Anda di halaman 1dari 35

KELOMPOK 2

GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN PADA LANSIA
Anggita Arianti Rahmi
Ari Fatria Darma
Dewan Sukma E.S
Lutfi Lupitha
Rima Chairuunisa
Sabhan Ramadhan
Siti Nurjanah
Anatomi dan Fisiologi Sistem
Pencernaan
A. Sistem Pencernaan
sistem organ dalam manusia yang
berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan
energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam
aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari
tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari :
1. Mulut
2. Tenggorokan ( Faring)
3. Kerongkongan (Esofagus)
4. Lambung
5. Usus halus (usus kecil)
6. Usus Besar (Kolon)
7. Anus
B. Perubahan fisiologis sistem
pencernaan
Pada pencernaan lansia terjadi
perubahan pada kemampuan digesti dan
absorbsi yang terjadi akibat hilangnya
opioid endogen dan efek berlebihan dari
kolesintoksin. Akibat yang muncul adalah
anoreksia. Secara gradual, pada lansia
terjadi juga penurunan sekresi asam dan
enzim.
C. Penyakit yang lazim terjadi
pada sistem pencernaan
1. Ulkus Peptikum
2. Gastritis
1. Ulkus Peptikum
Ulkus peptikum adalah ekskavasasi
(area berlubang) yang terbentuk dalam
dinding mukosal lambung, pilorus,
duodenum dan esofagus. Ulkus
peptikum disebut juga sebagai ulkus
lambung, duodenal esofageal,
tergantung pada lokasinya. (Bruner
and Suddart,2001).
Etiologi

Penyebab umum dari ulserasi peptikum


adalah ketidakseimbangan antara selresi
cairan lambung dan derajat perlindungan
yang diberikan sawar mukosa
gastroduodenal dan netralisasi asam
lambung oleh cairan duodenum. (Arif M,
2011).
Penyebab

1) Infeksi bakteri H. Pylori


2) Peningkatan sekresi asam
3) Konsumsi obat-obatan
4) Stres fisik
5) Refluks usus lambung
Pathofisiologi
Ulkus peptikum terjadi pada mukosa
gastroduodenal karena jaringan ini tidak
dapat menahan kerja asam lambung
(HCL). Erosi yang terjadi berkaitan
dengan peningkatan konsentrasi pepsin
dan kerja asam peptin, atau penurunan
pertahanan normal dari mukosa.
Manifestasi klinis
1) Nyeri
2) Pirosis (nyeri uluhati)
3) Muntah
4) Konstipasi dan pendarahan
Pemeriksaan penunjang

• Endoskopi
• Rontgen
• Analisa lambung
• Pemeriksaan darah
Penatalaksanaan
Beberapa metode digunakan untuk
mengontrol keasaman lambung:
1. Penurunan stress dan istirahat
2. Penghentian merokok
3. Modifikasi diet
4. Obat-obatan
5. Intervensi bedah
Komplikasi
• perforasi usus
• Obstruksi lumen
• Perdarahan
2. Gastritis
Gastritis pada lansia adalah suatu
peradangan mukosa lambung yang dapat
bersifat kronis, difus atau lokal yang
sering terjadi pada lansia: dua jenis
gastritis yang paling sering terjadi:
gastritis superfisial akut dan gastritis
atropik kronik.
Etiologi
Gastritis seringkali akibat dari stress.
1. Endoktosin bakteri
2. Obat-obatan
3. Makanan berbumbu
4. minum alkohol berlebihan dan merokok
5. Pada kasus anemia pernisiosa, patogenesis
berkaitan dengan gangguan mekanisme
imunologik. Kebanyakan penderita
mempunyai antibodi terhdap sel parietal
dalam darahnya, lebih spesifik lagi,
penderita ini juga mempunyyai antibodi
terhadap faktor intrinsik.
Patofisiologi
Obat-obatan, alcohol, garam empedu atau
enzim-enzim pancreas dapat merusak
mukosa lambung (gastritis erosive),
mengganggu pertahanan mukosa
lambung dan memungkinkan difusi
kembali , asam dan pepsin ke dalam
jaringan lambung, hal ini menimbulkan
peradangan respons mukosa terhadap
kebanyakan penyebab iritasi tersebut
dengan regenerasi mukosa, karena itu
gangguan tersebut seringkali menghilang
dengan sendirinya
Manifestasi klinik

Manifestasi klinis dari gastritis akut


dapat bervariasi dari keluhan abdomen
yang tidak jelas, seperti anoreksia atau
mual, sampai gejala lebih berat seperti
nyeri epigastrium, muntah, perdarahan
dan hematemesis
Pemeriksaan Diagnosis

1. Pemeriksaan gastroduodenoskopi
2. Pemeriksaan endoskopi dan
histopatologi
3. Pemeriksaan kultur
Penatalaksanaan

Gastritis akut
a. Mengatasi kedaruratan medis yuang terjadi
b. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila
dijumpai/ditemukan.
c. Pemberian obat-obatan H2 blocking, antacid
atau obat-obat ulkus lambung yang lain.
Gastritis kronis
Pada umumnya gastritis kronik tidak
memerlukan pengobatan, yang harus
diperhatikan ialah penyakit-penyakit lain yang
keluhannya dapat dihubungkan dengan
gastritis kronik.
Komplikasi

• Komplikasi pada gastritis akut


1. Perdarahan saluran cerna bagian atas
2. Ulkus kalua prosesnya hebat
3. Perforasi
• Komplikasi pada gastritis kronik
1. Atropi lambung dapat menyebabkan gangguan
penyerapan terutama terhadap vitamin B12.
2. Gastritis kronik antrum pilorum dapat
menyebabkan penyempitan daerah antrum
pilorum
3. Gastritis kronik sering dihubungkan dengan
keganasan lambung, terutama gastritis kronik
antrum pylorus.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN
Pengkajian

a. Pengumpulan data
1. Identitas
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Pola kebiasaan sehari-hari
7. Pemeriksa fisik
a) Keadaan umum
b) Kesadaran
c) Tanda-tanda vital
d) Pemeriksaan review of system
8. Pola fungsi kesehatan
Diagnose Keperawatan
1. Ulkus peptikum
• Nyeri berubungan dengan iritasi mukosa lambung, perforari
mukosa, kerusakan jaringan lunak.
• Aktual/Resiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan tidak
adekuat.
• Kecemasan berubungan dengan prognosis penyakit, kesalahan
interprestasi terhadap informasi, dan rencana pembedahan.
2. Gastritis
• Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output cairan
yang berlebihan (muntah, perdarahan), intake cairan yang
tidak adekuat
• Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa gaster
• Risiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan tindakan pembatasan intake nutrisi,
puasa.
Rencana Asuhan Keperawatan
Pada Klien Ulkus Peptikum
Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan kriteria hasil Keperawatan
1. Nyeri Tujuan: Dalam 1. Jelaskan dan 1. Pendekatan
berhubungan waktu 1x24 jam bantu pasien dengan
dengan iritasi dan 3x24 jam dengan menggunakan
mukosa pascabedah memberikan teknik
lambung, gastrektomi, pereda nyeri relaksasi dan
kerusakan nyeri nonfarmakologi terapi
jaringan berkurang/hilang dan noninvasif. nonfarmakolo
pascabedah atau teradaptasi. 2. Lakukan gi telah
gastrektomi Kriteria hasil: manajemen menunjukkan
a. Secara nyeri. keefektifan
sujectif dalam
melaporkan mengurangi
nyeri nyeri.
berkurang
atau dapat
diadaptasi.
Lanjutan
b. Skala nyeri 0-1 2. istirahat
(0-4). secarafisiologis
c. Dapat akan
menidentifikasi menurunkan
aktivitas yang kebutuhan
meningkatkan oksigen yang
atau diperlukan
menurunkan untuk
nyeri. memenuhi
d. Pasien tidak kebutuhan
gelisah metabolisme
basal.
2. Kecemasan Tujuan : secara 1) Monitor respon 1) Digunakan
berhubungan subjektif melaporkan fisik seperti dalam
dengan adanya rasa cemas berkurang. kelemahan mengevaluasi
nyeri, muntah Kriteria hasil: perubahan tanda- derajat/tingkat
darah, prognosis tanda vital, dan kesadaran/konsent
a. Pasien mampu
penyakit, dan gerakan yang rasi, khususnya
rencana mengungkapkan berulang-ulang. ketika melakukan
pembedahan. perasaaanya Catat kesesuaian komunikasi verbal.
kepada prawat. respon verbal dan
nonverbal selama
komunikasi.
b. Pasien dapat 2) Anjurkan pasien 2) Memberikan
mendemonstras dan keluarga kesempatan
ikan untuk untuk
mengungkapkan
keterampilan berkonsentrasi,
dan
pemecahan mengekspresikan kejelasan dari
masalahnya rasa takutnya. rasa takut, dan
dan perubahan mengurangi
koping yang cemas yang
digunakan berlebihan.
sesuai situasi
yang dihadapi.
c. Pasien dapat
mencatat
penurunan
kecemasan/ke
takutan
dibawah
standar.
d. Pasien dapat
rileks dan
tidur/istirahat
dengan baik.
Evaluasi Keperawatan pada ulkus
peptikum

Diagnose keperawatan : Nyeri Akut


a. Klien sujectif melaporkan nyeri
berkurang atau dapat diadaptasi.
b. Skala nyeri 0-1 (0-4).
c. Dapat menidentifikasi aktivitas yang
meningkatkan atau menurunkan nyeri.
d. Klien tidak gelisah
Diagnose Keperawatan : kecemasan

a. Klien mampu mengungkapkan


perasaaanya kepada perawat.
b. Klien dapat mendemonstrasikan
keterampilan pemecahan masalahnya dan
perubahan koping yang digunakan sesuai
situasi yang dihadapi.
c. Klien dapat mencatat penurunan
kecemasan/ketakutan dibawah standar.
d. Klien dapat rileks dan tidur/istirahat
dengan baik.
Rencana Asuhan Keperawatan Pada Klien Gastritis
Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
keperawatan kriteria hasil keperawatan
1. Kekurangan Tujuan: 1. Catat 1. Untuk
volume cairan pemenuhan karakteristik membedakan
berhubungan kebutuhan muntah dan distress
dengan cairan adekuat drainase. gaster.
output cairan Kriteria hasil : 2. Observasi 2. Perubahan
yang 1. Pengeluaran tanda-tanda tekanan
berlebihan urine vital setiap 2 darah dan
(muntah, adekuat. jam. nadi indicator
perdarahan), 2. Tanda-tanda 3. Monitor dehidrasi.
intake cairan vital dalam tanda-tanda 3. Untuk
yang tidak batas normal. dehidrasi identifikasi
adekuat. 3. Membrane (membrane untuk
mukosa mukosa terjadinya
lembab. turgor kulit, dehidrasi.
4. Turgor kulit pengisian
baik. kapiler).
5. Pengisian
kapiler < 3
detik.
Lanjutan....
2. Nyeri Tujuan : 1. Kaji dan catat 1. Untuk
berhubungan nyeri teratasi keluhan nyeri menentukan
dengan kriteria hasil. termasuk lokasi, intervensi
iritasi a. Klien lamanya, dan
mukosa rileks. intensitasnya skala mengetahui
gaster. b. Klien nyeri 0-10. efek terapi.
dapat 2. Berikan makan 2. Makanan
tidur. sedikit tapi sering. sebagai
c. Skala 3. Jelaskan agar klien penetralisaa
nyeri 0-2. menghindari si asam
makanan yang lambung.
merangsang 3. Makanan
lambung, seperti yang
makanan pedas, merangsang
asam dan dapat
mengandung gas. mengiritasi
mukosa
lambung.
Evaluasi Keperawatan pada Gastritis
Diagnose keperawatan : Nyeri Akut
a. Klien menunjukkan kemampuan
menggunakan teknik non farmakologi untuk
mengurangi nyeri, dan tindakan pencegahan
nyeri
b. Klien mampu mengenal tanda-tanda pencetus
nyeri untuk mencari pertolongan.
c. Klien melaporkan nyeri berkurang.
d. Klien mengungkapkan kenyamanan setelah
nyeri berkurang
e. Klien menunjukkan tanda vital dalam batas
normal.
f. Klien menunjukkan ekspresi wajah tenang.
Diagnose Keperawatan :
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan
a. Klien menunjukkan adanya peningkatan
BB sesuai tujuan
b. Klien mampu mengidentifikasi adanya
peningkatan BB sesuai tujuan
c. Klien melaporkan intake nutrisi dan
cairan yang adekuat.
d. Klien melaporkan keadekuatan tingkat
energy.
Diagnose Keperawatan : Kurang
volume cairan
a. Klien menunjukkan status hidrasi
adekuat
b. Klien menunjukkan status nutrisi :
asupan makanan dan cairan adekuat
c. Klien dapat mempertahankan
keseimbangan cairan dalam tubuh.
Penatalaksanaan non
farmakologi
Beberapa jenis tanaman yang dapat di
gunakan antara lain:
• lidah buaya
• Jahe
• Daun jambu biji
• Kunyit
• Pisang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai