
• Hipokalemia
 Resting Membrane Potential (RMP) lebih negatif  selisih
dengan ambang/threshold melebar  susah terjadi “capture” alat
pacemaker  ancaman bradikardia
• Kondisi lain susah “capture” :
- Hipoksia
- Asidosis dan alkalosis
HATI-HATI !
• Kondisi terlalu mudah capture :
- hiperkalemia
- luka bakar
- koreksi Kalium terlalu cepat
- penggunaan NMBA gol depolarisasi

 RAWAN TERJADI TAKI ARITMIA


MANAJEMEN INTRA OPERATIF
• Manajemen penyakit yg mendasari dan jenis operasi
• Monitoring :
- EKG kontinyu
- Palpasi nadi
- Stetoskop prekordial
- Oksimetri
• Terpasang pacemaker bukanlah indikasi pemasangan PA cath atau
CVC
• Kurangi efek kauterisasi
LANGKAH-LANGKAH MENGURANGI EFEK
KAUTERISASI
1. Gunakan bipolar
2. Ground pad diletakkan sedekat mungkin dengan lapang
operasi, sejauh mungkin dari pacemaker
3. Kauter berjarak > 15 cm dari pacemaker
charge/semburan 1 detik tiap 10 detik
4. Mode pacemaker : asinkron/fixed rate
5. Sebaiknya disediakan TPM
6. Disediakan isoproterenol dan atropin
7. Bila memasang defibrilator, pad diletakkan sejauh mungkin
dari pacemaker
8. Senantiasa pantau pulse nadi, oksimetri, EKG
9. Perangkat di cek ulang pasca operasi
TEHNIK ANESTESI
• Agent anestesi relatif aman terhadap alat pacemaker, baik Regional maupun General
• Penggunaan suksinil kolin  fasikulasi otot  memicu atau menghambat rangsangan mode
pacemaker
• Hindari penggunaan ketamin dan etomidat  mioklonik
• N2O  terjebak dalam saku pacemaker
• Ventilasi mekanik  malposisi/dislodgement alat pacemaker
• Cegah dan atasi shivering  myopotensial  mengambat pacemaker (mode rate sensitive)
• Shivering  segera ubah mode fixed rate/asinkron
Operasi Spesifik yang Perlu Diperhatikan
A. Di dalam kamar bedah
TURP dan Uterine Hysteroscopy
B. Di luar kamar bedah
1. ECT
2. Radiasi
3. Nerve Stimulator Testing or
Transcutaneous Electronic Nerve Stimulator
Unit (TENS)
4. Lithotripsy/ESWL
5. MRI
Manajemen Pasca Operasi
• Monitoring kontinyu (ICU/PACU)
- monitoring pasien
- monitoring alat pacemaker
• Hindari nyeri (analgetik adekuat)
• Cegah dan atasi shivering
KESIMPULAN
• Pasien dengan pacemaker dapat menjalani prosedur operasi
nonkardiak dengan aman bila tatalaksana perioperatif dikerjakan
dengan baik.
• Perlu diperhatikan tindakan atau prosedur yang memiliki resiko besar
terjadinya malfungsi alat pacemaker.

Anda mungkin juga menyukai