Anda di halaman 1dari 15

Asuhan Keperawatan pada Narapidana dengan

Perilaku Kekerasan
Kelompok 3

1. Desy Mukholifah
2. Desi Putri Olivia
3. Faradhiba Maulina Ulya U.M
4. Hanifatun Najibah
5. Lailatun Nur
6. Nabela Bintan Nafi’a
7. Rini Putri Oktaviani
8. Sigit Wahyudi
9. Titis Wahyu Susilo
10. Vicky Ryan Pranata
Pengertian Perilaku Kekerasan

Perilaku kekerasan adalah


suatu keadaan dimana
seseorang melakukan
tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik
baik terhadap diri sendiri,
orang lain maupun
lingkungan.
Etiologi Perilaku Kekerasan
Faktor predisposisi Faktor predisposisi
1. Faktor biologis 3. Faktor sosio kultural
 Intinctual drive theory (teori dorongan naluri):  Social enviroment theory ( teori
karena suatu dorongan kebutuhan dasar yang lingkungan ): Lingkungan sosial akan
kuat mempengaruhi sikap individu dalam
 Psycomatic theory (teori psikomatik): Pengalaman mengekspresikan marah
marah adalah akibat dari respon psikologis
terhadap stimulus eksternal, internal maupun  Social learning theory ( teori belajar sosial
lingkungan ): Perilaku kekerasan dapat dipelajari
secara langsung maupun melalui proses
2. Faktor psikologis sosialisasi
 Frustasion aggresion theory ( teori argesif frustasi):
PK adalah hasil akumulasi frustasi
 Behavioral theory (teori perilaku): sering sering
mengobservasi kekerasan di rumah atau di luar
rumah dapat menstimulai individu mengadopsi
perilaku kekerasan.
 Existential theory (teori eksistensi): jika kebutuhan
dasar manusia tidak dapat dipenuhi melalui
perilaku konstruktif maka individu akan
memenuhi kebutuhannya melalui perilaku
destruktif.
Etiologi perilaku kekerasan
Faktor presipitasi

 Stressor pencetus perilaku kekerasan bersifat buruk.


 Stressor tersebut dapat disebabkan dari luar maupun
dalam.
 Contoh stressor dari luar: serangan fisik, kehilangan,
kematian, krisis dan lain-lain.
 Contoh stressor dari dalam: putus hubungan dengan
seseorang yang berarti, kehilangan rasa cinta,
ketakutan terhadap penyakit fisik, hilang kontrol,
menurunnya percaya diri dan lain-lain.
 Lingkungan yang terlalu ribut, padat, kritikan yang
mengarah pada penghinaan, tindakan kekerasan
dapat memicu perilaku kekerasan.
Tanda dan Gejala
 Emosi : Jengkel, marah (dendam), rasa terganggu, merasa takut, tidak
aman, cemas.
 Fisik : Muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, keringat, sakit fisik,
penyalahgunaan zat, tekanan darah meningkat.
 Intelektual : Mendominasi, bawel, berdebat, meremehkan.
 Spiritual : Keraguan, kebijakan / keberanian diri, tidak bermoral,
kreativitas terhambat.
 Sosial : Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, humor.
Rentang respon
neurobiologi
asertif frustasi pasif agresif kekerasan
perilaku kekerasan
Respon Adaptif Respon Maladaptif
 Asertif  Pasif
 ungkapkan pendapat/ekspresi rasa tidak  tidak mampu mengungkapkan perasaan yang
senang atau tidak setuju tanpa menyakiti sedang dialami untuk menghindari suatu
lawan bicara tuntutan nyata
 Frustasi  Agresif
 Tidak dapat menerima atau menunda  Suatu rasa marah yang merupakan dorongan
sementara keinginannya sambil menunggu mental untuk bertindak dan masih terkontrol.
kesempatan yang memungkinkan serta tidak Perilaku agresif ada dua yaitu pasif dan aktif
mampu mengungkapkan perannya dan agresif.
terlihat pasif
 Kekerasan
 ditandai dengan menyentuh, orang lain
secara menakutkan, memberi kata-kata
ancaman disertai melukai pada tingkat ringan
dan yang paling berat adalah melukai,
merusak secara serius. Pada kondisi ini klien
tidak mampu untuk mengendalikan diri.
Penatalaksanaan
 Farmakoterapi: Clorpromazine HCL, Trifluoperasine estelasine,
neuroleptika.
 Terapi Okupasi: terapi kerja
 Peran serta keluarga
 Terapi somatik: tujuan mengubah perilaku yang maladaptif menjadi
perilaku adaptif dengan melakukan tindakan yang ditunjukkan
pada kondisi fisik klien tetapi target terapi adalah perilaku klien
 Terapi kejang listrik: menimbulkan kejang grandmal dengan
mengalirkan arus listrik melalui elektroda yang ditempatkan pada
pelipis klien. Terapi ini ada awalnya untuk menangani skizofrenia
membutuhkan 20-30 kali terapi biasanya dilaksanakan adalah
setiap 2-3 hari sekali (seminggu 2 kali).
Pengertian Narapidana

Terpidana yang menjalani


pidana hilang kemerdekaan
di lembaga
permasyarakatan. Meskipun
terpidana kehilangan
kemerdekaannya, ada hak-
hak narapidana yang tetap
dilindungi dalam sistem
pemasyarakatan Indonesia.
Penyebab perilaku kekerasan pada
narapidana (Light,1991)
1. Kategori yang pertama dikenal sebagai “yang tak
terjelaskan (the unexplained)”
 Serangan dalam kategori ini sebagian besar merupakan
akibat dari ketidakbahagiaan dalam kaitan dengan
penjara.
2. Kategori kedua “perintah petugas (officer command)”
 Suatu perilaku kekerasan sebagai wujud “protes” ketika
seorang narapidana merasa yakin bahwa dia diperlakukan
tidak adil atau tidak konsisten oleh petugas keamanan
penjara.

3. Kategori ketiga yang dikenal sebagai “gerakan


(movement)
 Narapidana yang dipindahkan dari suatu penjara ke
penjara yang lain ada kesempatan lebih besar untuk tindak
kekerasan. Narapidana sebagai penghuni lama tidak akan
begitu saja menerima kehadiran narapidana baru.
Pohon masalah

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain / lingkungan

Perilaku kekerasan

Gangguan haga diri: HDR


Diagnosa keperawatan

Perilaku Kekerasan berhubungan


dengan Harga Diri Rendah.
Strategi penatalaksanaan di lapas
Strategi Preventif
 Strategi Preventif terdiri dari kesadaran diri, pendidikan pasien
dan latihan asertif
Strategi Antisipasi
 Strategi Antisipasi terdiri dari komunikasi, perubahan lingkungan,
perilaku dan psikofarmakologi
Strategi Penahanan
 Strategi Penahanan terdiri dari manajemen krisis, pengasingan
dan pengendalian/ pengekangan.
Strategi penatalaksanaan di lapas
 Manajemen krisis
 Pengasingan
 Pengasingan dilakukan untuk memisahkan pasien dari orang lain di
tempat yang aman dan cocok untuk tindakan keperawatan.
Tujuannya adalah melindungi pasien, orang lain dan staff dari
bahaya. Prinsipnya adalah pembatasan gerakan, isolasi,
pembatasan input sensoris.
 Pengekangan
 Tujuan dari pengekangan adalah mengurangi gerakan fisik pasien,
serta melindungi pasien dan orang lain dari cedera
Terima Kasih..

Anda mungkin juga menyukai