Anda di halaman 1dari 16

Pertanyaan

1. Bagaimana prognosis pada skizofrenia hebefrenik ?


2. Perlu ga sebernernya di lakukan ect?
3. Kriteria diagnosis skizofrenia hebefrenik ?
4. Fase pengobatan skizofrenia ?
5. Obat yang digunakan untuk mengatasi efek samping antipsikotik?
Kenapa pada pasien skizofrenia hebefrenik
sering nya di kasih obat gol tipikal ?
Golongan:
Obat antipsikotik tipikal: memblokade dopamine pada reseptor pasca
sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem
ekstrapiramidal (Dopamine D2 receptor antagonists) sehingga efektif
untuk gejala positif.
1. Bagaimana prognosis pada skizofrenia
hebefrenik ?
5 sampai 10 tahun setelah perawatan psikiatri pertama kali di RS,
hanya kira-kira 10 sampai 20% pasien dapat memiliki hasil yang baik
20-30% mampu mengalami kehidupan yang agak normal
>50% memiliki hasil yang buruk ; dengan perawatan di RS,
eksaserbasi gejala, episode gangguan mood berat dan usaha bunuh
diri
40-60% pasein terganggu secara bermakna oleh gangguan semasa
hidupnya
Prognosis Baik Prognosis Buruk
Onset lambat Onset muda
Faktor pencetus yang jelas Tidak ada faktor pencetus
Onset akut Onset tidak jelas
Riwayat sosial, seksual, dan pekerjaan Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan
pramorbid yang baik pramorbid yang buruk
Gejala gangguan mood (terutama Perilaku menarik diri, autistik
gangguan depresi)
Menikah Tidak menikah, bercerai atau
janda/duda
Riwayat keluarga gangguan mood Riwayat keluarga skizofrenia
Sistem pendukung yang baik Sistem pendukung yang buruk
Gejala positif Gejala negatif
Tanda dan gejala neurologis
Riwayat trauma perinatal
Tidak ada remisi dalam 3 tahun
Banyak relaps
Riwayat penyerangan
2. Perlu ga sebernernya di kalukan ect?
ECT (Electro Convulsive Therapy)
Jika penderita tidak merespon dengan baik terhadap terapi dengan obat makan terapi ini
dapat dilakukan. Terapi ini bekerja dengan melibatkan serangkaian arus listrik yang ditujukan keotak
yang menginduksi kejang terkontrol. Tujuannya untuk membantu otak memulai kembali secara
sementara dan memberi jeda pada gejala yang akan timbul. Terapi ECT diperkirakan dapat
membantu mengubah aktivitas otak dan mengubah tingkat neurotrasmiter.
Dindikasikan untuk pasien kakatonik dan pasien yang tidak dapat menggunakan antipsikotik. Jangan
berikan antipsikotik sebelum melakukan ECT karena efek mortalitas lebih tinggi.
Indikasi :
- Gangguan episode defresif mayor
- Penyakit depresif massa nifas (episode depresi mayor onset pasca post partum
- Mania
- Sr katatonik
- Gangguan skizoafektif
3. Kriteria Skizofrenia Hebefrenik
• Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
• Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia
remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun).
• Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang
menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk
menentukan diagnosis.
F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
Untuk diagnosis hebefrenia yang meyakinkan umumnya diperlukan
pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk
memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar
bertahan :
• Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan,
serta mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu menyendiri
(solitary), dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa
perasaan
F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
• Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering disertai
oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum
sendiri (self-absorbed smiling), atau oleh sikap, tinggi hati (lofty manner),
tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli secara bersenda
gurau (pranks), keluhan hipokondrial, dan ungkapan kata yang diulang-ulang
(reiterated phrases);
• Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu
(rambling) serta inkoheren.
F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
 Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya
menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol
(fleeting and fragmentary delusions and hallucinations). Dorongan kehendak
(drive) dan yang bertujuan (determination) hilang serta sasaran ditinggalkan,
sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa
tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose).
F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
• Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama,
filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan
pikiran pasien.
4. Penanggulangan berdasarkan fase
1. Fase akut
2. Fase stabilisasi
3. Fase stabil
Fase akut
• Farmakoterapi
Pada fase akut terapi bertujuan mencegah pasien melukai dirinya atau
orang lain, mengendalikan perilaku yang merusak, mengurangi beratnya
gejala psikotik dan gejala terkait lainnya misalnya agitasi, agresi dan gaduh
gelisah.

• Psikoedukasi
Tujuan intervensi adalah mengurangi stimulus yang berlebihan,
stresor lingkungan dan peristiwa2 kehidupan. Memberikan ketenangan
kepada pasien atau mengurangi keterjagaan melalui komunikasi yang baik,
memberikan dukungan atau harapan, menyediakan lingkungan yang
nyaman, toleran perlu dilakukan.
Fase stabilisasi
• Farmakoterapi
mempertahankan remisi gejala atau untuk mengontrol,
meminimalisasi risiko atau konsekuensi kekambuhan dan mengoptimalkan
fungsi dan proses penyembuhan (recovery).
setelah dosis optimal, dosis tersebut dipertahankan selama kurang 8-
10 minggu sebelum masuk tahap rumatan. Fase ini juga diberikan obat
antipsikotika jangka panjang (long acting injectable), setiap 2-4 minggu.
• Psikoedukasi
tujuan intervensi adalah meningkatkan keterampilan orang dengan
skizofrenia dan keluarga dalam mngelola gejala.
Mengajak pasien untuk mengenali gejala-gejala, melatih cara mengelola
gejala, merawat diri, mengembangkan kepatuhan menjalani pengobatan.
Fase rumatan
• Farmakoterapi
dosis mulai diturunkan secara bertahap sampai diperoleh dosis
minimal yang masih mampu mencegah kekambuhan. Bila kondisi akut,
pertama kali, terapi diberikan sampai 2 tahun, dan bila sudah berjalan kronis
dengan gejala beberapa kali kekambuhan, terapi diberikan sampai 5 tahun
bahkan seumur hidup.
• Psikoedukasi
tujuan intervensi adalah memperiapkan pasien kembali pada
kehidupan masyarakat. Modalitas rehabilitasi spesifik, misalnya remidiasi
kognitif, pelatihan keterampilan sosial dan terapi vokasional,
Pada fase ini pasien dan keluarga diajarkan mengenali dan mengelola gejala
prodromal sehingga mereka mampu mencegah kekambuhan berikutnya.
5. Efek samping
• Bila terjadi efek samping misal :
- Sindrom ekstrapiramidal
- Tardif diskinesia
- Neuroleptik malignansi (SNM)
Obat yang digunakan untuk mengatasi efek
samping antipsikotik
Nama generik Dosis (mg/hsri) Waktu paruh eliminasi Target efek samping
(jam) ekstrapiramisal
Triheksifenidil 1 – 15 4 Akatisia, distonia,
parkinsonisme
Amantadin 100 – 300 10 – 14 Akatisia, parkinsonisme
Propanolol 30 – 90 3–4 Akatisia
Lorazepam 1–6 12 Akatisia
Difenhidramin 25 – 50 4–8 Akatisia, distonia,
parkinsonisme
Sulfas atropn 0,5 - 0,75 12 - 24 Distonia akut

Anda mungkin juga menyukai