PENGUATAN LABORATORIUM PIE, PD3I DAN PENYAKIT

POTENSIAL KLB

dr. Masri Sembiring Maha, DTMH,MCTM

PUSLITBANG BIOMEDIS DAN TEKNOLOGI DASAR KESEHATAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

LOGO
Jakarta 20 Juni 2019
 Sistematika

1. Latar belakang

2. Peran Jejaring Laboratorium

3. Alur Pelaporan

4. Tantangan
Penyakit infeksi new-emerging
dan re-emerging :
 Memerlukan penelaahan risiko
karena dapat menimbulkan risiko
kepedulian dan kedaruratan
kesehatan masyarakat dan atau TANGGAP
keresahan masyarakat. NASIONAL
 Menyebar secara cepat lintas
wilayah maupun lintas negara
 Berpotensi sebagai senjata
biologi
 Mampu memberikan dampak
besar ekonomi
 LOGO
Sumber : Paparan Dirjen P2PL 2010
 IHR (2005) Core Capacities

Core Capacities :
- Policy and legislation
- Risk Communication
- Coordination
– Detection
- Surveillance
– Verification
- Human Resource – Investigation
- Laboratory – Report
- Response – Response

Capacity for control of emerging diseases, food safety,

zoonosis, chemical, radiology
Capacities at Point of Entry

Source: WHO presentation on National Strategy on Biorisk Meeting

Sumber : Paparan Dirjen P2PL 2010
Sumber : Paparan Dirjen P2PL 2010
LOGO
 Dasar Hukum
1. Undang-Undang No.4 tahun 1984 Wabah Penyakit Menular
2. PP No.40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular
3. Perpres No. 72/2012 : Sistem Kesehatan nasional
4. Permenkes No. 411/2010 tentang Laboratorium Klinik
5. Permenkes No. 1501 Penyakit berpotensi Wabah
6. PMK No. 658/2009 tentang Jejaring Laboratorium PINERE
7. PMK No.657/2009 tentang Pengiriman dan Penggunaan Spesimen
Klinik, Materi Biologik Dan Muatan Informasinya
8. PMK No. 43/2014 tentang Cara Penyelenggaraan laboratorium yang
baik
9. KMK RI No. 1647 tahun 2005 tentang Pedoman Jejaring Pelayanan
Laboratorium Kesehatan
10. KMK No.835/2009 tentang Pedoman Keamanan Laboratorium
Mikrobiologi dan Biomedik
11. PMK No.64/2015 Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
 Indonesia is an archipelago country
 266. 794.980 population*; large and diverse population with uneven
distribution (34 provinces, pop dens ± 149 person/km2)
 High migration between island and city; influence the genetic
background of host and pathogen
 Multiple point of entries, Tourist destination;
Source: *Population Census, 2018
 SKDR &
PHIEC
- Tersangka Flu Burung Pada Manusia Lab
- AFP + polio lingkungan
- PHEIC
Rujukan
- Tersangka Campak, Rubella Nasional
- Rujukan konfirmasi kasus

BSL 2/3
- Tersangka Campak , Rubella Lab Rujukan
- Tersangka Pertusis Sentinel / sub
- Tersangka Difteri nasional
- dll
- Diare Akut - Diare
berdarah
- Malaria Konfirmasi
- Suspect Demam Dengue
- Hepatitis A & E
- Chikugunya
Lab Lokal/Daerah
- Pneumonia - Leptospirosis
- Demam Typoid - dll

DITJEN P2P KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta Pusat
 Komponen Mitigasi KLB

LABORATORIUM
MITIGASI
DAN
SURVEILANS PENANGANAN
WABAH
SISTEM
LABORATORIUM
NASIONAL
TECHNOLOGY AKTIVITAS
DEVELOPMENT
LABORATORIUM
OUTBREAK /
SURVEILLANCE

CAPACITY BUILDING

ACCREDITATION ISO/WHO
 Penguatan Laboratorium
One of the best methods of laboratory
strengthening is to implement a quality
management system that complies with the
requirements of the international quality
standard, ISO 15189.
It may help laboratories to fulfil the requirements
of the standard to enable achievement of
accreditation
Implementasi Quality Management System

 Phase 1: Ensuring that the primary process of the laboratory operates correctly and
safely
 Phase 2: Controlling and assuring quality and creating traceability
 Phase 3: Ensuring proper management, leadership and organization
 Phase 4: Create continuous improvement and prepare for accreditation
https://extranet.who.int/lqsi
 1. Implementasi Elemen Dasar
Practically the major activities of phase 1 include:
 Formation of a quality project team
 Upgrading background knowledge of quality management
amongst staff and management
 Development of Standard Operating Procedures for
laboratory tests and equipment to assure that testing is
performed in a standardized way, according to a defined
methodology and with adequate adherence to safety rules
 Establishment of an equipment maintenance system
 Upgrading laboratory biosafety with appointment of a
biosafety officer, biosafety training to all staff, biosafety
assessment and introduction of a biosafety manual
2. Implementasi Quality Manajement System
 QMS : Quality Control + Quality
 Quality assurance is implemented with establishment of:
 An adequate stock and ordering system in which
incoming supplies are checked for compliance with
quality requirements
 A document control system and information
management system to create traceability of
laboratory information
 Standard Operating Procedures for all processes
performed in the laboratory
 3. Manajemen dan Kepemimpinan
Setting up a policy cycle based on a proper
vision and mission that feed into the planning of
the laboratory. With management review and
drafting of new plans based on the outcomes the
policy cycle is closed
Documenting the quality management system:
development of a quality manual
Setting up an internal audit system
Validation of examination procedures
 4. Plan – Do – Check - Act
 Establishment of a complaint handling system
 Establishment of a nonconformity management system
 Validation of equipment
 Failure mode and effect analysis for risk management
 Continuous competency improvement of staff:
establishment of a continuing education programme and
performance appraisal
 Organizing an external (mock) audit to identify and
resolve the remaining non compliances with ISO 15189
 Jejaring Laboratorium Diagnosis
Penyakit Infeksi New-Emerging dan
Re-Emerging
(Permenkes Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009)

Laboratorium Rujukan Nasional & Laboratorium Pelaksana

Pusat kerja sama dengan dunia
(Tk. Prov atau Tk. Kab/Kota)
Internasional

Badan Litbangkes 1. Laboratorium Mikrobiologi FK

Kemkes RI
(identifikasi dan konfirmasi)
2. Laboratorium RS
3. Balai Besar/Balai Laboratorium
Kesehatan
4. Balai Besar/Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan - PP
 Penentuan diagnosis dan identifikasi etiologi
secara cepat, tepat akurat dan berjenjang

Pemeriksaan Laboratorium

Jejaring Laboratorium Diagnosis

Penyakit Infeksi New-Emerging dan Re-Emerging
 Peran Jejaring Laboratorium
1. Mengidentifikasi penyakit  Diagnosis Konfirmatif
2. Mengikuti kecenderungan penyakit,sesaat, jangka
menengah dan jangka panjang serta pola penyakit
3. Mendeteksi perubahan mendadak kejadian dan
penyebaran penyakit
4. Mengidentifikasi perubahan-perubahan agen, inang dan
faktor lingkungan
5. Mendeteksi adanya perubahan-perubahan pola
penyakit pada praktek pelayanan kesehatan

SURVEILAN BERBASIS LABORATORIUM

 Yang diperlukan dalam Pelaksanaan Pemeriksaan
Laboratorium?

1. Pelayanan Labkes yang terjangkau dan

menjangkau (adil dan efektif), sistem rujukan
berjalan baik
2. Pelayanan yang efisien dan efektif (terstandar,
terstruktur dan terakreditasi)
3. Pengendalian teknologi (metode diagnostik)
4. SDM terlatih, integritas tinggi
5. Pendanaan yang cukup
6. Biosafety dan Biosecurity
 Bahan Pemeriksaan Lab.
• Polio • Flu Burung
Faeces Swab Hidung; Swab Tenggorok, serum

• MERS-Cov
• HFMD (Penyakit Kuku dan Mulut) Swab Hidung; Swab Tenggorok , & Dahak,
Faeces & Usap Dubur, swab vesikel serum

• Campak/Rubella • Difteri
Darah/Serum; Swab Tenggorok; Urine Swab Tenggorok dan Swab Hidung

• Ebola
• Chikungunya/ZIKA Darah dalam Vaccutainer tutup ungu dan
Darah/Serum, urine tutup kuning

• Hepatitis A • Pertusis
Usap Nasofaring
Darah/Serum; Swab Dubur

• Antraks
Swab Luka (Antraks kulit), Aspirat Paru
(Antraks Pulmonary)
Jejaring Laboratorium EID Nasional
 JEJARING LABORATORIUM YANG TELAH ADA

Jejaring Lab Flu Burung : 44 Lab Provinsi, Rujukan Lab Nasional :

Puslitbangkes

•
Laboratorium Leptospirosis : RSUP Dr. Kariadi Semarang

Jejaring Lab Polio/AFP : Badan Litbangkes, Biofarma, BBLK Surabaya

Jejaring Lab Campak : BLK Yogyakarta, Badan Litbangkes, Biofarma, BBLK
Surabaya

Lab regional ILI : Balitbangkes, BTKL Jakarta, Mikrobiologi FKUI,

Biomolekuler UNUD,, Mikrobiologi FK UNHAS, BBLK Makassar, BBLK
Palembang

TB : Mikrobiologi UI, BLK Jabar, BBLK Surabaya

HIV : RSCM, Mikrobiologi UI, Dharmais
Malaria : assesmen : BBLK Jakarta, Parasitologi UI, Balitbangkes
27
 Laboratorium
No Penyakit potensi KLB Laboratorium rujukan
pemeriksa

1 Diare akut RS Laboratorium Propinsi

PUSKESMAS/ RS Lab Provinsi :

2 Malaria konfirmasi
setempat , Nasional (review)

Tersangka demam
3 Puskesmas/RS Rumah Sakit setempat
dengue
4 Pneumonia RS Laboratorium Propinsi
Diare berdarah atau
5 RS Laboratorium Propinsi
Disentri
Laboratorium
6 Tersangka demam tifoid Puskesmas/RS Propinsi/Rumah Sakit
setempat
Sindrom jaundis akut
7 RS Laboratorium Propinsi
(hepatitis A dan E)
8 Tersangka chikungunya RS Laboratorium Propinsi
No Penyakit potensi KLB Laboratorium pemeriksa Laboratorium rujukan
9 Tersangka flu burung - Lab Rujukan flu Balitbangkes
pada manusia burung
- EQA baik : RSHS,
BBTKL Jakarta, BLK
Bali, BBTKL Surabaya,
Litbangkes (BBLK &
BBTKL)
10 Tersangka campak - BBLK Surabaya, Biofarma,
Badan Litbangkes,
BLK Yogyakarta
11 Tersangka difteri RS/ Lab Provinsi BBLK Surabaya
(dalam proses)
12 Tersangka pertusis RS/ Lab Provinsi Balitbangkes dan BBLK
Jakarta
13 AFP (lumpuh layuh - BBLK Surabaya, Biofarma,
mendadak) Badan Litbangkes
14 Kasus gigigitan - -
hewan penular rabies
15 Tersangka antraks - Laboratorium veteriner
untuk konfirmasi pada
spesimen hewan tertular
No Penyakit potensi KLB Laboratorium Laboratorium rujukan
pemeriksa
16 Tersangka leptospirosis RS/ Lab Nasional : RSUP Kariadi Semarang,
Provinsi Regional : BBPVRV Salatiga Balitvet
IPB Bogor.
17 Tersangka kolera RS/ Lab Laboratorium Propinsi, konfirmasi ke
Provinsi Badan Litbangkes
18 Klaster penyakit yang - Badan Litbangkes
tidak lazim
19 Tersangka RS/ Lab Laboratorium Propinsi
meningitis/ensepalitis Provinsi
20 Tersangka tetanus - Tidak memerlukan konfirmasi
neonatorum laboratorium
21 Tersangka tetanus - Tidak memerlukan konfirmasi
laboratorium
22 ILI (Influenza-like - lab rujukan nasional : Balitbangkes
Illness) lab regional :
(Mikrobiologi FKUI, Biomolekuler
UNUD, FK UNDIP, FK UISU , BBTKL
Jakarta, BBLK Palembang,
Mikrobiologi FK UNHAS)
23 Tersangka HFMD (Hand, - Balitbangkes
foot and mouth disease)
 Alur Koordinasi dan Pelaporan

Pasien Rawat
Klinik Swasta/
Fasyankes Jalan Rumah Sakit
private di desa
Puskesmas

Laboratorium
Unit Surveilans Puskesmas
Puskesmas

Laboratorium
Unit Surveilans Kabupaten/ Kota
Kabupaten/ Kota

Laboratorium
Propinsi
Unit Surveilans Propinsi

Laboratorium Kementerian Kesehatan RI Kementerian Kesehatan RI

Rujukan Nasional (Direktorat BPPM & Sarkes, (Direktorat Simkarkesma, Ditjen
Ditjen BUK) PP dan PL)

Pelaporan kasus Rujukan spesimen

Tindak lanjut pelaporan kasus Umpan balik rujukan spesimen
 Thank you
Terimakasih

LOGO
National Laboratory for Infectious Diseases Research
Center for Biomedical and Basic Technology of Health
NIHRD – MOH – Republic of Indonesia