Anda di halaman 1dari 101

Reiza Deirfana

Elsha Saskia
Identitas Pasien
• Nama : Ny.N
• Usia : 18 tahun
• Pendidikan terakhir : SD
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : bukit jaga baya
• Agama : Islam
• Marital status : Menikah
28/10/19
• Mengeluhkan mules yang jarang, keluar lendir campur darah
disangkal pasien, keluar air air dari jalan lahir disangkal pasien, keluar
lendir campur darah (-), Gerakan janin dirasakan
Anamnesis
HPHT :
• TP :
• PNC :
• Riwayat kesehatan lalu : -
• Riwayat medis keluarga :
Riwayat KB :-
• Riwayat haid : menarche pertama usia 13 tahun ,
teratur ~ 5-7 hari, siklus 1x/ bulan
• Riwayat pengobatan : vitamin
Riwayat pernikahan
• Usia awal menikah : 16
• Pernikahan :1
• Lama menikah :1

• Suami
• Usia awal menikah : 24
• Pernikahan :1
• Lama menikah :1
Status Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status gizi : cukup
Tanda Vital :
- Tekanan Darah = 126/89
- Nadi = 96 x/ menit
- Respirasi = 20 x/menit
- Suhu = 36,7
oKepala : Konjungtiva tidak anemik, sklera tidak ikterik
oLidah : t.a.k
oLeher : t.a.k
oThorax
* Cor : BJ murni, reguler
* Paru : VBS ka=ki normal,
wheezing -/-
ronchi -/-
oPerut : cembung
oHati dan limpa: Tidak teraba
oKelenjar-kelenjar : TAK
oEkstremitas : bentuk dan pergerakan simetris. Edema (-/-)
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
TFU = 42 cm
LP = 104 cm
Teraba 2 bagian besar janin

Anak ke 1 letak obliq

Anak ke 2 letak lintang


Lab
• Hb 8,9
• Ht 27,8
• Leukosit 9970
• Trombosit 319.000
Pemeriksaan Dalam
Tidak ada indikasi

Diagnosis
G1P0A0 Gravida aterm + gemelli bayi I –II letak obliq +
letak lintang
• P1a0 partus matures dengan sc a/I gemeli bayi 1 letak obliq bayi 2
letak lintang, monokhorionik, diamniotic + anemia
• Bayi 1
• BB 2345 gram PB: 47 cm
• Apgar 1’ = 8 5’ = 9

• Bayi 2
• BB 2510 gram PB: 48 cm
• Apgar 1’ = 8 5’ = 9
Rencana Penatalaksanaan
• Rawat Jalan, PNC setiap minggu mulai umur kehamilan 36 minggu
• Advise
• Hindari aktifitas berat (menyuci)
• Jangan melakukan coitus
• Makan porsi kecil namun sering
LETAK, POSISI & PRESENTASI
LETAK Hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu

 Letak memanjang atau membujur adalah sumbu panjang janin sesuai dengan sumbu
panjang ibu, letak kepala atau bokong
 Letak melintang adalah sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu panjang
ibu.

POSISI Pemeriksaan luar : menentukan letak punggung janin terhadap dinding perut ibu.
Pemeriksaan dalam : menentukan bagian janin terendah terhadap jalan lahir
Normoposisi :
UUK depan
UUK kanan depan
UUK kiri depan

PRESENTASI Merupakan bagian terbawah janin.


Kelainan presentasi pada
persalinan

1. Letak Muka
2. Letak Dahi
3. Letak Sungsang
4. Letak Lintang
5. Letak Majemuk
1. Letak Muka
Letak Muka
▪ Definisi:
Letak muka adalah letak kepala dengan defleksi maksimal sehingga
occiput mengenai punggung dan muka mengarah ke bawah.

▪ Diagnosa:
• Dalam Kehamilan: Letak muka dapat dicurigai dalam
kehamilan kalau:
 Tonjolan kepala teraba sebagian dengan punggung dan
antara belakang kepala dan punggung teraba sudut
runcing (sudut Fabre)
 Bunyi jantung anak terdengar pada bagian-bagian
kecil.

• Dalam Persalinan: Dalam pemeriksaan dalam pada bukaan yang


cukup besar teraba orbita, hidung, tulang pipi, mulut dan dagu.
Letak Muka
▪ Etiologi:
Penyebab yang paling penting adalah panggul sempit
dan anak yang besar.
a) Primer:
• Struma Congenitalis
• Kelainan tulang leher
• Lilitan tali pusat yang banyak
• Meningocele
• Anencephal
b) Sekunder:
• Panggul sempit
• Anak besar
• Dinding perut longgar, sehingga uterus
jatuh kedepan
• Hydramnion
Letak Muka

▪ Pengelolaan
Pada presentasi muka dapat
dilakukan persalinan normal
dengan syarat:
 Tidak ada kelainan panggul
 Dagu terletak di bagian anterior
 TBBJ: <1800 gr
Jika salah satu syarat tidak terpenuhi
maka sebaiknya dilakukan tindakan
SC.
Penanganan Letak Muka

▪ Posisi dagu anterior bisa dilahirkan dengan spontan apabila tidak ada gawat
janin.
▪ Posisi dagu posterior maka tidak dapat berlangsung spontan karena untuk
menyesuaikan diri dengan lengkung panggung anak harus menambahkan
defleksinya. Hal ini tidak mungkin karna defleksi sudah maksimal.
Penanganan dengan cara :
▫ SC (anak masih hidup)
▫ Perforasi (anak sudah mati)
2. Letak Dahi
2. Letak Dahi

▪ Definisi:
• Letak dahi adalah letak kepala dengan defleksi yang
sedang hingga dahi menjadi bagian yang terendah.
• Biasanya letak dahi bersifat sementara dan dengan
majunya persalinan menjadi letak muka atau letak
belakang kepala.
• Penyebab letak dahi sama dengan letak muka.
2. Letak Dahi
▪ Diagnosa:
 Tonjolan kepala teraba pada bagian
yang mendekati punggung anak /
bertentangan dengan bagian-bagian
kecil

 Bunyi jantung anak berada dibagian


kecil

Letak dahi biasanya dapat


didiagnosa saat persalinan dengan
pembukaan yang cuku besar sehingga
akan teraba: Sutura Frontalis, Ubun-
ubun besar, pinggir orbita dan pangkal
hidung.

Dagu tidak dapat diraba, jika teraba


maka letak muka.
2. Letak Dahi

▪ Terapi:
Dapat dilakukan perasat Schatz
 Kepala anak dimobilisasi dan diletakkan pada fossa illiaca
pada pihak punggung anak.
 Penolong berdiri di bagian perut anak, satu tangan
menarik bokong, satu tangan dikepal dan menolak dada
anak
 Setelah lordose berkurang maka tangan yang tadinya
menolak dada memegang daerah belakang kepala dan
mendekatnya dengan bokong.
Penanganan Letak Dahi

▪ Presentasi dahi dilakukan SC


▪ Pada presentasi dahi prognosa buruk bila dilakukan
persalinan pervaginan kecuali ukuran anak kecil.
3. Letak Sungsang
3. Letak Sungsang
▪ Definisi:
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai
bagian yang terendah.

▪ Klasifikasi:
1. Letak bokong murni / Frank breech Bokong menjadi bagian terendah,
sedangkan kedua tungkai lurus keatas
2. Letak bokong kaki / Complete breech Disamping bokong teraba 2 kaki

3. Letak lutut / Incomplete breech Teraba lutut

4. Letak kaki / Incomplete breech Teraba 1 kaki atau 2 kaki


3. Letak Sungsang
3. Letak Sungsang
▪ Diagnosa
 Pergerakan anak dirasakan oleh ibu di bagian
perut bawah pusat dan ibu sering merasa bagian Tangan Kaki
keras (kepala) mendesak tulang iga.
 Palpasi: bagian keras, bundar dan melenting
pada fundus uteri, diatas simfisis teraba bagian
Pada • Terdapat Calcaneus
yang kurang bundar dan lunak. tangan • Tidak dapat
 Bunyi jantung terdengar pada punggung anak hanya ada diluruskan terhadap
setingi pusat. mata tungkai, selalu ada
 Pada saat bukaan sudah besar, saat PD teraba 3
tonjolan tulang tubera ossis ichii dan ujung os
tangan sudut
sacrum, dan diantaranya terdapat anus dan • Jari kaki jauh lebih
genitalia. pendek dari telapak
kaki
3. Letak Sungsang
▪ Etiologi:

 Prematuritas karena bentuk rahim relative kurang lonjong, air


ketuban masih banyak dan kepala anak relative besar
 Hydramnion sehingga anak mudah bergerak
 Plasenta Previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam
pintu atas panggul
 Bentuk Rahim yang abnormal seperti uterus bicornis
 Panggul sempit
 Kelainan bentuk kepala: Hidrosefalus, anencephalus
3. Letak Sungsang
▪ Prognosa
• Bebagian besar prognosanya tak banyak berbeda dengan prognosa letak
kepala, namun rupture perineum sering terjadi.
• Prognosa bagi ibu dan anak lebih buruk jika ibu primigravida dan anak
besar.

 Penyebab kematian anak pada letak sungsang:


• Setelah pusat lahir, maka kepala anak mulai masuk ke rongga panggul, sehingga tali pusat
tertekan antara kepala dan rongga panggul
• Dapat terjadi perdarahan otak kepala dilahirkan dengan cepat
• Dapat terjadi kerusakan pada tulang belakang karena tarikan pada badan anak
Penanganan Letak
Sungsang
1. Pertolongan pada kelahiran spontan
2. Ekstraksi parsiil (sebagian) atau manual aid.
3. Ekstraksi
4. Sectio Caesarea
Persalinan Spontan (Bracht Delivery)

Pertolongan dimulai setelah bokong anak lahir. Pada letak


bokong, bokong dipegang dengan dua tangan hingga kedua
ibu jari pada permukaan belakang pangkal paha dan 4 jari
lainnya pada permukaan bokong.

Bokong janin dibawa keatas, ke arah perut ibu dan sedikit ke


kiri atau ke kanan sesuai dengan letak punggung anak: sama
sekali tidak boleh dilakukan tarikan karena dengan tarikan
lengan dapat menjungkit.

Bokong ini terus dibawa ke arah perut ibu sampai kepala lahir
Ekstraksi Parsial / Manual Aid

Jika pusat sudah lahir dan tidak ada tanda kemajuan


persalinan akibat his lemah atau rintangan pada bahu

Kepala mulai masuk ke dalam rongga panggul dan menekan


tali pusat pada dinding panggul sehingga anak harus
dilahirkan dalam 8 MENIT

Dilakukan ekstaksi
parsiil

Cara Klasik / Deventer Cara Muller


Cara Klasik (Deventer)

1) Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir.
2) Tali pusat dikendorkan.
3) Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atas.
4) Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada di belakang.
5) Dengan tanggan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang.
6) Masukkan dua jari tangan kanan atau kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan lengan bayi, untuk melahirkan lengan belakang
bayi.
7) Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan
bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama.
Cara Muller
1) Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki
dengan cara yang sama seperti klasik, ke arah belakang kontra
lateral dari letak bahu depan.
2) Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama
untuk melahirkan bahu dan lengan belakang.
3) Cara Lovset (Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di
belakang kepala / nuchal arm).
4) Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan kedua
tangan.
5) Memutar bayi 180o dengan lengan bayi yang terjungkit ke arah
penunjuk jari tangan yang nuchal.
6) Memutar kembali 180o ke arah yang berlawanan ke kiri atau ke
kanan beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan
secara Klasik atau Muller.
Lovset Maneuver
Dilakukan pemutaran 1800 sambil melakukan
traksi curam kebawah sehingga bahu belakang
menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan
dapat dilahirkan

Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin


diputar 1800 kearah yang berlawanan sehingga
bahu depan menjadi bahu depan dibawah arcus
pubis dan dapat dilahirkan

Tubuh janin diputar kembali 1800 kearah yang


berlawanan sehingga bahu belakang kembali
menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan
dapat dilahirkan
Mauriceau
Maneuver
▪ Manuver Mauriceau yaitu
manuver untuk mengeluarkan
seluruh kepala bayi.
▪ Manuver ini dilakukan dengan
cara memasukan jari tengah ke
dalam mulut bayi sedangkan jari
telunjuk dan jari manis menahan
fossa canina.
▪ Tangan satunya menarik bahu
dan menahan leher bayi dengan
posisi leher bayi berada di antara
jari telujuk dan jari tengah.
Ekstraksi

▪ Ekstraksi dilakukan pada letak


sungsang jika kita menarik anak
keluar pada waktu seluruh
tubuh anak masih ada dalam
jalan lahir.
▪ Terdapat 2 macam:
▫ Ekstraksi pada kaki
▫ Ekstraksi pada bokong
Letak Lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu panjang janin tegak
lurus terhadap sumbu panjang ibu

Letak lintang = presentasi bahu


Diagnosis sebagai letak lintang?
Pada inspeksi
▪ abdomen melebar kesamping
▪ fundus uteri lebih rendah dari usia kehamilan biasanya
teraba sedikit diatas umbilicus.
Pada palpasi
▪ Tidak ada bagian dari janin yang teraba pada fundus dan
bagian bawah rahim.
▪ Kepala teraba pada salah satu sisi fossa iliaka dan bokong
pada sisi lainnya.
▪ Jika punggung janin terdapat di anterior maka akan
teraba tahanan terbesar pada bagian depan abdomen
ibu. Jika punggung janin terdapat di posterior maka akan
teraba bagian – bagian kecil pada bagian depan abdomen
ibu.
▪ Pada pemeriksaan dalam
Bila pembukaan sudah besar, akan teraba scapula/
klavikula
Apa yang menjadi faktor predisposisi dari letak
lintang pada pasien ini?
Penyebab letak lintang antara lain multiparitas,
kesempitan panggul, plasenta previa, prematuritas,
kelainan bentuk rahim, mioma uteri, kehamilan
ganda.
Persalinan Letak Lintang
▪ Versio spontanea : Anak pada permulaan persalinan dalam letak lintang, berputar sendiri
menjadi letak memanjang

▪ Conduplicatio corpore : Kepala tertekan ke dalam perut anak dan seterusnya anak lahir
dalam keadaan terlipat

▪ Evolutio spontanea : bahu dan kepala tertahan superior os pubis sehingga leher teregang,
sampai bahu mencapai bawah arkus pubis; terjadi laterofleksi tulang belakang
▫ Douglas : laterofleksi terjadi kebawah dan tulang pinggang bagian atas, sisi toraks,
perut, kepala
▫ Denman : laterofleksi terjadi ke atas dan tulang pinggang bagian bawah, setelah bahu
lahir, lahirlah bokong, dada, kepala
Letak Lintang
Manajemen persalinan pada pasien ini ?
Dalam kehamilan
1. Dilakukan versi luar pada kehamilan ≥ 34 minggu
Dalam persalinan
1. Bila syarat terpenuhi dan tidak ada kontraindikasi dilakukan
versi luar
2. Bila berasil persalinan dilakukan pervaginam
3. Bila tidak berhasil :
 Pada janin hidup : partus pervaginam bila usia
kehamilan < 28 minggu, seksio sesar bila usia kehamilan ≥
28 minggu
Letak Lintang
▪ Komplikasi dan Prognosis
▫ Tidak mungkin lahir spontan dan membahayakan ibu serta anak
▫ Ruptura uteri
▫ Infeksi
▫ Asfiksia
▫ Tekukan leher yg kuat dapat menyebabkan kematian
 Pencegahan
▫ Melarang pasien mengejan
▫ Kurangi berjalan jalan
▫ Tidak diberi obat his
▫ PD harus hati-hati
VERSI LUAR

Tindakan untuk mengubah letak janin dalam Rahim yang


dikerjakan dari luar untuk :
1. Mengubah letak sungsang menjadi letak kepala
2. Mengubah letak lintang menjadi memanjang (letak
kepala atau bokong)

Indikasi :
Letak lintang pada kehamilan ≥ 34 minggu
Letak sungsang pada kehamilan ≥ 34 minggu
Kontraindikasi :
1. Bekas SC
2. Pasca miomektomi
3. Panggul sempit absolut
4. Hidramnion
5. Insersi plasenta pada dinding anterior
6. Perdarahan antepartum
7. Hipertensi
8. Kelainanbentuk uterus
9. Hidrosefalus
10. Kehamilan kembar
11. Dugaan disproporsi panggul/ DKP
12. Kepala janin defleksi pada letak sungsang
Syarat versi luar :
 Usia kehamilan :
 letak lintang ≥ 34 minggu
 Letak sungsang ≥ 34 minggu
 Pada letak sungsang,bagian terendah janin masih dapat
dimobilisasi
 Bunyi jantung janin baik
 Ketuban belum pecah
 Pada persalinanpembukaan serviks ≥ 4 cm
 Pemeriksaan USG
TEKNIK

 Kandung kemih dikosongkan


 Periksa bunyi jantung janin
 Posisi berbaring dengan kaki fleksi
 Mobilisasi bagian terendah janin
 Sentralisasi : kepala dan bokong didekatkan
 Versi :pemutaran dilakukan kearah paling rendah
tahanannya (ke arah perut janin) supaya tidak terjadi
defleksi kepala atau tali pusat terkemuka
 Pantau DJJ 5-10 mnt pasca versi, bila terjad gawat janin,
diputar kembali ke posisi semula.
 Fiksasi : bila DJJ baik, 15mnt ibu berbaring untuk
kenyamanan kemudian fiksasi dengan gurita atau stagen.
Versi luar ulangan :
- Dilakukan setiap kunjungan antenatal, maksimal 3x selama tidak ada
kontraindikasi.
- Jika masih gagal, dilakukan saat persalinan apabila syarat terpenuhi.

Bila gagal :
- Timbul gawat janin
- Letak anak yang diharapkan tidak tercapai
Komplikasi :
- Solusio plasenta
- Lilitan tali pusat
- Ruptur uteri
- Gawat janin
- Ketuban pecah
Komplikasi letak
lintang
IBU :
Ruptur uterus
Persalinan lama
Prematur ruptur membran
Infeksi Intrapartum.

JANIN :
Kematian anak (25-40%) menyebabkan:
Prolaps funiculus
Cedera persalinan
Hipoksia menyebabkan kontraksi uterus berlanjut
Prematur ruptur membran
Pada persalinan
letak lintang gemeli
▪ Pada retensi gemelli anak II
Bila persyaratan terpenuhi dan tidak ada
kontraindikasi dilakukan versi luar menjadi letak
kepala atau letak sungsang.
▪ Pada pembukaan lengkap dan ketuban masih
utuh dilakukkan versi luar, bila tidak berhasil
dilakukkan versi ekstraksi.
▪ Bila ketuban baru pecah/dipecahkan, bisa
dilakukkan versi esktraksi
Presentasi Majemuk
Presentasi Majemuk
▪ Presentasi majemuk adalah terjadinya prolapse satu
atau lebih ekstermitas pada presentasi kepala atau
bokong. Contohnya :
▫ Kepala memasuki panggul bersamaan dengan kaki dan
atau tangan.
▫ Bokong memasuki panggul bersamaan dengan tangan.
▪ Tidak termasuk presentasi bokong-kaki, bahu atau
prolapse tali pusat.
▪ Presentasi majemuk terjadi apabila bagian terendah
janin tidak menutupi dengan sempurna PAP.
Presentasi Majemuk
▪ Epidemiologi:
Kejadian meningkat bila didapatkan adanya :
▫ Prematuritas
▫ Multiparitas
▫ Panggul sempit
▫ Kehamilan ganda
▫ Pecahnya ketuban dengan bagian terendah
janin masih tinggi
 Jenis-jenis Presentasi Majemuk
▫ Kombinasi kepala dengan tangan atau lengan
▫ Kaki menyertai kepala
▫ Tangan menyertai bokong
Presentasi Majemuk

▪ Diagnosis
Pada pemeriksaan dalam dengan presentasi kepala
teraba juga bagian – bagian kecil ( tangan-lengan-
kaki) atau pada presentasi bokong teraba bagian
kecil (tangan-lengan).

▪ Komplikasi
Prolaps tali pusat 13-23%
Penanganan Letak Majemuk

▪ Tentukan apakah terdapat prolapse tali pusat


atau tidak, jika terdapat prolapse tali pusat
penanganan dengan melakukan bedah SC.
▪ Apabila tidak ada prolapse tali pusat bisa
dilakukan persalinan pervaginam dengan menilai
kemajuan persalinannya.
▪ Hal yang perlu dipertimbangkan adalah
presentasi janin, adakah prolapse tali pusat,
pembukaan serviks, keadaan selaput ketuban,
kehamilan ganda serta ukuran dan kondisi janin.
Gemeli
DEFINISI
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan
dengan dua janin atau lebih didalam rahim.

EPIDEMIOLOGI
1 dari 80 kehamilan
gemelli 1:80
kehamilan, triplet
1:802,
kuadruplet 1:803
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
Berbeda antara ras bangsa dan
Ras/ Bangsa
kelompok

Genetik Riwayat sebelumnya pada ibu

Usia Ibu Semakin tua usia ibu

Paritas Semakin tinggi paritas

Faktor Gizi Pada ibu yang memliki gizi baik

GH, Terapi infertilitas, Assisted Reproductive Technology (ART)


KLASIFIKASI
• Berdasarkan jumlah sel telur:

1. Kehamilan kembar monozigotik / Kembar identik


1 sel telur + 1 sel sperma
Sel telur yg terfertilisasi kemudian membelah
menjadi 2 bagian kemudian tumbuh menjadi anak

2. Kehamilan kembar dizigotik / Kembar fraternal


2 sel telur + 2 sel sperma
Kedua sel telur dapat berasal dari ovarium yg sama
atau masing2 ovarium yg berlawanan
Tabel 1. Perbedaan Kembar Monozigotik vs.
Dizigotik
Kehamilan Kehamilan
Monozigotik Dizigotik

Jenis Kelamin Sama Bisa sama/beda


Tampilan Menyerupai seperti bayangan Mirip seperti adik kakak
Golongan darah Sama Bisa sama/beda
Cap tangan & Sama Tidak sama
kaki
Plasenta 1 2
Jarang 2
Chorion, Amnion 1 chorion 2 amnion 2 chorion 2 amnion
1 chorion 1 amnion
Jarang: 2 chorion 2 amnion
• Berdasarkan jumlah Chorion & Amnion
MONOAMNIOTIC MONOCHORIONIC DIAMNIOTIC DICHORIONIC (FUSED)

DIAMNIOTIC MONOCHORIONIC DIAMNIOTIC DICHORIONIC (SEPARATED)


Review Tahap kehamilan
Tabel 2. Waktu pembelahan zygot
pada Gemeli

Day after fertilization Condition

3 days Diamniotik, Dichorionic

4-8 days Diamniotic, Monochorionic

8-12 days Monoamniotic, Monochorionic

>13 days Cojoined twins


ADAPTASI IBU
• B-HCG lebih tinggi
• Curah jantung meningkat 20%
• Tekanan lebih rendah pada 20 minggu
• Perluasan volume darah maternal
• Massa sel darah meningkat
Letak Presentasi
1.Kedua janin dalam letak membujur; presentasi kepala (44-47%).
2. Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38%).
3. Keduanya presentasi bokong (8-10%).
4. Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3%).
5. Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2%).
6. Dua-duanya letak lintang (0,2-0,6%).
7. Letak dan presentasi “69” adalah letak yang berbahaya, karena
dapat terjadi kunci- mengunci (interlocking).
DIAGNOSA
• Anamnesis
- Faktor risiko ada anak kembar dalam keluarga
- Faktor risiko umur dan paritas ibu
- Perut lebih besar dari kehamilan biasa
- Pergerakan anak lebih sering
- Keluhan subjektif lebih banyak : perasaan berat, sesak nafas,
dll

• Inspeksi
Perut lebih besar dari kehamilan biasa
• Palpasi
- Fundus lebih tinggi dari usia kehamilan biasa
- Teraba 2 atau lebih bagian besar berdampingan
- Bagian kecil teraba lebih banyak

• Auskultasi
Terdengar 2 bunyi jantung yang sama jelasnya, terutama jika ada
perbedaan frekuensi > 10

• PENUNJANG
• USG
Kehamilan kembar dapat didiagnosis sejak minggu 6-7
• X-RAY
Pada Rontgen foto abdomen tampak gambaran 2 kerangka janin.
• B-HCG
produksi HCG akan tinggi
DD
• Janin multipel
• Elevasi uterus oleh kandung kemih yang penuh
• Riwayat haid yang tidak akurat
• Hidrannion
• Mola hidatidosa
• Leiomioma uterus
• Massa adneksa yang melekat
• Makrosomia janin (pada akhir kehamilan
Hasil Akhir Kehamilan
• Abortus Spontan
• Sering terjadi pada kehamilan multiple
• Monozigot lebih sering 18:1
• Malformasi
• Insidensi meningkat, 3 kategori:
• Cacat akibat proses pembentukan itu sendiri (kembar dempet, anomali akardiak)
• Cacat akibat akibat pertukaran vaskular
• Fetal crowding
Berat Lahir
Durasi Gestasi
• Kelahiran kurang bulan
• Alasan utama angka mortalitas dan morbiditas
• Kehamilan berkepanjangan
• 40 minggu (pascamature)
PENATALAKSANAAN

• Pengurangan janin selektif


• Skrining kelainan kongenital
 Hipertensi
 Diet
 Surveilans Antepartum
 NST
 Velosimetri Doppler
Antepartum
• Kontrol kehamilan
• ANC (deficiency zat gizi +edukasi, zat besi dan asam folat 20-24 mgg)
• Tekanan darah dan protein urin
• Pemeriksaan USG
• Minimal 3x untuk menilai anomali
Intrapartum
• Mencakup:
• Sepanjang persalinan dijaga oleh dokter atau bidan terlatih
• Tersedia produk darah
• Pemasangan IV line
• Terdapat dokter spesialis (posisi, presentasi)
• Terdapat dokter anestesi (indikasi SC)
• USG siap pakai
• Petugas yang siap untuk melakukan resusitasi
Post Partum
• Tidak ada referensi untuk menajemen post partum
• Evaluasi komplikas dan penyulit
• Pemantauan 2 jam post partum
• Edukasi higienitas dan diet yang adekuat
Pimpinan persalinan
• Wanita dengan kehamilan kembar sebaiknya melahirkan di RS, karena
banyak penyulit yang mungkin timbul :
• Partus prematurus
• Solusio plasenta
• Plasenta previa
• Preeklamsi
• Perdarahan post partum
• Persalinan kembar memakan waktu lebih lama
Pimpinan persalinan kembar anak
pertama sama dengan anak tunggal

Tali pusat anak 1 harus dijepit dengan teliti


karena mungkin peredaran darahnya
bersatu dengan anak ke 2

Segera setelah anak 1 lahir, tentukan letak


anak ke 2
Jika anak ke 2 letak memanjang maka
pecahkan ketuban setelah his timbul
kembali dan ditunggu partus spontan
Jika anak ke 2 dlm letak lintang
dilakukan versi luar menjadi letak
memanjang

Selanjutnya pecahkan ketuban


kalau his sudah kembali

Jika anak kedua belum lahir 30


menit setelah anak 1 lahir, maka
dilahirkan dengn persalinan buatan
(forceps atau versi ekstraksi)
Segera setelah anak ke 2 lahir diberi 10
satuan oxitoxcin i.m untuk mencegah
perdarahan post partum

Fundus dilakukan massage

Setelah itu lahirkan plasenta


Kemudian dibei methergin dsn infus
pitocin 10 satuan dalam 500 cc glucose

Pada persalinan gemeli harus selalu


tersedia transfusi darah, untuk atasi
perdarahan post partum
Penyulit mekanis pada persalianan kembar:
• Turunnya bagian depan anak bersamaan
kedalam rongga panggul
• Interlocking : pada dagu biasnya jika anak ke 1
letak sungsang dan anak ke 2 letak kepala
Persalinan dan Pelahiran
• Presentasi dan Posisi
• Induksi atau Stimulasi Persalinan
• Persalinan pervaginam
• Pelahiran Per Vagina Janin Kedua
• Versi Podalik Interna
• Seksio Sesaria
Pengelolaan Persalinan

• Jarak Antara Persalinan Bayi A dan Bayi B


• Kala I
• Kala II
• Kala III
• Kala IV
KOMPLIKASI
Anak:
• Low birth-weight
• Malformasi kongenital : congenital heart disease
• TTTS (Twin-twin Transfusion Syndrome)
• Premature
• Peningkatan neonatal mortality

Maternal:
• Preeklampsia
• Trombosis Vena Pascaseksio Sesarea
• Anemia
• Infeksi luka dan saluran kemih dan nifas
• Endometritis
• Mastitis
• Edema paru, Peradarahan Post partum
Kembar Monoamnion
Kembar dempet
PROGNOSIS
• IBU
• DUBIA AD BONAM
• ANAK
• DUBIA AD BONAM
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai