Anda di halaman 1dari 41

Case Based Discussion

Morbili
Disusun oleh:
Kristian Wiranata – 1815118

Pembimbing:
dr. A. Adipurnama, Sp.A

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RS IMMANUEL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
Identitas pasien
• Nama Pasien: Mezzaluna Pratama
• Jenis Kelamin: Perempuan
• Umur: 2 tahun
• Diagnosis masuk: Suspek Typhoid fever + probable dhf+ Morbili
• Tanggal dirawat: 10/ 09/ 2019
• Tanggal periksa: 11/09/ 2019
• Nama ayah: Tn. Guntur
• Nama Ibu: Ny. Nenden
Anamnesis
• Heteroanamnesis: Ibu kandung pasien
• Keluhan utama: demam
• Riwayat perjalanan penyakit:
Demam dirasakan sejak 7 September 2019 (3 hari SMRS), demam
dirasakan mendadak tinggi dan hilang timbul, siang dan malam sama
saja. Suhu mencapai 40 C. 8 September 2019 (2 hari SMRS) timbul
bercak-bercak merah dimulai dari wajah dan menjalar ke seluruh
tubuh.
Anamnesis
• Keluhan disertai muntah sejak 1 hari SMRS, 1 hari satu kali berupa
susu. Pasien tidak nafsu makan dan hanya mau minum susu. Sejak 3
hari SMRS pasien belum BAB. Keluhan tidak disertai dengan batuk,
pilek, sesak, kejang, perdarahan gusi, mimisan, dan penurunan
kesadaran.
Anamnesis
• RPD: pasien baru pertamakali sakit seperti ini. Belum pernah
menderita typhoid ataupun demam berdarah
• RPK: Tidak ada anggota keluarga atau tetangga yang menderita
penyakit seperti ini.
• R. imunisasi: Riwayat imunisasi campak (+)
• Riwayat pengobatan: Biothicol, praxion diberikan oleh RS umum Bina
Sehat
• Riwayat kebiasaan: tidak ada
• Riwayat alergi:tidak ada
Riwayat imunisasi
Dasar Lanjutan
BCG +
DPT + + +
Polio + + +
Hepatitis B + + +
Campak +
Riwayat kehamilan
• Pasien merupakan anak ke 1 dari 1 bersaudara
• BBL: 3250 gram
• PBL: 49 cm

• Makanan:
Makanan keluarga (Nasi, buah, sayur, daging)
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum:
Kesadaran: compos mentis
Kesan sakit: sedang

Tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 122x/menit, regular, isi cukup
Respirasi : 34 x/menit
Suhu : 37,6 C
SaO2 : 98%
Pengukuran
Berat badan : 14,8 kg
Tinggi badan : 96 cm
BMI : 17,13
Status gizi : Cukup
• Kulit:
turgor kembali cepat, ptechiae (-), sianosis (-), ikterik (-), maculopapular
generalisata (+)
• Kepala:
Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung: PCH (-), secret (-)
Telinga: secret (-)
Mulut: POC (-), mukosa bibir kering, Faring hiperemis (+)
• Leher:
Tidak teraba perbesaran KGB, trakea sentral, retraksi suprasternal (-)
• Thorax:
-Pulmo:
Inspeksi: pergerakan pernapasan simetris, retraksi (-)
Palpasi: nyeri tekan (-) , simetris
Perkusi: sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi: VBS +/+ , ronki -/-, wheezing -/-
-jantung:
Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
Palpasi: ictus cordis tidak teraba
Asukultasi: BJ murni S1=S2, regular, murmur (-)

• Abdomen:
Inspeksi: datar, lembut
Palapasi: Hepar dan lien tidak teraba , datar, lembut
Perkusi: timpani pada 4 regio
Auskultasi: BU + normal
• Ekstremitas
Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis -/-, ptechiae -/-
Pemeriksaan penunjang
10/ 09/ 2019
Hematologi Rutin
• Hemoglobin: 11,40 g/dl
• Hematokrit: 35,20 %
• Trombosit: 200.000/mm3
• Leukosit: 6.380
• Eritrosit: 4,57 juta / mm3
Kimia Darah
• Gula Darah Sewaktu: 86 mg/dl
Serologi/Imunologi
• Widal:
-Titer O:
Salmonella typhi O: negative
Salmonella paratyphi A: 1/80
Salmonella paratyphi B: 1/80
-Titer H:
Salmonella typhi H: 1/40
Salmonella paratyphi A: Negatif
Salmonella paratyphi B: 1/160
• Tanggal 11 September 2019
TubexTF: Negatif
Resume
Anamnesis
• Anak perempuan berusia 2 tahun
• Keluhan utama: Febris
• Keluhan dirasakan sejak 7 september 2019 (3 hari SMRS) demam dirasakan
mendadak tinggi dan hilang timbul, siang dan malam sama saja. Suhu mencapai 40
C.
• 8 September 2019 (2 hari SMRS) timbul bercak-bercak merah dimulai dari wajah
dan menjalar ke seluruh tubuh.
• Sulit BAB (Belum BAB sejak 3 hari SMRS)
• Penurunan nafsu makan
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
• Kesadaran: compos mentis
• Kesan sakit: sedang
Tanda vital
• Tekanan darah : 100/70 mmHg
• Nadi : 122x/menit, regular, isi cukup
• Respirasi : 34 x/menit
• Suhu : 37,6 C
• SaO2 : 98%
Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan Sistematis
• Kulit: maculopapular generalisata (+)
• Leher: tidak ada kelainan
• Mulut: Faring hiperemis
• Pulmo : Tidak ada kelainan
• Jantung: Tidak ada kelainan
• Abdomen: Tidak ada kelainan
Pemeriksaan penunjang
10/ 09/ 2019
Hematologi Rutin
• Hemoglobin: 11,40 g/dl
• Hematokrit: 35,20 %
• Trombosit: 200.000/mm3
• Leukosit: 6.380
• Eritrosit: 4,57 juta / mm3
Kimia Darah
• Gula Darah Sewaktu: 86 mg/dl
Serologi/Imunologi
• Widal:
-Titer O:
Salmonella typhi O: negative
Salmonella paratyphi A: 1/80
Salmonella paratyphi B: 1/80
-Titer H:
Salmonella typhi H: 1/40
Salmonella paratyphi A: Negatif
Salmonella paratyphi B: 1/160
• Tanggal 11 September 2019
TubexTF: Negatif
Diagnosis Banding
• Suspek Morbili
• Suspek typhoid Fever
• Suspek Dengue Fever
Diagnosis Kerja
• Suspek Morbili
Usuan Pemeriksaan penunjang
• IgM dan IgG anti dengue
• IgM dan IgG anti S- typhi
Penatalaksanaan
Non-Medikamentosa
• Tirah baring
• Rawat inap
• Diet tinggi protein
• Monitoring tanda-tanda demam
Medikamentosa
• Biothicol 60 ml (Thiampenicol 125 mg/5 ml) syrup 3x1 cth
• Praxion syrup 60 ml (Paracetamol 120mg/5 ml) 3x1 cth
• Microlax suppositoria 1 kali
• RL 50 cc/jam
Prognosis
• Quo ad vitam: ad bonam
• Quo ad sanationam: ad bonam
• Quo ad functionam: ad bonam
PEMBAHASAN
Definisi
Campak, juga dikenal sebagai rubeola, adalah salah satu penyakit menular yang paling
menular, dengan setidaknya 90% tingkat infeksi sekunder pada kontak rumah tangga
yang rentan.
Etiologi
Morbillivirus merupakan salah satu virus RNA dari family
paramyxoviridae
Stadium penyakit
• Masa inkubasi:10-12 hari
• Tiga stadium: prodromal-erupsi-konvalesens
Stadium prodromal
• 3-5 hari biasanya ringan tetapi pada akhir stadium erupsi dapat
meningkat mencapai 40 derajat Celsius. Ditemukan adanya 3C
(Coryza, cough, conjunctivitis)
• Koplik’s spot: patognomonis, ditemukan 1-2 hari sebelum sampai 1-2
hari sesudah timbul ruam (stadium erupsi), berupa lesi punctata putih
di daerah mukosa bukal.
Stadium erupsi
• Pada akhir stadium prodromal terjadi peningkatan suhu tubuh, pada
saat panas mencapai puncaknya timbul ruam berupa makulo-
eritematosus, bersifat konfluens, dimulai dari belakang telinga,
kemudian menyebar ke badan, lengan, dan tungkai. Dalam 3 hari
ruam sudah tersebar ke seluruh tubuh.
• Panas badan masih tetap tinggi selama 2-3 hari sesudah ruam timbul.
Sadium konvalesens
• Panas badan mulai turun, ruam meninggalkan bekas hiperpigmentasi
yang dapat bertahan 7-14 hari
Pemeriksaan penunjang
• Darah rutin: leukopenia dengan limfopenia
• Di negara maju diagnosis serologis dilakukan pemeriksaan IgM
antibodi, terdeteksi sesudah 3 hari timbul ruam.
• Deteksi antigen: PCR
• Diagnosis komplikasi: ensefalopati/ ensefalitis (pemeriksaan cairan
serebrospinal, analisis gas darah, dan elektrolit), enteritis (feses
lengkap), bronkopneumonia (rontgen thorax)
Diagnosis
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai dengan stadium penyakit
• Tanda utama: 3C , Koplik’s spot, ruam macula eritematosus dengan
penyebaran khas yang timbul pada saat panas sedang mencapai
puncaknya (panas tinggi) dan panas tetap ada selama 2-3 hari
sesudah timbul ruam
Tata laksana
• Suportif: tirah baring, pemberian nutrisi dan cairan yang adekuat.
Indikasi rawat inap: hiperpireksia, dehidrasi, kejang, asupan oral sulit,
atau disertai komplikasi.
• Vitamin A: <6 bulan 50.000 IU, 6 bulan-1 tahun 100.000 IU, >1 tahun
200.000 IU
• Antibiotik: Infeksi sekunder.
Kasus dengan komplikasi
Ensefalopati:
• Kloramfenikol 75 mg/kgBB/ hari dibagi 4 dosis dan ampisillin 100
mg/kgBB/ hari dibagi 4 dosis selama 7-10 hari.
• Deksametason: dosis awal 1mg/kgBB/hari, dilanjutkan 0,5 mg/ KgBB/
hari, dibagi dalam 3 dosis sampai kesadaran membaik. Pemberian
melebihi 5 hari lakukan tapering-off saat menghentikan terapi.
• Kebutuhan cairan dikurangi sampai ¾ kebutuhan, serta koreksi
gangguan elektrolit.
Kasus dengan komplikasi

Bronkopneumonia:
• Oksigen 2 liter/ menit
• Kloramfenikol 75 mg/KgBB/hari dibagi 4 dosis selama 7-10 hari
Komplikasi
• Otitis Media
• Pneumonia interstitial, terutama karena infeksi sekunder
• Miokarditis
• Limfadenitis mesenterika
• Ensefalitis akut
• Subacute sclerosing panencephalitis

Anda mungkin juga menyukai