Anda di halaman 1dari 16

ISU-ISU PENDIDIKAN ISLAM

“KAJIAN KRITIS TERHADAP UU.


SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL”
DARULI AFIAT
SRIYADI
Sistem Pendidikan Nasional

Pendidikan
Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar
dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya
sekarang dan yang akan datang.
Pendidikan nasional Indonesia
Pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia dan berdasarkan kepada pencapaian
tujuan pembangunan nasional Indonesia.
“Sistem pendidikan nasional”
(SISDIKNAS)

Merupakan satu keseluruhan yang terpadu dari


semua satuan dan kegiatan pendidikan yang
saling berkaitan untuk mengusahakan
tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Undang-Undang SISDIKNAS
tentang Pendidikan Islam
Diantara peraturan perundang-undangan RI yang
paling banyak membicarakan pendidikan adalah
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Sebab
undang-undang ini bisa disebut sebagai induk
peraturan perundang-undangan pendidikan.
Undang-undang ini mengatur pendidikan pada
umumnya, artinya segala sesuatu bertalian dengan
pendidikan, mulai dari prasekolah sampai dengan
pendidikan tinggi ditentukan dalam Undang-Undang
ini.
Undang-Undang No.20 Tahun 2003
“Mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradabaan bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”
Dengan melihat tujuan pendidikan di atas, baik
pendidikan Islam maupun pendidikan nasional,
tampaknya paling tidak terdapat dua dimensi
kesamaan yaitu:
1. Dimensi transendental (lebih dari hanya
sekedar ukhrowi yang berupa ketaqwaan,
keimanan, dan keikhlasan)
2. Dimensi duniawi melalui nilai-nilai material
sebagai sarana, seperti kecerdasan, pengetahuan
dan ketrampilan.
Pendidikan Keagamaan dalam UU
SISDIKNAS
Pendidikan agama dimaksudkan untuk membangun aspek
keimanan dan ketakwaan sebagaimana diamanatkan dalam
undang-undang. Pendidikan agama ini didefinisikan menjadi
usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu
anak didik agar mereka hidup sesuai ajaran islam. Ini dibedakan
dari pengajaran agama yang dianggap hanya pemberian
pengetahuan agama kepada anak , agar supaya mempunyai ilmu
pengetahuan agama.
Ruang lingkup UU sistem
Pendidikan Nasional
Sejarah Pendidikan Dan UU Sisdiknas Dari Merdeka Sampai Sekarang
Pendidikan Nasional Indonesia dimulai sejak Indonesia belum merdeka sampai
sekarang.Pendidikan sebelum Indonesia merdeka dibedakan menjadi 3 bagian
yaitu:

•Pendidikan Tradisional yaitu penyelenggaraan pendidikan di nusantara


yang dipengaruhi oleh agama-agama besar di dunia, seperti Hindu, Budha,
Islam dan Nasrani (Katolik dan Protestan);
•Pendidikan Kolonial Barat yaitu penyelenggaraan pendidikan di nusantara
Indonesia oleh pemerintah kolonial Barat, terutama oleh pemerintah kolonial
Belanda
• Pendidikan Kolonial Jepang yaitu penyelenggaraan pendidikan di nusantara
Indonesia oleh pemerintah militer Jepang dalam zaman Perang Dunia II.
Pasal-pasal UU No. 20 tahun 2003 yang
membahas tentang pendidikan

1. Pasal 1 ayat (2), disebutkan bahwa pendidikan nasional adalah


pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan
tanggap tehadap tuntutan perubahan zaman.
2. Pada pasal 3 tentang dasar, fungsi dan tujuan , pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
3. Pada pasal 15 tentang jenis pendidikan, jenis pendidikan
mencakup pendidikan umum , kejuruan akademik, profesi, vokasi,
keagamaan dan khusus.
4. Pada pasal 17 ayat ( 2). Tentang pendidikan dasar, pendidikan
dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah Ibtidaiyah (MI)
atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama
( SMP) dan Madrasah tsanawiyah ( MTs), atau bentuk lain yang
sedarajat.
5. Pasal 18 ayat (3). Tentang pendidikan menengah. Pendidikan
menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah
aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah
aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
6. Pasal 30 ayat (1-4). Pendidikan keagamaan. (1). Pendidikan
keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau kelompok
masyarakat dari pemeluk
Inovasi Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional
Dilihat dari fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional di
Indonesia. Fungsi pendidikan diharapkan dapat mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat
manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan
Nasional.
Fungsi pendidikan yang demikian itu juga masih
belum terlihat hasilnya secara aktual. Keadaan
menunjukkan bahwa mutu kehidupan dan martabat
manusia Indonesia di mata dunia Internasional amat
terpuruk. Demikian pula citra bangsa Indonesia di mata
dunia Internasional tampil dalam sosoknya sebagai
bangsa yang kurang beradab, kita dianggap sebagai
bangsa yang kejam, sadis, bengis, dan menakutkan.
Pengertian Inovasi
Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti
pembaharuan dan perubahan. Inovasi ialah suatu perubahan
yang baru yang menuju kearah perbaikan; yang lain atau berbeda
dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan
berencana. Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi
pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi
untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan
adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati
sebagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau masyarakat, baik
berupa hasil inverse (penemuan baru) atau discovery (baru
ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan
Tujuan Inovasi
Menurut Santoso (1974), tujuan utama inovasi,
yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang dan
sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.
Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan
efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas: sarana
serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya,
dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya, dengan
menggunakan sumber, tenaga, uang, alat, dan waktu
dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Masalah-masalah yang menuntut diadakan
inovasi
Adapun masalah-masalah yang menuntut diadakannya inovasi
pendidikan di Indonesia, yaitu:

1. Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan teknologi


yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik,
pendidikan dan kebudayaan bangsa Indonesia.
2. Sistem pendidikan yang dimiliki dan dilaksanakan di Indonesia
belum mampu mengikuti dan mengendalikan kemajuan-kemajuan
tersebut sehingga dunia pendidikan belum dapat menghasilkan
tenaga–tenaga pembangunan yang terampil, kreatif, dan aktif
sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat Laju eksplosi
penduduk yang cukup pesat, yang menyebabkan daya tampung,
ruang dan fasilitas pendidikan yang sangat tidak seimbang.
5.Melonjaknya aspirasi masyarakat untuk memperoleh pendidikan
yang lebih baik, sedangkan dipihak lain kesempatan sangat
terbatas

6.Mutu pendidikan yang dirasakan makin menurun, yang belum


mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Belum mekarnya alat organisasi yang efektif, serta belum
tumbuhnya suasana yang subur dalam masyarakat untuk
mengadakan perubahan-perubahahn yang dituntut oleh
keadaaan sekarang dan yang akan datang.
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai