Case Skizo Waled Isip Fix Kiki
Case Skizo Waled Isip Fix Kiki
Nama : Tn. S
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Cirebon-jawa barat
Pekerjaan : Buruh bangunan
Pendidikan Terakhir : SMP
Status Pernikahan : Belum Menikah
Tanggal masuk RS : 8/7/19
Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien dibawa ayahnya karena bertengkar hingga adu fisik dengan
saudara laki – lakinya 2 hari smrs
-Riwayat psikoseksual
Pasien belum pernah menikah
-Riwayat pekerjaan
Pasien saat ini tidak bekerja. Pasien sebelumnya bekerja menjadi
buruh bangunan. Pasien berhenti bekerja sejak muncul keluhan
3 tahun lalu
Deskripsi Umum :
•Penampilan
Pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 26 tahun dengan penampilan sesuai
dengan usia, kulit berwarna sawo matang, berambut hitam, agak panjang. Pada
saat wawancara pasien menggunakan kaos berkerah berwarna biru dan celana
panjang jeans abu. Perawatan diri tampak kurang.
•Kesadaran
•Neurologis : Compos Mentis
•Psikologis : Terganggu
•Sosial : Terganggu
•Perilaku dan akitivitas psikomotor
-Sebelum wawancara
Sebelum wawancara pasien tidur-tiduran
-Selama wawancara
Pasien tiduran membelakangi pemeriksa
-Setelah wawancara
Pasien kembali tidur – tiduran
•Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan dengan volume suara normal kuantitas, sedikit,
lambat dan ide cerita kurang
•Sikap terhadap pemeriksa
Pasien bersikap acuh tak acuh
Alam perasaan
•Mood : Dysthym
•Afek : Kestabilan : Stabil
• Pengendalian : Cukup
• Kesungguhan : Echt
• Empati : Tidak dapat dirabarasakan
• Skala : Sempit
• Keserasian: Tidak serasi
•
Fungsi Intelektual
Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan
1). Taraf pendidikan : Tidak dapat diperiksa
2). Pengetahuan umum : Tidak dapat diperiksa
3). Kecerdasan : Tidak dapat diperiksa
• Daya konsentrasi : Tidak dapat diperiksa
• Orientasi
1). Waktu : Baik, pasien dapat membedakan waktu saat pagi, siang dan malam pasien juga
dapat mengetahui jam dan hari)
2). Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya berada di rumah sakit
3). Personal : Baik, pasien dapat mengenali orang tuanya dan dirinya sendiri
• Daya ingat
1). Jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat nama ayahnya dan dimana pasien
tinggal.
2). Jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat diantar ke RSMM
menggunakan kendaraan apa dan oleh siapa saja.
3). Jangka sesaat : Baik, pasien dapat mengingat nama pemeriksa
•Kemampuan visuospasial : Tidak dapat diperiksa
•Pikiran abstrak : Tidak dapat diperiksa
•Kemampuan menolong diri : Baik, (makan dan minum dan mandi sendiri)
Gangguan Persepsi
•Halusinasi
Halusinasi
•Ada / tidak
•Halusinasi Visual
•Ada
•Halusinasi Auditorik
•Ada second order
•Halusinasi Olfaktorik
•Tidak ada
•Halusinasi Gustatorik
•Tidak ada
•Halusinasi Taktil
•Tidak ada
•
• ii. Ilusi : Tidak ada
•iii. Depersonalisasi : Tidak ada
•iv. Derealisasi : Tidak ada
•
Proses Pikir
•Arus pikir
•Produktivitas : Pasien berfikir lambat untuk menjawab pertanyaan, miskin ide
•Kontinuitas : Asosiasi longgar
•Hendaya bahasa : Tidak ada
Isi pikiran
•Preokupasi : Tidak ada
•Waham : Ada, waham kebesaran
Pengendalian Impuls
•Pengendalian impuls kurang, pasien kurang dapat mengendalikan diri.
Tilikan
•Derajat 1 (Menyangkal dirinya sakit)
Reliabilitas
•Secara umum, dapat dipercaya baik alloananmnesis maupun autoanamnesis
EVALUASI MULTI AKSIAL
• Aksis I : Skizofrenia Paranoid (F20.0)
• Aksis II : Tidak ada
• Aksis III : Tidak ada
• Aksis IV : Ingin melamar perempuan impiannya tetapi
tidak berani
• Aksis V : GAF 60-51
DIAGNOSIS
• Diagnosis Kerja : F20.0 Skizofrenia Paranoid
• Diagnosis Banding : F20.1 Skizofrenia Hebrefrenik
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad malam
• Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
PENATALAKSANAAN
• Umum
• Rawat inap
• Non-farmakologi
• Psikoterapi supportive individu
• Psikoedukasi pasien dan keluarga
• Farmakologi
• Haloperidol 5mg tab 2x1 per oral
• Lorazepam 0,5mg tab 1x1 per oral malam (bila pasien
gelisah dan tidak bisa tidur)
Psikoterapi :
• Psikoterapi suportif dengan memberikan kesempatan kepada pasien
untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien bahwa ia
sanggup menghadapi masa-masa sulit dan masalah yang ada.
• Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur agar pasien
merasa lebih tenang dan memberikan dukungan kepada pasien bahwa
pasien dapat kembali pulang ke rumah apabila menurut dokter yang
merawat keadaannya sudah membaik.
• Memberikan edukasi pada pasien bahwa obat yang diminum tidak
menimbulkan ketergantungan, justru sebagai pengontrol agar pasien
merasa lebih baik dan pasien dapat menjalani kegiatan sehari-hari
dengan nyaman.
Sosioterapi :
• Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang keadaan pasien agar
mengerti keadaan pasien dan selalu memberi dukungan kepada pasien.
• Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin mengontrol konsumsi obat
pasien, dan segera kontrol ke poliklinik psikiatri apabila pasien tidak
mau meminum obat dengan teratur kembali.
• Mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan
pendidikannya.
Definisi
• Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, schizein yang berarti
terpisah atau pecah dan phren yang berarti jiwa. Terjadi
pecahnya/ ketidakserasian antara afek, kognitif, dan perilaku.
Nama
Sediaan Dosis Anjuran Efek Samping
Obat