Anda di halaman 1dari 34

PANGKAT, AKAR DAN

LOGARITMA
I Komang Adi Aswantara
Fall 2013
UT Korea
Materi
• Pangkat
• Kaidah pemangkatan bilangan
• Kaidah perkalian bilangan berpangkat
• Kaidah pembagian bilangan berpangkat
• Akar
• Kaidah pengakaran bilangan
• Kaidah penjumlahan bilangan terakar
• Kaidah perkalian bilangan terakar
• Kaidah pembagian bilangan terakar
• Logaritma
- Basis Logaritma
- Kaidah-kaidah Logaritma
- Penyelesaian Persamaan dengan Logaritma
Pangkat

• Pangkat dari sebuah bilangan ialah suatu indeks yang


menunjukkan banyaknya perkalian bilangan yang sama
secara berurutan.
• Notasi xa : bahwa x harus dikalikan dengan x itu sendiri
secara berturut-turut sebanyak a kali.
Kaidah Pemangkatan Bilangan
a
x xa
1. x 0  1 ( x  0) 6.    a
 y y
2 . x1  x  
7. x a b  x ab
3. 0  0
x
8. x ab
 x c dimana c  a b
a 1
4. x  a
x
a
5. x  X
b b a
Kaidah perkalian bilangan berpangkat
a b
x x  x
a b

2 4
contoh : 3  3  3
2 4
 3  729
6

x  y  xy
a a a

contoh : 3  5  (3  5)  15  225
2 2 2 2
Kaidah pembagian bilangan berpangkat
a b
x :x  x
a b

24 1
2
contoh : 3 : 3  3
2 4
3 
9

a
x
x  y   
a a

 y
2
3 9
contoh : 3 : 5    
2 2

5 25
Akar

• Akar merupakan bentuk lain untuk menyatakan


bilangan berpangkat.
• Akar dari sebuah bilangan ialah basis (x) yang
memenuhi bilangan tersebut berkenaan dengan
pangkat akarnya (a).
• Bentuk umum :

a
m  x jika x  m
a

m = radikan
Kaidah pengakaran bilangan
1
1. b
xx b

a
2. b
x x
a b

3. b xy  x  y
b

b
x x
4. b 
y b y
Kaidah penjumlahan (pengurangan)
bilangan terakar

• Bilangan-bilangan terakar hanya dapat


ditambahkan atau dikurangkan apabila akar-
akarnya sejenis.

m x  n x  ( m  n) x
b a b a b a
Kaidah perkalian bilangan terakar
Hasil kali bilangan - bilangan t erakar adalah akar dari hasil kali
bilangan - bilanganny a. Perkalian hanya dapat dilakukan apabila
akar - akarnya berpangkat sama.
b
x  b y  b xy

Akar ganda dari sebuah bilangan adalah akar pangkat baru dari
bilangan bersangkut an; pangkat - baru akarnya ialah hasil kali
pangkat dari akar - akar sebelumnya .
b c
x a  bc x a
Kaidah pembagian bilangan terakar
• Hasil bagi bilangan-bilangan terakar adalah
akar dari hasil bagi bilangan-bilangannya.
Pembagian hanya dapat dilakukan apabila
akar-akarnya berpangkat sama.

b
x x
b
b y y
Logaritma
Logaritma pada hakekatnya merupakan kebalikan dari
proses pemangkatan dan/atau pengakaran.

Bentuk pangkat Bentuk akar Bentuk Logaritma


xa  m a
mx x
log m  a

Suku-suku pada ruas kanan menunjukkan bilangan yang dicari atau


hendak dihitung pada masing-masing bentuk
Basis Logaritma
• Logaritma dapat dihitung untuk basis berapapun.
• Biasanya berupa bilangan positif dan tidak sama dengan
satu.
• Basis logaritma yang paling lazim dipakai adalah 10
(common logarithm)/(logaritma briggs)
• logm berarti 10 log m, log 24 berarti 10 log 24
• Logaritma berbasis bilangan e (2,72) disebut bilangan
logaritma alam (natural logarithm) atau logaritma Napier
• ln m berarti elogm
Kaidah-kaidah Logaritma
1. x log x  1 6. x log mn  x log m x log n
m x
2. x log 1  0 7. log  log m x log n
x

n
3. x log x a  a 8. x log mm log x  1
4. x log m a a x log m 9. x log mm log nn log x  1
5. x log m  m
x
Penyelesaian Persamaan dengan Logaritma
• Logaritma dapat digunakan untuk mencari bilangan yang
belum diketahui (bilangan anu) dalam sebuah
persamaan, khususnya persamaan eksponensial dan
persamaan logaritmik.
• Persamaan logaritmik ialah persamaan yang bilangan
anunya berupa bilangan logaritma, sebagai contoh :
log (3x + 298) = 3
Latihan

• Dengan melogaritmakan kedua ruas, hitunglah x untuk


3x+1 = 27
• Selesaikan x untuk log (3x + 298) =3
17

DERET
I Komang Adi Aswantara
Spring 2013
UT Korea
Materi
• Deret Hitung
- Suku ke-n dari DH
- Jumlah n suku
• Deret Ukur
- Suku ke-n dari DU
- Jumlah n suku
Dan penerapannya dalam dunia ekonomi

18
Definisi

• Deret : Rangkaian bilangan yang tersusun


secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah
tertentu.
• Suku : Bilangan-bilangan yang merupakan
unsur dan pembentuk deret.
• Macam-macam deret :
- Deret Hitung
- Deret Ukur
- Deret Harmoni

19
Deret Hitung
Deret hitung : deret yang perubahan suku-
sukunya berdasarkan penjumlahan terhadap
sebuah bilangan tertentu.
Bilangan yang membedakan suku-suku dari
deret hitung dinamakan pembeda, yang tak
lain adalah selisih antara nilai dua suku yang
berurutan.
Contoh :
5, 10, 15, 20, 25, 30 (pembeda 5)
90, 80, 70, 60, 50, 40 (pembeda -10)
20
Suku ke-n dari Deret Hitung
5, 10, 15, 20, 25, 30
S1, S2, S3, S4, S5, S6

S1 = 5 = a
S2 = 10 = a + b = a + (2 - 1)b Sn = a + (n - 1)b
S3 = 15 = a + 2b = a + (3 - 1)b
a = suku pertama / s1
S4 = 20 = a + 3b = a + (4 - 1)b
b = pembeda
S5 = 25 = a + 4b = a + (5 - 1)b
S6 = 30 = a + 5b = a + (6 - 1)b n = indeks suku

21
22

Jumlah n Suku
• Jumlah sebuah deret hitung sampai dengan
suku tertentu tidak lain adalah jumlah nilai
suku-sukunya.
n
J n   S i  S1  S 2  ...........  S n
i 1
4
J 4   S i  S1  S 2  S 3  S 4
i 1
5
J 5   S i  S1  S 2  S 3  S 4  S 5
i 1
6
J 6   S i  S1  S 2  S 3  S 4  S 5  S 6
i 1
Berdasarkan rumus suku ke-n 
Sn = a + (n - 1)b, maka dapat diuraikan

J4 = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) = 4a + 6b
J5 = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b)
= 5a + 10b
J6 = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b) + (a + 5b)
= 6a + 15b

23
24
Masing-masing Ji dapat ditulis
4 
J 4  4a  6b  4a  (4  1)b 
2

5  n
J 5  5a  10b  5a  (5  1)b  J n  na  (n  1)b
2  2
6 
J 6  6a  15b  6a  (6  1)b
2 
atau J n  2a  (n  1)b
n
2
 a  a  (n  1)b
n
Sn
2
n
 (a  S n )
2
Deret Ukur
 Deret ukur : deret yang perubahan suku-
sukunya berdasarkan perkalian terhadap
sebuah bilangan tertentu.
 Bilangan yang membedakan suku-suku sebuah
deret ukur dinamakan pengganda.
Contoh :
1)5, 10, 20, 40, 80, 160 (pengganda 2)
2)512, 256, 128, 64, 32, 16 (pengganda 0,5)

25
Suku ke-n dari Deret Ukur
S1  5  a 
2 1 
S 2  10  ap  ap 
S3  20  app  ap 2  ap 31 
4 1  n
S  ap n-1

S 4  40  appp  ap  ap 
3

5 1 
S5  80  apppp  ap  ap
4

S 6  160  appppp  ap 5  ap 61 
a  suku pertama
p  pengganda
n  indeks suku
26
Jumlah n Suku
n
J n   Si  S1  S 2  S3  S 4 ...........  S n
i 1

berdasarka n rumus S n  ap n-1 maka :


J n  a  ap  ap 2  ap 3  .......  ap n  2  ap n 1 (1)
jika dikalikan dengan bilangan pengganda p, maka :
n 1
pJ n  ap  ap  ap  ap  .......  ap
2 3 4
 ap n
(2)

selisih antara persamaan (1) dan persamaan (2)


27
selisih antara persamaan (1) dan persamaan (2)

J n  pJ n  a  ap n

J n (1  p)  a(1  p ) n

a(1  p ) n
a( p  1) n
Jn  atau J n 
1 p p 1
p 1 p 1

28
Model Perkembangan Usaha

• Jika perkembangan variabel-variabel tertentu dalam


kegiatan usaha, misalnya : produksi, biaya, pendapatan,
penggunaan tenaga kerja dll. Memiliki pola seperti deret
hitung, maka prinsip-prinsip deret hitung dapat diterapkan
dalam menganalisis perkembangan vaiabel tersebut.

• Pelajari Kasus 1 dan 2

29
30

Model Bunga Majemuk


 Modal pokok P dibungakan secara majemuk, suku
bunga perahun i, maka jumlah akumulatif modal F
setelah n tahun adalah:

setelah 1 tahun : F1  P  P.i  P (1  i )


setelah 2 tahun : F2  P (1  i )  P (1  i )i  P(1  i ) 2
setelah 3 tahun : F3  P (1  i ) 2  P (1  i ) 2 i  P (1  i ) 3
setelah n tahun : Fn  (.........)  (..........)  P (1  i ) n
• Jumlah di masa datang dari jumlah sekarang :
Fn  P(1  i ) n S n  ap n-1 Bunga dibayar
1x setahun
31

 Bila bunga dibayar lebih sekali dalam setahun, misal m


kali, maka :

i mn
Fn  P (1  )
m

m = frekuensi pembayaran bunga dalam setahun

Suku (1+i) dan (1 + i/m) disebut “faktor bunga


majemuk” (compounding interest factor), yaitu suatu
bilangan yang lebih besar dari 1, yang dapat dipakai
untuk menghitung jumlah dimasa mendatang dari suatu
jumlah sekarang.
32

• Dengan manipulasi matematis, bisa diketahui nilai


sekarang (present value) :

1 1
P F atau P  F
(1  i) n
(1  i / m) mn

Suku 1/(1+i)n dan 1/(1+i/m)mn dinamakan “faktor


diskonto” (discount factor), yaitu suatu bilangan lebih
kecil dari 1 yang dapat dipakai untuk menghitung nilai
sekarang dari suatu jumlah dimasa datang.
Model Pertumbuhan Penduduk
Pt = P1 R t-1
Dimana
R =1+r
P1 = jumlah pada tahun pertama (basis)
Pt = jumlah pada tahun ke-t
r = persentase pertumbuhan per-tahun
t = indeks waktu (tahun)

33
TERIMAKASIH
Selamat Belajar

34

Anda mungkin juga menyukai