Anda di halaman 1dari 23

Documents.

tips
Login / Signup

Leadership

Technology

Education

Marketing

Design

More Topics

Search

1. Home

2. Documents

3. Caring Dalam Kehiduhan Mahasiswa Keperawatan Dengan Kakak Dan Adik Kelasnya

APLIKASI PERILAKU CARING DALAM KEHIDUPAN MAHASISWA


KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN dengan KAKAK dan
ADIK KELASNYA
Disusun Oleh :
Erinda Alia Dahlia 220110150050 2015
Mahdaniar Siti Zahroh 220110150123 2015
Vivi Vitriani Indriana 220110150117 2015
Adriati Ajeng Juliana 220110150093 2015
Epah Hudaepah 220110150071 2015
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami limpahkan kepada Allah SWT karena berkat karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun berdasarkan pada materi yang ada bersumber dari berbagai buku,
internet, dan pengamatan langsung pada lingkungan yang berkaitan. Materinya memuat
macam-macam hal yang menarik namun dikemas secara sederhana, dan tidak melupakan
usnsur-unsur penting di dalamnya. Oleh karena itu, makalah ini dapat menjembatani kita
menjadi insan yang cerdas intelektualnya, emosionalnya, dan spiritualnya.
Kami beranggapan bahwa makalah ini telah sempurna, oleh karena keterbatasan,
kemampuan yang kami miliki. Seperti pepatah mengatakan tak ada gading yang tak retak.
Tetapi semua ini tidak terlaksana tanpa campur tangan atau bantuan pihak lain. Dengan
demikian kami mengucapkan terimakasih, terutama pada:
1. Orang tua
2. Ibu Sri Hartati selaku dosen mata kuliah konsep dasar keperawatan
3. Rekan-rekan yang telah membantu selesainya tugas ini, khususnya mahasiswa
Fkep Unpad
Agar makalah ini benar-benda bermanfaat, dianjurkan kepada para pembaca agar
membacanya dengan saksama. Bahkan juga dianjurkan untuk memperkaya wawasan dengan
membaca sumber lain yang relevan, seperti surat kabar dan internet. Jika mengalami
kesulitan, disarankan untuk berdiskusi dengan teman atau bertanya pada dosen yang
bersangkutan.
Semoga makalah ini dapat menemani kita untuk menjadi insan yang berguna bagi
nusa dan bangsa. Aamiin.
Jatinangor, September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
Bab 2 Tinjauan Teori...............................................................................................................4
2.1 Teori Caring
Bab 3 Kasus dan Pembahasan..........................................................................................10
3.1 Sopan santun
3.2 Senyum, Sapa, dan Salam
3.3 Berbagi Materi
Bab 4 Kesimpulan dan Saran......................................................................................16
Daftar Pustaka17
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Grigsby dan Megel (1995) menyatakan bahwa seseorang bisa meneruskan atau
mengirimkan caring kepada orang lain jika orang tersebut telah menerima perilaku caring
dari orang lain. Singkatnya, orang akan menerima dan memberi caring secara bergantian.
Caring merupakan sebuah rasa peduli, hormat serta menghargai orang lain. Caranya
dengan mencurahkan perhatian dan mengkaji kesukaan-kesukaan seseorang, juga bagaimana
seseorang berfikir, bertindak dan berperasaan (Sobel, 1989)
Bisa kita ibaratkan jika caring adalah jantung dari keperawatan. Karena, caring
memegang peran yang sangat krusial untuk kehidupan semua orang untuk mengembangkan
serta mensejahterakan kehidupan mereka untuk mencapai hasil yang positif dan maksimal
terutama untuk orang yang dirawat. Perilaku caring sendiri bukan hanya sebatas memberi
kasih sayang, perhatian, perlindungan, kehadiran, kesejahteraan, memberikan sentuhan dan
membina kedekatan dengan klien. Namun, dalam keperawatan, caring sangat diperlukan
untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhannya. Hingga akhirnya klien bisa
melakukan semua aktivitasnya sendiri secepat mungkin (Creasia & Parker, 2001)
Lingkungan kampus adalah tempat transisi kesuksesan, depresi, kecemasan,
kegagalan, penggunaan alkohol dan obat-obatan berbahaya. Ketika seorang mahasiswa
menginjakan kakinya di lingkungan kampus, ia akan menghadapi beribu-ribu tantangan
sosial, akademik, dan psikologi hingga mengalami hal yang seringkali dialami seorang
pasien, yaitu rasa cemas dan stress (Dunn & Cramer, 2007 ; Story & Butts 2009)
Seluruh mahasiswa Fakultas Keperawatan harus bisa mengontrol dan menjaga dirinya
sendiri dari segala hal-hal negatif yang akan dihadapinya di kampus. Lebih pentingnya lagi,
sebagai seorang calon perawat mereka harus bisa menerapkan konsep caring dalam segala
tingkah lakunya dimanapun mereka berada, salah satunya yaitu di kampus.
Menurut Beck (2001), saat seorang mahasiswa mengalami iklim pendidikan
keperawatan yang caring, maka akan membuat mereka mudah untuk mempelajari bagaimana
bersikap caring secara profesional.
Mahasiswa akan membawa caring yang telah mereka tanamkan dalam dirinya sendiri
selama proses pendidikan kemudian mengubahkan menjadi caring dalam praktek
keperawatan yang sesungguhnya (Watson & Leininger, 1990 ; Story & Butts, 2009)
Sikap caring, bukan hanya berfungsi untuk menunjang profesi mereka sebagai
seorang perawat. Grigsby & Megel (1995) mengatakan, jika sikap caring akan membuat
orang yang melakukannya menjadi sosok pribadi yang kuat dan bisa mengaktualisasikan
dirinya sendiri.
Menjadi seorang perawat, berarti harus bisa memahami sikap caring, tulus serta
memahami berbagai macam hal-hal yang dirasakan oleh klien. Hingga seorang perawat
mampu memberikan asuhan keperawatan yang bermutu. Hal itu dapat tercapai apabila,
perawat menunjukan sikap caring-nya kepada setiap klien. Seperti, memberikan kasih
sayang, kenyamana, simpati, kepedulian, memfasilitasi, minat, keterlibatan, tindakan
instruksi kesehatan, tidakan konsltasi kesehatan, perilaku menolong, tindakan pemeliharaan
kesehatan, cinta, kesehatan, perilau protektif, berbagi, perilaku stimulasi, bantuan, penurunan
stress, dukungan, surveilands, kelembutan dan kepercayaan Leininger (Creasia & Parker,
1988 dalam buku tahun 2001)
Tentu kita mengetahui, jika suatu pekerjaan yang kita lakukan secara teratur dalam
waktu yang lama pada akhirnya akan menjadi sebuah kebiasaan bagi diri kita. Untuk itulah,
setiap mahasiswa keperawatan harus bisa menanamkan sikap caring semenjak dirinya
menginjakan kakinya di lingkungan kampus keperawatan hingga ia lulus dan terjun dalam
dunia keperawatan profesional.
Tidak ada alasan, untuk membuat perilaku caring menjadi hal yang sulit untuk
diwujudkan. Karena, dengan pelaksanaan caring, mutu asuhan keperawatan akan lebih
meningkat, image perawat akan lebih terangkat serta profesi keperawatan akan mendapat
tempat khusus di hati para pengguna jasa pelayanan kesehatan (Sartika, 2011)
Lebih pentingnya lagi, Watson (1979), menegaskan jika sikap caring yang ditunjukan
oleh seorang perawat menjadi sebuah jaminan berkualitas atau tidaknya pelayanan
keperawatan.
1. 2 Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini, yaitu :
o Menjelaskan bagaimana penerapan sikap caring dalam kehidupan mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Padjadjaran dengan kakak kelasnya
o Menjelasakan bagaimana sikap caringdalam kehidupan mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Padjadjaran dengan adik kelasnya
o Mengevaluasi penerapan sikap caring yang terjadi diantara mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Padjadjaran dengan kakak dan adik kelasnya
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Teori Caring
2.1.1 Menurut Milton Mayeroff
Berdasarkan hasil analisis mengenai makna caring dalam hubungan manusia oleh
Mayeroff (1972), disimpulkan bahwa caring merupakan sebuah proses yang memberikan
kesempatan pada seseorang (penerima atau pemberi asuhan) untuk pertumbuhan pribadi.
Dalam analisisnya, terdapat beberapa aspek utama caring, diantaranya :
Kejujuran
Rasa percaya
Pengetahuan
Penggantian irama (belajar dari pengalaman)
Kesabaran
Harapan
Keberanian, dan
Kerendahan hati.
Mayeroff (1971), menyatakan jika seseorang merawat orang lain dalam keadaan yang
sangat berarti, akan membantu orang tersebut untuk tumbuh dan mengaktualisasikan
dirinya..... dalam konteks kehidupan manusia, caring menjadi salah satu cara untuk mengatur
nilai-nila serta aktivitas disekitarnya. Melayani orang lain dengan sikap caring, akan
membuat kehidupan orang tersebut lebih berarti.
Dapat kita lihat jika teori yang dikemukakan Mayeroff merupakan makna caring
secara luas. Ia tidak hanya melihat sikap caring yang dilakukan di tempat-tempat pelayanan
kesehatan seperti klinik atau rumah sakit. Ia juga menjabarkan berbagai macam hubungan
caring : interpersonal, personal, spiritual, keluarga terapeutik, emosional dan yang lainnya.
2.1.2 Menurut K.M.Swanson
Konsep caring menurut Swanson (1991), didasari oleh 5 asumsi. Diantaranya :
Maintaining belief : Membantu orang lain yang sedang mengalami sebuah peristiwa
ataupun transisi dengan cara mempertahankan iman orang tersebut agar menghadapi
masa depan yang lebih bermakna. Bertujuan untuk membantu orang lain menggapai
tujuan hidupnya dengan sikap yang penuh harapan. Seorang perawat harus bisa
memberi ketenangan kepada kliennya, memiliki sifat yang positif serta menolong
kliennya dengan tulus.
Knowing : Berusaha untuk memahami setiap peristiwa yang dialami orang lain.
Seorang perawat harus melakukan setiap tindakannya berdasarkan aturan, memahami
segala kondisi dan situasi kliennya, serta menghindari terjadinya komplikasi.
Being with : Mampu hadir untuk menemani kliennya secara emosional, berbagi
dengan klien secara tulus, hingga menciptakan kepercayaan pasien.
Doing for : Membantu orang lain untuk melakukan segala hal yang seharusnya
dilakukan oleh orang tersebut sendirian. Seorang perawat harus memberikan
perawatan yang senyaman mungkin, memberikan asuhan keperawatan yang
kompeten, bersikap protektif, serta antisipatif. Perawat juga harus merawat kliennya
dengan terampil dan kompeten seraya menjaga martabat orang tersebut.
Enabling : Memberikan fasilitas berupa informasi-informasi penting kepada kliennya
untuk membantunya melalui suatu peristiwa asing atau transisi kehidupan. Perawat
juga harus membantu kaliennya untuk mencari alternatif penyelesaian masalahnya
sehingga mempercepat proses penyembuhan kliennya.
2.1.3 Menurut Simon Roach
Roach (1995), mengemukakan 5 komponen caring, yaitu :
Kasih sayang (compassion) : Rasa peka akan kepedihan dan kesulitan orang lain yang
diekspresikan dengan cara membantu orang lain untuk tetap bertahan, Berbagi dengan
orang lain, mau berbagi tentang segala hal yang orang lain rasakan, juga mau
memberikan dukungannya secara penuh.
Kemampuan (competence) : Mempunyai keterampilan, kemampuan, energi, ilmu
pengetahuan dan motivasi yang tinggi untuk menunjang profesinya. Kemampuan
menjadi tak berarti jika tanpa kasih sayang begitupun sebaliknya. Kasih sayang akan
tak berguna jika tak diiringi dengan kemampuan.
Kepercayaan diri (confidence) : Kondisi dimana seseorang memiliki rasa penuh
percaya diri untuk memelihara hubungannya dengan orang lain. Kepercayaan diri
diekspresikan dengan sikap caring yang akan menumbuhkan kemampuan orang lain
dalam mengembangkan dirinya serta menceritakan kebenaran.
Sura hati (concience) : Nilai humanistik altruistik (peduli pada kesejahteraan orang
lain) menjadi standar moral dari seorang perawat yang harus dilakukan dalam
kehidupannya sehari-hari.
Komitmen (commitment) : Perawat harus menjalankan setiap tugasnya dengan
konsekuen serta berkualitas.
2.1.4 Menurut Barnum dan Melleis
Barnum (1998) dan Melleis (1997), menjelaskan bahwasanya caring terdiri dari 5
konsep, diantaranya :
Caring as human traits : Caringadalah sifat atau kebiasan manusia yang didasari oleh
kepribadian, budaya atau psikologis.
Caring as moral imperactive : Caringberhubungan dengan aspek moral yang berperan
penting sebagai esensi dari keperawatan yang menjunjung tinggi martabat seseorang
sebagai manusia.
Caring as an effect : Diekspresikan dalam bentuk empati, emosional, dan mengabdi
pada pekerjaan.
Caring as an interpersonal interaction : Dalam mmeberikan asuhan, seorang
perawatn akan selalu melakukan interaksi dengan pasien beserta keluarganya.
Caring as a therapeutic intervension : Caringadalah terapi keperawatan.
2.1.5 Menurut Griffin
Griffin (1983), menggambarkan caring di dalam praktik keperawatan seperti sebuah
proses interpersonal esensial yang mengharuskan perawat untuk melakukan segala perannya
yang spesifik dalam satu cara untuk menyalurkan segala ekspresi emosi-emosi tertentu
kepada kliennya. Perawat harus siap untuk membantu, melayani dan menolong kliennya yang
mempunyai kebutuhan khusus.
2.1.6 Menurut Jean Watson
Watson dikenal karena teorinya tentang Human Science and Human Care atau
Pengetahuan Manusia dan Merawat Manusia. Dalam teorinya dijelaskan bahwa terdapat
10 faktor karatif, yang merupakan sifat dan karakter perawat yang menjelaskan bagaimana
caring bisa dimanifestasikan sebagai sebbagai esensi dan inti keperawatan. 10 faktor tersebut,
diantaranya :
Membentuk nilai humanistik (kemanusiaan) dan altruistik (mementingan kepentingan
orang lain diatas kepentingannya sendiri) : Nilai-nilai ini didapatkan melalui proses
belajar, pengalaman pribadi, proses interaksi dengan orang lain, ataupun dengan cara
memahami nilai yang ada dalam pribadi orang lain.
Menanamkan Faith- Hope (keyakinan dan harapan) : Seorang perawat harus selalu
berpikiran positif agar kliennya memiliki sikap optimis dan percaya diri hingga
membuatnya bisa lebih cepat sembuh.
Menanamkan sifat kepercayaan diri atau sensitifitas untuk diri sendiri dan orang lain :
Seorang perawat dituntut untuk bisa meningkatkan sensitifitas terhadap dirinya
sendiri dan orang lain, karena dengan hal tersebut perawat akan menjadi lebih apa
adanya dan lebih sensitif kepada kliennya. Itu juga membuat perawat jadi lebih tulus
dalam merawat pasiennya. Karena, harus kita ketahui jikajendela dari jiwa seseorang
ialan pikiran dan emosinya.
Membina hubungan Helping-Trust (saling perdaya dan saling bantu) : Saling
menerima hal yang positif dan negatif menggambarkan hubungan yang saling
percaya. Untuk mewujudkan hal ini seorang perawat dituntut untuk bersikap empati,
jujur, terbuka serta melakukan komunikasi yang efektif dengan kliennya.
Meningkatkan serta menerima ungkapan perasaan, baik yang positif ataupun yang
negatif : Perawat dituntuk untuk bisa memahami situasi apapun yang akan dialami
pasiennya entah itu disaat bahagia ataupun sedih.
Menggunakan metode ilmiah dalam menyelesaikan masalah dan mengambil
keputusan.
Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang bersifat interpersonal :
Faktor ini sangat penting untuk membedakan konsep caring dan curing. Perawat
menciptakan situasi yang nyaman dalam memberikan pendidikan kesehatan, memberi
informasi kepada klien dengan cara pendidikan kesehatan untuk membantu klien
memenuhi kebutuhan pribadi serta alternatif penyembuhannya. Perawat harus mampu
memahami persespi klien dan meredakan situasi yang menegangkan sehingga proses
belajar-mengajar ini menjadi lebih efektif.
Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi dan meningkatkan atau
memperbaiki keadaan mental, sosial, kultural dari lingkungan spiritual : Perawat
dituntut untuk bisa menyadari bahwa lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap
keadaan kliennya. Setelah meneliti lingkungan kliennya, perawat bisa memberikan
dukungan situasional, membantu indivisu mengembangkan persepsi yang lebih akurat
dan memberikan informasi sehingga klien dapat mengatasi masalahnya.
Memebantu memenuhi kebutuhan dasar manusia : Dengan sepenuh hatinya, perawat
dituntut untuk memenuhi kebutuhan biofisik, psikososial, dan kebutuhan interpersonal
pasien.
Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic : Membantu kliennya
untuk memahami tentang konsep kehidupan dan kematian. Karena, hal itu dapat
membantu seseorang menemukan kekuatan atau keberaniannya untuk menghadapi
akhir hidupnya nanti.
2.2 Hubungan Antara Keperawatan dan Caring
Menurut beberapa penulis, perilaku caring dalam profesi keperawatan merupakan
sebuah bentuk cinta.
Ray (1981), .... analisis caring secara konseptual dari perspektif berbeda diperkirakan
sebagai sebuah bentuk cinta.....
Campbell (1984), mempersepsikan jika caring adalah sebuah bentuk dari cinta
sedang. Maksudnya, hubungan caring secara profesional terikat kuat oleh konvensi dan
undang-undang.
McFarlane (1976), menjabarkan keperawatan sebagai suatu proses untuk menolong,
membantu, melayani, caring, hal ini menunjukan bahwa caring dan keperawatan merupakan
sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dan pada saat yang sama mengindikasikan bahwa
beberapa aktivitas praktik dilakukan dalam proses caring di lingkungan keperawatan.
Griffin (1980, 1983), membagi konsep caring menjadi dua domain utama. Pertama,
konsep caring yang berkenaan dengan emosi dan sikap seorang perawat, yang kedua konsep
caring terfokus pada aktivitas yang dilakukan perawat saat melaksanakan fungsi
keperawatannya.
Griffin (1983), menyebutkan bahwa seorang perawat harus melakukan aktivitas peran
yang spesifik dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu
kepada resipien. Aktivitas tersebut menurut Griffin meliputi membantu, menolong dan
melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh hubungan
antara perawat dengan pasiennya. Emosi menyukai dan kasih sayang ditawarkan secara
sementara sebagai respon afektif penting yang diekspresikan melalui hubungan ini.
BAB 3
KASUS dan PEMBAHASAN
3.1 Aplikasi Caring Mahasiswa Fakultas Keperawatan dengan Kakak dan Adik
Kelasnya
3.1.1 Dalam Hal Sopan dan Santun
A. Gambaran Umum
Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang
berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Aplikasi
caring dalam kehidupan mahasiswa fkep antara kakak dan adik kelas diantaranya
adalah Sopan dan Santun. Sopan memiliki arti beradab dalam hal tingkah laku,tutur
kata, dan berpakaian, sedangkan santun memiliki arti halus dan baik, penuh rasa belas
kasihan dan suka menolong.
Sopan dan santun dalam kehidupan mahasiswa fkep meliputi saling menyapa
dengan bahasa yang baik dan ramah, berprilaku sesuai dengan adat dan budaya
setempat yang berlaku, saling menghargai dengan memberikan penghormatan yang
pantas, dan saling membantu satu sama lainnya. Jadi sudah jelas bahwa sopan dan
santun perlu diterapkan karena merupakan bagian dari caring, tetapi dalam hal
aplikasinya masih saja ada yang belum mengaplikasikanya meskipun sebagian besar
banyak yang sudah mengaplikasikannya. Misalnya saja diawal semester perkuliahan
di Fkep antara kakak dan adik kelasnya hanya sebagian besar dari mereka yang baru
mengaplikasikannya, hal ini terjadi karena beberapa faktor diantaranya karakter
seseorang, belum saling mengenal, dan belum beradpatsi dengan lingkungan barunya.
B. Evaluasi
Dari peristiwa yang terjadi diatas dapat kita ketahui bahwa aplikasi caring dalam
kehidupan mahasiswa Fkep sudah cukup baik, tetapi kita juga perlu meningkatkannya
kembali, karena sikap caring terutama dalam hal sopan dan santun harus diterapkan
oleh seluruh mahasiswa Fkep untuk melatih mahasiswa tersebut menjadi perawat
yang profesional dikemudian hari.
C. Hal yang Perlu Dipertahankan, Diperbaiki, dan Dihilangkan
Selain miningkatkan sikap caring dalam hal sopan dan santun kita juga perlu
memperbaikinya, karena dengan begitu kita dapat pula meningkatkan tali
persaudaraan, keakraban, dan kerukunan antara kakak dan adik kelasnya di dalam
kehidupan mahasiswa Fkep. Dalam meningkatkan hal tersebut kita juga perlu
menghilangkan karakter yang tidak baik seperti sifat egois, apatis, malu atau segan
dalam memulainya.
3.1.2 Dalam Hal Senyum, Sapa dan Salam
A. Gambaran Umum
Sikap caring dalam kehidupan mahasiswa Fkep dengan kakak dan adik kelas,
khususnya dalam hal senyum, sapa, dan salam, mengalami perkembangan yang cukup
baik dari awal tahun ajaran baru hingga saat ini. Di awal tahun ajaran baru, sikap caring
dalam hal senyum salam dan sapa masih terlihat sangat kurang, baik itu antara adik
kepada kakak kelas, maupun sebaliknya kakak kepada adik kelas. Hal itu terjadi karena
banyak faktor, di antaranya yaitu belum terjadi saling mengenal di antara kakak dengan
adik kelasnya, adik kelas masih beradaptasi dengan lingkungan barunya, adik kelas masih
mencari tahu siapa saja warga atau civitas akademika yang berada dalam lingkungan
barunya kini, begitupun kakak kelas yang baru melihat dan mengenali wajah-wajah adik
kelasnya yang baru. Namun, seiring berjalannya waktu, mulai terjadi peningkatan
interaksi antara adik dengan kakak kelas, meskipun pada awalnya interaksi tersebut
didasari oleh tuntutan tugas, namun pada akhirnya interaksi tersebut memberikan dampak
yang positif bagi adik maupun kakak kelas. Dengan adanya interkasi tersebut maka
terjadi saling mengenal antara kakak dengan adik kelasnya. Setelah saling mengenal,
mereka saling berkomunikasi dan bertukar informasi, baik secara langsung ketika
bertemu maupun secara tidak langsung melalui alat komunikasi.
Hampir semua mahasiswa Fkep sudah menunjukan sikap caring dalam hal senyum,
sapa dan salam ketika mereka bertemu secara langsung. Baik dari adik kelas kepada kakak
kelas, maupun sebaliknya dari kakak kelas pada adik kelas. Mereka akan dengan hangat
memberikan senyum, dan memberikan salam kepada kakak maupun adik kelasnya.
Bahkan, apabila sudah saling mengenal nama, mereka akan saling menyapa dengan
menyebutkan nama orang yang mereka sapa. Seperti contoh sapaan yang sering digunakan
ketika mereka saling berpapasan di antaranya adalah : Assalamualaikum Kang, Teh!,
Punten Kang, Teh!, Selamat pagi Kang, Teh!, Duluan Kang, Teh dll. Jika mereka
bertemu dengan jarak yang agak jauh sekalipun, mereka tetap saling menyapa dengan
saling memberikan senyum atau lambaian tangan sebagai bentuk sapaan, meskipun tanpa
memberikan salam atau menyapa nama.
Namun, sikap ini lebih banyak ditunjukkan oleh adik kelas kepada kakak
kelasnya, dibanding kakak kelas kepada adik kelas. Hal ini kemungkinan terjadi karena
dari segi usia mereka lebih tinggi dibanding adik kelasnya, sehingga masih ada beberapa
di antara kakak kelas yang memiliki keinginan untuk lebih dihormati oleh adik kelasnya,
baik itu dengan cara diberikan senyum, disapa, atau diberikan salam terlebih dahulu oleh
adik kelasnya. Namun dari sisi lain juga, hal ini dilakukan oleh kakak kelas untuk menilai
sejauh mana adik-adik kelasnya menerapkan sikap caring dalam hal senyum, sapa, dan
salam di kehidupan sehari-harinya.
B. Evaluasi
Dari gambaran sikap caring yang telah diaplikasikan oleh mahasiswa Fkep
dengan kakak dan adik kelasnya, secara umum sudah baik. Namun masih ada
beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan. Adapun hal yang masih perlu
ditingkatkan yaitu sikap untuk berani memberikan senyum, salam, dan sapa kepada
siapapun tanpa harus melihat dia siapa, tingkat berapa, fakultas mana, kenal atau tidak
dengan kita.
C. Hal yang Perlu Dipertahankan, Diperbaiki, dan Dihilangkan
Dari gambaran sikap caring yang telah diaplikasikan oleh mahasiswa Fkep
dengan kakak dan adik kelasnya, ada beberapa hal yang perlu dipertahankan,
diperbaiki, juga dihilangkan. Adapun hal yang perlu dipertahankan di antaranya
yaitu : sikap saling memberi senyum, salam, dan sapa yang sudah diaplikasikan oleh
adik kelas kepada kakak kelas maupun sebaliknya dari kakak kelas kepada adik
kelasnya, baik ketika mereka berpapasan secara langsung dengan jarak dekat, maupun
ketika bertemu dengan jarak yang agak jauh. Adapun hal yang masih perlu diperbaiki
yaitu sikap untuk berani memberikan senyum, salam, dan sapa kepada siapapun tanpa
harus melihat dia siapa, tingkat berapa, fakultas mana, kenal atau tidak dengan kita.
Juga yang harus diperbaiki juga dari segi niat dalam melakukan sikap caring ini,
jangan sampai niatnya hanya ingin sekedar dipuji atau hanya untuk mencari aman
agar tidak dianggap tidak sopan oleh orang lain, namun seharusnya niatkan sikap
caring yang kita lakukan ini sebagai ibadah, dan bentuk kesungguhan kita untuk
menanamkan dan menerapkan budaya caring agar tertanam kuat dalam kepribadian
kita sebagai modal utama untuk menjadi perawat di masa yang akan datang.
Sedangkan hal yang perlu dihilangkan yaitu sikap senioritas, merasa lebih ingin
dihormati, sehingga enggan untuk memberikan senyum, salam dan sapa terlebih
dahulu kepada orang lain terutama adik kelas.
3.1.3 Dalam Hal Berbagi Materi
A. Gambaran Umum
Sikap caring dalam kehidupan mahasiswa Fkep dengan kakak dan adik kelas,
khususnya dalam hal berbagi materi, berbagi informasi serta meminjamkan buku
mengalami perkembangan yang cukup baik dari awal tahun ajaran baru hingga saat
ini. Di awal tahun ajaran baru, sikap caring dalam hal berbagi materi, berbagi
informasi serta meminjamkan buku masih terlihat sangat kurang atau bahkan tidak
ada. Hal itu terjadi karena beberapa faktor, diantaranya belum saling mengenalnya
antara adik kelas dan kakak kelas, adik kelas masih terlihat sangat canggung di
lingkungan barunya; terlihat canggung kepada kakak tingkat nya; serta kepada seluruh
civitas akademika. Tetapi setelah adanya tahapan-tahapan proses penerimaan
mahasiswa baru, dari sana sangat terlihat perbedaannya, banyak sekali manfaat yang
bisa kita ambil dari tahapan-tahapan tersebut. Disana ditekankan agar adik kelas bisa
bersosialisasi, bergabung dengan kaka kelasnya itu mengakibatkan banyak hal,
diantaranya bisa menjadi lebih dekat satu sama lain, bisa saling sharing entah itu
pengalaman, berbagi materi, berbagi informasi dll.
Dengan beberapa penekanan yang mengharuskan kita untuk lebih mengenal
seluruh civitas akademika didalam Fakultas Keperawatan ini diantaranya adik kelas
harus mencari dan berkenalan serta bersilaturahmi dengan kakak kelas yang memiliki
nomor NPM yang sama, hal itu secara tidak langsung bahwa adik kelas memiliki
kakak masing-masing, disana bisa saling berbagi hal apapun layaknya seperti adik dan
kakak. Tidak sedikit kakak kelas yang berbagi informasi mengenai perkuliahan,
bahkan banyak yang menawarkan buku-buku yang adik kelasnya butuhkan, kakak
kelas banyak yang memberi materi-materi perkuliahan yang dosennya ajarkan kepada
mereka saat kakak kelas berada di posisi yang sama dengan adik kelasnya. Hal itu
sangat bermanfaat terutama adik kelas yang memang baru memasuki masa
perkuliahan mereka sangat membutuhkan hal-hal seperti itu, mereka butuh kakak
yang bisa membantu dan membimbing mereka.
Adik kelas sangat membutuhkan hal-hal seperti materi-materi perkuliahan,
buku serta informasi seputar perkuliahan yang menunjang pembelajaran mereka saat
dikelas yang kebanyakan dari mereka tidak terlalu memahami apa yang dosen
jelaskan saat dikelas. Mereka membutuhkan pengetahuan yang lebih untuk
menunjang pembelajaran mereka kedepannya. Hal itu biasanya disebabkan oleh
mereka yang belum siap mengalami dunia perkuliahan ataupun mereka yang memang
sulit memahami materi yang diberikan karena beberapa hal, contohnya dosen yang
menerangkan terlalu cepat dll. Oleh karena itu, mereka akhirnya mencari materi-
materi yang mereka butuhkan untuk quis, uts, uas, sgd ataupun yang lainnya.
Kebanyakan dari mereka pun akhirnya meminta kepada kaka tingkat yang memang
dalam kenyataannya mereka telah melewati tahap ini, mereka pun lebih
berpengalaman sehingga mereka tau lebih awal dan mereka pasti mempunyai
beberapa referensi yang mereka dapatkan ditahapan sebagai adik kelas pada saat itu.
B. Evaluasi
Dari gambaran sikap caring yang telah diaplikasikan oleh mahasiswa Fkep
dengan kakak dan adik kelasnya, secara umum sudah baik. Namun masih ada
beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan. Adapun hal yang masih perlu
ditingkatkan yaitu semua kakak kelas bisa membantu serta membimbing adik
kelasnya, karena belum semua kakak kelas melakukan hal caring seperi berbagi
materi; cinformasi; serta buku, masih ada beberapa yang belum menerapkan hal
tersebut.
C. Apa yang perlu dipertahankan
Dari gambaran sikap caring yang telah diaplikasikan oleh mahasiswa Fkep
dengan kakak dan adik kelasnya, ada beberapa hal yang perlu dipertahankan,
diperbaiki, juga dihilangkan. Adapun hal yang perlu dipertahankan di antaranya sikap
saling berbagi mengenai materi, buku ataupun informasi yang sudah diterapkan oleh
kakak kelas terhadap adik kelasnya, dalam hal ini belum adanya timbal balik yang
terlihat dari adik kelas terhadap kakak kelas nya dalam hal berbagi materi
perkuliahan. Hal ini disebabkan adik kelas yang masih baru memasuki ranah
perkuliahan. Adapun hal yang masih perlu diperbaiki yaitu belum semua kakak kelas
dapat berbagi hal tersebut, masih ada beberapa yang terkadang sulit untuk berbagi
terutama dalam hal materi. Sedangkan hal yang perlu dihilangkan yaitu untuk tidak
mempunyai rasa rugi dalam diri kakak kelas untuk berbagi materi, buku, serta
informasi. Dan juga rasa pilih kasih dalam artian kakak kelas hanya berbagi kepada
adik kelas yang memang telah mereka kenal sebelumnya.
BAB 4
KESIMPULAN dan SARAN
4.1 Kesimpulan
Sikap caring yang diterapkan di lingkungan Fakultas Keperawatan Universitas
Padjadjaran antar Kakak dan Adik kelas mengalami kemajuan dalam waktu kurang lebih 1
bulan ini. Diantaranya bisa dilihat ketika saling sapa dengan ramah dan penuh sopan
santunnya satu dengan yang lainnya tanpa ada rasa keterpaksaan dan merambah pada
pengenalan pribadi masing-masing. Selain itu, dengan mengenal maka dapat menimbulkan
rasa caring dan akhirnya mereka bisa saling membagi pengalaman mereka satu sama lain.
Angkatan atas pun dengan senang hati membantu adik kelasnya dalam hal materi
pembelajaran hingga buku-buku apa saja yang diperlukan selama perkuliahan.
4.2 Saran
Sikap caring merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki di dalam
kepribadian seorang perawat. Alangkah lebih baik apabila penanaman dan penerapan sikap
ini lebih digalakkan, khususnya di lingkungan Fkep, dengan tujuan seluruh civitas akademika
di dalamnya, terkhusus para mahasiswa Fkep, terbiasa untuk menerapkan perilaku caring,
bahkan lama kelamaan akan semakin melekat sebagai jati diri para mahasiswa, sehingga di
masa yang akan datang nanti, ketika mahasiswa terjun di dunia keperawatan yang sebenarnya
sebagai seorang perawat, mereka tidak akan merasa asing, terpaksa, atau perlu usaha yang
keras lagi untuk mengaplikasikan perilaku caring.
DAFTAR PUSTAKA
Basford, Lynn. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan : pendekatan integral pada asuhan
pasien. Edisi ke 1. Diterjemahkan oleh: Agung Waluyo. Jakarta: EGC
Batubara, Nurlailan. 2015. Studi Fenomenologi : Karakteristik Caring Dosen Keperawatan
di Fakultas Keperawatan Universitas Swasta Kota Medan. Universitas Sumatera Utara
Morrison, Paul. 2008. Caring and Communicating : hubungan interpersonal dalam
keperawatan. Edisi ke 2. Diterjemahkan oleh: Widyawati. Jakarta: EGC
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf
repository.usu.ac.id/bitstream/.../5/Chapter%20I.pdf
Download
of 21

Caring Dalam Kehiduhan Mahasiswa


Keperawatan Dengan Kakak Dan Adik
Kelasnya
by erinda-alia-dahlia
on Apr 13, 2016

Report

Category:

Documents

Download: 0

Comment: 0

views

Share

Comments

Description

Tugas mata kuliah KDK , Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran Semester 1 tahun 2015
Download Caring Dalam Kehiduhan Mahasiswa Keperawatan Dengan Kakak Dan Adik
Kelasnya

Transcript

APLIKASI PERILAKU CARING DALAM KEHIDUPAN MAHASISWA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS PADJADJARAN dengan KAKAK dan ADIK KELASNYA Disusun Oleh :
Erinda Alia Dahlia 220110150050 2015 Mahdaniar Siti Zahroh 220110150123 2015 Vivi
Vitriani Indriana 220110150117 2015 Adriati Ajeng Juliana 220110150093 2015 Epah Hudaepah
220110150071 2015 UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2015 KATA
PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami limpahkan kepada Allah SWT karena berkat
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun berdasarkan pada
materi yang ada bersumber dari berbagai buku, internet, dan pengamatan langsung pada
lingkungan yang berkaitan. Materinya memuat macam-macam hal yang menarik namun dikemas
secara sederhana, dan tidak melupakan usnsur-unsur penting di dalamnya. Oleh karena itu,
makalah ini dapat menjembatani kita menjadi insan yang cerdas intelektualnya, emosionalnya,
dan spiritualnya. Kami beranggapan bahwa makalah ini telah sempurna, oleh karena
keterbatasan, kemampuan yang kami miliki. Seperti pepatah mengatakan tak ada gading
yang tak retak. Tetapi semua ini tidak terlaksana tanpa campur tangan atau bantuan pihak
lain. Dengan demikian kami mengucapkan terimakasih, terutama pada: 1. Orang tua 2. Ibu Sri
Hartati selaku dosen mata kuliah konsep dasar keperawatan 3. Rekan-rekan yang telah
membantu selesainya tugas ini, khususnya mahasiswa Fkep Unpad Agar makalah ini benar-
benda bermanfaat, dianjurkan kepada para pembaca agar membacanya dengan saksama. Bahkan
juga dianjurkan untuk memperkaya wawasan dengan membaca sumber lain yang relevan, seperti
surat kabar dan internet. Jika mengalami kesulitan, disarankan untuk berdiskusi dengan teman
atau bertanya pada dosen yang bersangkutan. Semoga makalah ini dapat menemani kita untuk
menjadi insan yang berguna bagi nusa dan bangsa. Aamiin. Jatinangor, September 2015 i Penulis
DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi ii Bab 1 Pendahuluan 1 Latar Belakang Tujuan Bab 2
Tinjauan Teori 4 2.1 Teori Caring Bab 3 Kasus dan Pembahasan 10 Sopan santun Senyum, Sapa,
dan Salam Berbagi Materi Bab 4 Kesimpulan dan Saran 16 Daftar Pustaka 17 i i i i BAB 1
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Grigsby dan Megel (1995) menyatakan bahwa seseorang
bisa meneruskan atau mengirimkan caring kepada orang lain jika orang tersebut telah menerima
perilaku caring dari orang lain. Singkatnya, orang akan menerima dan memberi caring secara
bergantian. Caring merupakan sebuah rasa peduli, hormat serta menghargai orang lain. Caranya
dengan mencurahkan perhatian dan mengkaji kesukaan-kesukaan seseorang, juga bagaimana
seseorang berfikir, bertindak dan berperasaan (Sobel, 1989) Bisa kita ibaratkan jika caring adalah
jantung dari keperawatan. Karena, caring memegang peran yang sangat krusial untuk kehidupan
semua orang untuk mengembangkan serta mensejahterakan kehidupan mereka untuk mencapai
hasil yang positif dan maksimal terutama untuk orang yang dirawat. Perilaku caring sendiri
bukan hanya sebatas memberi kasih sayang, perhatian, perlindungan, kehadiran, kesejahteraan,
memberikan sentuhan dan membina kedekatan dengan klien. Namun, dalam keperawatan, caring
sangat diperlukan untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhannya. Hingga akhirnya klien
bisa melakukan semua aktivitasnya sendiri secepat mungkin (Creasia & Parker, 2001)
Lingkungan kampus adalah tempat transisi kesuksesan, depresi, kecemasan, kegagalan,
penggunaan alkohol dan obat-obatan berbahaya. Ketika seorang mahasiswa menginjakan
kakinya di lingkungan kampus, ia akan menghadapi beribu-ribu tantangan sosial, akademik, dan
psikologi hingga mengalami hal yang seringkali dialami seorang pasien, yaitu rasa cemas dan
stress (Dunn & Cramer, 2007 ; Story & Butts 2009) Seluruh mahasiswa Fakultas Keperawatan
harus bisa mengontrol dan menjaga dirinya sendiri dari segala hal-hal negatif yang akan
dihadapinya di kampus. Lebih pentingnya lagi, sebagai seorang calon perawat mereka harus bisa
menerapkan konsep caring dalam segala tingkah lakunya dimanapun mereka berada, salah
satunya yaitu di kampus. 1 Menurut Beck (2001), saat seorang mahasiswa mengalami iklim
pendidikan keperawatan yang caring, maka akan membuat mereka mudah untuk mempelajari
bagaimana bersikap caring secara profesional. 2 Mahasiswa akan membawa caring yang telah
mereka tanamkan dalam dirinya sendiri selama proses pendidikan kemudian mengubahkan
menjadi caring dalam praktek keperawatan yang sesungguhnya (Watson & Leininger, 1990 ;
Story & Butts, 2009) Sikap caring, bukan hanya berfungsi untuk menunjang profesi mereka
sebagai seorang perawat. Grigsby & Megel (1995) mengatakan, jika sikap caring akan membuat
orang yang melakukannya menjadi sosok pribadi yang kuat dan bisa mengaktualisasikan dirinya
sendiri. Menjadi seorang perawat, berarti harus bisa memahami sikap caring, tulus serta
memahami berbagai macam hal-hal yang dirasakan oleh klien. Hingga seorang perawat mampu
memberikan asuhan keperawatan yang bermutu. Hal itu dapat tercapai apabila, perawat
menunjukan sikap caring-nya kepada setiap klien. Seperti, memberikan kasih sayang,
kenyamana, simpati, kepedulian, memfasilitasi, minat, keterlibatan, tindakan instruksi kesehatan,
tidakan konsltasi kesehatan, perilaku menolong, tindakan pemeliharaan kesehatan, cinta,
kesehatan, perilau protektif, berbagi, perilaku stimulasi, bantuan, penurunan stress, dukungan,
surveilands, kelembutan dan kepercayaan Leininger (Creasia & Parker, 1988 dalam buku tahun
2001) Tentu kita mengetahui, jika suatu pekerjaan yang kita lakukan secara teratur dalam waktu
yang lama pada akhirnya akan menjadi sebuah kebiasaan bagi diri kita. Untuk itulah, setiap
mahasiswa keperawatan harus bisa menanamkan sikap caring semenjak dirinya menginjakan
kakinya di lingkungan kampus keperawatan hingga ia lulus dan terjun dalam dunia keperawatan
profesional. Tidak ada alasan, untuk membuat perilaku caring menjadi hal yang sulit untuk
diwujudkan. Karena, dengan pelaksanaan caring, mutu asuhan keperawatan akan lebih
meningkat, image perawat akan lebih terangkat serta profesi keperawatan akan mendapat tempat
khusus di hati para pengguna jasa pelayanan kesehatan (Sartika, 2011) Lebih pentingnya lagi,
Watson (1979), menegaskan jika sikap caring yang ditunjukan oleh seorang perawat menjadi
sebuah jaminan berkualitas atau tidaknya pelayanan keperawatan. 31. 2 Tujuan Adapun tujuan
dari dibuatnya makalah ini, yaitu : Menjelaskan bagaimana penerapan sikap caring dalam
kehidupan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran dengan kakak kelasnya
Menjelasakan bagaimana sikap caringdalam kehidupan mahasiswa Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran dengan adik kelasnya Mengevaluasi penerapan sikap caring yang
terjadi diantara mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran dengan kakak dan
adik kelasnya BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Caring 2.1.1 Menurut Milton Mayeroff
Berdasarkan hasil analisis mengenai makna caring dalam hubungan manusia oleh Mayeroff
(1972), disimpulkan bahwa caring merupakan sebuah proses yang memberikan kesempatan pada
seseorang (penerima atau pemberi asuhan) untuk pertumbuhan pribadi. Dalam analisisnya,
terdapat beberapa aspek utama caring, diantaranya : Kejujuran Rasa percaya
Pengetahuan Penggantian irama (belajar dari pengalaman) Kesabaran Harapan
Keberanian, dan Kerendahan hati. Mayeroff (1971), menyatakan jika seseorang merawat
orang lain dalam keadaan yang sangat berarti, akan membantu orang tersebut untuk tumbuh dan
mengaktualisasikan dirinya..... dalam konteks kehidupan manusia, caring menjadi salah satu cara
untuk mengatur nilai-nila serta aktivitas disekitarnya. Melayani orang lain dengan sikap caring,
akan membuat kehidupan orang tersebut lebih berarti. Dapat kita lihat jika teori yang
dikemukakan Mayeroff merupakan makna caring secara luas. Ia tidak hanya melihat sikap caring
yang dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan seperti klinik atau rumah sakit. Ia juga
menjabarkan berbagai macam hubungan caring : interpersonal, personal, spiritual, keluarga
terapeutik, emosional dan yang lainnya. 2.1.2 Menurut K.M.Swanson 4 Konsep caring menurut
Swanson (1991), didasari oleh 5 asumsi. Diantaranya : 5Maintaining belief : Membantu orang
lain yang sedang mengalami sebuah peristiwa ataupun transisi dengan cara mempertahankan
iman orang tersebut agar menghadapi masa depan yang lebih bermakna. Bertujuan untuk
membantu orang lain menggapai tujuan hidupnya dengan sikap yang penuh harapan. Seorang
perawat harus bisa memberi ketenangan kepada kliennya, memiliki sifat yang positif serta
menolong kliennya dengan tulus. Knowing : Berusaha untuk memahami setiap peristiwa yang
dialami orang lain. Seorang perawat harus melakukan setiap tindakannya berdasarkan aturan,
memahami segala kondisi dan situasi kliennya, serta menghindari terjadinya komplikasi.
Being with : Mampu hadir untuk menemani kliennya secara emosional, berbagi dengan klien
secara tulus, hingga menciptakan kepercayaan pasien. Doing for : Membantu orang lain untuk
melakukan segala hal yang seharusnya dilakukan oleh orang tersebut sendirian. Seorang perawat
harus memberikan perawatan yang senyaman mungkin, memberikan asuhan keperawatan yang
kompeten, bersikap protektif, serta antisipatif. Perawat juga harus merawat kliennya dengan
terampil dan kompeten seraya menjaga martabat orang tersebut. Enabling : Memberikan
fasilitas berupa informasi-informasi penting kepada kliennya untuk membantunya melalui suatu
peristiwa asing atau transisi kehidupan. Perawat juga harus membantu kaliennya untuk mencari
alternatif penyelesaian masalahnya sehingga mempercepat proses penyembuhan kliennya. 2.1.3
Menurut Simon Roach Roach (1995), mengemukakan 5 komponen caring, yaitu : Kasih
sayang (compassion) : Rasa peka akan kepedihan dan kesulitan orang lain yang diekspresikan
dengan cara membantu orang lain untuk tetap bertahan, Berbagi dengan orang lain, mau berbagi
tentang segala hal yang orang lain rasakan, juga mau memberikan dukungannya secara penuh.
Kemampuan (competence) : Mempunyai keterampilan, kemampuan, energi, ilmu pengetahuan
dan motivasi yang tinggi untuk menunjang profesinya. Kemampuan menjadi tak berarti jika
tanpa kasih sayang begitupun sebaliknya. Kasih sayang akan tak berguna jika tak diiringi dengan
kemampuan. 6Kepercayaan diri (confidence) : Kondisi dimana seseorang memiliki rasa
penuh percaya diri untuk memelihara hubungannya dengan orang lain. Kepercayaan diri
diekspresikan dengan sikap caring yang akan menumbuhkan kemampuan orang lain dalam
mengembangkan dirinya serta menceritakan kebenaran. Sura hati (concience) : Nilai
humanistik altruistik (peduli pada kesejahteraan orang lain) menjadi standar moral dari seorang
perawat yang harus dilakukan dalam kehidupannya sehari-hari. Komitmen (commitment) :
Perawat harus menjalankan setiap tugasnya dengan konsekuen serta berkualitas. 2.1.4 Menurut
Barnum dan Melleis Barnum (1998) dan Melleis (1997), menjelaskan bahwasanya caring terdiri
dari 5 konsep, diantaranya : Caring as human traits : Caringadalah sifat atau kebiasan manusia
yang didasari oleh kepribadian, budaya atau psikologis. Caring as moral imperactive :
Caringberhubungan dengan aspek moral yang berperan penting sebagai esensi dari keperawatan
yang menjunjung tinggi martabat seseorang sebagai manusia. Caring as an effect :
Diekspresikan dalam bentuk empati, emosional, dan mengabdi pada pekerjaan. Caring as an
interpersonal interaction : Dalam mmeberikan asuhan, seorang perawatn akan selalu melakukan
interaksi dengan pasien beserta keluarganya. Caring as a therapeutic intervension :
Caringadalah terapi keperawatan. 2.1.5 Menurut Griffin Griffin (1983), menggambarkan caring
di dalam praktik keperawatan seperti sebuah proses interpersonal esensial yang mengharuskan
perawat untuk melakukan segala perannya yang spesifik dalam satu cara untuk menyalurkan
segala ekspresi emosi-emosi tertentu kepada kliennya. Perawat harus siap untuk membantu,
melayani dan menolong kliennya yang mempunyai kebutuhan khusus. 72.1.6 Menurut Jean
Watson Watson dikenal karena teorinya tentang Human Science and Human Care atau
Pengetahuan Manusia dan Merawat Manusia. Dalam teorinya dijelaskan bahwa terdapat
10 faktor karatif, yang merupakan sifat dan karakter perawat yang menjelaskan bagaimana
caring bisa dimanifestasikan sebagai sebbagai esensi dan inti keperawatan. 10 faktor tersebut,
diantaranya : Membentuk nilai humanistik (kemanusiaan) dan altruistik (mementingan
kepentingan orang lain diatas kepentingannya sendiri) : Nilai-nilai ini didapatkan melalui proses
belajar, pengalaman pribadi, proses interaksi dengan orang lain, ataupun dengan cara memahami
nilai yang ada dalam pribadi orang lain. Menanamkan Faith- Hope (keyakinan dan harapan) :
Seorang perawat harus selalu berpikiran positif agar kliennya memiliki sikap optimis dan
percaya diri hingga membuatnya bisa lebih cepat sembuh. Menanamkan sifat kepercayaan diri
atau sensitifitas untuk diri sendiri dan orang lain : Seorang perawat dituntut untuk bisa
meningkatkan sensitifitas terhadap dirinya sendiri dan orang lain, karena dengan hal tersebut
perawat akan menjadi lebih apa adanya dan lebih sensitif kepada kliennya. Itu juga membuat
perawat jadi lebih tulus dalam merawat pasiennya. Karena, harus kita ketahui jikajendela dari
jiwa seseorang ialan pikiran dan emosinya. Membina hubungan Helping-Trust (saling perdaya
dan saling bantu) : Saling menerima hal yang positif dan negatif menggambarkan hubungan yang
saling percaya. Untuk mewujudkan hal ini seorang perawat dituntut untuk bersikap empati, jujur,
terbuka serta melakukan komunikasi yang efektif dengan kliennya. Meningkatkan serta
menerima ungkapan perasaan, baik yang positif ataupun yang negatif : Perawat dituntuk untuk
bisa memahami situasi apapun yang akan dialami pasiennya entah itu disaat bahagia ataupun
sedih. Menggunakan metode ilmiah dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan.
Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang bersifat interpersonal : Faktor
ini sangat penting untuk membedakan konsep caring dan curing. Perawat menciptakan situasi
yang nyaman dalam memberikan pendidikan kesehatan, memberi informasi kepada klien dengan
cara pendidikan kesehatan untuk membantu klien memenuhi kebutuhan pribadi serta alternatif
penyembuhannya. Perawat harus mampu 8memahami persespi klien dan meredakan situasi yang
menegangkan sehingga proses belajar-mengajar ini menjadi lebih efektif. Menciptakan
lingkungan yang mendukung, melindungi dan meningkatkan atau memperbaiki keadaan mental,
sosial, kultural dari lingkungan spiritual : Perawat dituntut untuk bisa menyadari bahwa
lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap keadaan kliennya. Setelah meneliti lingkungan
kliennya, perawat bisa memberikan dukungan situasional, membantu indivisu mengembangkan
persepsi yang lebih akurat dan memberikan informasi sehingga klien dapat mengatasi
masalahnya. Memebantu memenuhi kebutuhan dasar manusia : Dengan sepenuh hatinya,
perawat dituntut untuk memenuhi kebutuhan biofisik, psikososial, dan kebutuhan interpersonal
pasien. Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic : Membantu kliennya
untuk memahami tentang konsep kehidupan dan kematian. Karena, hal itu dapat membantu
seseorang menemukan kekuatan atau keberaniannya untuk menghadapi akhir hidupnya nanti. 2.2
Hubungan Antara Keperawatan dan Caring Menurut beberapa penulis, perilaku caring dalam
profesi keperawatan merupakan sebuah bentuk cinta. Ray (1981), .... analisis caring secara
konseptual dari perspektif berbeda diperkirakan sebagai sebuah bentuk cinta..... Campbell
(1984), mempersepsikan jika caring adalah sebuah bentuk dari cinta sedang.
Maksudnya, hubungan caring secara profesional terikat kuat oleh konvensi dan undang-undang.
McFarlane (1976), menjabarkan keperawatan sebagai suatu proses untuk menolong,
membantu, melayani, caring, hal ini menunjukan bahwa caring dan keperawatan merupakan
sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dan pada saat yang sama mengindikasikan bahwa beberapa
aktivitas praktik dilakukan dalam proses caring di lingkungan keperawatan. Griffin (1980, 1983),
membagi konsep caring menjadi dua domain utama. Pertama, konsep caring yang berkenaan
dengan emosi dan sikap seorang perawat, yang kedua konsep 9caring terfokus pada aktivitas
yang dilakukan perawat saat melaksanakan fungsi keperawatannya. Griffin (1983), menyebutkan
bahwa seorang perawat harus melakukan aktivitas peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan
menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu kepada resipien. Aktivitas tersebut menurut Griffin
meliputi membantu, menolong dan melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus. Proses
ini dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dengan pasiennya. Emosi menyukai dan
kasih sayang ditawarkan secara sementara sebagai respon afektif penting yang
diekspresikan melalui hubungan ini. BAB 3 KASUS dan PEMBAHASAN 3.1 Aplikasi Caring
Mahasiswa Fakultas Keperawatan dengan Kakak dan Adik Kelasnya 3.1.1 Dalam Hal Sopan dan
Santun A. Gambaran Umum Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan
cara seseorang berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain.
Aplikasi caring dalam kehidupan mahasiswa fkep antara kakak dan adik kelas diantaranya adalah
Sopan dan Santun. Sopan memiliki arti beradab dalam hal tingkah laku,tutur kata, dan
berpakaian, sedangkan santun memiliki arti halus dan baik, penuh rasa belas kasihan dan suka
menolong. Sopan dan santun dalam kehidupan mahasiswa fkep meliputi saling menyapa dengan
bahasa yang baik dan ramah, berprilaku sesuai dengan adat dan budaya setempat yang berlaku,
saling menghargai dengan memberikan penghormatan yang pantas, dan saling membantu satu
sama lainnya. Jadi sudah jelas bahwa sopan dan santun perlu diterapkan karena merupakan
bagian dari caring, tetapi dalam hal aplikasinya masih saja ada yang belum mengaplikasikanya
meskipun sebagian besar banyak yang sudah mengaplikasikannya. Misalnya saja diawal
semester perkuliahan di Fkep antara kakak dan adik kelasnya hanya sebagian besar dari mereka
yang baru mengaplikasikannya, hal ini terjadi karena beberapa faktor diantaranya karakter
seseorang, belum saling mengenal, dan belum beradpatsi dengan lingkungan barunya. B.
Evaluasi Dari peristiwa yang terjadi diatas dapat kita ketahui bahwa aplikasi caring dalam
kehidupan mahasiswa Fkep sudah cukup baik, tetapi kita juga perlu meningkatkannya kembali,
karena sikap caring terutama dalam hal sopan dan santun harus diterapkan oleh seluruh
mahasiswa Fkep untuk melatih mahasiswa tersebut menjadi perawat yang profesional
dikemudian hari. 10 C. 11Hal yang Perlu Dipertahankan, Diperbaiki, dan Dihilangkan Selain
miningkatkan sikap caring dalam hal sopan dan santun kita juga perlu memperbaikinya, karena
dengan begitu kita dapat pula meningkatkan tali persaudaraan, keakraban, dan kerukunan antara
kakak dan adik kelasnya di dalam kehidupan mahasiswa Fkep. Dalam meningkatkan hal tersebut
kita juga perlu menghilangkan karakter yang tidak baik seperti sifat egois, apatis, malu atau
segan dalam memulainya. 3.1.2 Dalam Hal Senyum, Sapa dan Salam A. Gambaran Umum Sikap
caring dalam kehidupan mahasiswa Fkep dengan kakak dan adik kelas, khususnya dalam hal
senyum, sapa, dan salam, mengalami perkembangan yang cukup baik dari awal tahun ajaran baru
hingga saat ini. Di awal tahun ajaran baru, sikap caring dalam hal senyum salam dan sapa masih
terlihat sangat kurang, baik itu antara adik kepada kakak kelas, maupun sebaliknya kakak kepada
adik kelas. Hal itu terjadi karena banyak faktor, di antaranya yaitu belum terjadi saling mengenal
di antara kakak dengan adik kelasnya, adik kelas masih beradaptasi dengan lingkungan barunya,
adik kelas masih mencari tahu siapa saja warga atau civitas akademika yang berada dalam
lingkungan barunya kini, begitupun kakak kelas yang baru melihat dan mengenali wajah-wajah
adik kelasnya yang baru. Namun, seiring berjalannya waktu, mulai terjadi peningkatan interaksi
antara adik dengan kakak kelas, meskipun pada awalnya interaksi tersebut didasari oleh tuntutan
tugas, namun pada akhirnya interaksi tersebut memberikan dampak yang positif bagi adik
maupun kakak kelas. Dengan adanya interkasi tersebut maka terjadi saling mengenal antara
kakak dengan adik kelasnya. Setelah saling mengenal, mereka saling berkomunikasi dan
bertukar informasi, baik secara langsung ketika bertemu maupun secara tidak langsung melalui
alat komunikasi. Hampir semua mahasiswa Fkep sudah menunjukan sikap caring dalam hal
senyum, sapa dan salam ketika mereka bertemu secara langsung. Baik dari adik kelas kepada
kakak kelas, maupun sebaliknya dari kakak kelas pada adik kelas. Mereka akan dengan hangat
memberikan senyum, dan memberikan salam kepada kakak maupun adik kelasnya. Bahkan,
apabila sudah saling mengenal nama, mereka akan saling menyapa dengan menyebutkan nama
orang yang mereka sapa. Seperti contoh sapaan yang sering digunakan ketika mereka saling
berpapasan di antaranya adalah : Assalamualaikum Kang, Teh!, 12Punten
Kang, Teh!, Selamat pagi Kang, Teh!, Duluan Kang, Teh dll. Jika mereka
bertemu dengan jarak yang agak jauh sekalipun, mereka tetap saling menyapa dengan saling
memberikan senyum atau lambaian tangan sebagai bentuk sapaan, meskipun tanpa memberikan
salam atau menyapa nama. Namun, sikap ini lebih banyak ditunjukkan oleh adik kelas kepada
kakak kelasnya, dibanding kakak kelas kepada adik kelas. Hal ini kemungkinan terjadi karena
dari segi usia mereka lebih tinggi dibanding adik kelasnya, sehingga masih ada beberapa di
antara kakak kelas yang memiliki keinginan untuk lebih dihormati oleh adik kelasnya, baik itu
dengan cara diberikan senyum, disapa, atau diberikan salam terlebih dahulu oleh adik kelasnya.
Namun dari sisi lain juga, hal ini dilakukan oleh kakak kelas untuk menilai sejauh mana adik-
adik kelasnya menerapkan sikap caring dalam hal senyum, sapa, dan salam di kehidupan sehari-
harinya. B. Evaluasi Dari gambaran sikap caring yang telah diaplikasikan oleh mahasiswa Fkep
dengan kakak dan adik kelasnya, secara umum sudah baik. Namun masih ada beberapa hal yang
masih perlu ditingkatkan. Adapun hal yang masih perlu ditingkatkan yaitu sikap untuk berani
memberikan senyum, salam, dan sapa kepada siapapun tanpa harus melihat dia siapa, tingkat
berapa, fakultas mana, kenal atau tidak dengan kita. C. Hal yang Perlu Dipertahankan,
Diperbaiki, dan Dihilangkan Dari gambaran sikap caring yang telah diaplikasikan oleh
mahasiswa Fkep dengan kakak dan adik kelasnya, ada beberapa hal yang perlu dipertahankan,
diperbaiki, juga dihilangkan. Adapun hal yang perlu dipertahankan di antaranya yaitu : sikap
saling memberi senyum, salam, dan sapa yang sudah diaplikasikan oleh adik kelas kepada kakak
kelas maupun sebaliknya dari kakak kelas kepada adik kelasnya, baik ketika mereka berpapasan
secara langsung dengan jarak dekat, maupun ketika bertemu dengan jarak yang agak jauh.
Adapun hal yang masih perlu diperbaiki yaitu sikap untuk berani memberikan senyum, salam,
dan sapa kepada siapapun tanpa harus melihat dia siapa, tingkat berapa, fakultas mana, kenal
atau tidak dengan kita. Juga yang harus diperbaiki juga dari segi niat dalam melakukan sikap
caring ini, jangan 13sampai niatnya hanya ingin sekedar dipuji atau hanya untuk mencari aman
agar tidak dianggap tidak sopan oleh orang lain, namun seharusnya niatkan sikap caring yang
kita lakukan ini sebagai ibadah, dan bentuk kesungguhan kita untuk menanamkan dan
menerapkan budaya caring agar tertanam kuat dalam kepribadian kita sebagai modal utama
untuk menjadi perawat di masa yang akan datang. Sedangkan hal yang perlu dihilangkan yaitu
sikap senioritas, merasa lebih ingin dihormati, sehingga enggan untuk memberikan senyum,
salam dan sapa terlebih dahulu kepada orang lain terutama adik kelas. 3.1.3 Dalam Hal Berbagi
Materi A. Gambaran Umum Sikap caring dalam kehidupan mahasiswa Fkep dengan kakak dan
adik kelas, khususnya dalam hal berbagi materi, berbagi informasi serta meminjamkan buku
mengalami perkembangan yang cukup baik dari awal tahun ajaran baru hingga saat ini. Di awal
tahun ajaran baru, sikap caring dalam hal berbagi materi, berbagi informasi serta meminjamkan
buku masih terlihat sangat kurang atau bahkan tidak ada. Hal itu terjadi karena beberapa faktor,
diantaranya belum saling mengenalnya antara adik kelas dan kakak kelas, adik kelas masih
terlihat sangat canggung di lingkungan barunya; terlihat canggung kepada kakak tingkat nya;
serta kepada seluruh civitas akademika. Tetapi setelah adanya tahapan-tahapan proses
penerimaan mahasiswa baru, dari sana sangat terlihat perbedaannya, banyak sekali manfaat yang
bisa kita ambil dari tahapan-tahapan tersebut. Disana ditekankan agar adik kelas bisa
bersosialisasi, bergabung dengan kaka kelasnya itu mengakibatkan banyak hal, diantaranya bisa
menjadi lebih dekat satu sama lain, bisa saling sharing entah itu pengalaman, berbagi materi,
berbagi informasi dll. Dengan beberapa penekanan yang mengharuskan kita untuk lebih
mengenal seluruh civitas akademika didalam Fakultas Keperawatan ini diantaranya adik kelas
harus mencari dan berkenalan serta bersilaturahmi dengan kakak kelas yang memiliki nomor
NPM yang sama, hal itu secara tidak langsung bahwa adik kelas memiliki kakak masing-masing,
disana bisa saling berbagi hal apapun layaknya seperti adik dan kakak. Tidak sedikit kakak kelas
yang berbagi informasi mengenai perkuliahan, bahkan banyak yang menawarkan buku-buku
yang adik kelasnya butuhkan, kakak kelas banyak yang memberi materi-materi perkuliahan yang
dosennya ajarkan kepada 14mereka saat kakak kelas berada di posisi yang sama dengan adik
kelasnya. Hal itu sangat bermanfaat terutama adik kelas yang memang baru memasuki masa
perkuliahan mereka sangat membutuhkan hal-hal seperti itu, mereka butuh kakak yang bisa
membantu dan membimbing mereka. Adik kelas sangat membutuhkan hal-hal seperti materi-
materi perkuliahan, buku serta informasi seputar perkuliahan yang menunjang pembelajaran
mereka saat dikelas yang kebanyakan dari mereka tidak terlalu memahami apa yang dosen
jelaskan saat dikelas. Mereka membutuhkan pengetahuan yang lebih untuk menunjang
pembelajaran mereka kedepannya. Hal itu biasanya disebabkan oleh mereka yang belum siap
mengalami dunia perkuliahan ataupun mereka yang memang sulit memahami materi yang
diberikan karena beberapa hal, contohnya dosen yang menerangkan terlalu cepat dll. Oleh karena
itu, mereka akhirnya mencari materi-materi yang mereka butuhkan untuk quis, uts, uas, sgd
ataupun yang lainnya. Kebanyakan dari mereka pun akhirnya meminta kepada kaka tingkat yang
memang dalam kenyataannya mereka telah melewati tahap ini, mereka pun lebih berpengalaman
sehingga mereka tau lebih awal dan mereka pasti mempunyai beberapa referensi yang mereka
dapatkan ditahapan sebagai adik kelas pada saat itu. B. Evaluasi Dari gambaran sikap caring
yang telah diaplikasikan oleh mahasiswa Fkep dengan kakak dan adik kelasnya, secara umum
sudah baik. Namun masih ada beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan. Adapun hal yang
masih perlu ditingkatkan yaitu semua kakak kelas bisa membantu serta membimbing adik
kelasnya, karena belum semua kakak kelas melakukan hal caring seperi berbagi materi;
cinformasi; serta buku, masih ada beberapa yang belum menerapkan hal tersebut. C. Apa yang
perlu dipertahankan Dari gambaran sikap caring yang telah diaplikasikan oleh mahasiswa Fkep
dengan kakak dan adik kelasnya, ada beberapa hal yang perlu dipertahankan, diperbaiki, juga
dihilangkan. Adapun hal yang perlu dipertahankan di antaranya sikap saling berbagi mengenai
materi, buku ataupun informasi yang sudah diterapkan oleh kakak kelas terhadap adik kelasnya,
dalam hal ini belum adanya timbal balik yang terlihat dari adik kelas terhadap kakak kelas nya
dalam hal berbagi materi 15perkuliahan. Hal ini disebabkan adik kelas yang masih baru
memasuki ranah perkuliahan. Adapun hal yang masih perlu diperbaiki yaitu belum semua kakak
kelas dapat berbagi hal tersebut, masih ada beberapa yang terkadang sulit untuk berbagi terutama
dalam hal materi. Sedangkan hal yang perlu dihilangkan yaitu untuk tidak mempunyai rasa
rugi dalam diri kakak kelas untuk berbagi materi, buku, serta informasi. Dan juga rasa
pilih kasih dalam artian kakak kelas hanya berbagi kepada adik kelas yang memang telah mereka
kenal sebelumnya. BAB 4 KESIMPULAN dan SARAN 4.1 Kesimpulan Sikap caring yang
diterapkan di lingkungan Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran antar Kakak dan Adik
kelas mengalami kemajuan dalam waktu kurang lebih 1 bulan ini. Diantaranya bisa dilihat ketika
saling sapa dengan ramah dan penuh sopan santunnya satu dengan yang lainnya tanpa ada rasa
keterpaksaan dan merambah pada pengenalan pribadi masing-masing. Selain itu, dengan
mengenal maka dapat menimbulkan rasa caring dan akhirnya mereka bisa saling membagi
pengalaman mereka satu sama lain. Angkatan atas pun dengan senang hati membantu adik
kelasnya dalam hal materi pembelajaran hingga buku-buku apa saja yang diperlukan selama
perkuliahan. 4.2 Saran Sikap caring merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki di
dalam kepribadian seorang perawat. Alangkah lebih baik apabila penanaman dan penerapan
sikap ini lebih digalakkan, khususnya di lingkungan Fkep, dengan tujuan seluruh civitas
akademika di dalamnya, terkhusus para mahasiswa Fkep, terbiasa untuk menerapkan perilaku
caring, bahkan lama kelamaan akan semakin melekat sebagai jati diri para mahasiswa, sehingga
di masa yang akan datang nanti, ketika mahasiswa terjun di dunia keperawatan yang sebenarnya
sebagai seorang perawat, mereka tidak akan merasa asing, terpaksa, atau perlu usaha yang keras
lagi untuk mengaplikasikan perilaku caring. 16 DAFTAR PUSTAKA Basford, Lynn. 2006. Teori
dan Praktik Keperawatan : pendekatan integral pada asuhan pasien. Edisi ke 1. Diterjemahkan
oleh: Agung Waluyo. Jakarta: EGC Batubara, Nurlailan. 2015. Studi Fenomenologi :
Karakteristik Caring Dosen Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Swasta Kota
Medan. Universitas Sumatera Utara Morrison, Paul. 2008. Caring and Communicating :
hubungan interpersonal dalam keperawatan. Edisi ke 2. Diterjemahkan oleh: Widyawati. Jakarta:
EGC repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf
repository.usu.ac.id/bitstream/.../5/Chapter%20I.pdf 17
X

Recommended

Samsung Relative Evaluation Report on S1, iPhone

Written in 2010, this competitive analysis shows benchmarking by Samsungs product


engineering team, and an overwhelmingly detailed screen-by-screen comparison of the iPhone

Mega Indictment

GENERAL ALLEGATIONS At all times relevant to this Indictment: 1. KIM DOTCOM,


MEGAUPLOAD LIMITED, VESTOR LIMITED, FINN BATATO, JULIUS BENCKO, SVEN
ECHTERNACH, MATHIAS ORTMANN,

White Person Bingo (brought to you by the publishers of STUFF WHITE PEOPLE LIKE)

Whiter Shades of Pale: The Stuff White People Like, Coast to Coast, from Seattle's Sweaters to
Maine's MicrobrewsIf you thought you had white people pegged as Oscar-party-throwing,
Web-

Presentaciones Exitosas

Adapatacin y mejoramiento de un original de Utcl, traducida al espaol, que contiene una serie
de mejoras y cambios no solo en su estructura, sino en sus patrones, ya

Michelle Carter Texts

Documents detailing the text messages between Michelle Carter and Conrad Roy. Roy
committed suicide in 2014 and Carter is charged with involuntary manslaughter for
encouraging
Sorority Appearance Guidelines

I cannot stress how important Spanx are.

- -

1:00 - .

Terry Hendrix NFL Lawsuit

Terry C. Hendrix seeks over $88 billion "for but not limited to: negligence, breach of fiduciary
duty, and also reckless disregard" after an overturned call in

Exit 6 Starbucks letter


A Cottleville watering hole has written an open letter to Starbucks and mailed a check for $6
after receiving a cease and desist letter from the coffee chain over the use

View more

Subscribe to our Newsletter for latest news.

About Terms DMCA Contact


STARTUP - Share & Download Unlimited
Fly UP

Anda mungkin juga menyukai