Anda di halaman 1dari 10

PENGKAJIAN ASPEK SPIRITUAL,

KULTURAL PADA PASIEN DENGAN


HIV/AIDS
A. SPIRITUAL
1. PENGERTIAN SPIRITUAL

Faran dkk (1989) menyatakan bahwa setiap individu akan memaknai secara
unik spiritualitas atau dimensi spiritual. Definisi individual tentang spiritualitas
dipengaruhi oleh kultur, perkembangan, pengalaman hidup, dan ide-ide mereka
sendiri tentang hidup. Lebih lanjut faran dkk (1989) mengemukakan definisi
fungsional spiritualitas yang merupakan komitmen tertinggi individu yang
merupakan prinsip yang komprehensif dari perintah atau nilai final yaitu argumen
yang paling kuat yang diberikan untuk pilihan yang dibuat dalam hidup kita.
Danah zohar dan ian marshall, spiritualitas merupakan bagian dari
kecerdasan manusia selain kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.
2. PENGKAJIAN SPIRITUAL
RESPONS ADAPTIF SPIRITUAL

Respons adaptif spiritual dikembangkan dari konsep ronaldson (2000) dan


kauman & nipan (2003). Respons adaptif spiritual, meliputi:
a. Menguatkan Harapan Yang Realistis Kepada Pasien Terhadap Kesembuhan
b. Pandai Mengambil Hikmah
c. Ketabahan Hati
B. KULTURAL
1. PENGERTIAN KULTURAL/BUDAYA
• EFFAT AL – SYARQAWI
Pengertian budaya yang pertama adalah dari effat al – syarqawi. Beliau menjelaskan
pengertian budaya dari sudut pandang agama islam. Pengertian budaya menurut beliau adalah, suatu
khasanah dalam sejarah dari sekelompok masyarakat yang tercermin pada di kesaksian dan berbagai
nilai kehidupan. Menurut al- syarqawi suatu kehidupan harus memiliki makna dan nilai rohaniah, yang
memiliki tujuan sebagai pedoman hidup.
• SOELAIMAN SOEMARDI & SELO SOEMARDJAN
Dua tokoh ini merupakan ahli yang menekuni bidang ilmu kemasyarakatan dan pengetahuan
sosial, serta proses-prosesnya termasuk perubahan sosial. Menurut mereka, pengertian budaya ialah
sesuatu kebudayaan yang merupakan hasil karya meliputi cipta dan rasa dari masyarakat. Budaya
memang memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan masyarakat, sehingga masyarakat tersebutlah
yang menciptakannya.
2. PENGKAJIAN KULTURAL
Faktor budaya berkaitan juga dengan fenomena yang muncul dewasa ini dimana banyak
ibu rumah tangga yang “baik-baik” tertular virus HIV /AIDS dari suaminya yang sering melakukan
hubungan seksual selain dengan istrinya. Hal ini disebabkan oleh budaya permisif yang sangat
berat dan perempuan tidak berdaya serta tidak mempunyai bargaining position (posisi rebut tawar)
terhadap suaminya serta sebagian besar perempuan tidak memiliki pengetahuan akan bahaya yang
mengancamnya.
Kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah hiv /aids
selama ini adalah melaksanakan bimbingan sosial pencegahan hiv /aids, pemberian konseling dan
pelayanan sosial bagi penderita hiv /aids yang tidak mampu. Selain itu adanya pemberian
pelayanan kesehatan sebagai langkah antisipatif agar kematian dapat dihindari, harapan hidup
dapat ditingkatkan dan penderita HIV /AIDS dapat berperan sosial dengan baik dalam
kehidupannya.
C. PANDANGAN AGAMA TERHADAP HIV-AIDS
Dalam berbagai ungkapan keagamaan, dinyatakan adanya keterpaduan antara iman dan
amal shaleh, antara tali hubungan dari sesama manusia, serta antara taqwa dan budi pekerti luhur
(akhlaq, etika, moral). Keterpaduan tersebut harus berjalan seiring satu sama lain, jika tidak maka
akan menyebabkan runtuhnya nilai-nilai agama yang dianut manusia. Sedangkan etika atau nilai etis
dari perbuatan manusia merupakan faktor yang cukup penting untuk menyertai sikap taqwa manusia
kepada allah, tuhan yang maha esa.

Pandangan agama terhadap hiv-aids dapat ditinjau dari 2 (dua) sisi,yaitu:


1. Sejarah (historis)
2. Iptek
C. LONG TERM CARE PADA PASIEN HIV/AIDS
Perawatan terbagi menjadi tempat perawatan berbasis keluarga, masyarakat, puskesmas, dan
rumah sakit
1. Berbasis keluarga
2. Berbasis masyarakat
3. Berbasis puskesmas dan,
4. Berbasis rumah sakit
Program ini dimulai sejak seseorang didiagnosis HIV dan setuju untuk didampingi oleh relawan atau
petugas lapangan (manager kasus) yang baisanya berasal dari lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Kegiatan ini meliputi:
1. Dukungan psikologis

2. Dukungan spiritual

3. Dukungan hokum dan ham, dan

4. Dukungan sosio-ekonomi

Dukungan pada penderita AIDS:

1. Mula-mula penderita membutuhkan kepercayaan, kasih saying dan dukungan

2. Mereka sangat membutuhkan informasi tentang masalah yang akan mereka hadapi dan cara untuk mengatasinya

3. Memegang penderita AIDS adalah penentraman hati yang penting dan tidak membahayakan

4. Komunikasi yang teratur, terutama secara personal (menjenguk atau menelpon), adalah penting.

5. Komunikasi yang terbuka dan jujur adalah penting.

6. Pergilah ke luar bersama dan mengunjungi orang lain

7. Tawarkan bantuan pada suatu hal yang mungkin menyulitkan penderita

8. Bila anda berada di tempat lain, pertahankan hubungan dengan menulis surat atau menelpon.
MERAWAT PENDERITA AIDS:
1. Perawatan di rumah sakit
2. Perawatan di rumah
Pencegahan di rumah:
• Gunakan selalu sarung tangan untuk tugas-tugas di rumah bila diperlukan. Cuci tangan setelah setiap tugas,
walaupun sudah menggunakan sarung tangan
• Cucilah sarung tangan dalam air dan detergen yang cukup panas
• Gunakan kain pembersih lantai untuk dapur dan kamar mandi yang berbeda
• Gunakan selalu plester atau pembalut kedap air pada luka atau luka sayat
• Sikat gigi dan alat cukur jangan digunakan bergantian
• Harus digunakan sarung tangan bila membersihkan tumpahan darah, muntahan dan sebagainya, dan buang dalam
kloset
• Lantai atau permukaan yang tertumpah cairan seperti darah, muntahan dan sebagainya sebaiknya diseka dengan
larutan pengelantang; 1 bagian pengelantang dan 9 bagian air
• Pakaian yang kotor dan berdarah harus dicuci dengan air panas
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai