Pembimbing:
dr. Metta Desvini P Siregar, Sp.KJ
J
Oleh :
Nadira Juanti Pratiwi 2013730160
FISIOLOGI TIDUR
NREM NREM
NREM NREM
tahap tahap
tahap I tahap II
III IV
FASE FISIOLOGI TIDUR
PERANAN
NEUROTRASMITER
• Dipengaruhi oleh hasil metabolisme asam amino trypthopan
bertambahnya jumlah trypthopan serotonin yang
terbentuk meningkat mengantuk/tidur. Jika terhambat
tidak bisa tidur/jaga.
Serotonergik • terletak pada nukleus raphe dosalis di batang otak
Insomnia Primer :
merupakan gangguan tidur yang tidak ada hubungannya
dengan medis, psikis, dan lingkungan.
Insomnia Sekunder :
merupakan gangguan tidur yang disebabkan oleh
beberapa penyakit dan gangguan medis yang lain.
Insomnia
Insomnia jangka
Insomnia transien Insomnia kronik
pendek
< 1minggu > 4 minggu
1 - 4 minggu
Gangguan kimia
Stresor akut
Stresor otak dan hormon,
Perubahan
berkelanjutan gangguan
sirkadian
Penyakit akut, psikiatrik, dll
Perubahan jam
Obat-obatan
kerja
11
PENYEBAB INSOMNIA
KRONIK
Insomnia
Kronik
Kimia otak
Gangguan Kondisi Medik
& Sistem Imun psikiatrik Obat-obatan
hormon
12
ETIOLOGI INSOMNIA
SEKUNDER
1. GMO
Primer : kondisi medis primer di otak.
Sekunder : kondisi medis sistemik yg pengaruhi otak.
2. Penyalahgunaan NAPZA
3. Skizofrenia/Ggn Waham
5. Ggn Cemas/Somatoform
13
INSOMNIA SEBAGAI DIAGNOSIS HIRARKI
GEJALA
INSOMNIA
GMO
Skizofrenia &
F3 : Ggn Suasana Perasaan (Manik/Deresif/Bipolar)
Ggn Afektif
Ggn Waham F4 : Ggn Neurotik & Somatoform
Manik
Depresi F5 : Sindrom Perilaku berhub Ggn Fisiologis
( Ggn Tidur, Makan & Seksual)
14
Gambaran Klinis Insomnia
o Gangguan tidur sudah
o Sulitnya masuk tidur
berlangsung paling sedikit
satu bulan
o Seringnya terbangun
setelah awitan tidur dan
o Pasien mengalami
sulit tidur kembali
penderitaan yang
bermakna secara klinis
o Bangun terlalu pagi (dini
hari)
o Adanya hendaya sosial,
okupasional, dan fungsi
o Tidak adanya rasa segar
penting lainnya di siang
setelah bangun tidur
hari
KRITERIA DIAGNOSTIK INSOMNIA NON-ORGANIK
BERDASARKAN PPDGJ
a. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur, atau kualitas
tidur yang buruk.
b. Gangguan minimal terjadi 3 kali dalam seminggu selama minimal 1 bulan.
c. Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihan terhadap
akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari.
d. Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan penderitaan
yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan.
e. Adanya gangguan jiwa lain seperti depresi dan anxietas tidak menyebabkan
diagnosis insomnia diabaikan.
f. Kriteria “lama tidur” (kuantitas) tidak diguankan untuk menentukan adanya
gangguan, oleh karena luasnya variasi individual. Lama gangguan yang tidak
memenuhi kriteria di atas (seperti pada “transient insomnia”) tidak didiagnosis di
sini, dapat dimasukkan dalam reaksi stres akut (F43.0) atau gangguan penyesuaian
(F43.2)
GANGGUAN TIDUR LAIN
Mengobati
penyebab
Memperbaiki
Farmakoterapi Penatalaksanaan higiene tidur
Psikoterapi
18
PENATALAKSANAAN
1. Pendekatan non-farmakologi
Pendekatan hubungan antara pasien dan dokter
Konseling dan psikotherapi
Tindakan sleep hygiene
Terapi pengontrolan stimulus
Sleep restriction therapy
TERAPI NONFARMAKOLOGI
Higiene tidur
20
FARMAKO TERAPI
Idealnya tidak ada individu memerlukan obat
untuk bisa tidur
21
BENZODIAZEPIN
Keuntungan
Absorbsi dan distribusi cepat 2
Terbukti efektif pada insomnia 1,3
Sleep latency pendek
Frequensi & durasi terjaga
Total sleep time
Lorazepam, alprazolam, dan klonazepam efek terapeutiknya lebih besar dan
onset kerjanya lebih cepat
1. Mendelson WB et al. Sleep Med Rev. 2004;8:7-17. 2. Dikeos DG, Soldatos CR. Prim Care Companion
J Clin Psychiatry. 2002;4(suppl 1):27-32. 3. Ringdahl EN et al. J Am Board Fam Pract. 2004;17:212-219.
22
KERUGIAN
Efek residu hari berikutnya 1,2
Ataksia (gangguan keseimbangan )
Sedasi di siang hari
Efek kognisi
Depresi pernafasan
Toleransi dan putus zat 2,3
Rebound insomnia2,3
Berpotensi disalahgunakan dan ketergantungan (semua BZ, lama
penggunaannya dibatasi )2
1. Mendelson WB et al. Sleep Med Rev. 2004;8:7-17. 2. Ringdahl EN et al. J Am Board Fam Pract. 2004;17:212-219. 3. Dikeos DG,
23
Soldatos CR. Prim Care Companion J Clin Psychiatry. 2002;4(suppl 1):27-32.
LANJUTAN
24
25