@. Vulva
• Oedema vulva
– Dijumpai pada pre-eklamsia, malnutrisi, persalinan lama/
terlantar
• Stenosis vulva
– Dijumpai sbgi akibat perlukaan atau infeksi dengan jaringan
parut yang kaku
• Tumor vulva
– Dapat berupa abses bartolini, kista, kondilomatalata,
biasanya tidak terlalu besar sehingga tidak banyak
menghalangi persalinan
• Atresia vulva incomplit
– Biasanya kelainan kongenetal/karena mekanik misalnya
radang atau trauma
@Vagina
• Stenosis vagina kongenital
– Bila hal ini terjadi dapat menghalangi jalan
lahir, bila stenosis agak tinggi dan kaku
dianjurkan untuk melakukan seksio sesarea
• Tumor vagina
– Berupa kista gardner bila besar dapat
menghalagi persalinan
@. Servix
• Atresia
• Conglutinatio orificii externi
– Porsio mendatar dan menjadi tipis sekali tetapi
orificium externum tetap mengecil dengan pinggir
yang tipis, apabila ujung jari dimasukkan dalam
orifisium ini biasanya pembukaan akan membuka
dengan cepat sampai dengan lengkap
• Sikatriks
– Dapat terjadi karena jaringan parut atau karena
infeksi
• Serviks yang kaku
– Biasanya terjadi pd primi tua, sebagai akibat
infeksi atau bekas luka operasi
@. Uterus
• Retrofleksio uteri
– Retrofleksio uteri gravidi yang menetap
(incarserata), dapat menimbulkan abortus,
apabila terjadi pada kehamilan aterm maka
pada persalinan dapat mengakibatkan ruptura
uteri
• Prolapsus uteri
Biasanya prolapsus uteri incomplit membaik
setelah usia kehamilan 4 bulan karena :
– uterus keluar dari rongga panggul, akan
tetapi kadang portio tetap tampak di vulva dan
menjadi oedema sehingga dapat menyulitkan
persalinan.
DISTOSIA KELAINAN JANIN
@. Janin Besar
• Kriteria janin besar adalah berat badan janin > 4000
gram
• Menurut kepustakaan barat janin besar baru akan
menyebabkan distosia apabila berat badan janin > 4500
gram.
• Penyebab anak besar antara lain :
– Diabetus gestasional
– Genetik
– Multiparitas
• Penyulit persalinan karena besarnya kepala maupun
besarnya bahu
• Regangan dinding rahim oleh anak yang terlalu besar
dapat mengakibatkan atonia uteri
Antisipasi
• Bila pada ANC TBJ > dari 4000 maka ibu
diperiksa terhadap kemungkinan adanya
penyakit diabetus melitus
• Bila panggul normal dan kesan jalan lahir
normal, biasanya diusahakan persalinan
pervaginam
• Pemeriksaan USG dapat membantu
diagnosa, penurunan kepala dapat terlihat
lebih jelas
Distosia bahu
• Merupakan penyulit yang berat, sering
diketahui saat kepala sudah lahir dan tali
pusat sudah terjepit antara panggul dan
badan anak.
• Angka kejadian pada bayi dengan BB >
2500 gr adalah 0,15%, sedangkan pada
bayidengan BB > 4000 gr adalah 1,7 %.
Etiologi
• Umumnya terjadi pada Makrosomia, yaitu suatu
keadaan yang ditandai oleh ukuran badan bayi
yang relatif lebih besar dari ukuran kepalanya
dan bukan semata-mata BB bayi yang > 4000
gr.
• Kemungkinan Makrosomia perlu dipikirkan
dalam kehamilan terdapat penyulit obesitas,
DM, atau kehamilan post term, atau bila dalam
persalinan terdapat pemanjangan kala II.
• Distosia bahu juga dapat terjadi pada bayi
Ancefalus yang disertai kehamilan serotinus.
Penduga dan pencegahan distosia bahu
• Penekanan didaerah
supra pubis oleh
pembantu penolong,
penolong
menggerakkan kepala
anak ke bawah kearah
sakrum ibu untuk
melepaskan bahu
depan yang tersangkut
dibawah simphisis
• Perasat MC Robert,
• Perasat WOOD, memutar bahu depan 180 0C, sehingga bahu
depan menjadi bahu belakang dan bahu belakang yang sudah
diputar kedepan akan lahir dibawah symphisis. Hal ini dapat
terjadi karena bahu belakang sudah turun lebih jauh dari bahu
depan
• Berusaha melahirkan bahu belakang, secara hati-hati
melahirkan lengan belakang dengan cara gerakkan lengan anak
dengan tangan dalam sedemikian rupa sehingga seolah-olah
lengan anak menyapu mukanya dan selanjutnya menyapu
dadanya, dilanjutkan dengan melahirkan lengan belakang.
Kemudian bahu diputar sehingga diameter biakromialis mengisi
diameter obliq dari pintu bawah panggul dan selanjutnya bahu
depan dilahirkan dibawah symphisis. Cara ini mengandung
resiko lengan atas yang dilahirkan lebih dahulu patah.
• Bila anak mati dilakukan kleidotomy
Hydrocefalus
adalah terdapat kebanyakan cairan otak
didalam ventrikel otak sehingga kepala
membesar.
• Hidrocefalus sering disertai cacat bawaan
lain seperti spina bifida
• Hidrocefalus sering juga menimbulkan
distosia bahkan rupture uteri dan kelainan
letak karena kepala terlalu berar.
• Penyebab : Belum jelas, tetapi salah
satunya adalah toxoplasmosis
Diagnosis :
• Pada palpasi teraba ukuran kepala yang besar diatas
sympisis dan kepala tidak masuk PAP
• Pada pemeriksaan dalam bila tulang tengkorak tipis kadang-
kadang tulang tengkorak dapat ditekan kedalam yang
menimbulkan perasaan seperti waktu menekan bola pimpong
• Bunyi jantung anak terdengar pada tempat yang lebih tinggi
dari biasanya, kare badan anak lebih besar dan terdorong
keatas
• Bila pembukaan sudah cukup lebar dapat teraba fontanela
dan sutura yang lebat.
• Pada Foto RO tampak kepala yang besar dan tulang
tengkorak yang tipis
• Pada letak sungsang DX jauh lebih sulit, diketahui jika badan
anak telah lahir, dan kepala tidak dapat dilahirkan apalagi bila
disertai kelainan pada spina bifidae
• Pada USG tampak kepala yang besar dengan ukuran
diameter biparietale yang lebar
• Penilaian Foto RO tidak boleh berdasarkan besarnya
kepala saja, tetapi juga pada :
– Bentuk kepala pada hydrocefalus lebih bundar dan pada
tengkorak kepala normal agak lonjong
– Perbandingan antara bagian tengkorak dan bagian muka
pada hydrocefalus yang relatif lebih kecil
– Tebalnya tulang tengkorak memberikan bayangan yang
tipis pada hydrocefalus
Perlu diwaspadai terjadinya hydrocefalus :
• Kepal tetap tinggi walaupun panggul baik dan
his kuat dalam persalinan
• Kepala tetap dapat digoyangkan dan sutura
sangat lebar pada perabaan akhir kehamilan
primipara
• Tampak ada spina bifidae pada tubuh yang
sudah lahir pada letak sungsang
• Pada pemeriksaan USG tampak gambaran
ventriculo megali atau perubahan sudut
flexus coroidalis dll.
Komplikasi
• Ruptur uteri
Penatalaksanaan
• Pada anak hidup dilakukan pungsi dengan jarum
panjang dan besar, segera setelah pembukaan
cukup besar 3 – 4 cm (2 Jari) untuk memperkecil
volume kepala. Dengan fungsi tengkorak mengecil
dan selanjutnya persalinan berlangsung spontan
• Pada anak mati dilakukan perforasi. Namun setelah
anak lahir selalu dilakukan explorasi cavum uteri.
Kembar Siam