Anda di halaman 1dari 17

UPAYA PENANGGULANGAN ISPA

PADA MASYARAKAT

BLOK SISTEM RESPIRASI 2017


MASALAH???
1. Prevalensi ISPA tinggi:
• data nasional 25% (RISKESDAS 2013)
• Episode ISPA 2-3 kali/ tahun
• Penyakit terbanyak dlm kunjungan Puskesmas (40%-60%)dan
RS(15%-30%)
2. Berpotensi menimbulkan wabah (Permenkes
1501/Menkes/Per/X/2010
• ancaman emerging and re-emerging disease selalu ada: SARS,Mers-
CoV, FB(Avian Influenza), virus baru yang dapat menjadi masalah
kesehatan global
• Penularan mudah dan cepat : droplet dari penderita melalui bersin
dan batuk, kontak fisik lanjut self inokulasi, dan aerosol dari
tindakan medis pemicu aerosol/Generating Aerosol Procedure y.i
ET intubasi, nebulizer
3. Tanda dan gejala tidak spesifik
FB tanda dan gejala spt Influenza like Illness (ILI)
4. Alat diagnostik tidak selalu ada
Meskipun ada, lama dan etiologi sulit ditegakkan
5. Vaksin, dan pengobatan (antibiotik ,antiviral)
tidak selalu ada
Sejarah Wabah Influenza
Abad 20
Pandemi Flu
Spanyol (1918)

Flu ASIA (1957)

Flu Hongkong
(1967)
Di Indonesia, pertama kali ditemukan kasus Flu
Pandemi Influenza A burung pada manusia tahun 2005-menyebar
baru H1N1 (2009) ke 13 Propinsi, dimana terbanyak di Sumut
(Kab.Karo: 6 meninggal dari 7 kasus positif
Tahun 2011, 4 Propinsi masih memiliki kasus Flu
burung pada manusia.
Indonesia dinyatakan negara dengan kasus flu
burung terbanyak di dunia
Faktor Risiko
1. Virus: influenza, avian influensa
2. Bakteri :pneumokokus, streptokokus,
stafhilococus
3. partikel/debu : PM10,TSP
4. Environment : lembab, pplusi tinggi
Ruang Lingkup Pengendalian ISPA
1. Pengendalian pneumonia balita
Targetnya:
• Tercapainya cakupan penemuan kasus pneumoni 100%
• Menurunkan angka kematian bayi dan balita 32 per 1000
kelahiran hidup MDGS atau 23 per 1000 kelahiran hidup
target nasional
Strategi untuk menekan angka kematian bayi terhadap
pneumonia dianggap relevan,mudah dilakukan , dan dampaknya
cukup besar karena
•penyebabnya diketahui (virus/bakteri/fungi)
•Efektif mencegah kematian bayi
•Biaya untuk melindungi balita dari pneumonia terjangkau
•Teknologi yang dibutuhkan sudah memadai
Strategi yang sudah dilakukan :
a. ASI Eksklusif
b. Vaksinasi : pertusis, PCV,Hib, measles
c. Pelayanan kesehatan perlu menerapkan
Integrated Management of Childhood
Illness/IMCI)
d. Oral Rehydration solution
e. Water sanitation and oral hygiene
f. Mengurangi polutan dalam rumah
2. Pengendalian ISPA pada usia ≥ 5 tahun
Target :Tersedia surveilans sentinel pneumonia di seluruh
propinsi baik di RS maupun Puskesmas
Tujuannya :
a. Tersedianya gambaran kejadian pneumonia menurut
epidemiologinya berdasarkan distribusi waktu,orang dan
tempat tinggal di wilayah sentinelmengetahui jumlah
kematian atau fatalitas kasus pneumonia pada balita dan usia
usia ≥ 5 tahun
b. Tersedianya data mengenai informsi faktor risiko sebagai
sinyal kewaspadaan pandemi influenza
c. Terpantaunya pelaksanaan program penanggulangan ISPA
3. Kesiapsiagaan dan respon terhadap pandemia
influenza atau penyakit saluran pernafasan lain
yang berpotensi wabah
Tersedia pedoman tentang penanganan pandemi influenza dan
pelatihan tenaga kesehatan
4. Faktor risiko ISPA (kebakaran hutan, bencana
alam, penggunaan kayu bakar, ventilasi rumah
yang buruk, status gizi kurang)
Kerjasama lintas unit yang kompeten untuk monitoring faktor
risiko
Strategi pengendalian ISPA di Indonesia

Evaluasi berkala

Deteksi dini pneumonia Advokasi & Sosialisasi

Autopsi verbal Penguatan Jej.


pada masyarakat Internal&Eksternal

Tanggap pandemi KEG. Penemuan kasus


influenza POKOK pneumonia (aktif&pasif)
PGDLN
ISPA
Pencatat&lapor Mutu pelayanan
komputerisasi (SDM,logistik)

Monitoring &
pembinaan tknis
Penguatan Jejaring
Lintas sektor yang meliputi :
• Pemerintah dan Swasta
• Berasal dari berbagai golongan : Medis,
Perguruan tinggi, peneliti, dunia usaha,
hukum,dsb

Contoh:
Pencegahan
Terdiri Atas :
1. Pencegahan Administratif yi kebijakan dalam
membuat infrastrukstur dan prosedur untuk
mencegah, mendeteksi dan mengendalikan
penyakit selama masa perawatan , contohnya
membuat ruang tunggu khusus pasien ISPA,
membuat alur pasien dari awal masuk sampai
keluar fasilitas kesehatan
2. Pengendalian dan rekayasa lingkungan,
contohnya membuat jarak tempat tidur pasien
minimal 1 meter, ventilasi ruangan lancar
3. Alat Pelindung Diri , kewaspadaan Universal
Perilaku Pencegahan Individual
1. Cuci tangan secara teratur terutama jika
menyentuh/memegang benda yang terkena droplet atau
kontak fisik dengan penderita. Penggunaan alkohol cukup
adekuat jika tidak ada sabun cuci tangan
2. Menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang tisue
/kertas yang terkena sekret sistem respirasi kedalam plastik
tertutup
3. Tidak menggunakan alat makan/sikat gigi/handuk bersama
penderita
4. Jarak tidur sejauh 3 feet dengan penderita
5. Menutup mulut/hidup jika bersin dan batuk dengan tisue
Pdf cover your cough
Referensi
1. Laporan Riskesdas 2013
2. Kemenkes RI. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan
Akut.2012
3. WHO interim guideline.infection prevention and control epidemic-
and pandemic prone acute respiratory diseases in health care.
2007
4. Aerosol generting procedures and risk of transmission of acute
respiratory infection to health care workers: a systematic review
http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.
0035797
5. http://emergency.cdc.gov/disasters/disease/respiratoryic.asp
6. http://www.health.state.mn.us/divs/idepc/dtopics/infectioncontr
ol/cover/hcp/hcpposter.html

Anda mungkin juga menyukai