Elsha Saskia
Identitas Pasien
• Nama : Ny.N
• Usia : 18 tahun
• Pendidikan terakhir : SD
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : bukit jaga baya
• Agama : Islam
• Marital status : Menikah
28/10/19
• Mengeluhkan mules yang jarang, keluar lendir campur darah
disangkal pasien, keluar air air dari jalan lahir disangkal pasien, keluar
lendir campur darah (-), Gerakan janin dirasakan
Anamnesis
HPHT :
• TP :
• PNC :
• Riwayat kesehatan lalu : -
• Riwayat medis keluarga :
Riwayat KB :-
• Riwayat haid : menarche pertama usia 13 tahun ,
teratur ~ 5-7 hari, siklus 1x/ bulan
• Riwayat pengobatan : vitamin
Riwayat pernikahan
• Usia awal menikah : 16
• Pernikahan :1
• Lama menikah :1
• Suami
• Usia awal menikah : 24
• Pernikahan :1
• Lama menikah :1
Status Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status gizi : cukup
Tanda Vital :
- Tekanan Darah = 126/89
- Nadi = 96 x/ menit
- Respirasi = 20 x/menit
- Suhu = 36,7
oKepala : Konjungtiva tidak anemik, sklera tidak ikterik
oLidah : t.a.k
oLeher : t.a.k
oThorax
* Cor : BJ murni, reguler
* Paru : VBS ka=ki normal,
wheezing -/-
ronchi -/-
oPerut : cembung
oHati dan limpa: Tidak teraba
oKelenjar-kelenjar : TAK
oEkstremitas : bentuk dan pergerakan simetris. Edema (-/-)
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
TFU = 42 cm
LP = 104 cm
Teraba 2 bagian besar janin
Diagnosis
G1P0A0 Gravida aterm + gemelli bayi I –II letak obliq +
letak lintang
• P1a0 partus matures dengan sc a/I gemeli bayi 1 letak obliq bayi 2
letak lintang, monokhorionik, diamniotic + anemia
• Bayi 1
• BB 2345 gram PB: 47 cm
• Apgar 1’ = 8 5’ = 9
• Bayi 2
• BB 2510 gram PB: 48 cm
• Apgar 1’ = 8 5’ = 9
Rencana Penatalaksanaan
• Rawat Jalan, PNC setiap minggu mulai umur kehamilan 36 minggu
• Advise
• Hindari aktifitas berat (menyuci)
• Jangan melakukan coitus
• Makan porsi kecil namun sering
LETAK, POSISI & PRESENTASI
LETAK Hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu
Letak memanjang atau membujur adalah sumbu panjang janin sesuai dengan sumbu
panjang ibu, letak kepala atau bokong
Letak melintang adalah sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu panjang
ibu.
POSISI Pemeriksaan luar : menentukan letak punggung janin terhadap dinding perut ibu.
Pemeriksaan dalam : menentukan bagian janin terendah terhadap jalan lahir
Normoposisi :
UUK depan
UUK kanan depan
UUK kiri depan
1. Letak Muka
2. Letak Dahi
3. Letak Sungsang
4. Letak Lintang
5. Letak Majemuk
1. Letak Muka
Letak Muka
▪ Definisi:
Letak muka adalah letak kepala dengan defleksi maksimal sehingga
occiput mengenai punggung dan muka mengarah ke bawah.
▪ Diagnosa:
• Dalam Kehamilan: Letak muka dapat dicurigai dalam
kehamilan kalau:
Tonjolan kepala teraba sebagian dengan punggung dan
antara belakang kepala dan punggung teraba sudut
runcing (sudut Fabre)
Bunyi jantung anak terdengar pada bagian-bagian
kecil.
▪ Pengelolaan
Pada presentasi muka dapat
dilakukan persalinan normal
dengan syarat:
Tidak ada kelainan panggul
Dagu terletak di bagian anterior
TBBJ: <1800 gr
Jika salah satu syarat tidak terpenuhi
maka sebaiknya dilakukan tindakan
SC.
Penanganan Letak Muka
▪ Posisi dagu anterior bisa dilahirkan dengan spontan apabila tidak ada gawat
janin.
▪ Posisi dagu posterior maka tidak dapat berlangsung spontan karena untuk
menyesuaikan diri dengan lengkung panggung anak harus menambahkan
defleksinya. Hal ini tidak mungkin karna defleksi sudah maksimal.
Penanganan dengan cara :
▫ SC (anak masih hidup)
▫ Perforasi (anak sudah mati)
2. Letak Dahi
2. Letak Dahi
▪ Definisi:
• Letak dahi adalah letak kepala dengan defleksi yang
sedang hingga dahi menjadi bagian yang terendah.
• Biasanya letak dahi bersifat sementara dan dengan
majunya persalinan menjadi letak muka atau letak
belakang kepala.
• Penyebab letak dahi sama dengan letak muka.
2. Letak Dahi
▪ Diagnosa:
Tonjolan kepala teraba pada bagian
yang mendekati punggung anak /
bertentangan dengan bagian-bagian
kecil
▪ Terapi:
Dapat dilakukan perasat Schatz
Kepala anak dimobilisasi dan diletakkan pada fossa illiaca
pada pihak punggung anak.
Penolong berdiri di bagian perut anak, satu tangan
menarik bokong, satu tangan dikepal dan menolak dada
anak
Setelah lordose berkurang maka tangan yang tadinya
menolak dada memegang daerah belakang kepala dan
mendekatnya dengan bokong.
Penanganan Letak Dahi
▪ Klasifikasi:
1. Letak bokong murni / Frank breech Bokong menjadi bagian terendah,
sedangkan kedua tungkai lurus keatas
2. Letak bokong kaki / Complete breech Disamping bokong teraba 2 kaki
Bokong ini terus dibawa ke arah perut ibu sampai kepala lahir
Ekstraksi Parsial / Manual Aid
Dilakukan ekstaksi
parsiil
1) Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir.
2) Tali pusat dikendorkan.
3) Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atas.
4) Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada di belakang.
5) Dengan tanggan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang.
6) Masukkan dua jari tangan kanan atau kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan lengan bayi, untuk melahirkan lengan belakang
bayi.
7) Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan
bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama.
Cara Muller
1) Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki
dengan cara yang sama seperti klasik, ke arah belakang kontra
lateral dari letak bahu depan.
2) Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama
untuk melahirkan bahu dan lengan belakang.
3) Cara Lovset (Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di
belakang kepala / nuchal arm).
4) Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan kedua
tangan.
5) Memutar bayi 180o dengan lengan bayi yang terjungkit ke arah
penunjuk jari tangan yang nuchal.
6) Memutar kembali 180o ke arah yang berlawanan ke kiri atau ke
kanan beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan
secara Klasik atau Muller.
Lovset Maneuver
Dilakukan pemutaran 1800 sambil melakukan
traksi curam kebawah sehingga bahu belakang
menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan
dapat dilahirkan
▪ Conduplicatio corpore : Kepala tertekan ke dalam perut anak dan seterusnya anak lahir
dalam keadaan terlipat
▪ Evolutio spontanea : bahu dan kepala tertahan superior os pubis sehingga leher teregang,
sampai bahu mencapai bawah arkus pubis; terjadi laterofleksi tulang belakang
▫ Douglas : laterofleksi terjadi kebawah dan tulang pinggang bagian atas, sisi toraks,
perut, kepala
▫ Denman : laterofleksi terjadi ke atas dan tulang pinggang bagian bawah, setelah bahu
lahir, lahirlah bokong, dada, kepala
Letak Lintang
Manajemen persalinan pada pasien ini ?
Dalam kehamilan
1. Dilakukan versi luar pada kehamilan ≥ 34 minggu
Dalam persalinan
1. Bila syarat terpenuhi dan tidak ada kontraindikasi dilakukan
versi luar
2. Bila berasil persalinan dilakukan pervaginam
3. Bila tidak berhasil :
Pada janin hidup : partus pervaginam bila usia
kehamilan < 28 minggu, seksio sesar bila usia kehamilan ≥
28 minggu
Letak Lintang
▪ Komplikasi dan Prognosis
▫ Tidak mungkin lahir spontan dan membahayakan ibu serta anak
▫ Ruptura uteri
▫ Infeksi
▫ Asfiksia
▫ Tekukan leher yg kuat dapat menyebabkan kematian
Pencegahan
▫ Melarang pasien mengejan
▫ Kurangi berjalan jalan
▫ Tidak diberi obat his
▫ PD harus hati-hati
VERSI LUAR
Indikasi :
Letak lintang pada kehamilan ≥ 34 minggu
Letak sungsang pada kehamilan ≥ 34 minggu
Kontraindikasi :
1. Bekas SC
2. Pasca miomektomi
3. Panggul sempit absolut
4. Hidramnion
5. Insersi plasenta pada dinding anterior
6. Perdarahan antepartum
7. Hipertensi
8. Kelainanbentuk uterus
9. Hidrosefalus
10. Kehamilan kembar
11. Dugaan disproporsi panggul/ DKP
12. Kepala janin defleksi pada letak sungsang
Syarat versi luar :
Usia kehamilan :
letak lintang ≥ 34 minggu
Letak sungsang ≥ 34 minggu
Pada letak sungsang,bagian terendah janin masih dapat
dimobilisasi
Bunyi jantung janin baik
Ketuban belum pecah
Pada persalinanpembukaan serviks ≥ 4 cm
Pemeriksaan USG
TEKNIK
Bila gagal :
- Timbul gawat janin
- Letak anak yang diharapkan tidak tercapai
Komplikasi :
- Solusio plasenta
- Lilitan tali pusat
- Ruptur uteri
- Gawat janin
- Ketuban pecah
Komplikasi letak
lintang
IBU :
Ruptur uterus
Persalinan lama
Prematur ruptur membran
Infeksi Intrapartum.
JANIN :
Kematian anak (25-40%) menyebabkan:
Prolaps funiculus
Cedera persalinan
Hipoksia menyebabkan kontraksi uterus berlanjut
Prematur ruptur membran
Pada persalinan
letak lintang gemeli
▪ Pada retensi gemelli anak II
Bila persyaratan terpenuhi dan tidak ada
kontraindikasi dilakukan versi luar menjadi letak
kepala atau letak sungsang.
▪ Pada pembukaan lengkap dan ketuban masih
utuh dilakukkan versi luar, bila tidak berhasil
dilakukkan versi ekstraksi.
▪ Bila ketuban baru pecah/dipecahkan, bisa
dilakukkan versi esktraksi
Presentasi Majemuk
Presentasi Majemuk
▪ Presentasi majemuk adalah terjadinya prolapse satu
atau lebih ekstermitas pada presentasi kepala atau
bokong. Contohnya :
▫ Kepala memasuki panggul bersamaan dengan kaki dan
atau tangan.
▫ Bokong memasuki panggul bersamaan dengan tangan.
▪ Tidak termasuk presentasi bokong-kaki, bahu atau
prolapse tali pusat.
▪ Presentasi majemuk terjadi apabila bagian terendah
janin tidak menutupi dengan sempurna PAP.
Presentasi Majemuk
▪ Epidemiologi:
Kejadian meningkat bila didapatkan adanya :
▫ Prematuritas
▫ Multiparitas
▫ Panggul sempit
▫ Kehamilan ganda
▫ Pecahnya ketuban dengan bagian terendah
janin masih tinggi
Jenis-jenis Presentasi Majemuk
▫ Kombinasi kepala dengan tangan atau lengan
▫ Kaki menyertai kepala
▫ Tangan menyertai bokong
Presentasi Majemuk
▪ Diagnosis
Pada pemeriksaan dalam dengan presentasi kepala
teraba juga bagian – bagian kecil ( tangan-lengan-
kaki) atau pada presentasi bokong teraba bagian
kecil (tangan-lengan).
▪ Komplikasi
Prolaps tali pusat 13-23%
Penanganan Letak Majemuk
EPIDEMIOLOGI
1 dari 80 kehamilan
gemelli 1:80
kehamilan, triplet
1:802,
kuadruplet 1:803
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
Berbeda antara ras bangsa dan
Ras/ Bangsa
kelompok
• Inspeksi
Perut lebih besar dari kehamilan biasa
• Palpasi
- Fundus lebih tinggi dari usia kehamilan biasa
- Teraba 2 atau lebih bagian besar berdampingan
- Bagian kecil teraba lebih banyak
• Auskultasi
Terdengar 2 bunyi jantung yang sama jelasnya, terutama jika ada
perbedaan frekuensi > 10
• PENUNJANG
• USG
Kehamilan kembar dapat didiagnosis sejak minggu 6-7
• X-RAY
Pada Rontgen foto abdomen tampak gambaran 2 kerangka janin.
• B-HCG
produksi HCG akan tinggi
DD
• Janin multipel
• Elevasi uterus oleh kandung kemih yang penuh
• Riwayat haid yang tidak akurat
• Hidrannion
• Mola hidatidosa
• Leiomioma uterus
• Massa adneksa yang melekat
• Makrosomia janin (pada akhir kehamilan
Hasil Akhir Kehamilan
• Abortus Spontan
• Sering terjadi pada kehamilan multiple
• Monozigot lebih sering 18:1
• Malformasi
• Insidensi meningkat, 3 kategori:
• Cacat akibat proses pembentukan itu sendiri (kembar dempet, anomali akardiak)
• Cacat akibat akibat pertukaran vaskular
• Fetal crowding
Berat Lahir
Durasi Gestasi
• Kelahiran kurang bulan
• Alasan utama angka mortalitas dan morbiditas
• Kehamilan berkepanjangan
• 40 minggu (pascamature)
PENATALAKSANAAN
Maternal:
• Preeklampsia
• Trombosis Vena Pascaseksio Sesarea
• Anemia
• Infeksi luka dan saluran kemih dan nifas
• Endometritis
• Mastitis
• Edema paru, Peradarahan Post partum
Kembar Monoamnion
Kembar dempet
PROGNOSIS
• IBU
• DUBIA AD BONAM
• ANAK
• DUBIA AD BONAM
Terimakasih