Anda di halaman 1dari 54

Pleno Modul 1

Ahmad Sabiq
Dexel P.P.S. simbolon
Teori Perilaku kesehatan

 Solita Sarwono : perilaku kesehatan adalah segala bentuk pengalaman dan


interaksi individu dengan lingkungannya khususnya menyangkut pengetahuan
& sikap tentang kesehatan serta tindakannya yang berhubungan dengan
kesehatan & penyakit.

 Bloom : Perilaku merupakan salah satu aspek yang menentukan derajat


kesehatan masyarakat
Model Perilaku Kesehatan (Nico S.
Kalangie)
Tidak Sadar/
Sadar/Tahu
Tidak Tahu
(S)
(TS)

Menguntungkan
(U) 1 4 Potensi
(Stimulan)

Merugikan
(R) 2 3 Kendala
3 tujuan yang ingin dicapai dalam
perilaku sehat ini adalah

Perilaku preventiv
 Terdapat 2 tingkatan yaitu:
 Primary preventif: langsung mencegah penyakit: medical activities (imunisasi), non
medical act (minum jamu)
 Secondary preventive: tidak langsung mencegah penyakit (mandi, rekreasi, olahraga).
Model Antonovsky dan Kats

 Model ini fokusnya adalah perilaku kesehatan preventif.

 Ada 3 golongan variabel yang diidentifikasi sebagai yang determinan dalam


perilaku pencegahan gangguan kesehatan yaitu motivasi prediposisi, variabel
kendala dan variabel Kondisi.
 Motivasi predisposisi.
Bahwa setiap perilaku ada motivasinya yaitu
untuk mencapai suatu tujuan.
 Variabel Kendala
Yang merintangi orang yang telah termotivasi
untuk melakukan suatu perilaku kesehatan
(internal & eksternal)
 Variabel Kondisi
 Tingkat pendidikan
 Pengalaman kesehatan sebelumnya
 Status sosial ekonomi
Hubungan sosiokultural
CIRI STRUKTUR KELUARGA
1. Terorganisasi : saling berhubungan,
saling ketergantungan antara anggota
keluarga
2. Ada keterbatasan : setiap anggota
memiliki kebebasan, tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam
mejalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap
anggota keluarga mempunyai peranan
dan fungsinya masing-masing.
MACAM-MACAM TIPE / BENTUK
KELUARGA

TRADISIONAL :
a. The nuclear family (keluarga inti)
b. The dyad family
c. Keluarga usila
d. The childless family
e. The extended family (keluarga luas/besar)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)

g. Commuter family

h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah

i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur,
kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family

k. The single adult living alone / single-


adult family
NON-TRADISIONAL :

a. The unmarried teenage mother

b. The stepparent family


Keluarga dengan orangtua tiri

c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok / membesarkan anak bersama

d. The nonmarital heterosexual cohabiting family


Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan
e. Gay and lesbian families

f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa
alasan tertentu

g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama,
yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya

h. Group network family


Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu
sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
i.Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian,
tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.
PERANAN KELUARGA
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut :

1. Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya
2. Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya,
mengurus rumah tangga,
pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya,
anggota masyarakat dari lingkungannya,
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3. Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan
spiritual.
Batasan sehat dan sakit
Perilaku Protective
 Melindungi tubuh dari gangguan penyakit (minum vitamin, pakai kondom,
jas hujan atau payung)

 Peningkatan kualitas/ derajat kesehatan,


konsumsi vit, olah raga, menu makan diatur,
berat badan diatur.
Perilaku Sakit.

 Perilaku Sakit (Illness Behavior) adalah cara seseorang bereaksi


terhadap gejala-gejala penyakit yang dipengaruhi oleh keyakinan-
keyakinannya terhadap apa yang harus diperbuat untuk menghadapinya

Model suchman
 4 unsur utama dalam memahami perilaku sakit :
◦ Perilaku sakit itu sendiri (alternative perilaku)
 Mencari pertolongan medis dari berbagai sumber atau pemberi layanan.
 Menunda upaya mencari pertolongan sesuai dengan gejala atau keadaan yang dirasakan.
 Melakukan pengobatan sendiri.
 Membatalkan atau menghentikan pengobatan.
Peranan Sakit & Peranan Pasien

 Peranan sakit terjadi jika penyakit telah


didefinisikan cukup serius, sehingga tdk dapat
melakukan sebagian atau seluruh peranan
normalnya serta memberikan tuntutan
tambahan kepada orang2 disekelilingnya .

 Peranan pasien terjadi jika yg sakit


menghubungi dokter dan tunduk atas instruksi
dokter.
TEORI HBM (HEALTH BELIEF MODEL)
Dasar faktor teori:
1. Kesiapan individu Perceived Perceived
intuk merubah Barriers Susceptibility
perilaku dalam
rangka menghindari
suatu penyakit atau Perceived
Perceived
Health Self efficacy
memperkecil risiko Behavior
Severity
kesehatan.
2. Adanya dorongan
dalam lingkungan Perceived
Cues to action
individu yang benefit
membuatnya
merubah perilaku.
3. Perilaku itu
sendiri.
Perceived Perceived
Barriers Susceptibility

Perceived
Perceived
Health Self efficacy
Severity
Behavior

Perceived
Cues to action
benefit

1. Perceived Susceptibility
 Perceived Susceptibility adalah kepercayaan seseorang dengan menganggap menderita penyakit adalah
hasil melakukan perilaku terentu. Jika persepsi kerentanan terhadap penyakit tinggi maka perilaku
sehat yang dilakukan seseorang juga tinggi. Contohnya seseorang percaya kalau semua orang berpotensi
terkena kanker.
2. Perceived Severity
 Perceived Severity adalah kepercayaan subyektif individu dalam menyebarnya penyakit disebabkan oleh
perilaku atau percaya seberapa berbahayanya penyakit sehingga menghindari perilaku tidak sehat. Jika
persepsi keparahan individu tinggi maka ia akan berperilaku sehat. Contohnya individu percaya kalau
merokok dapat menyebabkan kanker
Perceived Perceived
Barriers Susceptibility

Perceived
Perceived
Health Self efficacy
Severity
Behavior

Perceived
Cues to action
benefit

3. Perceived Benefits
 Perceived Benefits adalah kepercayaan terhadap keuntungan dari metode yang disarankan untuk
mengurangi resiko penyakit. Perceived benefits secara ringkas berarti persepsi keuntungan yang
memiliki hubungan positif dengan perilaku sehat. Individu yang sadar akan keuntungan deteksi dini
penyakit akan terus melakukan perilaku sehat seperti medical check up rutin. Contoh lain adalah kalau
tidak merokok, dia tidak akan terkena kanker.
4. Perceived Barriers
 Perceived barriers adalah kepercayaan mengenai harga dari perilaku yang dilakukan. Perceived barriers
secara singkat berarti persepsi hambatan aatau persepsi menurunnya kenyamanan saat meninggalkan
perilaku tidak sehat. Contohnya, kalau tidak merokok tidak enak, mulut terasa asam. Contoh lain
SADARI (periksa payudara sendiri) untuk perempuan yang dirasa agak susah dalm menghitung masa
subur membuat perempuan enggan SADARI.
Perceived Perceived
Barriers Susceptibility

Perceived
Perceived
Health Self efficacy
Severity
Behavior

Perceived
Cues to action
benefit

5. Cues to Action
 Cues to action adalah mempercepat tindakan yang membuat seseorang merasa butuh mengambil
tindakan atau melakukan tindakan nyata untuk melakukan perilaku sehat. Cues to action juga berarti
dukungan atau dorongan dari ligkungan terhadap individu yang melakukan perilaku sehat. Saran dokter
atau rekomendasi telah ditemukan utnuk menjadi cues to action.
6. Self Efficacy
 Hal yang berguna dalam memproteksi kesehatan adalah self efficacy. Self efficacy dalam istilah umum
adalah kepercayaan diri seseorang dalam menjalankan tugas tertentu. Self Efficacy adalah
kepercayaan seseorang mengenai kemampuannya untuk mempersuasi keadaan atau merasa percaya diri
dengan perilaku sehat yang dilakukan.
TEORI HBM (HEALTH BELIEF MODEL)

Perceived Perceived
Barriers Susceptibility

Perceived
Perceived
Health Self efficacy
Severity
Behavior

Perceived
Cues to action
benefit
4. Konsep keluarga (faktor dan peran keluarga)
HUBUNGAN PERILAKU DENGAN
KESEHATAN KELUARGA
DERAJAT KESEHATAN DIPENGARUHI OLEH BEBERAPA FAKTOR:
PERILAKU

LINGKUNGAN

PELAYANAN KESEHATAN

KELUARGA ; UNIT MASY TERKECIL,UNTUK MENCAPAI PERILAKU


YANG SEHATHARUS DIMULAI DARI MASING2 KELUARGA
ORANG TUA TERUTAMA IBU MERUPAKAN PELETAK DASAR
PERILAKU KES BAGI ANAK2
 PERILAKU

 semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang


dapat diamati langsung maupun tidak

 RESPON TERHADAP RANGSANGAN TERTENTU DARI


LUAR
1. Pasif /covert Behavior/Internal respon
 Tidak langsung bs dilihat
2.Aktif / Overt Behavior
 Perilaku jelas terlihat
PERAN KELUARGA DALAM ASPEK
KESEHATAN KELUARGA

MANFAAT
 Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah
sakit
 Anak tumbuh sehat dan cerdas
 Memberdayakan anggota keluarga agar tahu,mau dan
mampu mencegah dan menanggulangi masalah
kesehatan
 Mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
 Memelihara kesehatan tidak sulit ,hanya dengan menanamkan
gaya hidup sehat :

1. Melakukan aktivitas fisik secara teratur


 Terhindar dari peny jantung ,DM
 Berat badan terkendali
2. Mengatur makanan dengan gizi seimbang
Mulai sejak hamil, bayi, anak dan usila
 Menimbang teratur/ pertumbuhan dan perkembangan
 ASI Eksklusif
 Garam Yodium
 Tablet Fe
3. Memenuhi kebutuhan istirahat
4. Menghindari kebiasaan yg tidak baik
5. Menghindari stress
5. Pencegahan penyakit
PENCEGAHAN PENYAKIT

 Tindakan yang ditujukan untuk


mencegah, menunda, mengurangi,
membasmi, mengeliminasi penyakit
dan kecacatan dgn menerapkan
sebuah atau sejumlah intervensi yg
telah dibuktikan efektif.
Tingkat Pencegahan

1. Health promotion
2. Specific protection
3. Early diagnosis and promp
treatment
4. Disability limitation
5. Rehabilitation
1. Health promotion meliputi :
a. Pendidikan kesehatan
b. Gizi baik dan seimbang
c. Kebiasaan hidup sehat
d. Cukup perumahan, rekreasi
e. Lingkungan kerja yang baik
f. Perkembangan personality
g. Hindari kelelahan
2. Specific Protection
a. Imunisasi dasar
b. Kebersihan diri (personal
hygiene)
c. Isolasi dan karantina
d. Penanganan teransmisi penyakit
e. Disinfeksi
f. Pengendalian vektor
g. Sanitasi lingkungan
3. Early diagnosis and prompt
treatment

a. Case finding ( penemuan kasus )


b. Pemeriksaan berkala
c. Pemeriksaan laboratorium
d. Pemeriksaan skrining
e. Penanganan kasus yang adekuat
f. Pemeriksaan kontak
4. Disability limitation
a. Pengobatan yang lengkap
b. Hospitalisasi
c. Perawatan dirumah

5. Rehabilitation
a. Hospitalisasi dan terapi kerja
b. Pendidikan untuk rehabilitasi
c. Selective placement
Tahap Pencegahan

 Tingkat pencegahan disesuaikan dengan


riwayat alamiah penyakit:

1. Pencegahan primordial
2. Pencegahan primer
3. Pencegahan sekunder
4. Pencegahan tersier
Pencegahan Primordial

 Tujuan: menghindari terbentuknya pola


hidup sosial ekonomi dan kultural yang
diketahui mempunyai kontribusi untuk
meningkatkan risiko penyakit
 Pencegahan primordial yang efektif
memerlukan adanya peraturan yang
ketat dari pemerintah
 Contoh:
Peraturan kawasan bebas rokok
Pencegahan primordial

 Fase penyakit
 Misal: Kondisi yang mengarah penyebab penyakit jantung
koroner
 Target
 Populasi
 kelompok terseleksi

41
Pencegahan Primer

 Upaya pencegahan yg dilakukan saat


proses penyakit belum mulai (pd
periode pre-patogenesis) dengan
tujuan agar tidak terjadi proses
penyakit
 Tujuan: mengurangi insiden penyakit
dengan cara mengendalikan penyebab
penyakit dan faktor risikonya
 Upaya yang dilakukan adalah untuk
memutus mata rantai infeksi “agent –
host - environment”
 Terdiri dari:
1. Health promotion
2. Specific protection
 Dilakukan melalui 2 strategi:
populasi dan individu
Pencegahan Primer

 Fase penyakit
Faktor-faktor penyebab khusus
 Target
Total populasi
kelompok terseleksi
Individu sehat

44
Pencegahan Sekunder

 Upaya pencegahan yg dilakukan saat


proses penyakit sudah berlangsung
namun belum timbul tanda/gejala
sakit (patogenesis awal) dengan
tujuan proses penyakit tidak
berlanjut
 Tujuan: menghentikan proses
penyakit lebih lanjut dan mencegah
komplikasi
 Bentuknya berupa deteksi dini dan
pemberian pengobatan (yang tepat)
Pencegahan Sekunder

Fase penyakit
tahap dini penyakit
Target
pasien

46
Tingkat pencegahan sekunder

 Diagnosis dini dan pengobatan segera


 Penemuan kasus (individu atau masal)
 Skrining

 Pemeriksaan khusus dengan tujuan


 Menyembuhkan dan mencegah penyakit
berlanjut
 Mencegah penyebaran penyakit menular
 Mencegah komplikasi dan akibat lanjutan
 Memperpendek masa ketidakmampuan

47
Tingkat Pencegahan Sekunder

 Pengobatanyang cukup untuk


menghentikan proses penyakit
 mencegah komplikasi dan sekuler yg
lebih parah
 Penyediaanfasilitas khusus untuk
membatasi ketidakmampuan dan
mencegah kematian

48
Contoh

 PMS  kultur rutin bakteriologis


utk infeksi asimtomatis pd
kelompok risti
 Sifilis
 tes serologis utk infeksi
preklinis pd kelompok risti
 Kanker leher rahim  hapusan pap
 Kanker
payudara  skrining dgn
mammografi
Pencegahan Tersier

 Adalah pencegahan yg dilakukan saat proses


penyakit sudah lanjut (akhir periode
patogenesis) dengan tujuan untuk mencegah
cacat dan mengembalikan penderita ke
status sehat
 Tujuan: menurunkan kelemahan dan
kecacatan, memperkecil penderitaan dan
membantu penderita-penderita untuk
melakukan penyesuaian terhadap kondisi
yang tidak dapat diobati lagi
 Terdiri dari:
1. Disability limitation
2. Rehabilitation
Pencegahan tersier

 Fase penyakit
 penyakit
tahap lanjut (pengobatan
dan rehabilitasi)
 Target
 pasien

51
Tingkat Pencegahan Tersier

 Rehabilitasi
 Penyediaan fasilitas untuk pelatihan
hingga fungsi tubuh dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya
 Pendidikan pada masyarakat dan
industriawan agar menggunakan
mereka yang telah direhabilitasi

52
Tingkat Pencegahan Tersier

 Rehabilitasi
Penempatan secara selektif
Mempekerjakan sepenuh
mungkin
Terapi kerja di Rumah Sakit
Menyediakan tempat
perlindungan khusus
53
Contoh

 Penyvaskuler diabetik pd kaki 


perawatan kaki rutin pasien
diabetes
 Fraktura
& cedera  memasang rel
pegangan tangan (handrails) di
rumah orang yg mudah jatuh

Anda mungkin juga menyukai