Anda di halaman 1dari 28

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Cirebon-jawa barat
Pekerjaan : Buruh bangunan
Pendidikan Terakhir : SMP
Status Pernikahan : Belum Menikah
Tanggal masuk RS : 8/7/19
Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien dibawa ayahnya karena bertengkar hingga adu fisik dengan
saudara laki – lakinya 2 hari smrs

Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien datang dibawa oleh keluarganya ke IGD dikarenakan bertengkar
hingga adu fisik dengan saudara laki – lakinya 2 hari smrs. Pasien
sering mengamuk, berteriak, menyerang orang lain dan
menghancurkan barang – barang di rumah serta pasien meyakini
bahwa seluruh keluarganya membenci dirinya, terutama apabila
keinginannya tidak dipenuhi. Menurut keluarga, perilaku tersebut
sudah mulai muncul sejak 3 bulan yang lalu dan semakin memburuk.
Keluarga pasien menduga hal ini dipicu oleh karena keinginan pasien
untuk melamar seorang teman di media sosialnya namun belum
berani pasien lakukan
Anamnesis
Sekitar 1 bulan yang lalu pasien mengaku pernah bertemu dan
berbicara dengan Nabi dan Tuhan kepada kedua orang tuanya.
Pasien mengaku bekerja di banyak tempat dengan pendapatan
yang tinggi. Pasien juga mengaku sering mendengar banyak
suara yang menakut – nakuti dirinya. Semenjak saat itu pasien
semakin susah berkomunikasi dengan orang lain, perhatian
pasien mudah teralih, bila diajak berbicara jawaban tidak
nyambung dengan pertanyaan, dan cenderung mudah marah.
Pasien masih dapat mengurus diri sendiri seperti makan, mandi
dan memakai baju, namun sudah tidak bisa lagi mengerjakan
pekerjaan rumah yang lain seperti membeli makanan di warung,
membereskan kamar, membersihkan motor dan lain – lain.
Anamnesis
Riwayat Gangguan Sebelumnya
Riwayat Gangguan Psikiatri
•3 tahun yang lalu menurut keluarga, pasien pernah mengalami gejala
yang sama namun bersifat lebih parah. Gejala diawali dengan pasien tidak
mau berinteraksi dengan orang lain, mengurung diri di kamar, tidak mau
mengurus diri, lebih mudah marah dan menyerang orang lain. Pasien
sering terlihat berbicara sendiri dan tertawa sendiri. Saat ditanya sedang
berbicara dengan siapa, pasien mengaku sedang berbicara dengan Nabi.
Pasien mulai tidak bisa diajak berkomunikasi, selalu mengucapkan kata –
kata yang tidak berhubungan, tidak mau pergi bekerja serta tidak bisa
mengurus kebutuhan dirinya sendiri, seperti mandi, makan dan memakai
baju. Pasien mulai terlihat mempunyai gejala-gejala setelah mengeluh
beban kerjanya yang berat ditambah dengan atasannya yang sering
memarahi dirinya.

•Kemudian pasien di rawat inap selama sebulan. Pasien pulang dengan


keadaan sembuh dengan perbaikan. Pasien mulai bisa berkomunikasi
kembali dengan orang lain, mengurus dirinya sendiri, namun belum bisa
bekerja seperti sebelum sakit.
Riwayat Medik Umum
•Pasien pernah mengalami trauma kepala ringan akibat
kecelakaan motor 4 tahun yang lalu. Dari hasil pemeriksaan fisik
dan CT- Scan tidak didapatkan adanya kelainan. Baik pasien
maupun keluarga pasien mengemukakan bahwa pasien tidak
pernah mempunyai penyakit yang membutuhkan perawatan
intensif di rumah sakit ataupun riwayat kejang.

Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif


•Pasien menyangkal memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi,
minuman berenergi, alkohol, rokok ataupun NAPZA
Riwayat Keluarga
•Pasien merupakan anak ke-2 dari 4 bersaudara. Menurut
pasien, hubungan dengan orang tua dan saudara - saudaranya
akrab. Pasien sering mengobrol dengan seluruh anggota
keluarganya, namun tidak pernah bercerita tentang kehidupan
pribadinya meskipun ada masalah. Keluarga pasien sangat
kooperatif dan memiliki keinginan untuk membantu pasien
berobat serta tidak bersikap membiarkan dan menelantarkan
pasien. Namun semenjak pasien sakit, hubungan pasien dengan
orang tua dan saudara-saudaranya sedikit menjauh, dikarenakan
pasien menjadi mudah marah.
•Tidak terdapat anggota keluarga yang memiliki keluhan mirip
dengan pasien ataupun memiliki riwayat gangguan jiwa lainnya.
Riwayat Kehidupan Pribadi
•Riwayat prenatal dan perinatal
Belum dapat digali secara alloanamnesis karena narasumber pasien
tidak tahu secara pasti. Pasien juga tidak tahu tentang kelahirannya.
Pasien merupakan anak ke-2 dari 4 bersaudara.
•Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)
Belum dapat digali secara alloanamnesis karena narasumber pasien
tidak tahu secara pasti. Pasien juga mengatakan kalau dia tidak ingat
tentang masa kanak-kanaknya.
•Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien mengatakan memiliki banyak teman saat sekolah. Pasien
mengatakan memiliki beberapa teman dekat namun pasien tidak mau
menyebutkan nama teman-teman dekatnya tersebut. Pasien
mengatakan hubungan pasien dengan kedua orang tuanya serta
saudara-saudaranya baik dan akrab.
•Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remaja
Pasien bergaul akrab dengan beberapa teman sebayanya, pasien
pernah menyukai teman sekolahnya namun tidak berpacaran.
• Riwayat masa dewasa
-Riwayat pendidikan
Pendidikan terakhir pasien SMP. Tidak ada disfungsi otak atau
gangguan perkembangan yang spesifik

-Riwayat psikoseksual
Pasien belum pernah menikah

-Riwayat pekerjaan
Pasien saat ini tidak bekerja. Pasien sebelumnya bekerja menjadi
buruh bangunan. Pasien berhenti bekerja sejak muncul keluhan
3 tahun lalu

-Riwayat pelanggaran hukum


Pasien tidak pernah memiliki riwayat pelanggaran hukum
Status Interna
•Keadaan umum : baik
•Kesadaran : kompos mentis
•Status gizi : BB = 60 kg, TB = 170 cm
•Tanda-tanda vital
•Tekanan darah : 120/90 mmHg
•Nadi : 84 x/menit
•Pernapasan : 20 x/menit
•Suhu : 36, 5
•Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ditemukan kelainan
•THT : sekret (-), palpasi pada daerah sinus maksilaris tidak dirasakan nyeri
•Mulut : stomatitis (-), gigi rapi, terlihat agak kekuningan
•Leher : tidak terdapat pembesaran KGB dan pembesaran tiroid.
•Paru : vesikuler (+/+), ronkhi (-), whezzing (-)
•Jantung : BJ 1- BJII reguler, gallop (-), murmur (-)
•Abdomen : Cembung, supel, tidak ada nyeri tekan, bising usus normal
•Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill time <2”
•Kulit : dalam batas normal
Status Neurologis
•GCS : 15
•Tanda Rangsangan Meningeal : negatif
•Tanda efek ekstrapiramidal : tidak ditemukan
•Motorik : 5/5/5/5
•Sensorik : dalam batas normal
STATUS MENTAL

Deskripsi Umum :
•Penampilan
Pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 26 tahun dengan penampilan sesuai
dengan usia, kulit berwarna sawo matang, berambut hitam, agak panjang. Pada
saat wawancara pasien menggunakan kaos berkerah berwarna biru dan celana
panjang jeans abu. Perawatan diri tampak kurang.
•Kesadaran
•Neurologis : Compos Mentis
•Psikologis : Terganggu
•Sosial : Terganggu
•Perilaku dan akitivitas psikomotor
-Sebelum wawancara
Sebelum wawancara pasien tidur-tiduran
-Selama wawancara
Pasien tiduran membelakangi pemeriksa
-Setelah wawancara
Pasien kembali tidur – tiduran
•Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan dengan volume suara normal kuantitas, sedikit,
lambat dan ide cerita kurang
•Sikap terhadap pemeriksa
Pasien bersikap acuh tak acuh
Alam perasaan
•Mood : Dysthym
•Afek : Kestabilan : Stabil
• Pengendalian : Cukup
• Kesungguhan : Echt
• Empati : Tidak dapat dirabarasakan
• Skala : Sempit
• Keserasian: Tidak serasi

Fungsi Intelektual
Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan
1). Taraf pendidikan : Tidak dapat diperiksa
2). Pengetahuan umum : Tidak dapat diperiksa
3). Kecerdasan : Tidak dapat diperiksa
• Daya konsentrasi : Tidak dapat diperiksa
• Orientasi
1). Waktu : Baik, pasien dapat membedakan waktu saat pagi, siang dan malam pasien juga
dapat mengetahui jam dan hari)
2). Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya berada di rumah sakit
3). Personal : Baik, pasien dapat mengenali orang tuanya dan dirinya sendiri
• Daya ingat
1). Jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat nama ayahnya dan dimana pasien
tinggal.
2). Jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat diantar ke RSMM
menggunakan kendaraan apa dan oleh siapa saja.
3). Jangka sesaat : Baik, pasien dapat mengingat nama pemeriksa
•Kemampuan visuospasial : Tidak dapat diperiksa
•Pikiran abstrak : Tidak dapat diperiksa
•Kemampuan menolong diri : Baik, (makan dan minum dan mandi sendiri)
Gangguan Persepsi
•Halusinasi
Halusinasi
•Ada / tidak
•Halusinasi Visual
•Ada
•Halusinasi Auditorik
•Ada second order
•Halusinasi Olfaktorik
•Tidak ada
•Halusinasi Gustatorik
•Tidak ada
•Halusinasi Taktil
•Tidak ada

• ii. Ilusi : Tidak ada
•iii. Depersonalisasi : Tidak ada
•iv. Derealisasi : Tidak ada

Proses Pikir
•Arus pikir
•Produktivitas : Pasien berfikir lambat untuk menjawab pertanyaan, miskin ide
•Kontinuitas : Asosiasi longgar
•Hendaya bahasa : Tidak ada
Isi pikiran
•Preokupasi : Tidak ada
•Waham : Ada, waham kebesaran

Pengendalian Impuls
•Pengendalian impuls kurang, pasien kurang dapat mengendalikan diri.

Daya nilai dan tilikan


•Daya Nilai Sosial
Tidak didapatkan data
•Uji daya nilai
Tidak didapatkan data

Tilikan
•Derajat 1 (Menyangkal dirinya sakit)

Reliabilitas
•Secara umum, dapat dipercaya baik alloananmnesis maupun autoanamnesis
EVALUASI MULTI AKSIAL
• Aksis I : Skizofrenia Paranoid (F20.0)
• Aksis II : Tidak ada
• Aksis III : Tidak ada
• Aksis IV : Ingin melamar perempuan impiannya tetapi
tidak berani
• Aksis V : GAF 60-51

DIAGNOSIS
• Diagnosis Kerja : F20.0 Skizofrenia Paranoid
• Diagnosis Banding : F20.1 Skizofrenia Hebrefrenik

PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad malam
• Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
PENATALAKSANAAN

• Umum
• Rawat inap
• Non-farmakologi
• Psikoterapi supportive individu
• Psikoedukasi pasien dan keluarga

• Farmakologi
• Haloperidol 5mg tab 2x1 per oral
• Lorazepam 0,5mg tab 1x1 per oral malam (bila pasien
gelisah dan tidak bisa tidur)
Psikoterapi :
• Psikoterapi suportif dengan memberikan kesempatan kepada pasien
untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien bahwa ia
sanggup menghadapi masa-masa sulit dan masalah yang ada.
• Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur agar pasien
merasa lebih tenang dan memberikan dukungan kepada pasien bahwa
pasien dapat kembali pulang ke rumah apabila menurut dokter yang
merawat keadaannya sudah membaik.
• Memberikan edukasi pada pasien bahwa obat yang diminum tidak
menimbulkan ketergantungan, justru sebagai pengontrol agar pasien
merasa lebih baik dan pasien dapat menjalani kegiatan sehari-hari
dengan nyaman.

Sosioterapi :
• Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang keadaan pasien agar
mengerti keadaan pasien dan selalu memberi dukungan kepada pasien.
• Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin mengontrol konsumsi obat
pasien, dan segera kontrol ke poliklinik psikiatri apabila pasien tidak
mau meminum obat dengan teratur kembali.
• Mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan
pendidikannya.
Definisi
• Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, schizein yang berarti
terpisah atau pecah dan phren yang berarti jiwa. Terjadi
pecahnya/ ketidakserasian antara afek, kognitif, dan perilaku.

• Skizofrenia adalah suatu psikosa fungsional dengan gangguan


utama pada proses pikir serta disharmonisasi antara proses
pikir, afek atau emosi, kemauan dan psikomotor disertai
distorsi kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi,
assosiasi terbagi-bagi sehingga muncul inkoherensi, afek dan
emosi inadekuat, serta psikomotor yang menunjukkan
penarikan diri, ambivalensi dan perilaku bizar.
Etiologi
• Herediter
• Faktor anatomis
• Komplikasi kehamilan
• Neurotransmitter
Kriteria diagnosis
Berdasarkan ICD-10 dan PPDGJ III, untuk mendiagnosa
skizofrenia harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang jelas
(dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang
jelas):
• Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang bergema dan
berulang dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan,
walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda
• Thought insertion or withdrawal = isi pikiran asing dari luar
masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya
diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal)
• Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga
orang lain atau umum mengetahuinya
• Delution of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh
sesuatu kekuatan tertentu dari luar
• Delution of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi
oleh sesuatu kekuatan tertentu dari luar
• Delution of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya
dan pasrah terhadap kekuatan dari luar. Delution of perception
= pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat
khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat
• Gejala-gejala lainnya adalah Halusinasi auditorik: suara
halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus tentang
perilaku pasien.
• Waham- waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya
setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil.
• Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu
ada secara jelas: halusinasi yang menetap dari panca indera
apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang
maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif
yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-
valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari
selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus
menerus. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang
mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi
atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.
• Sementara berdasarkan PPDGJ-III untuk memdiagnosis
skizofrenia paranoid harus memenuhi kriteria diagnosis
skizofrenia dan sebagai tambahannya terdapat: Halusinasi dan
atau waham arus menonjol, suara-suara halusinasi yang
mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi
auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),
mendengung (humming) atau bunyi tawa (laughing).
• Sementara untuk mendiagnosis skizofrenia paranoid menurut
PPDGJ-III harus memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia dan
sebagai tambahan terdapat :
• 1) Halusinasi dan/ waham arus menonjol seperti
(a) Suara- suara halusinasi yang mengancam pasien atau
memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk
verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung
(humming), atau bunyi tawa (laughing)
(b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat
seksual, atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual
mungkin ada tetapi jarang menonjol
(c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of
influence) atau passivity (delussion of passivity), dan
keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang
paling khas
2) Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta
gejala katatonik secara relatif tidak nyata / tidak menonjol
• Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dengan pasien
dan keluarga, terdapat halusinasi auditorik dan waham yang
jelas. Hal ini sudah berlangsung lebih dari 1 bulan. Dari data ini
menjadi dasar diagnosis bahwa pasien menderita skizofrenia
sekaligus menyingkirkan diagnosis psikotik akut (F.20).

• Dari anamnesis yang dilakukan didapatkan juga adanya


halusinasi yang mengancam pasien serta terdapatnya waham
curiga, dan juga waham kebesaran, sehingga dapat
disimpulkan pasien menderita skizofrenia paranoid (F20.0)
Tatalaksana
• Terapi farmakologi masih merupakan pilihan utama pada
skizofrenia. Pilihan terapi pada skizofrenia dipilih berdasarkan
target gejala pada pasien skizofrenia.

• Tujuan pengobatan adalah untuk mencegah bahaya pada


pasien, mengontrol perilaku pasien, dan untuk mengurangi
gejala psikotik pada pasien seperti agitasi, agresif, negatif
simptom, positif simptom, serta gejala afek.
PEMBAHASAN TATALAKSANA

Nama
Sediaan Dosis Anjuran Efek Samping
Obat

Tablet Parente Akut Rumata Seda Auton


EPS
(mg) ral (mg) n (mg) tif om
100-1600
Klorpromaz 10, 25, 50, 25mg/ 50-400
PO +++ +++ ++
ine 100, 200 ml PO
25-400 IM
5mg/ 1-10 PO
5-20 PO
0.5, 1, 2, 5, ml 25-200
Haloperidol 12,5-25 + + +++
10, 20 50mg/ IM/
IM
ml bulan
1-15 PO
Fluphenazi 2,5mg/ 2,5-40 PO
1, 2.5, 5, 10 12,5-50 + + +++
ne mL 5-20 IM
IM
Trifluopera 4-40 PO
1, 2, 5, 10 5-20 PO ++ + +++
zine 4-10 IM
Tatalaksana
• Selain diberikan obat-obat terapi medikamentosa pasien juga
dilakukan terapi nonmedikamentosa yaitu psikoterapi dan
psikoedukasi yang dianjurkan setelah pasien tenang dengan
pemberian dukungan pada pasien dan keluarga agar
mempercepat penyembuhan pasien

Anda mungkin juga menyukai