Crs RSMB Elsha
Crs RSMB Elsha
Umur : 73 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
PE Spleen : Schuffner 3
Keluhan di extremitas
Bentuk : simetris, deformitas (-), sianosis (-) edema (-),
palmar erhytema (-), cr <2s, spoon nails (-)
Keluhan di sendi (-)
USULAN PEMERIKSAAN
Hb : 10.7
Ht : 33
Leukosit : 6600
Trombosit : 194000
Elektrolit
Natrium : 137,0
Kalium : 3,73
Clorida : 99,3
DIAGNOSIS BANDING
Hepatitis
D
Obstruction jaundice
D
DIAGNOSIS KERJA
Khusus
Ondacentron 3x4 iv
Vit K 3x1 iv
Cetirizine 0-0-10
Ranitidine 2x1 iv
Prognosis
A Quo ad vitam : Dubia ad malam
Merupakan infeksi virus hepatitis A/B/C/D/E pada hati yang bersifat acute, kronis/ak
ut kronis
Etiologi
Penyebab lain
Penyakit Usus Inflamasi Kronik
Fibrosis Kistik
Sarkoidosis
EPIDEMIOLOGI
> 40 % asimtomatis.
Sirosis ditemukan pemeriksaan rutin ke
sehatan atau otopsi.
Keseluruhan insidensi di Amerika Serikat
360 per 100.000 penduduk. Peringkat k
e-9 dalam penyebab kematian di Amerika
Serikat.
Di Barat: sekitar 2,4%.
Di Indonesia: ♂ > ♀ (2:1).
72,7% dari pasien penyakit hati. Banyak pa
da dekade ke-5.
Di negara maju tersering akibat alkoholi
k.
Di Indonesia akibat infeksi virus
hepatitis B maupun C.
Di RS Dr. Sardjito Yogyakarta jumlah
pasien sirosis hati 4,1 % dari pasien
yang dirawat di Bagian IPD dalam 1 tahun (2004 ) tidak dipubli
kasikan.
Di Medan dalam waktu 4 tahun 819 ( 4 % ) pasien dari
seluruh pasien di Bagian Penyakit Dalam.
Hasil penelitian di Indonesia menyebutkan bahwa virus
hepatitis B menyebabkan sirosis sebesar 40-50 %, dan virus
hepatitis C 30-40 %, sedangkan 10-20 % penyebabnya tidak
diketahui.
KLASIFIKASI
2. Morfologi
3. Fungsional
Etiologi
• Etiologi yang diketahui penyebabnya :
– Hepatitis virus tipe B dan C
– Alkohol
– Metabolik
Hemokromatosis idiopatik, penyakit Wilson, galaktosemia, DM, tirosinemia
kongenital, defisiensi alpha 1 anti tripsin, penyakit penimbunan glikogen.
– Kolestasis kronik
– Obstruksi aliran vena hepatik.
Penyakit vena oklusif. Sindrom Budd Chiari. Perikarditis konstiktiva. Payah ja
ntung kanan.
– Gangguan imunologis.
Hepatitis kronik aktif.
– Toksik dan obat.
– MTX, INH, Metildopa
– Operasi pintas usus halus pada obesitas
– Malnutrisi, infeksi seperti malaria
• Etiologi yang tidak diketahui penyebabnya sir
osis kriptogenik / heterogenous.
Morfologi
• Mikronodular Terbentuknya septa tebal teratur, di dal
amnya septa parenkim hati mengandung nodul halus da
n kecil merata di seluruh lobul. Ukuran nodul sampai 3 m
m. Dapat berubah menjadi makronodular.
• Makronodular Terbentuknya septa dengan ketebalan
bervariasi, mengandung nodul yang besarnya juga berva
riasi, ada nodul besar, ada daerah luas dengan parenkim
yang masih baik atau terjadi regenerasi parenkim. Ukura
nnya >3mm.
• Campuran. Umumnya sirosis hati adalah jenis campura
n.
Fungsional
• Kompensasi baik ( Laten, sirosis dini )
• Dekompensasi ( Aktif, disertai kegagalan hati da
n hipertensi portal )
FASE KOMPENSASI SEMPURNA
• Pasien tidak mengeluh sama sekali atau bisa juga keluhan sam
r-samar tidak khas seperti:
- tidak bugar/fit
- merasa kurang kemampuan kerja
- selera makan berkurang
- perasaan perut kembung
- mual
- mencret atau konstipasi
- BB menurun
- kelemahan otot dan perasaan cepat lelah akibat deplesi protei
n atau penimbunan air di otot
• Kadang kala pasien ditemukan menderita sirosis sewaktu peme
riksan rutin medis.
FASE DEKOMPENSASI
Pasien pada fase ini sudah dapat ditegakkan diagn
osisnya dengan pemeriksaan klinis, lab dan pemerik
saan penunjang lainnya.
Timbul komplikasi kegagalan hati dan hipertensi por
tal dengan manifestasi seperti:
eritema palmaris
spider nevi
vena kolateral pada dinding perut
ikterus
edema pretibial
asites
PATOGENESIS
• Splenoportografi
Dengan menyuntikkan contras media ke dala
m limpa Terlihat aliran vena lienalis, vena
porta dan cisterna colateral lain Terlihat jel
as pada penderita sirosis hepatis dengan hip
ertensi porta.
• Percutaneus Transhepatic Portography (P
TP)
Gambar vena porta dan cisterna colateral
yang lebih jelas.
• Ultrasonografi sering digunakan karena non inva
sif dan mudah digunakan
Dapat Menilai :
a. Hepar : sudut hepar, permukaan hepar , uku
ran, homogenitas, dan adanya massa.
b. Asites, spleenomegali, trombosis vena porta
dan pelebaran vena porta
2. Sindrom hepatorenal
Terjadi gangguan fungsi ginjal akut
oligouri, peningkatan ureum, kreatinin t
anpa adanya kelainan organik ginjal.
3. Perdarahan gastrointestinal :
Pada penderita sirosis hati dekompensata terjad
i hipertensi portal dan timbul varises esofagus. V
arises esofagus mudah pecah Timbul perd
arahan yang masif.
4. Ensefalopati hepatik :
Kelainan neuropsikiatrik akibat disfungsi hati
5. Koma hepatikum :
Akibat faal hati yang sudah sangat rusak
hati tidak dapat melakukan fungsinya sa
ma sekali koma hepatikum primer. Dapa
t juga timbul akibat perdarahan, parasente
se, gangguan elektrolit, obat-obatan dan la
in-lain koma hepatikum sekunder.
6. Ulkus peptikum :
Disebabkan timbulnya hiperemi pada muk
osa gaster dan duodenum, resistensi yan
g menurun pada mukosa, dan timbulnya d
efisiensi makanan.
7. Karsinoma hepatoselular :
Terutama pada bentuk postnekrotik karen
a adanya hiperplasia noduler yang akan b
erubah menjadi adenoma multipel kemudi
an berubah menjadi karsinoma multipel.
PENGOBATAN
Terapi pada penderita sirosis hati ditujukan
untuk :
1. Mengurangi progresi penyakit
2. Menghindarkan bahan-bahan yang bisa
menambah kerusakan hati
3. Pencegahan dan penanganan komplikasi.
• Diet hepar :
- 2000-3000 kkal/hari
- protein 75-100 gr/hari
- lemak 30-40% kalori
• Stop alkohol & bahan lain yg toksik dan dapat
mencederai hati
• Hepatitis autoimun steroid atau imunosupre
san
• Hemokromatosis flebotomi
• penyakit hati nonalkoholik BB↓
• HBV interferon alfa dan lamivudin (analo
g nukleosida)
– Lamivudin 100 mg PO setiap hari selama satu
tahun
– Interferon alfa 3 MIU,SC, 3x/minggu selama 4
-6 bulan, kekambuhan.
PENGOBATAN FIBROSIS
• Pengobatan antifibrotik pada saat ini lebi
h mengarah kepada peradangan
• sel stelata sebagai target pengobatan da
n mediator fibrogenik akan merupakan ter
api utama
• Interferon mengurangi aktifitas sel stela
ta
• Kolkisin memiliki efek antiperadangan da
n mencegah pembentukan kolagen
l. Pada sirosis kompensata :
Terapi untuk mengurangi progresi kerusakan hati
dan menghilangkan etiologi