Anda di halaman 1dari 2

2. Perbedaan macam nekrosis a) Coagulative N. ,b) Liquefactive N. , c) Caseous N.

, d) Fat
N.
Nekrosis koagulatifa. Merupakan jenis nekrosis yang arsitektur jaringannya tetap dipertahankan
untuk beberapa hari. Jaringan yang terkena mempunyai bentuk padat. Kemungkinan jejas
merusak tidak hanya protein tetapi juga enzim, sehingga tidak terjadi proteolisis sel mati;
akibatnya sel menjadi eosinofilik tanpa nukleus dan bias bertahan beberapa hari hingga beberapa
minggu. Leukosit akan menuju tempat nekrosis dan sel mati akan dicerna oleh enzim lisosom
dari leukosit . Sisa-sisa sel akan dihilangkan melalui proses fagositosis. Nekrosis koagulatif
adalah karakteristik infark (daerah nekrosis iskemik) dan terjadi pada semua organ padat kecuali
otak.

Nekrosis liquefaktifa dijumpai pada infeksi bakteri setempat, atau kadang-kadang infeksi jamur,
karena mikroba akan mengakibatkan akumulasi sel radang dan enzim leukosit yang mencerna
("liquefy") jaringan. Karena alasan tertentu, kematian akibat hipoksia sel dalam sistem saraf
pusat sering mengakibatkan nekrosis liquefaktifa. Apa pun patogenesisnya, sel mati seluruhnya
akan dicerna sehingga jaringan berubah menjadi massa yang cair. Akhirnya jaringan tersebut
akan dihilangkan oleh fagosit. Apabila proses ini terjadi pada radang akut, seperti pada infeksi
bakteri, terbentuk cairan berwarna kuning kental dan disebut nanah.

Nekrosis kaseosa, sering dijumpai pada fokus infeksi tuberkulosa. Kaseosa berarti "mirip keju"
menyatakankan gambaran putih kekuning-kuningan pada daerah nekrosis yang rapuh. Pada
gambaran mikroskopik fokus nekrotik menunjukkan kumpulan sel yang berfragmentasi dan sel
yang hancur dengan gambaran merah muda granuler pada pewarnaan jaringan H&E. Berbeda
dengan nekrosis koagulatifa, arsitektur jaringan dirusak secara menyeluruh dan gambaran sel
tidak dapat dikenal lagi. Daerah nekrosis kaseosa biasanya dikelilingi oleh jaringan radang;
gambaran ini merupakan gambaran khas dari fokus radang yang disebut granuloma.

Nekrosis lemak merupakan daerah setempat yang mengalami destruksi lemak, suatu kelainan
khas akibat pelepasan enzim lipase pankreas yang teraktifkan ke dalam jaringan pankreas dan
rongga peritoneum. Hal ini terjadi pada keadaan darurat abdomen dan dikenal sebagai
pankreatitis akuta. Pada kelainan ini enzim pankreas yang keluar dari sel asinus dan duktusakan
mencairkan sel lemak peritoneum, dan lipase akan memecah ester trigliserida pada sel lemak.
Asam lemak yang terbentuk akan mengikat kalsium dan menghasilkan daerah putih seperti kapur
(saponifikasi lemak), memudahkan dokter spesialis bedah dan dokter spesialis patologi untuk
mengidentifikasi lesi tersebut. Pemeriksaan histologis fokus nekrocik menunjukkan gambaran
samar sel lemak yang nekrosis dengan deposit kalsium basofilik, dikelilingi reaksi radang.
3. perbedaan inflamasi akut dan kronik ?

INFLAMASI AKUT Berlangsung relatif singkat (beberapa menit – hari), ditandai eksudasi
cairan dan protein plasma serta akumulasi neutrofil yang menonjol bila gagal maka bisa menjadi
inflamasi kronis.

INFLAMASI KRONIS Berlangsung lama, ditandai adanya limfosit dan macrophage disertai
proliferasi pembuluh darah, fibrosis dan kerusakan jaringan.

Anda mungkin juga menyukai