Anda di halaman 1dari 18

Pengetahuan dari Waktu ke

Waktu
Apa itu
pengetahuan?

 Menurut KBBI, Pengetahuan berarti segala sesuatu yg


diketahui; kepandaian: atau segala sesuatu yg diketahui
berkenaan dengan hal (mata pelajaran).
 Selain itu Pudjawidjana mengartikan pengetahuan
sebagai suatu reaksi yang ada pada manusia dengan
segala rangsangan yang terjadi pada alat indranya untuk
melakukan pengindraan jauh pada objek tertentu.
 Notoatmodjo berpendapat sedikit berbeda. Ia
berpendapat bahwasannya pengetahuan merupakan
hasil dari daya tahunya setelah orang tersebut
melakukan pengindraan jauh.
Pengetahuan selalu terbagi menjadi beberapa
tahap bila ditinjaudari prosesnya:
pengetahuan terselubung, pengetahuan
rasional yang rumusannya belum lahir, perlu
elaborasi lebih lanjut. Perlu eksperimen
artinya masih berdasarkan intuisi para
ilmuwan. Pengetahuan aktual, dapat dilihat
objektif tanpa perlu abstraksi
1.Know that (tahu bahwa), pengetahuan menyangkut informasi.
Juga bisa menyangkut konsep, teori, rumus dan informasi
abstraksi. Kekuatan dari pengetahuan ini adalah nyata dan
faktual.
Contoh: pengetahuan bahwa mawar memiliki warna merah, putih,
kuning. Pengetahuan bahwa atom tersusun atas inti dan
elektron yang dipelajari secara abstrak tanpa pengamatan
langsung.
2. Know How(tahu bagaimana):pengetahuan yang sifatnya praktis
dan berguna untuk menjalankan alatatau memecahkan masalah
praktis.
Contoh: ketrampilan montir dalam memperbaiki kendaraan.
3. Know About(tahu mengenai): pengetahuan spesifik akan
sesuatu melalui pengalaman dan pengenalan pribadi secara
langsung dengan objek. Dan pengenalan semacam ini
menuntut pengalaman dan latar belakang teoritis, jadi
bukan hanya sekedar menjalankan suatu alat namun juga
dapat menjelaskan tiap bagian objek.
4. know why(tahu mengapa): pengetahuan yang berkaitan
dengan penjelasan yang menerobos masuk ke dalam data
atau informasi yang abstrak untuk menyingkap
pengetahuan.
Contoh: kasus newton menyadari adanya gravitasi.
‘’Kesadaran merupakan kata kunci dari pengetahuan”

MENGAPA???
Karena kita dapat menyatakan mengetahui sesuatu jika kita
menyadari objek yang kita nyatakan itu nyata. Tidak semua
orang menyadari terbit-tenggelamnya matahari, tidak semua
orang dapat melihat bunga, kumbang, kupu-kupu,aliran
sungai. Tidak semua memperhatikan tingkah laku hewan
peliharaan dirumah atau bagaimana senyawa kimia bekerja
pada suatu zat. Tanpa kesadaran atau keingintahuan akan
sekelilingnya. Manusia terlalu otomatis dan berkutat dengan
pikirannya sendiri.
Dengan kesadaran manusia bergerak ke dalam kegiatan
mengetahui lebih lanjut. Menjawab pertanyaan dalam
tingkat know about, know how dan know why secara
sadar maupun tidak. Sikap para ilmuwan yang sadar
akan akan alam membuat ilmu pengetahuan
berkembang dan menarik untuk dibahas.
Tiap pengetahuan baru akan menimbulkan kesadaran
baru sehingga pencarian akan diteruskan.
Contoh: kesadaran manusia bahwa matahari
merupakan bintang pusat tata surya dan menyinari
bumi. Membuat kesadaran bahwa ada bintang lain di
alam semesta ini. Mendorong beberapa proyek
seperti apolo.
Pendapat pertama menyatakan perubahan yang cepat
berganti – ganti dalam mencari kebenaran atau alasan
terjadinnya suatu fakta akan menyebabkan manusia bosan.

Ketika kekeliruan dan kekeliruan menyebabkan pemirsa


binggung dan menimbulkan teka-teki namun tidak dapat
berbuat apa-apa. Dan hukum yang ada sering dipebaharui
seakan menunjukan ketidakabsahan. Sehingga kebenaran
pengetahuan hanya pada subjek tertentu.

Kebenaran yang ada relatif, bergantung pada banyak hal.


SKEPTISME Sikap dasar dari kaum penganut
aliran ini adalah manusia tidak pernah tahu akan apapun dan
manusia tidak boleh merasa pasti karena pengetahuan yang di dapat
dari waktu ke waktu tidak pernah cukup. Berkembang pada masa
yunani kuno dengan tokoh terkenal seperti Gorgias, di gelari bapak
skeptisme. Ada tiga pernyataan Gorgias yang terpenting:
1. Tidak ada yang benar benar ada
2. Kalaupun ada yang benar benar ada, kita tak dapat mengetahuinya
3. Kalaupun kita tahu apa yang benar ada, kita tak dapat
mengkomunikasikan
Dari tiga pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan pengetahuan
merupakan kontrusksi abstraksi dan tidak ada realitas.
Di awal jaman modern banyak orang kembali
menjadi skeptis setelah dicetuskan teori
kebolehjadian Heisenberg dalam mekanika
kuantum. Dimana letak elektron tidak dapat
diketahui secara pasti.
SUBJEKTIVISME Mengandaikan satu-
satunya hal yang kita ketahui secara pasti adalah diri kita
sendiri dalam aktivitas sadar manusia. Hal lain yang berada di
luar diri dan tidak diketahui secara langsung tidak dapat
dipastikan kebenaraanya. Kebenaran hanya dapat diterima
setelah melewati argumentasi mengunakan logika dan
penyimpulan tidak langsung. Namun subjektivitas radikal
macam ini tidak dapat dipertahankan, karena setelah itu
manusia pasti akan ragu dan mempertanyakan lagi. Padahal
yang diperlukan adalah pengetahuan objektif.
RELATIVISME Muncul sebagai reaksi dari dua aliran
sebelumnya. Relativisme merupakan aliran dimana kebenaran
dan kepastian yang ada tidak dapat di klaim oleh manusia
dengan mutlak karena sifatnya yang relatif. Relativisme tidak
mudah mempersalahkan yang lain menyangkut pengetahuan
yang sudah ada. Namun menghargai tiap pandangan lain.

Relativisme mengajak untuk berpikir kontekstual dan tidak


terjebak pada kesempitan pemikiran subjektif sendiri. Namun
realtivisme tidak memegang penting dalam sains karena sains
lebih mengedepankan objek yang pasti. (relativisme banya
digunakan dalam ilmu sosial.
Sejarah SAINS dan Ilmu
Pengetahuan
Ciri dan Karakteristik
Manusia
a. Zaman batu purba
 Sejarah akan terulang, ini adalah ungkapan yang memang sering
terbukti. Pola-pola perkembang sains merupakan perulangan
sejarah yang tidak selalu teramati. Polanya sebagai berikut: alam
makro dan perbintangan, lalu mengecil menjadi seputar
kehidupan (air, api, tanah), lalu mengecil lagi menjadi unsure
penyusun materi dan atom. Lalu pada awal abad pertengahan
kembali lagi mempelajari mengenai tata surya, menuju ke
kebenaran alam yang lebih spesifik.
 Demilian pola dengan sikap manusia dari zaman ke zaman,
skeptisme, subjektivitas dan bahkan relativitas berulang pula
meskipun pada zaman dan tokoh yang berbeda. Perulangan
tanpa disadari sudah menjadi keharusan dalam proses, baik
proses yang terjadi dialam maupun proses berpikir manusia.
Naiknya-turunnya minat manusia juga mempunyai pola serupa.
TERIMAKASIH
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai