Anda di halaman 1dari 31

MASTER UKMPPD

ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

Soobbb… Gimana ya solusinya kalau ada pasien dengan letak plasenta yang
abnormal..??
Mau tau kan?? Intip dikit yuk! Materinya dijamin penting ting..ting..ting!

ANATOMI RONGGA PANGGUL


PELVIMETRI KLINIS

• Tulang panggul terdiri atas:


Os koksa (Os innominata, fusi dari os ilium, ischium, dan os pubis)
Os sakrum
Os koksigis
• Secara fungsional, panggul terdiri atas 2 bagian:
Pelvis mayor (false pelvis)→ terletak diatas linea terminalis
Pelvis minor (true pelvis) → terletak di bawah linea terminalis. Memiliki peran penting dalam
obstetri.
Pintu atas panggung (PAP)
Ruang panggul
Pintu bawah panggul (PBP)

BENTUK PANGGUL
• PANGGUL GYNECOID: Panggul paling baik untuk perempuan.
Bentuk pintu atas panggul hampir bulat. Diameter
anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat. Jenis ini
ditemukan pada 45% wanita
• PANGGUL ANDROID: Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga.
Umumnya pria mempunyai jenis seperti ini. Panjang diameter
transversa dekat dengan sakrum. Pada wanita ditemukan 15%.
• PANGGUL ANTHROPOID: Bentuk pintu atas panggul agak lonjong
seperti telur. Panjang diameter anteroposterior lebih besar
daripada diameter transversa. Jenis ini ditemukan 35%
pada wanita
• PANGGUL PLATYPELOID: Sebenarnya jenis ini adalah jenis
ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang. Ukuran
melintang jauh lebih besar daripada ukuran muka belakang. Jenis
ini ditemukan pada 5% perempuan.

BIDANG HODGE
a. Bidang Hodge I: Bidang pintu atas panggul, dengan batas tepi atas
simfisis.
b. Bidang Hodge II: Bidang sejajar H-I setinggi tepi bawah simfisis
c. Bidang Hodge III: Bidang sejajar H-I setinggi spina ischiadica (Hodge III setara dengan Station 0)
d. Bidang Hodge IV: Bidang sejajar H-I setinggi ujung bawah os coccygis

Berani Sepenuh Hati 258 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

Pemeriksaan perlimaan  dilakukan untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah janin masuk Pintu Atas Panggul
(PAP)
5/5 jika seluruh kepala janin dapat diraba dengan kelima jari di atas symphisis pubis dan dapat
digerakkan
4/5 jika hanya sebagian kecil dari kepala janin masuk PAP
3/5 jika hanya 3 dari 5 jari yang dapat meraba seluruh kepala janin
2/5 jika hanya 2 dari 5 jari yang dapat meraba kepala janin di atas sympisis pubis (Hodge III+)
1/5 jika hanya 1 jari yang dapat meraba kepala janin (Hodge III/IV)
0/5 jika kepala sudah tidak dapat diraba lagi yang berarti seluruh bagian terendah bayi (kepala) sudah
masuk dasar panggul (Hodge IV)

DIAGNOSIS KEHAMILAN

• Serviks & vagina kebiruan (Chadwick's sign)


• Perlunakan serviks (konsistensi yang seharusnya seperti hidung berubah menjadi lunak seperti bibir) (Goodell’s
sign)
• Perlunakan uterus (Ladin's sign dan Hegar's sign)
Ladin: perlunakan teraba di 1/3 midline anterior uterus
Hegar: isthmus menjadi lunak dan tipis seperti kertas jika dijepit dengan jari, korpus uteri seakan-akan
terpisah dari serviks
McDonald: karena perlunakan isthmus, uterus dan serviks bisa ditekuk
• Pembesaran uterus yang asimetris/ iregular (Piskacek’s sign/ vonFernwald’s sign)
• Tanda Hartman: perdarahan spotting akibat implantasi dari blastula pada endometrium

RUMUS TAKSIRAN PERSALINAN (NAEGLE)


• Berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14
• Menghitung umur kehamilan berlangsung selama 288 hari
• Perhitungan kasar: HPHT + 288 hari à perkiraan kelahiran
• Perhitungan berdasarkan siklus 28 hari
HPHT (hari pertama haid terakhir ) Hari +7, Bulan + 9, Tahun tetap
– HPHT (hari pertama haid terakhir ) Hari +7, Bulan – 3, Tahun + 1
• Bila siklus menstruasi > 28 hari, perhitungan tanggal setelah rumus asli (+7) perlu ditambahkan dengan selisih (siklus
mens ps – 28 hari)
Mis: Seorang wanita dengan siklus menstruasi 35 hari dari rumus Naegele maka taksiran tanggal persalinannya
yaitui tgl HPHT +7 +7 menjadi tgl HPHT +14 hari bukan 7

Berani Sepenuh Hati 259 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

• Bila siklus menstruasi < 28 hari, perhitungan tanggal setelah rumus asli (+7) perlu dikurangi dengan selisih (28 hari
- siklus mens ps)
wanita dengan siklus menstruasi 23 hari maka taksiran tanggal persalinannya, yaitu tgl HPHT +7 -5
menjadi tgl HPHT +2 bukan 7

KELAINAN LETAK JANIN

HUBUNGAN FETUS DENGAN JALAN LAHIR


a. Habitus: Fleksi mengikuti jalan lahir
b. Situs: Sumbu tubuh fetus dibandingkan dengan sumbu tubuh ibu. Terbagi atas letak memanjang, letak melintang dan
letak oblik
c. Presentasi merupakan bagian terbawah janin dapat memanjang dengan dasar kepala dan bokong atau melintang/oblik
dengan dasar bahu, punggung
d. Posisi: Hubungan antara bagian tertentu fetus (ubun-ubun kecil, dagu,mulut, sakrum, punggung) dengan bagian kiri,
kanan, depan,belakang, atau lintang, terhadap jalan lahir

MALPRESENTASI

• Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain verteks


• Malposisi adalah posisi kepala janin relatif terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referensi
• Masalah: janin yg dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama atau
partus macet
• Malposisi oksiput posterior
Oksiput berada didaerah posterior dari diameter transversal pelvis
Rotasi spontan: 90% kasus
Persalinan yg terganggu terjadi bila kepala janin tidak rotasi atau turun
Pada persalinan dapat terjadi robekan perineum yang luas/tidak teratur
• Malpresentasi dahi
Presentasi dahi adalah keadaan dimana kedudukan kepala berada diantara fleksi maksimal dan defleksi maksimal
Pada umumnya merupakan kedudukan yg sementara dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi muka
atau belakang kepala
Penyebabnya CPD, janin besar, anensefal,tumor didaerah leher,multiparitas dan perut gantung
Diagnosis pada periksa dalam dapat diraba sutura frontalis, pakal hidung dan lingkaran orbita. Mulut dan dagu
tidak dapat diraba.
Biasanya penurunan dan persalinan macet. Konversi kearah verteks atau muka jarang terjadi. Persalinan spontan
dapat terjadi jika bayi kecil atau mati dgn maserasi
Bila janin hidup lakukan SC
• Malpresentasi muka
Disebabkan oleh terjadinya ekstensi yang penuh dari kepala janin .
Penolong akan meraba muka, mulut , hidung dan pipi

Berani Sepenuh Hati 260 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

Etiologi: panggul sempit,janin besar,multiparitas,perut gantung,anensefal,tumor dileher,lilitan talipusat


Dagu merupakan titik acuan, sehingga ada presentasi muka dengan dagu anterior dan posterior
Sering terjadi partus lama. Pada dagu anterior kemungkinan persalinan dengan terjadinya fleksi.
Pada presentasi muka dengan dagu posterior akan terjadi kesulitan penurunan karena kepala dalam keadaan
defleksi maksimal sehingga harus dilakukan SC
Posisi dagu anterior, bila pembukaan lengkap :
o lahirkan dengan persalinan spontan pervaginam
o bila kemajuan persal lambat lakukan oksitosin drip
o bila penurunan kurang lancar, lakukan forsep
• Malpresentasi bokong
Ada 3 macam presentasi bokong: complete breech (bokong sempurna), Frank breech (bokong murni), incomplete
breech (bokong inkomplit)
Multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefal, plasenta previa, CPD
 Kelainan letak lintang
Persalinan akan macet
Lakukan versi luar bila permulaan inpartu dan ketuban intak
Bila ada kontraindikasi versi luar lakukan SC
Lakukan pengawasan adanya prolaps funikuli
Dapat terjadi ruptura uteri
Dalam obsteri modern, pada letak lintang inpartu dilakukan SC walaupun janin mati

ANEMIA PADA KEHAMILAN

• Kriteria anemia dalam kehamilan adalah Kadar Hb < 11 g/dl (pada trimester I dan III) atau < 10,5 g/dl (pada
trimester II). Faktor Predisposisi anemia pada ibu hamil antara lain Diet rendah zat besi, B12, dan asam folat,
Kelainan gastrointestinal, Penyakit kronis, Riwayat Keluarga.
• Bila diagnosis telah tegak
Pemeriksaan apusan darah tepi untuk melihat morfologi
Tablet yang saat ini banyak tersedia di Puskesmas adalah tablet tambah darah yang berisi 60 mg besi elemental
dan 250 µg asam folat.
Bila tidak tersedia pemeriksaan apusan  beri suplementasi besi + asam folat 3x/hari selama 90 hari  bila ada
perbaikan  lanjut hingga 42 hari pascasalin  tidak ada perbaikan  rujuk
• Mikrositik Hipokrom
Defisiensi besi: Periksa ferritin. Bila kadar ferritin < 15 ng/ml  terapi besi dengan dosis 180 mg besi elemental/
hari. Bila kadar ferritin normal  periksa SI dan TIBC
Thalassemia: Pasien dengan kecurigaan thalassemia perlu dilakukan tatalaksana bersama dokter spesialis
penyakit dalam untuk perawatan yang lebih spesifik
 Normositik Normokrom
Perdarahan: tanyakan riwayat dan cari tanda dan gejala aborsi, mola, kehamilan ektopik, atau perdarahan pasca
persalinan
Infeksi kronik
• Makrositik hiperkrom
Defisiensi asam folat dan vitamin B12: berikan asam folat 1 x 2 mg dan vitamin B12 1 x 250 – 1000 μg
• Tranfusi
Kadar Hb <7 g/dl atau kadar hematokrit <20 %
Kadar Hb >7 g/dl dengan gejala klinis: pusing, pandangan berkunang- kunang, atau takikardia (frekuensi nadi :
100x per menit)

PERSALINAN

FAKTOR UTAMA PERSALINAN


a. Power : His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi
metabolik ibu.
b. Passage : Keadaan jalan lahir
c. Passenger : Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)
d. “P” lainnya : Psychology, physician, position

Berani Sepenuh Hati 261 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

FASE PERSALINAN
a. Kala 1
1. Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm (8 jam). His pada kala 1 Tiap 10 menit, amplitudo 40 mmHg, lama
20-30 detik. Serviks terbuka sampai 3 cm, Frekuensi dan amplitudo terus meningkat
2. Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm)
a. Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
b. Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
c. Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Pengukuran kekuatan kontraksi ini dengan His yaing diukur dalam 10 menit. Terjadi peningkatan rasa nyeri,
amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik (frekuensi setidaknya 2x/10
menit dan lama minimal 40 “). Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).
• Jenis Kelainan His
Inersia Uteri (Kontraksi Uterus Hipotonik)
His lemah, pendek, jarang  tidak adekuat untuk mebuka serviks dan mendorong janin
His terlalu kuat (Kontraksi Uterus Hipertonik)
His terlalu kuat dan terlalu efisien sehingga persalinan terlalu cepat
Incoordinate uterine contraction
Tidak ada koordinasi antara kotraksi bagian atas, tengah dan bawah; tidak ada dominasi fundus
b. Kala 2
1. Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap, berakhir pada saat bayi telah lahir lengkap.
2. Vulva terbuka, perineum menonjol, tekanan pada anus, kepala pada introitus vagina
3. His: Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit
4. Tanda pelepasan plasenta
 Semburan darah dengan tiba-tiba: Karena penyumbatan retroplasenter pecah saat plasenta lepas
 Pemanjangan tali pusat: Karena plasenta turun ke segmen uterus yang lebih bawah atau rongga vagina
 Perubahan bentuk uterus dari diskoid menjadi globular (bulat): Disebabkan oleh kontraksi uterus
 Perubahan dalam posisi uterus, yaitu uterus didalam abdomen: Sesaat setelah plasenta lepas TFU akan
naik, hal ini disebabkan oleh adanya pergerakan plasenta ke segmen uterus yang lebih bawah
c. Kala 3
1. Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, berakhir dengan lahirnya plasenta.
2. His: Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun
3. Manajemen aktif kala 3:
 Uterotonika
1 menit setelah bayi lahir
Oksitosin 10 unit IM di sepertiga paha atas bagian distal lateral
Dapat diulangi setelah 15 menit jika plasenta belum lahir
 Peregangan tali pusat terkendali
Tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah dorso-
kranial secara hati-hati
 Masase uterus
Letakkan telapak tangan di fundus  masase dengan gerakan melingkar secara lembut hingga
d. Kala 4
 Satu jam pertama postpartum dilakukan observasi per 15 menit, satu jam berikutnya per 30 menit. Yang
diobservasi adalah tanda vital, jumlah perdarahan, kontraksi dan tinggu fundus uteri, urin output

Berani Sepenuh Hati 262 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

PARTOGRAF
Tujuan utama:
• Mencatat hasil observasi dan menilai kemajuan persalinan
• Mendeteksi apakah persalinan berjalan normal atau terdapat
• penyimpangan, dengan demikian dapat melakukan deteksi dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama

Kontraindikasi penggunaan partograf


1. Wanita pendek, tinggi kurang dari 145 cm
2. Perdarahan antepartum
3. Pre-eklampsia – eklampsia
4. Persalinan prematur
5. Bekas sectio sesarea
6. Kehamilan ganda
7. Kelainan letak janin
8. Fetal distress
9. Dugaan distosia karena panggul sempit

Observasi
• Denyut jantung janin: setiap 1⁄2 jam
• Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus: setiap 1⁄2 jam
• Nadi: setiap 1⁄2 jam
• Pembukaan serviks: setiap 4 jam
• Penurunan: setiap 4 jam
• Tekanan darah dan temperatur tubuh: setiap 4 jam
• Produksi urin, aseton dan protein: setiap 2-4 jam

INDUKSI & AKSELESARI PERSALINAN


Yaitu stimulasi tanda-tanda persalinan dari sebelumnya tidak ada menjadi ada. Augmentasi atau akselerasi: meningkatkan
frekuensi, lama, dan kekuatan kontraksi uterus dalam persalinan.
Adapun indikaasinya meliputi:
Indikasi Darurat: HT gestational berat, komplikasi janin akut, IUGR berat, penyakit maternal bermakna,
korioamnionitis
Indikasi Segera (Urgent): KPD saat aterm atau dekat aterm, PJT tanpa komplikasi akut, DM tidak terkontrol,
penyakit isoimun saat aterm/dekat aterm
Indikasi Tidak Segera (Non Urgent): Kehamilan post term, DM terkontrol, riwayat IUFD
Dapat dilakukan dengan metode:
a. Mekanik
1. Melepaskan / memisahkan selaput kantong ketuban dari segmen bawah uterus (stripping) dengan Manual (jari
tengah/telunjuk) dan Foley cathether
2. Memecahkan selaput kantong ketuban (amniotomi)
Berani Sepenuh Hati 263 | O p t i m a p r e p
MASTER UKMPPD

3. Kateter Transservikal (Kateter Foley)


4. Dilator Servikal Higroskopik (Batang Laminaria)
5. Stimulasi putting susu
b. Obat-obatan: prostaglandin (misoprostol), oksitosin
Keberhasilan dari induksi ini dapat diketahui dengan memperkirakan bishop skor yaitu dengan:
Perhitungan nilai/skor pelvis menurut Bishop

Penilaian 0 1 2 3

Pembukaan serviks 0 cm 1-2 cm 3-4 cm > 4 cm

Pendataran serviks 0 – 30% 40 – 50% 60 – 70% 80%

Penurunan kepala -3 cm -2 cm -1 – 0 cm +1-2 cm


terhadap H-3

Konsistensi serviks keras sedang Lunak

Posisi/arah serviks belakang aksial Depan

 Tidak ada definisi serviks yang favorable atau unfavorable yang diterima secara universal.
 Skor Bishop tinggi  kemungkinan persalinan pervaginam tinggi, sementara skor Bishop yang rendah 
kemungkinan kelahiran caesar tinggi.
 Dengan menggunakan sistem penilaian Bishop, para ahli menganggap skor ≥6 termasuk favorable dan skor ≤3
unfavorable cervix; skor 4 atau 5 berada di zona abu-abu.
 Jika serviks favorable, oksitosin diberikan tanpa pematangan serviks.
 Jika serviks unfavorable, dilakukan pematangan serviks dahulu dengan misoprostol
 Sebaliknya, skor Bishop yang rendah adalah prediksi bahwa induksi akan gagal menghasilkan persalinan
pervaginam.

PERSALINAN LAMA

• Waktu persalinan memanjang karena kemajuan persalinan yang terhambat.


• Definisi berbeda sesuai fase kehamilan, klasifikasi diagnosisnya:
Distosia pada kala I fase aktif: grafik pembukaan serviks pada partograf antara garis waspada - garis bertindak/
sudah memotong garis bertindak, ATAU
Fase ekspulsi (kala II) memanjang: Bagian terendah janin pada persalinan kala II tidak maju. Batasan waktu:
Maks 2 jam untuk nulipara dan 1 jam untuk multipara, ATAU
Maks 3 jam untuk nulipara dan 2 jam untuk multipara bila menggunakan analgesia epidural

Gangguan persalinan Cohen dan Friedman (1983)

Berani Sepenuh Hati 264 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

DISTOSIA BAHU
• Keadaan dimana setelah kepala dilahirkan, bahu anterior tidak dapat lewat dibawah simfisis pubis
• Diagnosis:
Kesulitan melahrikan wajah dan dagu
“Turtle Sign”: kepala bayi melekat erat di vulva atau bahkan tertarik kembali
Kegagalan paksi luar kepala bayi
Kegagalan turunnya bahu
 Faktor predisposisi:
Antepartum: Riwayat distosia bahu sebelumnya, Makrosomia 4500 g
, Diabetes melitus
, IMT 30 kg/m2, Induksi
persalinan
Intrapartum: kala I persalinan memanjang, Secondary arrest, Kala II persalinan memanjang, Augmentasi oksitosin,
Persalinan pervaginam yang ditolong
 Komplikasi: kematian janin, asfiksia dan sequelenya, fraktur klavikula/ humerus, paralisis pleksus brakialis,
perdarahan postpartum, ruptur uteri
 Manajemen ALARM:
Ask for help
Lift the buttock & the legs (McRobert’s manoeuver)
Anterior disimpaction of shoulder: rotate to oblique (Rubin manoeuver) + suprapubic pressure (massanti
Manoeuver)
Rotation of the posterior shoulder - Woods’ manoeuver
Manual removal of posterior arm

PARTUS PREMATURUS IMINENS

• POGI (Semarang, 2008): persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu
• (Wibowo, 1997) partus prematurus iminens adalah: Kontraksi uterus yang teratur setelah kehamilan 20 minggu
dan sebelum 37 minggu dengan interval kontraksi 5-8 menit atau kurang + satu atau lebih tanda berikut:
• Perubahan serviks yang progresif
• Dilatasi serviks 2 cm atau lebih
• Penipisan serviks 80 % atau lebih

Tatalaksana partus prematurus iminens


• Tokolitik (paling efektif: Inhibitor prostaglandin sintetase (COX inhibitor): Indometasin; Antagonis calcium channel
: Nifedipin; Beta Agonis: Terbutalin, Ritodrine)
• Akselerasi pematangan fungsi paru janin
Bila usia kehamilan < 35 minggu
Obat:
Betametason 2 x 12 mg IM, jarak pemberian 24 jam
Deksametason 4 x 6 mg IM, jarak pemberian 12 jam
Peningkat surfaktan: thyrotropin releasing hormone 200 ug IV ATAU inositol
Pencegahan infeksi
DOC: eritromisin 3 x 500 mg selama 3 hari
Ampisilin 3 x 500 mg selama 3 hari
Klindamisin
Kontra indikasi: amoksiklaf  risiko necrotizing enterocolitis

Berani Sepenuh Hati 265 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

PERDARAHAN DI AWAL KEHAMILAN

DERAJAT ABORTUS
Diagnosis Perdarahan Serviks Besar uterus Gejala lain
tidak ada ekspulsi jaringan konsepsi
Abortus Tertutup Sesuai usia
Sedikit Kram ringan
iminens Lunak kehamilan
Uterus lunak
Kram sedang/kuat
Abortus Terbuka Sesuai atau lebih
Sedang banyak Uterus lunak
insipien Lunak kecil
tidak ada ekspulsi jaringan konsepsi
Kram kuat
Abortus Terbuka/tertutup Keluar jaringan
Sedikit <usia kehamilan
inkomplit Lunak Uterus lunak
ekspulsi sebagian jaringan konsepsi
Sedikit/tanpa kram
Abortus Tertutup Massa kehamilan (+/-)
Sedikittidak ada <usia kehamilan
komplit Lunak Uterus agak kenyak
ekspulsi seluruh jaringan konsepsi

Tatalaksana umum:
• Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum ibu termasuk tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah,
pernapasan, suhu).
• Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan sistolik <90 mmHg). Jika terdapat syok, lakukan
tatalaksana awal syok
• Jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi
mengenai kondisi ibu karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat
• Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi, berikan kombinasi antibiotika sampai ibu
bebas demam untuk 48 jam:
Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam
Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
• Segera rujuk ibu ke rumah sakit .
• Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat dukungan emosional dan konseling kontrasepsi pasca
keguguran.
• Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis abortus

Tatalaksana abortus iminens:


• Pertahankan kehamilan.
• Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual.

Berani Sepenuh Hati 266 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

• Jika perdarahan berhenti, pantau kadar Hb dan USG panggul serial setiap 4 minggu. Lakukan penilaian ulang bila
perdarahan terjadi lagi.
• Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG. Nilai kemungkinan adanya penyebab lain.

Tatalaksana abortus insipiens:


• Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu: lakukan evakuasi isi uterus (dengaan AVM) Jika evakuasi tidak dapat
dilakukan segera:
Berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu)
Rencanakan evakuasi segera.
• Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu:
Tunggu pengeluaran hasil konsepsi secara spontan dan evakuasi sisa hasil konsepsi dari dalam uterus
(lakukan dengan AVM).
Bila perlu, berikan infus 40 IU oksitosin dalam 1 liter NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan
40 tetes per menit untuk membantu pengeluaran hasil konsepsi

Tatalaksana abortus inkomplit:


• Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, gunakan jari atau forsep
cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat dari serviks.
• Jika perdarahan berat dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, lakukan evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum
manual (AVM) adalah metode yang dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan bila AVM tidak tersedia. Jika
evakuasi tidak dapat segera dilakukan, berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu).
• Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu, berikan infus 40 IU oksitosin dalam 1 liter NaCl 0,9% atau Ringer Laktat
dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu pengeluaran hasil konsepsi.
Lebih disarankan untuk memakai kuret tajam jika usia kehamilan >16 minggu

Tatalaksana abortus komplit:


• Tidak diperlukan evakuasi lagi, lakukan konseling, observasi keadaan ibu.
• Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu, jika anemia berat
berikan transfusi darah.
• Evaluasi keadaan ibu setelah 2 minggu.

MOLA HIDATIDOSA
a. Klinis:
1. Ukuran uterus yang lebih besar dibanding usia kehamilannya
2. Kadar beta-hCG yang amat tinggi (Menyebabkan HEG, hipertensi, dan proteinuria)
3. Adanya benjolan karena kista theca lutein ovarium
4. Perdarahan, dengan riwayat keluar jaringan seperti mata ikan
5. USG: gambaran sarang lebah/ honeycomb ataupun gambaran menyerupai badai salju/ snowstorm
b. Tatalaksana
1. Kuretase dengan kuret tumpul dilakukan pemeriksaan PA pada seluruh jaringan kerokan
2. 7-10 hari setelah kuret tumpul dilakukan kuretase tajam untuk memastikan uterus benar-benar kosong dan
memeriksa tingkat proliferasi sisa-sisa trofoblas yang dapat ditemukan
3. Lakukan pemeriksaan β-HCG ulang, jika tetap tinggi setelah kuretase, kemungkinan gestational trophoblastic
neoplasia (GTN), cth: Choriocarcinoma
4. Kemoterapi pada tahap awal biasanya dilakukan secara profilaksis dengan aktinomisin D.

KET
Kehamilan di luar cavum uterus (tersering di tuba) yang rupture (terganggu).
Klinis:
a. Nyeri Abdomen (95%), perdarahan abnormal, 1 dari 4 KET terjadi menstruasi
b. Perubahan asimetris Uterus, terjadi pembesaran pada sisi uterus yang mengalami KET
c. Kuldosintesis (+), terdapat darah pada kavum douglas
d. Shock

Tatalaksana dengan manajemen Awal dan tindakan bedah: evakuasi dengan laparotomy atau dilakukan histerektomi jika
pasien sudah tidak menghendaki untuk memiliki keturunan.

Berani Sepenuh Hati 267 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

PERDARAHAN ANTEPARTUM

PLASENTA PREVIA
Merupakan keadaan dimana letak plasenta yang abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus, sehingga dapat menutupi
sebagian atau seluruh jalan lahir (pada keadaan normal, plasenta terletak di bagian fundus atau segmen atas uterus). Dapat
terjadi bila keadaan endometrium kurang baik. Plasenta tumbuh luas hingga menutupi atau dekat ostium internum,
misalnya pada multipara (dengan jarak kehamilan pendek), mioma uteri, kuretase berulang.

Klinis:
a. Painless, causeless, recurrence
b. Darah berwarna merah segar
c. Bagian depan tinggi
d. Pada pemeriksaan dalam teraba jaringan placenta, dapat terjadi robekan selaput marginal

SOLUSIO PLASENTA
Pelepasan sebagian atau seluruh placenta yang normal implantasinya antara minggu ke22 sampai lahirnya anak.
Klinis:
a. Nyeri abdomen, dapat disertai perdarahan atau tidak.
b. Palpasi sukar karena abdomen terus menerus tegang dan adanya nyeri tekan. Fundus uteri lama-lama menjadi naik.
c. Rahim keras seperti papan.
d. Anemi dan syok, beratnya anemi dan syok sering tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
e. Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus-menerus karena isi rahim bertambah.
f. Darah berwarna merah tua/kehitaman.

VASA PREVIA
Letak vasa yang abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus.
Klinis: Perdarahan per vaginam, merah segar dan tidak nyeri, DJJ lambat atau tidak beraturan dan pembuluh janin dapat
terpalpasi pada pemeriksaan vagina.
Tatalaksana dengan pembedahan SC

PERDARAHAN POSTPARTUM

Berani Sepenuh Hati 268 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

Definisi Setiap kehilangan darah yang memiliki potensial untuk menyebabkan gangguan hemodinamik dengan jumlah
kehilangan darah > 500 mL setelah persalinan pervaginam atau kehilangan darah > 1000 mL setelah persalinan sesar (SC).
Etiologi
a. Tone  Atoni uterus
b. Tissue  Sisa plasenta/bekuan
c. Trauma  laserasi, ruptur, inversio
d. Thrombin  koagulopati

GEJALA DAN TANDA GEJALA & TANDA YANG


DIAGNOSIS
YANG SELALU ADA KADANG-KADANG ADA

• Uterus tidak berkontraksi dan lembek


Atonia uteri
• Perdarahan setelah anak lahir • Syok
(perdarahan pascapersalinan primer)

• Perdarahan segera
• Darah segar yang mengalir segera setelah • Pucat
Robekan jalan lahir
bayi lahir • Lemah
• Uterus kontraksi baik • Menggigil
• Plasenta lengkap
• Plasenta belum lahir setelah 30 menit • Tali pusat putus akibat traksi berlebihan
Retensio plasenta
• Perdarahan segera (P3) • Inversio uteri akibat tarikan
• Uterus kontraksi baik • Perdarahan lanjutan
• Plasenta atau sebagian selaput
• Uterus berkontaksi tetapi tinggi Tertinggalnya sebagian
(mengandung pembuluh darah) tidak
• fundus tidak berkurang plasenta
lengkap
• (kontraksi hilang-timbul)
• Perdarahan segera

• Uterus tidak teraba


• Lumen vagina terisi massa Inversio uteri
• Tampak tali pusat (jika plasenta belum • Syok neurogenik
lahir) • Pucat dan limbung
• Perdarahan segera
• Nyeri sedikit atau berat
Perdarahan terlambat
• Sub-involusi uterus
• Nyeri tekan perut bawah Endometritis atau sisa
• Anemia
• Perdarahan > 24 jam setelah persalinan.
• Demam plasenta (terinfeksi
Perdarahan sekunder atau P2S.
Perdarahan bervariasi (ringan atau berat, atau tidak)
terus menerus atau tidak teratur) dan
berbau (jika disertai infeksi)

• Syok Robekan dinding


• Perdarahan segera (Perdarahan • Nyeri tekan perut uterus (Ruptura uteri
intraabdominal dan / atau pervaginam • Denyut nadi ibu cepat
• Nyeri perut berat atau akut abdomen

ATONIA UTERI (TONE)


Keadaan dimana miometrium tidak berkontraksi Uterus menjadi lunak dan pembuluh darah pada daerah bekas
perlekatan plasenta terbuka lebar. Penyebab tersering perdarahan postpartum.

Faktor risiko atonia uteri:


• Uterus overdistensi (makrosomia, kehamilan kembar, hidramnion atau bekuan darah)
• Induksi persalinan
• Penggunaan agen anestetik (agen halogen atau anastesia dengan hipotensi)
• Persalinan lama
• Korioamnionitis
• Persalinan terlalu cepat

Berani Sepenuh Hati 269 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

• Riwayat atonia uteri sebelumnya

Perlukaan jalan lahir (Tear) (Robekan perineum)


a. Tingkat I : robekan hanya pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perineum
b. Tingkat II : robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinei transversalis, tetapi tidak mengenai sfingter ani
c. Tingkat III : robekan mengenai seluruh perineum dan otot sfingter ani
d. Tingkat IV : robekan sampai mukosa rektum

Retensio Plasenta (Tissue)


a. Plasenta yang belum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir
b. Karena kontraksi rahim kurang kuat untuk melepaskan plasenta disebut plasenta adhesiva.
c. Karena villi korialisnya menembus desidua sampai miometrium disebut plasenta akreta
d. karena terhalang oleh lingkaran konstriksi di bagian bawah rahim disebut plasenta inkarserata
Tatalaksana dengan plasenta manual dan uterotonika

SISA PLASENTA (TISSUE & THROMBIN)


Sisa plasenta dan ketuban tertinggal dalam rongga rahim menimbulkan perdarahan postpartum dini (perdarahan dari
rongga rahim setelah plasenta lahir dan kontraksi rahim baik) atau perdarahan pospartum lambat (perdarahan yang
berulang atau berlangsung terus dan berasal dari rongga Rahim).

Tatalaksana:
a. Kuretase, plasenta manual
b. Uterotonika
c. Antibiotika

Berani Sepenuh Hati 270 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

MASTITIS & ABSES PAYUDARA


Mastalgia
• Nyeri pada payudara
• Etiologi
Mastalgia terlokalisasi: gangguan fokal akibat massa pada payudara (kista dsb) atau infeksi (mastitis,
abses)
Mastalgia bilateral
Perubahan fibrokistik
Mastitis bilateral difus (jarang)
Perubahan hormon  proliferasi jaringan (kehamilan, pengobatan dengan hormon)
Peregangan ligamen Cooper
• Pemeriksaan
Pastikan tidak ada tanda radang, lihat perubahan kulit (eritema, rash, edema)
Tatalaksana
Mastalgia akibat menstruasi: parasetamol atau NSAID, nyeri berat  tamoxifen atau danazol
Terkait kehamilan: gunakan bra yang suportif, parasetamol

Mastitis
• Inflamasi / infeksi payudara
• Gejala:
Payudara (biasanya unilateral) keras, memerah, dan nyeri
Dapat disertai benjolan
Dapat disertai demam > 38 C
Paling sering terjadi di minggu ke-3 dan ke-4 postpartum, namun dapat terjadi kapan saja selama
menyusui
 Tatalaksana Umum
Tirah baring & >> asupan cairan
Sampel ASI: kultur dan diuji sensitivitas
 Tatalaksana Khusus
 Berikan antibiotika :
Kloksasilin 500 mg/6 jam PO, 10-14 hari ATAU
Eritromisin 250 mg, PO 3x/hari, 10-14 hari
 Tetap menyusui, mulai dari payudara sehat. Bila payudara yang sakit belum kosong setelah menyusui,
pompa payudara untuk mengeluarkan isinya.
 Kompres dingin untuk << bengkak dan nyeri dan kompres hangat untuk memudahkan pengeluaran ASI;
dilakukan secara bergantian
 Berikan parasetamol 3x500mg PO
 Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas.
 Lakukan evaluasi setelah 3 hari.

Abses Payudara
Perbedaan abses payudara dengan mastitis adalah adanya fluktuasi akibat pus yang terbentuk.
Tatalaksana
• Stop menyusui pada payudara yang abses, ASI tetap harus dikeluarkan
• Bila abses >> parah & bernanah  antibiotika
• Rujuk apabila keadaan tidak membaik.
• Terapi: aspirasi, insisi dan drainase
• Periksa sampel  kultur resistensi dan pemeriksaan PA
• Jika abses diperkirakan masih banyak tertinggal dalam payudara, selain drain, bebat juga payudara dengan elastic
bandage  24 jam tindakan  kontrol kembali untuk ganti kassa.
• Berikan obat antibiotika dan obat penghilang rasa sakit

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Keadaan Mual, muntah pada ibu hamil disebut sebagai emesis gravidarum. Jika mual muntah hebat sampai mengganggu
aktifitas disebut sebagai hieremesis gravidarum. Dialami pada trimester pertama, mulai minggu ke-6, dan menghilang sendiri
pada akhir minggu ke-12 . Etiologi pada hyperemesis ini adalah peningkatan kadar BhCG, faktor psikologik dengan faktor
predisposisi Primigravida, mola hidatidosa, kehamilan ganda. Keadaan mual muntah ini dapat mencetuskan dehidrasi
Berani Sepenuh Hati 271 | O p t i m a p r e p
MASTER UKMPPD

sehingga elektrolit berkurang dan terjadi peningkatan aseton darah yang menimbulkan kerusakan liver. Berdasarkan gejala
klinisnya dapat dibagi menjadi:
a. Tingkat 1: lemah, napsu makan↓, BB↓, nyeri epigastrium, nadi↑,turgor kulit berkurang,TD sistolik↓, lidah kering,
mata cekung.
b. Tingkat 2: apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata sedikit ikterik, kadang suhu sedikit ↑, oliguria,
aseton tercium dalam hawa pernafasan.
c. Tingkat 3: KU lebih lemah lagi, muntah-muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, syok
hipovolemik. Komplikasi: Ensefalopati Wernicke: nystagmus, diplopia, perubahan mental

Terapi:

 Perubahan pola makan dan gaya hidup


 Makan dalam jumlah sedikit, tapi frekuensi sering
 Menghindari perut kosong
 Menghindari makanan berlemak, atau pedas
 Makan crackers sebelum bangun tidur di pagi hari
 Makan camilan berprotein tinggi sebelum tidur di malam hari
 Medikamentosa:
 Prinsipnya, obat lini 1 (paling aman pada kehamilan) adalah golongan antihistamin 1 (pilihan awal adalah
doksilamin dgn kombinasi piridoksin), lini 2 adalah metoklopramide/domperidon/ondansetron, lini 3 adalah
kortikosteroid
 Bila perlu, berikan 10 mg doksilamin dikombinasikan dengan 10 mg vitamin B6 hingga 4 tablet/hari (misalnya
2 tablet saat akan tidur, 1 tablet saat pagi, dan 1 tablet saat siang).
 Bila masih belum teratasi, tambahkan dimenhidrinat 50-100mg peroral atau supositoria, 4-6 kali sehari
(maksimal 200 mg/hari bila meminum 4 tablet doksilamin/piridoksin), ATAU prometazin 5-10 mg 3-4 kali
sehari per oral atau supositoria.
 Bila masih belum teratasi, tapi tidak terjadi dehidrasi, berikan salah satu obat: Klorpromazin, Proklorperazin,
Prometazin, Metoklopramid, Ondansetron

Tatalaksana jika tidak keluhan tidak tertangani dan pasien mengalami dehidrasi
a. Rawat inap di RS, rehidrasi IV dengan cairan NaCL atau RL
b. Penghentian makanan per oral selama 24-48 jam, pemberian antiemetik
Berikan dimenhidrinat 50 mg dalam 50 ml NaCl 0,9% IV selama 20 menit, setiap 4-6 jam sekali
Bila perlu, tambahkan salah satu obat berikut ini: Klorpromazin, Proklorperazin, Metoklopramid
Bila perlu, tambahkan metilprednisolon 15-20 mg IV tiap 8 jam ATAU ondansetron 8 mg selama 15 menit
IV tiap 12 jam
c. Penambahan glukosa, multivitamin, magnesium, pyridoxine, atau tiamin perlu dipertimbangkan.
d. Cairan dekstrosa dapat menghentikan pemecahan lemak.
e. Untuk pasien dengan defisiensi vitamin, tiamin 100 mg diberikan sebelum pemberian cairan dekstrosa.
f. Penatalaksanaan dilanjutkan sampai pasien dapat mentoleransi cairan per oral dan didapatkan perbaikan hasil labor

HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

a. Hipertensi Gestasional: Didapatkan TD ≥ 140/90 mmHg untuk pertama kalinya pada kehamilan diatas 20 minggu , tidak
disertai dengan proteinuria atau kerusakan organ dan TD kembali normal < 12 minggu pasca persalinan.
b. Preeklamsia
 Preeklampsia didefinisikan sebagai hipertensi yang baru terjadi pada kehamilan / diatas usia kehamilan 20 minggu
disertai adanya gangguan organ.
 Kebanyakan kasus preeklampsia ditegakkan dengan adanya protein urin, namun jika protein urin tidak didapatkan,
salah satu gejala dan gangguan lain dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis preeklampsia, yaitu:
 Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter
 Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi
dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya
 Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik /
regio kanan atas abdomen
 Edema Paru
 Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus

Berani Sepenuh Hati 272 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

 Gangguan pertumbuhan janin yang menjadi tanda gangguan sirkulasi uteroplasenta : Oligohidramnion, Fetal
Growth Restriction (FGR) atau didapatkan adanya absent or reversed end diastolic velocity (ARDV)

c. Eklamsia: Kejang-kejang pada preeklamsi disertai koma


d. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia: Timbulnya proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam atau kerusakan
organpada wanita hamil yang sudah mengalami hipertensi sebelumnya. Proteinuria/ kerusakan organ hanya timbul
setelah kehamilan 20 minggu.
e. Hipertensi kronik: Ditemukannya TD ≥ 140/ 90 mmHg, sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan 20 minggu dan
tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
f. Sindrom HELLP: Hemolysis, Elevated Liver enzymes, Low Platelets

Berani Sepenuh Hati 273 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

Berani Sepenuh Hati 274 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

Pemberian Anti konvulsan: MgSO4


Cara pemberian dosis awal:
o Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan dengan 10 ml akuades 

o Berikan larutan tersebut secara perlahan IV selama20menit 

o Jika akses intravena sulit, berikan masing-masing5gMgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4 40%) IM di bokong kiri dan
kanan 

Cara pemberian dosis rumatan
o Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan dalam 500 ml larutan Ringer Laktat/Ringer Asetat, lalu
berikan secara I dengan kecepatan 28 tetes/menit selama 6 jam, dan diulang hingga 24 jam setelah persalinan
atau kejang berakhir (bila eklampsia)
 Lakukanpemeriksaanfisiktiapjam, meliputi tekanan darah,frekuensi nadi, frekuensi pernapasan, refleks
patella, dan jumlah urin.
 Bila frekuensi pernapasan 16 x/menit, dan/atau tidak didapatkan refleks tendon patella, dan/atau terdapat
oliguria (produksi urin <0,5 ml/kg BB/jam), segera hentikan pemberian MgSO4.
 Jikaterjadidepresinapas, berikan Caglukonas 1gr (10ml larutan 10%) bolus dalam 10 menit.
 Selama ibu dengan preeklampsia dan eklampsia dirujuk, pantau dan nilai adanya perburukan preeklampsia.
Apabila terjadi eklampsia, lakukan penilaian awal dan tatalaksana kegawatdaruratan. Berikan kembali MgSO4
2 g IV perlahan (15-20 menit). Bila setelah pemberian MgSO4 ulangan masih terdapat kejang, dapat
dipertimbangkan pemberian diazepam 10 mg IV selama 2 menit.

Berani Sepenuh Hati 275 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

KETUBAN PECAH DINI

Robeknya selaput korioamnion sebelum onset persalinan berlangsung. Berdasarkan waktu munculnya dapat dibagi menjadi:
a. PPROM (Preterm Premature Rupture of Membranes): usia kehamilan < 37 minggu
b. PROM (Premature Rupture of Membranes) : usia kehamilan >37 minggu

Diagnosis:
a. Inspeksi: pengumpulan cairan di vagina atau mengalir keluar dari lubang serviks saat pasien batuk atau saat fundus
ditekan
b. Kertas nitrazin (lakmus): Berubah menjadi biru (cairan amnion lebih basa)
c. Mikroskopik: Ferning sign (arborization, gambaran daun pakis)
d. Amniosentesis: Injeksi 1 ml indigo carmine + 9 ml NS  tampak pada tampon vagina setelah 30 menit, karena invasif,
biasanya tidak dikerjakan

Pemeriksaan penunjang: USG (menilai jumlah cairan ketuban, menentukan usia kehamilan, berat janin, letak janin,
kesejahteraan janin dan letak plasenta)

Tatalaksana Umum: Antibiotik profilaksis


• DOC: Penisilin dan makrolida
Ampicillin 2 g IV/6 jam dan erythromycin 250 mg IV/6 jam selama 2 hari diikuti amoxicillin 250 mg PO/ 8
jam dan erythromycin 333 mg PO/8 jam selama 5 hari
• Atau eritromisin 250 mg PO/6 jam selama 10 hari
• Kombinasi amoksilin dengan asam klavulanat tidak digunakan karena dapat memicu terjadinya enterokolitis
nekrotikans

Tatalaksana khusus pada kehamilan <24 minggu:

• Pertimbangan dilakukan dengan melihat risiko ibu dan janin.


• Lakukan konseling pada pasien. Terminasi kehamilan mungkin menjadi pilihan.
• Jika terjadi infeksi (korioamnionitis), lakukan tatalaksana korioamnionitis

Tatalaksana Khusus pada kehamilan 24-33 minggu


• Selama perawatan 2 hari dilakukan:
Observasi adanya amnionitis/tanda infeksi (demam, takikardia, lekositosis, nyeri pada rahim, sekret
vagina purulen, takikardi janin)
Pengawasan timbulnya tanda persalinan
USG menilai kesejahteraan janin
• Bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta, dan kematian janin, lakukan persalinan segera.
• Berikan deksametason 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam atau betametason 12 mg IM tiap 24 jam selama 48 jam.
• Lakukan pemeriksaan serial untuk menilai kondisi ibu dan janin.
• Bayi dilahirkan di usia kehamilan 34 minggu, atau di usia kehamilan 32-33 minggu, bila dapat dilakukan pemeriksaan
kematangan paru dan hasil menunjukkan bahwa paru sudah matang (komunikasikan dan sesuaikan dengan fasilitas
perawatan bayi preterm).

Berani Sepenuh Hati 276 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

Tatalaksana khusus pada kehamilan >34 minggu:

 Lakukan induksi persalinan dengan oksitosin bila tidak ada

KORIOAMNIONITIS

• Etiologi dan Faktor Risiko


Infeksi ascending dari vagina (IMS, BV)
serviks pendek
Persalinan prematur
Persalinan lama
Ketuban pecah lama
Pemeriksaan dalam yang dilakukan berulang-ulang
Alkohol
Rokok
• Gejala dan Tanda
Demam > 38 C (paling sering), takikardia ibu > 100 bpm, takikardia janin > 160 bpm, cairan
ketuban/keputihan purulen atau berbau, nyeri fundus saat tidak berkontraksi, leukositosis ibu > 15.000
• Bila terdapat 2 atau lebih gejala dan tanda diatas  risiko sepsis neonatal >>>

Tatalaksana:

• Rujuk pasien ke rumah sakit.


• Beri antibiotika kombinasi: ampisilin 2 g IV tiap 6 jam ditambah gentamisin 5 mg/kgBB I setiap 24 jam.
• Terminasi kehamilan. Nilai serviks untuk menentukan cara persalinan:
Jika serviks matang: lakukan induksi persalinan dengan oksitosin
Jika serviks belum matang: matangkan dengan prostaglandin dan infus oksitosin, atau lakukan seksio
sesarea
• Jika persalinan dilakukan pervaginam, hentikan antibiotika setelah persalinan. Jika persalinan dilakukan dengan
seksio sesarea, lanjutkan antibiotika dan tambahkan metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam sampai bebas demam
selama 48 jam.
Berani Sepenuh Hati 277 | O p t i m a p r e p
MASTER UKMPPD

FISIOLOGI MENSTRUASI

Siklus menstruasi terdiri atas 2 komponen yaitu siklus ovarian dan siklus uterine

Siklus Ovarian
• Rata – rata berkisar sekitar 28 hari.
• Dimulai saat menarche, dapat diinterupsi secara
normal oleh kehamilan dan terhenti saat
menopause.
• Terdiri atas 3 fase :
Fase Follicular :
Didominasi oleh pertumbuhan dan pematangan
folikel.
Ovulasi
 Ruptur dinding folikel Graff, cairan di dalam
folike dan oocyte keluar dari folikel.
 Dipacu oleh LH surge
 Dua atau lebih folikel dominan dapat
mengalami ovulasi.
 Bila keduanya mengalami fertilisasi  kembar
fraternal atau kembar dizigotik
Luteal phase
Dicirikan dengan hadirnya corpus luteum. Durasi
selalu konstan yaitu 14 hari
Folikel yang telah pecah akan berubah struktur
menjadi corpus luteum (gland)
Corpus luteum akan berfungsi sempurna dalam
waktu 4 hari post ovulasi.
Bila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi, corpus
luteum akan mengalami degenerasi dalam waktu
14 hari setelah terbentuk
LH mempengaruhi pembentukan corpus luteum.
Durasi fase luteal bersifat konstan yaitu 14 hari.
Bila terjadi abnormalitas menstruasi, yang
mengalami pemanjangan atau pemendekan
adalah fase folikular

Siklus Uterine
• Menggambarkan perubahan endometrium selama siklus ovarium
• Terdiri atas 3 fase yaitu:
Fase menstruasi
Terjadi penurunan hormon estrogen dan progesteron
Endometrium luruh selama 5-7 hari
Terjadi pengeluaran darah serta debris endometrium melalui vagina
Hari pertama menstruasi dihitung sebagai hari pertama dari siklus baru
Terjadi bersamaan dengan berakhirnya fase luteal dari siklus ovarium dan awal dari fase folikular
siklus ovarium
Dipicu oleh penurunan hormon esterogen dan progesteron
Pelepasan prostaglandin uterin  vasokontriksi pembuluh darah endometrium  kematian dari
endometrium  darah menstruasi
Fase proliferasi
Endometrium kembali tumbuh (menebal) untuk persiapan implantasi bila terjadi kehamilan
Mulai bersamaan dengan hari – hari terakhir fase folikular ovarium
Pada fase ini uterus bersiap untuk menerima ovum yang sudah fertilisasi
Endometrium mulai berproliferasi (tumbuh) dengan dipengaruhi oleh estrogen dari folikel yang
tumbuh
Estrogen mendomniasi fase proliferasi dari akhir fase menstruasi hingga ovulasi
Puncak dari kadar esterogen akan mencetuskan LH surge  Ovulasi
Fase sekresi / progestational
Berani Sepenuh Hati 278 | O p t i m a p r e p
MASTER UKMPPD

Berbarengan dengan fase luteal.


Endometrium bersiap untuk mengalami implantasi
Peningkatan suplay darah endometrium
Dipicu oleh progesteron
Bertepatan dengan fase luteal (saat terbentuknya corpus luteum)
Progesterone meningkatkan vaskularisasi endometrium, dan kelenjar endometrium mensekresikan
glycogen secara aktif.
Jika tidak terjadi fertilisasi dan implantasi, corpus luteum akan berdegenerasi  akan terjadi lagi fase
folikular dan fase menstrual yang baru

KONTRASEPSI

Kontraseps
i

Dengan
Tanpa Alat
Alat

Koitus Metode
Mekanik Hormonal
Interuptus Kalender

AKDR Kondom

Kontrasepsi Darurat
• kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah kehamilan setelah senggama tanpa pelindung atau tanpa
pemakaian kontrasepsi yang tepat dan konsisten sebelumnya
• Indikasi penggunaan kontrasepsi darurat misalnya:
Perkosaan
Sanggama tanpa menggunakan kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi tidak benar atau tidak konsisten:
Kondom bocor, lepas atau salah digunakan
Diafragma pecah, robek, tau diangkat terlalu cepat
Sanggama terputus gagal dilakukan sehingga ejakulasi terjadi di vagina atau genitalia eksterna
Salah hitung masa subur
AKDR ekspulsi (terlepas)
Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet
Terlambat suntik progesti lebih dari 2 minggu atau terlambat suntik kombinasi lebih dari 7 hari
• Kontrasepsi darurat dapat bermanfaat bila digunakan dalam 5 hari pertama, namun lebih efektif bila dikonsumsi
sesegera mungkin. Kontrasepsi darurat sangat efektif, dengan tingkat kehamilan <3%.
• Efek samping:
mual, muntah (bila terjadi dalam 2 jam pertama sesudah minum pil pertama atau kedua, berikan dosis ulangan),
perdarahan/bercak.
Berani Sepenuh Hati 279 | O p t i m a p r e p
MASTER UKMPPD

Kontrasepsi pasca persalinan


• Pada klien yang tidak menyusui, masa infertilitas rata-rata sekitar 6 minggu
• Pada klien yang menyusui, masa infertilitas lebih lama, namun, kembalinya kesuburan tidak dapat diperkirakan

Metode Waktu Pascapersalinan Ciri Khusus Catatan


MAL Mulai segera • Manfaat kesehatan bagi ibu • Harus benar-benar ASI eksklusif
dan bayi • Efektivitas berkurang jika sudah mulai
suplementasi
Kontrasepsi • Jangan sebelum 6-8mg • Akan mengurangi ASI • Merupakan pilihan terakhir bagi klien
Kombinasi pascapersalinan • Selama 6-8mg yang menyusui
• Jika tidak menyusui dapat pascapersalinan • Dapat diberikan pada klien dgn
dimulai 3mg mengganggu tumbuh riw.preeklamsia
pascapersalinan kembang bayi • Sesudah 3mg pascapersalinan akan
meningkatkan resiko pembekuan
darah
Kontrasepsi • Bila menyusui, jangan • Selama 6mg pertama • Perdarahan ireguler dapat terjadi
Progestin mulai sebelum 6mg pascapersalinan, progestin
pascapersalinan mempengaruhi tumbuh
• Bila tidak menyusui dapat kembang bayi
segera dimulai • Tidak ada pengaruh pada ASI
AKDR • Dapat dipasang langsung • Tidak ada pengaruh • Insersi postplasental memerlukan
pascapersalinan terhadap ASI petugas terlatih khusus
• Efek samping lebih sedikit
pada klien yang menyusui
Kondom/Sp • Dapat digunakan setiap • Tidak pengaruh terhadap • Sebaiknya dengan kondom dengan
ermisida saat pascapersalinan laktasi pelicin

Diafragma • Tunggu sampai 6mg • Tidak ada pengaruh • Perlu pemeriksaan dalam oleh
pascapersalinan terhadap laktasi petugas
KB Alamiah • Tidak dianjurkan sampai • Tidak ada pengaruh • Suhu basal tubuh kurang akurat jika
siklus haid kembali teratur terhadap laktasi klien sering terbangun malam untuk
menyusui

PERDARAHAN UTERI

Disorder Definition
Tidak pernah menstruasi setelah berusia 15 tahun, atau berusia 13 tahun
Amenorrhea Primer tanpa menstruasi sebelumnya dan tidak terdapat tanda-tanda
perkembangan seksual sekunder
Tidak terdapat menstruasi selama 3 bulan pada wanita dengan sklus haid
Amenorrhea Sekunder
teratur, atau 6 bulan pada wanita dengan siklus menstruasi tidak teratur

Oligomenorea Menstruasi yang jarang atau dengan perdarahan yang sangat sedikit

Berani Sepenuh Hati 280 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

Perdarahan yang banyak dan memanjang pada interval menstruasi yang


Menorrhagia teratur (kuantitas darah berkisar antara 60-80 ml; normalnya sekitar 30-40
cc.)
Metrorrhagia Perdarahan pada interval yang tidak teratur, biasanya diantara siklus
Perdarahan yang banyak dan memanjang, lebih sering dibandingkan dengan
Menometrorrhagia
siklus normal

MYOMA UTERI
Neoplasma jinak otot polos yang berasal dari myometrium dengan gejala klinis adanya perdarahan per vaginam,
menorrhagia, dismenore, dan infertilitas. penekanan organ sekitar tumor seperti kandung kemih, ureter, rektum, organ lain
sehingga menyebabkan gangguan BAB atau BAK, pelebaran pembuluh darah vena dalam panggul, gangguan ginjal.
Empat Tipe Mioma Uteri:
Subserosa: Tumbuh dilapisan luar uterus dan kearah luar
Intramural: Tumbuh didalam dinding uterus
Submukosa: Dibawah lapisan kavum uteri  polimenorrhea, infertilitas, keguguran
Pedunculated: Memiliki tangkai
Mioma geburt adalah mioma submukosa bertangkai yang keluar dari saluran serviks.
Tatalaksana:
• Pemeriksaan Berkala: Pemeriksaan fisik &USG setiap 6-8 minggu untuk mengawasi pertumbuhan, ukuran, dan
jumlah  bila stabil  observasi setiap 3-4 bulan
 Terapi Hormonal: Preparat progestin atau GnH  efek hipoestrogen
 Terapi Operasi
Miomektomi: Bila pasien masih muda/ingin memiliki anak
Histerektomi: Bila tidak ingin memiliki anak lagi atau nyeri hebat yang tidak sembuh dengan terapi
Miolisis: Koagulasi laparoskopik dengan neodymium
Embolisasi arteri uteri
 Indikasi histerektomi menurut American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG)
o 1. Mioma asimptomatik yang dapat teraba dari dinding perut dan dikeluhkan oleh pasien.
o 2. Perdarahan uterus berlebihan, yang ditandai/diikuti oleh:
 Perdarahan banyak dan bergumpal atau berulang selama >8 hari.
 Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.
o 3. Rasa tidak nyaman di pelvis yang:
 akut dan hebat,
 rasa tertekan pada perut bagian bawah atau pinggang, atau
 penekanan vesika urinaria yang meningkatkan frekuensi miksi bukan disebabkan oleh infeksi
saluran kemih.

ENDOMETRIOSIS
Kelainan ginekologi jinak di mana terdapat kelenjar endometrium dan stroma di luar lokasi kavum uteri. Endometriosis di
myometrium dinamakan adenomyosis.
Gejala endometriosis:
• Dismenore
Timbul beberapa saat sebelum keluarnya darah haid, berlangsung selama menstruasi dan progresif
Berani Sepenuh Hati 281 | O p t i m a p r e p
MASTER UKMPPD

Subfertilitas/infertilitas
• Dispareunia
• Abortus spontan
Meningkat 40% dibanding wanita normal 15-25%
Keluhan lain
Di kolon & rektum : distensi abdomen, kostipasi
Di ureter : obstruksi, disuri, hematuri dll
Gejala adenomiosis:
• Paling sering pada pasien berusia 40–50 tahun dan terdapat keterkaitan dengan paritas.
• Adenomyosis relatif sering muncul pada kehamilan
• Abortus spontan lebih sering terjadi pada adenomyosis uteri.
• 35% wanita dengan adenomyosis uteri bersifat asimtomatik
• Bila bergejala, maka gejala yang timbul antara lain:
menorrhagia (40–50%)  akibat kontraksi disfungsional myometrium, anovulasi serta hiperplasia
endometrium
dysmenorrhoea (10–30%)  akibat meluasnya adenomyosis hingga ke pelvis
Metrorrhagia (10–12%)
dyspareunia or dyschesia (terkadang)

Tatalaksana: bedah, Non-bedahGonadotropin-releasing hormone agonists, Danazol, Norethindrone, Gestrinone

DIAGNOSIS BANDING MASSA GINEKOLOGI

Jenis Keterangan

Kista pada kelenjar bartholin yang terletak di kiri-kanan bawah vagina,di belakang labium mayor.
Kista Bartholin
Terjadi karena sumbatan muara kelenjar e.c trauma atau infeksi

Terbentuk karena proses metaplasia skuamosa, jaringan endoserviks diganti dengan epitel berlapis
Kista Nabothi (ovula)
gepeng. Ukuran bbrp mm, sedikit menonjol dengan permukaan licin (tampak spt beras)

Tumor dari endoserviks yang tumbuh berlebihan dan bertangkai, ukuran bbrp mm, kemerahan, rapuh.
Kadang tangkai panjang sampai menonjol dari kanalis servikalis ke vagina dan bahkan sampai
Polip Serviks
introitus. Tangkai mengandung jar.fibrovaskuler, sedangkan polip mengalami peradangan dengan
metaplasia skuamosa atau ulserasi dan perdarahan.

Tumor ganas dari jaringan serviks. Tampak massa yang berbenjol-benjol, rapuh, mudah berdarah pada
Karsinoma Serviks
serviks. Pada tahap awal menunjukkan suatu displasia atau lesi in-situ hingga invasif.

Mioma Geburt Mioma korpus uteri submukosa yang bertangkai, sering mengalami nekrosis dan ulserasi.

INFERTILITAS

Tidak ada kehamilan setelah berhubungan selama 1 tahun tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Dapat dibagi menjadi dua
yaitu:
a. Primer  belum pernah hamil sama sekali
b. Sekunder  sebelumnya pernah hamil

ANALISIS SPERMA (WHO 2010)


a. Normozoospermia: Jumlah sperma > 15 juta/mL
b. Oligozoospermia : Jumlah sperma < 15 juta/mL
c. Astenozoospermia: jika progressive motility (a+b)< 32% atau motilitas total (a+b+c) < 40%
 Motilitas sperma :
a) Kriteria a : bergerak cepat dan lurus ke depan
b) Kriteria b : bergerak lambat dan tidak lurus
c) Kriteria c : bergerak ditempat
Berani Sepenuh Hati 282 | O p t i m a p r e p
MASTER UKMPPD

d) Kriteria d : tidak bergerak


d. Teratozoospermia : Morfologi sperma normal <4%
e. Azoospermia: tidak ditemukannya sperma di dalam semen

POLYCYSTIC OVARIAN SYNDROME

• Etiologi
hiperandrogenisme dan resistensi terhadap insulin
Gejala PCOS
Gangguan siklus haid yaitu siklus haid jarang dan tidak teratur
Gangguan kesuburan dimana yang bersangkutan menjadi sulit hamil (subfertile)
Tumbuh bulu yang berlebihan dimuka, dada, perut, anggota badan dan rambut mudah rontok
(hirsutisme)
Banyak jerawat
kegemukan (obesitas)
Pada USG ditemukan banyak kista di ovarium: gambaran seperti roda pedati

Tata laksana PCOS dilakukan secara komprehensif,


meliputi:

1. Edukasi
Menjelaskan pentingnya perubahan gaya hidup untuk
memperbaiki gangguan hormonal yang terjadi

2. Penurunan berat badan


Penurunan indeks massa tubuh sebesar 10% dapat
memperbaiki pematangan sel telur

3. Manajemen resistensi insulin


Pengobatan resistensi insulin dengan metformin dapat
memperbaiki pematangan sel telur

4. Manajemen gangguan haid


Pengaturan siklus haid sangat penting peranannya
untuk mencegah penebalan lapisan dinding dalam
rahim. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian
metformin, pil kontrasepsi kombinasi atau preparat
progestin

Berani Sepenuh Hati 283 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

5. Manajemen infertilitas
Tata laksana lini pertama pada SOPK adalah penurunan berat badan dan perubahan gaya hidup. Tindakan selanjutnya
adalah induksi ovulasi yang dapat dilakukan dengan klomifen sitrat dan atau metformin

6. Manajemen pertumbuhan rambut dan jerawat


Pemberian pil kontrasepsi atau anti androgen dapat mengobati pertumbuhan jerawat dan rambut yang berlebihan
pada pasien SOPK.

PELVIC INFLAMMATORY DISEASE

• Infeksi pada traktus genital atas wanita yang melibatkan kombinasi antara uterus, ovarium, tuba falopi, peritonium
pelvis, atau jaringan penunjangnya.
• PID terutama terjadi karena ascending infection dari traktus genital bawah ke atas
• Patogen: Dapat berupa penyakit akibat hubungan seksual atau endogen (Tersering: N. Gonorrhea & Chlamydia
Trachomatis)
• Faktor Risiko:
Kontak seksual
Riwayat penyakit menular seksual
Multiple sexual partners
IUD

Berani Sepenuh Hati 284 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

Pelvic Inflammatory Disease

Sexually active woman presenting with abnormal vaginal


discharge, lower abdominal pain, OR dyspareunia

Uterine tenderness, OR
Adnexal tenderness, OR
Cervical motion tenderness on pelvic exam?

YES NO

1) Perform NAAT for gonorrhea and chlamydia


2) Perform pregnancy testing See Vaginal Discharge algorithm,
3) Perform vaginal microscopy if available consider other organic causes
4) Offer HIV testing

Empiric treatment for PID* if no other organic


cause found (e.g. ectopic pregnancy, appendicitis)

Signs of severe illness (i.e. high fever, nausea/vomiting), OR


Surgical emergency (e.g. appendicitis) not excluded, OR
Suspected to have a tubo-ovarian abscess, OR
Unable to tolerate or already failed oral antibiotics, OR
Pregnant?

YES NO

Inpatient PID treatment: Outpatient PID treatment:


Cefotetan 2g IV Q12 hours OR Ceftriaxone 250mg IM x 1 dose PLUS
Cefoxitin 2g IV Q6 hours, PLUS Doxycycline 100mg PO BID x 14 days,** WITH OR WITHOUT
Doxycycline 100mg PO/IV Q12 hours** Metronidazole 500mg PO BID x 14 days***
(other regimens available****) OR
Cefoxitin 2g IM x 1 dose and Probenecid 1g PO x 1dose together PLUS
Doxycycline 100mg PO BID X 14 days,** WITH OR WITHOUT
Metronidazole 500mg PO BID x 14 days***
(other regimens available****)

1) Hospitalize 24-48 hours to ensure response to treatment Response to treatment


2) Discharge on oral antibiotics to complete 14 day course 72 hours later?

NO YES

See Inpatient treatment Continue treatment for 14 days

*Sex partners in past 60 days should be examined and treated empirically for gonorrhea and chlamydia, regardless
of results of gonorrhea or chlamydia testing in index patient. If gonorrhea or chlamydia NAAT is positive, patient
should have repeat screening (test of reinfection) in 3-6 months.
**Doxycycline not for use in pregnancy.
***Add metronidazole if bacterial vaginosis documented or unable to do vaginal microscopy.
****See 2010 CDC STD Treatment Guidelines for further details.

Berani Sepenuh Hati 285 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

PROLAPS UTERI

Definisi: Penurunan uterus dari posisi anatomis yang seharusnya


Gejala dan Tanda
• Manifestasi klinis yang sering didapatkan adalah keluarnya massa dari vagina dan adanya gangguan buang air
kecil hingga disertai hidronefrosis
• Sitokel (BAK sedikit-sedikit, tidak tuntas, stres inkontinensia), rektokel (konstipasi), koitus terganggu, leukorea (ec
kongesti daerah serviks), luka gesek pada portio, enterokel (rasa berat dan penuh pada panggul), servisitis (bisa
menyebabkan infertilitas), menoragia ec bendungan
Komplikasi
• Keratinasi mukosa vagina dan portio, ulkus dekubitus, hipertrofi serviks, gangguan miksi & stres inkontinensia,
ISK, infertilitas, gangguan partus, hemoroid, inkarserasi usus
The Pelvic Organ Prolapse Quantification (POPQ)by The international continence society. It is based on the position of the
most distal portion of the prolapse during straining
• Stage 0 : no prolapse
• Satge 1 : more than 1 cm above the hymen
• Stage 2 : witihin 1 cm proximal or distal to the plane of the hymen
• Stage 3 : more than 1 cm below the plane of the hymen but protrudes no further than 2 cm less than the total
length of vagina
• Stage 4: there is complete eversion of the vagina
Tatalaksana:
Manajemen ekspektan - Manajemen ekspektan adalah pilihan untuk wanita yang dapat mentolerir
gejala dan lebih memilih untuk menghindari pengobatan.
Manajemen konservatif - Terapi konservatif adalah pilihan lini pertama untuk semua wanita dengan
prolaps uteri, karena perawatan bedah menimbulkan risiko komplikasi dan kekambuhan: Pessarium, latihan otot dasar
panggul, terapi esterogen
Perawatan bedah - Yang menjadi kandidat bedah adalah wanita dengan prolaps simptomatik yang
gagal atau menolak manajemen konservatif.

CA CERVIX
• Keganasan pada serviks dengan faktor risiko utama berupa infeksi HPV tipe 16 dan 18. nsidens : usia 40-60 tahun
• Faktor Risiko :
HPV (faktor utama) 50% oleh HPV 16 & 18
Multipartner
Merokok
Riwayat penyakit menular seksual
Berhubungan seks pertama pada usia muda
Kontrasepsi oral
Multiparitas
Status ekonomi sosial rendah
Riwayat Keluarga
Imunosupresi
Defisiensi nutrien dan vitamin
 Tanda dan gejala kanker serviks:
Perdarahan pervaginam
Perdarahan menstruasi lebih lama dan lebih banyak dari biasanya
Perdarahan post menopause atau keputihan >>
Perdarahan post koitus
Nyeri saat berhubungan
Keputihan (terutama berbau busuk + darah)
Massa pada serviks, mudah berdarah
Nyeri pada panggul, lumbosakral, gluteus, gangguan berkemih, nyeri pada kandung kemih dan rektum
• Deteksi Lesi Pra Kanker
Pelayanan Primer: IVA, VILI (Visual inspection with Lugol's iodine (VILI), a.k.a Schiller's test), sitologi
pap smear
Pelayanan Sekunder: Liquid base cytology
Pelayanan Tersier: DNA HPV

Berani Sepenuh Hati 286 | O p t i m a p r e p


MASTER UKMPPD

• Diagnostik Ca cerviks
Pelayanan primer: anamnesis dan pemeriksaan fisik
Pelayanan Sekunder: kuret endoserviks, sistoskopi, IVP, foto toraks dan tulang, konisasi, amputasi serviks
Pelayanan Tersier: Proktoskopi

Staging Ca Cervix

Algoritma Diagnosis Deteksi Dini dan Tata Laksana (Program Skrining IVA)

Algoritma Diagnosis Deteksi Dini dan Tata Laksana (Program Skrining Pap Smear)
Berani Sepenuh Hati 287 | O p t i m a p r e p
MASTER UKMPPD

Berani Sepenuh Hati 288 | O p t i m a p r e p

Anda mungkin juga menyukai