Pembimbing:
Penyusun:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
RSUD DR. MOHAMAD SOEWANDHIE
SURABAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkah dan rahmat-Nya, kami bisa menyelesaikan responsi dengan topik
“GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP AKUT” dengan lancar. Responsi ini
disusun sebagai salah satu tugas wajib untuk menyelesaikan
kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Penyakit Mata RSUD Dr. Mohamad
Soewandhi Surabaya, dengan harapan dapat dijadikan sebagai tambahan
ilmu yang bermanfaat bagi pengetahuan penulis maupun pembaca.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
4.3.9 DD .................................................................................................... 12
V. RESUME .............................................................................................. 15
iv
I. STATUS PASIEN
Identitas Pasien:
- Nama : Tn.S
- Usia : 63 tahun
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Status pernikahan : Sudah menikah
- Alamat :Kedinding, Surabaya
- Pekerjaan : Pensiunan
- Suku/Bangsa : Jawa
- Agama : Islam
- Waktu pemeriksaan : 31 Mei 2021
-
II. SUBJEKTIF
1. Keluhan utama:
Mata kabur sisi kanan
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengeluh pandangan mata sebelah kanan kabur mendadak
serta tampak warna pelangi sekitar sumber cahaya di
penglihatannya sejak satu minggu yang lalu disertai dengan mual,
muntah dan sakit kepala. Pasien juga mengeluhkan bahwa terjadi
perubahan warna pada mata kanan yang lebih merah di banding
kiri dan pengeluaran cairan tapi tidak banyak. Pasien sempat
minum obat pereda nyeri kepala yaitu asam mefenamat tapi mata
kabur tidak membaik signifikan. Riwayat trauma di sangkal.
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
DM, HT, alergi disangkal, riwayat trauma tidak ada
4. Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada yang mengalami hal serupa
5. Riwayat kebiasaan:
1
Membaca Al-Quran dengan penerangan cukup dan kaca mata
baca. Pernah merokok ketika masih muda. Riwayat minum alkohol
disangkal.
III. OBJEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan umum : baik
- Kesadaran : compos mentis
- GCS : 4-5-6
- BB : 68 kg
- TB : 167 cm
• Vital Sign
- TD : 120/80
- Nadi : 80 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Suhu : 36 C
2. STATUS LOKALIS
Tajam penglihatan
Segmen Anterior
Keruh, edema (+), ulkus (- Kornea Jernih, edema (-), ulkus (-),
), abses (-), sikatrik (-), abses (-), sikatrik (-), corpal
2
corpal (-) (-)
3. PEMERIKSAAN LAIN
a. Funduskopi
OD : tidak dapat dievaluasi
OS :
• fundus refleks +, papil N. II batas tegas warna normal,
CD ratio 0,3 – 0,4, GON –
• Retina : warna normal, perdarahan (-)
• Makula : makula refleks +, drusen (-)
• Vitreous : jernih
b. Gonioskopi
OD : tidak dapat dievaluasi
OS : sudut terbuka
c. USG
Dalam batas normal
d. Biometri
- Lens thickness
OD : 6 mm
OS : 4 mm
- Axial length
OD : 20,23
OS : 19,89
3
4. DAFTAR MASALAH
- Penglihatan mata kanan pasien kabur mendadak sejak satu
minggu yang lalu
- Pasien melihat warna pelangi disekitar sumber cahaya,
mengalami mual, muntah, dan sakit kepala
- Mata kanan lebih merah daripada mata kiri dan agak berair
- Pada pemeriksaan mata kanan ditemukan hiperemi
perikorneal pada konjungtiva, kornea keruh dan edema, bilik
mata depan sulit dievaluasi dengan van herick 1, pupil mata
kanan berukuran 5 mm sedangkan mata kiri berukuran 3
mm, dan lensa mata kanan keruh
- Visus dan TIO
VOD :1/60 TOD : 46 mmHg
VOS : 6/15 TOS : 25 mmHg
5. ASSESMENT
DIAGNOSIS
OD : Glaukoma sudut tertutup akut
6. DIAGNOSIS BANDING
OD : Glaukoma sekunder faktor lensa (fakolitik, fakomorfik),
Keratitis , Uveitis anterior
7. PLANNING :
- TERAPI
• Pasien diposisikan supinasi, agar lensa tertarik ke
posterior oleh gravitasi
• Gliserin 1 gram/kgbb PO
• Acetazolamide 500 mg PO (2 x 250 mg)
• KSR 1 x 1 tab
• Timolol 0,5% tetes mata 2 x
• Prednisolone 1 % tetes mata 4 – 6 x
• Setelah TIO tidak terlalu tinggi atau <30 mmHg :
Pilocarpine 2% tetes mata (tidak selalu diberikan)
4
• Pertimbangkan laser iridotomi
- Pertimbangkan ekstraksi lensa (bila karena faktor lensa,
misalnya katarak)
- MONITORING
• Tekanan intraokular
• Gejala penyerta
- EDUKASI
• Batasi asupan cairan agar tekanan intraokular tidak
semakin meningkat
5
4.3 Glaukoma Sudut Tertutup Akut
A. Usia
Rata-rata tekanan bola mata akan meningkat seiring dengan
bertambahnya umur, kemungkinan karena adanya penurunan
fasilitasi aliran humor aquos. Biasanya kenaikan terlihat mulai usia
6
40 tahun dikarenakan lensa yang semakin menebal dan semakin
maju ke depan yang memicu kontak lensa dengan margo pupil
(kontak iridolentikular).
B. Jenis kelamin
Tekanan intraokularpada orang yang berumur di antara 20-40
tahun tidak ada bedanya antara laki-laki dan perempuan. Akan
tetapi tekanan intraokular biasanya lebih tinggi pada perempuan
yang berusia di atas 40 tahun. Hal ini didukung pula dengan angka
kejadian glaukoma sudut terbuka yang lebih tinggi pada perempuan
berdasarkan penelitian di RSMH Palembang.
C. Riwayat keluarga
D. Ras
Pada glaukoma sudut terbuka, ras kulit hitam memiliki
prevalensi tertinggi dibandingkan dengan ras putih dan Asia.
E. Biometrik
Secara biometrik, risiko glaukoma sudut tertutup meningkat
pada COA yang dangkal, lensa yang tebal, peningkatan kurvatura
anterior lensa, panjang axial yang pendek, dan diameter serta jari-
jari kurvatura kornea yang kecil.
F. Penyakit penyerta
7
dapat menyebabkan glaukoma sekunder yang dibangkitkan oleh
lensa. Kejadian glaukoma primer sudut tertutup lebih sering terjadi
pada mata dengan hipermetropi/rabun dekat.
G. Variasi diurnal
H. Penggunaan obat-obatan
4.3.2 Epidemiologi
8
4.3.3 Patofisiologi
4.3.4 Diagnosis
Gejala-gejala yang dialami pasien antara lain mata merah,
penglihatan menurun, seperti melihat pelangi di sekitar lampu, rasa sakit
pada mata yang berdenyut, sakit kepala sebelah, dan mual serta muntah.
Sedangkan tanda-tanda yang mungkin ditemukan adalah spasme
palpebra, hiperemia konjungtiva, dan edema kornea (keruh seperti kaca
es). Pada tahap awal, penurunan visus bukan karena kerusakan saraf
optik melainkan karena kekeruhan kornea. Selain itu bilik depan dangkal
dan pupil luas karena kelumpuhan m. sphincter pupillae. Pada serangan
yang sudah terjadi berulang-ulang, lensa menjadi keruh/katarak yang
tampak di atas permukaan kapsula lensa depan sebagi bercak putih
(disebut glaukoma ecken). Oftalmoskopi mengungkap gambaran papil
yang tidak khas (edema,pucat). Tonomoteri menunjukkan TIO > 21
mmHg, bisa mencapai 50-60 mmHg (Suhardjo and Hartono, 2007).
9
glaukoma memiliki kedalaman bilik mata depan yang lebih pendek
daripada subjek normal dan bilik mata depan yang dangkal pada pasien
glaukoma primer sudut tertutup ada sebelum peningkatan tekanan. Sir
Lowe pada tahun 1970 menyatakan bahwa karakteristik bilik mata depan
dangkal glaukoma primer sudut tertutup disebabkan oleh hubungan
abnormal antara struktur lensa dan bola mata (Divya, Vijayaramaraju and
Reddy, 2016).
4.3.5 Penatalaksanaan
Adapun Prinsip tatalaksana pada glaukoma akut sudut tertutup adalah
sebagai berikut (Syuhar, 2016):
3. Memberi suportif
10
- Miotik (setelah TIO tidak terlalu tinggi, atau <30mmHg) : Pilocarpine
2% tetes mata 2 tetes pada jam pertama, dilanjutkan rumatan
4x/hari
- Analgetik dan antiemetik
- Setelah tatalaksana awal pertimbangkan untuk dilakukan laser
iridotomi
Tindakan pembedahan harus dilakukan pada mata dengan
glaukoma sudut sempit karena serangan akan berulang lagi pada
suatu saat. Tindakan pembedahan dilakukan pada saat bola mata
sudah terkontrol, mata tenang dan persiapan pembedahan sudah
cukup (Ilyas and Yulianti, 2018).
4.3.6 Komplikasi
Jika pengobatan tertunda, iris perifer dapat menempel pada trabecular
meshwork (sinekia anterior), menghasilkan oklusi ireversibel sudut bilik
mata depan yang memerlukan pembedahan. Kerusakan saraf optik sering
terjadi (Riordan-Eva and Augsburger, 2017).
4.3.8 Prognosis
Sekitar 42 – 72 % pasien glaukoma akut berhasil diterapi dengan
iridotomi laser, dengan 60 – 75 % pulih tanpa kerusakan diskus optik atau
defek lapang pandang menetap (Liwang et al., 2020).
11
4.3.9 DD
A. Glaukoma sekunder faktor lensa
Glaukoma fakomorfik
Galukoma fakomorfik (fako ; lensa, morfik : bentuk), merupakan
glaukoma yang berkembang sekunder di karenakan oleh perubahan
lensa. Glaukoma sudut tertutup yang dapat terjadi secara akut, subakut,
atau kronik oleh karena katarak matur atau intumesen (Prajna NV,
Ramakhrishnan R, Krishnadas R, 1996)
Galukoma fakomorfik dapat terjadi kerana pupil terhalang oleh
perubahan ukuran dan posisi permukaan anterior lensa yang mendorong
lensa ke anterior sehingga menekan iris. Terhalangnya pupil atau luksasi
diafragma lensa iris dapat menyebabkan sudut bilik mata tertutup. Selain
itu, glaukoma fakomorfik juga dapat disebabkan oleh mata hyperopia
dengan lensa yang telah lebih besar dibandingkan panjang aksial. Mata
seperti ini memiliki bilik mata depan yang lebih sempit sehingga dapat
mencetuskan glaukoma.
Pada mata dengan glaukoma fakomorfik terdapat peningkatan TIO
yang patologis. Penyebabnya adalah bentuk lensa yang
menebal/intumesen. Penebalan ini dapat disebabkan oleh pembentukan
katarak matur karena hidrasi korteks. Saat maturase katarak berlngsung
dan protein lensa denaturasi, terjadi hiperosmolaritas pada lensa yang
mengakibatkan proses hidrasi lensa berlanjut, sehingga lensa menjadi
tebal atau intumesen. Penebalan pada lensa tersebut menyebabkan
kapsul lensa meregang, sehingga pada bagian sisi lensa terjadi kalsifikasi
, sementara di sisi lain menjadi flasid. Penyebab penebalan lensa yang
lain adalah trauma tusuk pada kapsul lensa yang menyebabkan terjadi
hidrasi lensa. Penebalan lensa yang berlanjut dapat terjadi pada beberap
kondisi. Penderita dengan diabetes melitus memiliki resiko terjadi
penebalan lensa. Intumesensi lensa dapat terjadi akibat reaksi
idiosyncratic terhadap obat sistemik seperti diuretic. Penderita dengan
Persistent Hyperplasmic Primary Vitreus (PHPV) dapat terjadi glaucoma
karena adanya rupture pada kapsul lensa posterior sehingga mmebentuk
12
katarak denagn cepa. Sementara itu , kontraksi membrane fibrovascular
dapat mendorong diafragma lensa-iris ke depan dan membuat bilik
anterior menjadi dangkal. Selain itu , trauma dan psudo eksofoliation
mengganggu sokongan dari zonula zinii sehingga terjadi pergeseran lensa
anterior, dan membuat bilik mata depan menjadi dangkal.
Lensa yang tebal dapat menyebabkan penyempitan sudut
iridotrabekular secara progresif. Hal ini meningkatkan TIO, sehingga
timbul tanda dan gejala glaucoma akut sudut tertutup, atau disebut juga
glaucoma fakomorfik sudut tertutup akut. Selama glaucoma fakomorfik
belum menimbulkan neuropati optic, maka glaucoma tersebut adalah akut.
(Prajna NV, Ramakhrishnan R, Krishnadas R, 1996; Kaplowitz KB, 2011)
13
Glaukoma fakolitik
Tabel 4.1 Gejala pada glaukoma, uveitis, dan keratitis akut (Ilyas and
Yulianti, 2018)
14
Kelainan pupil Midriasis non- Miosis iregular Normal / miosis
reaktif
Kedalaman Dangkal Normal Normal
BMD
Tekanan intra TInggi Rendah Normal
okular
V. RESUME
Pasiel laki – laki berusia 63 tahun datang dengan keluhan mata kanan
kabur mendadak sejak satu minggu yang lalu. Keluhan ini disertai mata
merah, melihat pelangi di sekitar cahaya, sakit kepala, mual, dan muntah.
Pasien tidak memiliki riwayat diabetes, hipertensi, alergi, dan trauma.
Pada pemeriksaan mata kanan didapatkan hiperemi perikorneal pada
konjungtiva, kornea keruh dan edema, bilik mata depan sulit dievaluasi
dengan van herick 1, pupil mata kanan berukuran 5 mm sedangkan pupil
mata kiri berukuran 3 mm dan lensa mata kanan keruh. Visus mata kanan
1/60 dan mata kiri 6/15. Tekanan intraokular mata kanan 46 mmHg dan
mata kiri 25mmHg. Pasien didiagnosis dengan glaukoma sudut tertutup
akut pada mata kanan dan diberikan tatalaksana awal. Pasien diposisikan
supinasi serta diberikan obat – obatan berupa gliserin 1 gram/kgbb PO,
acetazolamide 500 mg PO, KSR 1 x 1 tab, timolol 0,5% tetes mata,
prednisolone 1 % tetes mata, dan setelah TIO tidak terlalu tinggi atau <30
mmHg diberikan pilocarpine 2% tetes mata. Kemudian dipertimbangkan
untuk dilakukan laser iridotomi dan ekstraksi lensa.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, S. and Yulianti, S. R. (2018) Ilmu Penyakit Mata. 5th edn. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Liwang, F. et al. (2020) Kapita Selekta Kedokteran. 5th edn. Depok: Media
Aesculapius.
Salmon JP (2012) Glaukoma . In: Eva PR, Whitcher JP. 2012. Vaughan &
Asbury Oftalmologi Umum. Jakarta: EGC.
16
Syuhar, M. N. (2016) ‘Seorang Pria 66 Tahun dengan Glaukoma Akut
Primer Sudut Tertutup’, Mediula Unila, 4, pp. 99–103.
17