PRODI S1 KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH :
TIM
Penyusun
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR................................................................................................ 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3
BAB I : PENDAHULUAN
1. Profil Lulusan S1 Keperawatan ...................................................................... 4
BAB II : RANCANGAN PEMBELAJARAN
1. Identitas Mata Kuliah....................................................................................... 5
2. Deskripsi Mata Kuliah .................................................................................... 5
3. Capaian Pembelajaran ..................................................................................... 5
4. Penilaian Dan Pembobotan ............................................................................. 5
5. Waktu .............................................................................................................. 5
BAB III : MATERI PEMBELAJARAN LABORATORIUM
1. Teknik Menyampaikan Berita Buruk............................................................... 6
2. Prinsip Komunikasi Dalam Perawatan Paliatif….......................................... 15
3. Pemeriksaan Fisik dan Psikologis Pada Pasien dalam kondisi
Terminal / menjelang Ajal ............................................................................ 20
4. Manajemen Nyeri pada pasien dengan penyakit kronis
dan terminal ................................................................................................... 25
5. Berbagai Terapi Komplementer dalam penanganan pasien
dengan penyakit kronis dan terminal ........................................................... 32
PENDAHULUAN
1) Care Provider
2) Communicator
3) Educator and health promoter
4) Manager and leader
5) Researcher
RANCANGAN PEMBELAJARAN
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Skill Laboratory :
1. Teknik menyampaikan berita buruk
2. Prinsip komunikasi dalam perawatan paliatif
3. Pengkajian fisik dan psikologis
4. Manajemen nyeri
5. Berbagai terapi komplementer
E. WAKTU
SKS Laborat : 1 sks
1 sks x 170 menit x 14 minggu efektif x 3 kelas = 7.140 menit
INSTRUKSIONAL KERJA
TEKNIK MENYAMPAIKAN BERITA BURUK
IK.TMBB UNIVERSITAS LAB. KODE NO. URUT
MUHAMMADIYAH
KUDUS
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
Rektor
1. DEFINISI
Berita buruk adalah berita (informasi) yang secara drastis dan negatif mengubah
pandangan hidup pasien tentang masa depannya dan atau menempatkan mereka pada
situasi akan perasaan tidak adanya harapan, putus asa, ancaman terhadap kesejahteraan
mental atau fisik seseorang, berisiko mengganggu kemapanan, atau di mana suatu pesan
yang diberikan menimbulkan suatu pilihan yang sempit
sempit bagi individu dalam hidupnya.
d) Latihlah mental dan emosi untuk menyampaikan berita buruk. Tulislah kata2
spesifik jika perlu, yang akan disampaikan atau yang harus dihindari dalam
penyampaian
b. Kontrak waktu dengan keluarga pasien
5. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Orientasi
1) Menyapa dan Memberi Salam pada pasien dan keluarga
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan tindakan
4) Menjelaskan prosedur tindakan
5) Menanyakan kesiapan pasien dan keluarga pasien
b. Fase Kerja
1) Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
2) Menanyakan apa yang pasien tahu tentang penyakitnya
Mulailah diskusi dengan menanyakan apakah pasien tahu bahwa dirinya
sakit parah, atau apakah pasien mempunyai pengetahuan tentang penyakitnya
tersebut. Hal ini bertujuan untuk menjajagi apakah pasien atau keluarganya
dapat memahami berita buruk yang akan disampaikan.
Contoh pertanyaan yang dapat diajukan:
a) Apa yang Anda ketahui tentang sakit Anda?
b) Bagaimana Anda menggambarkan kondisi kesehatan Anda saat ini?
c) Apakah Anda khawatir mengenai sakit atau kondisi Anda?
d) Apakah petugas medis Anda sebelumnya mengatakan apa penyakit Anda?
Atau menyarankan Anda melakukan suatu pemeriksaan?
e) Dengan gejala-gejala yang ada, menurut Anda penyakit apa yang mungkin
terjadi?
f) Apakah menurut Anda ada hal serius ketika berat badan Anda turun drastis?
apa yang mereka takutkan akan apa yang petugas medis sampaikan, dan
apa pengalaman mereka tentang berita buruk. Sarankan bahwa petugas medis
bersama keluarga menemui pasien dan menanyakan apakah pasien ingin
informasi mengenai kesehatannya dan apa pertanyaan yang mungkin diajukan.
4) Menyampaikan berita
Sampaikan berita buruk dengan kalimat yang jelas, jujur, sensitif dan
penuh empati. Hindari penyampaikan seluruh informasi dalam satu kesempatan.
Sampaikan informasi, kemudian berikan jeda. Gunakan kata-kata sederhana
yang mudah dipahami. Hindari kata-kata manis (eufemisme) ataupun istilah-
istilah kedokteran. Lebih baik gunakan kata yang jelas seperti “meninggal” atau
“kanker”. Jangan meminimalkan keparahan penyakit. Sering-sering
memberikan jeda setelah penyampaian suatu kalimat. Cek apakah pasien dapat
memahami apa yang disampaikan. Gunakan sikap dan bahasa tubuh yang sesuai
saat diskusi. Hindari kalimat “Saya minta maaf” atau “Maafkan saya” karena
kalimat tersebut dapat diniterpretasikan bahwa petugas medis bertanggung
jawab atas apa yang terjadi, atau bahwa semua ini karena kesalahan petugas
medis. Lebih baik gunakan kalimat “ Maafkan saya harus menyampaikan pada
Anda mengenai hal ini”. Beberapa kalimat lain yang dapat dipilih untuk
menyampaikan berita buruk:
a) “Saya khawatir berita ini tidak baik, hasil biopsi menunjukkan Anda terkena
kanker leher rahim”
c) “Hasil pemeriksaan laboratorium yag ada tidak sesuai dengan apa yang kita
harapkan. Hasil ini menunjukkan Anda pada stadium awal penyakit kanker”
d) “Saya khawatir saya mempunyai berita buruk, hasil biopsi sumsum tulang
belakang menunjukkan putri Anda menderita leukemia”
Rencana tindak lanjut ini akan meyakinkan pasien dan keluarga, bahwa
petugas medis tidak meninggalkan atau mengabaikan mereka, dan petugas
medis akan terlibat aktif dalam rencana yang akan dijalankan. Katakan mereka
dapat menghubungi petugas medis jika ada pertanyaan lebih lanjut. Tentukan
waktu untuk pertemuan berikutnya.
Petugas medis juga harus memastikan bahwa pasien akan aman dan selamat saat
pulang. Cari tahu: apakah pasien dapat mengemudikan sendiri kendaraan saat
pulang? Apakah pasien sangat cemas atau khawatir, merasa putus asa atau ingin
bunuh diri? Apakah ada seseorang di rumah yang dapat memberikan dukungan
pada pasien?
7) Mengkomunikasikan Prognosis
Pasien sering menanyakan mengenai prognosis, tentang bagaimana
perjalanan penyakit mereka ke depannya. Motivasinya antara lain mereka ingin
mempunyai kepastian tentang masa depan sehingga dapat merencanakan hidup
mereka, atau pasien merasa ketakutan dan berharap bahwa Petugas medis akan
mengatakan penyakitnya tidak serius.
Sebelum langsung menjawab pertanyaan pasien tentang prognosis,
sebaiknya Petugas medis mengumpulkan informasi tentang alasan mereka
menanyakan hal tersebut. Pertanyaan yang bisa diajukan antara lain:
a) “Apa yang Anda harapkan akan terjadi?”
b) “Apa pengalaman yang Anda punyai tentang seseorang dengan penyakit
seperti ini?”
c) “Apa yang Anda harapkan terjadi?”
d) “Apa yang Anda harapkan untuk saya lakukan?”
e) “Apa yang membuat Anda takut untuk yang akan terjadi?”
Petugas medis harus mempertimbangkan dampak pemberian informasi
prognosis. Pasien yang ingin merencanakan hidup mereka biasanya
mengharapkan informasi yang lebih rinci. Sedangkan pasien yang sangat
khawatir atau cemas, mungkin akan lebih baik mendapat informasi secara
umum saja. Jawaban Petugas medis yang definitif seperti : Anda hanya
mempunyai usia harapan hidup sampai 1 tahun akan berisiko menyebabkan
kekecewaan jika ternyata terbukti usia harapan hidupnya lebih singkat. Jawaban
seperti ini juga dapat menimbulkan kemarahan dan rasa frustasi jika dokter
merendahkan usia harapan hidup pasien. Kalimat berikut lebih disarankan
dalam menjawab pertanyaan tentang prognosis:
Sekitar sepertiga pasien dengan kasus seperti ini dapat bertahan hidup sampai
satu tahun, separuhnya bertahan hidup dalam 6 bulan, apa yang akan terjadi
sesungguhnya pada diri Anda, saya sungguh tidak tahu.
Setelah jawaban tersebut Petugas medis sebaiknya melanjutkan dengan
menyampaikan bahwa kita harus berharap untuk yang terbaik, sambil tetap
berencana untuk kemungkinan terburuk. Sampaikan juga ke pasien dan keluarga
bahwa kejutan yang tidak diharapkan dapat terjadi hal ini dan pasien lebih
mempersiapkan mental untuk menghadapi sehingga dapat mengurangi
penderitaan. Petugas medis harus meyakinkan pasien dan keluarga bahwa Petugas
medis akan siap mendukung dan membantu mereka.
b. Fase Terminasi
1) Melakukan Evaluasi tindakan
2) Melakukan rencana tindak lanjut dan jelaskan pada keluarga
3) Berpamitan
4) Cuci tangan dan Mendokumentasikan tindakan
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
1. DEFINISI
Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan secara aktif pada penderita
yang sedang sekarat atau dalam fase terminal akibat penyakit yang dideritanya. Pasien
sudah tidak memiliki respon terhadap terapi kuratif yang disebabkan oleh keganasan
ginekologis. Perawatan ini mencakup penderita serta melibatkan keluarganya (Aziz,
Witjaksono, & Rasjidi, 2008)
2. TUJUAN
Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta
dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi
situasi yang ada bila pasien percaya pada hal
yang diperlukan, mengurangi keraguan.
3. PERSIAPAN ALAT
Masker, Handscoon ( bila diperlukan ) dll
4. PERSIAPAN PASIEN
Pra orientasi
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
5. INSTRUKSIONAL KERJA
a) Fase Orientasi
1) Menyapa dan Memberi Salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan
4) Menjelaskan prosedur
5) Menanyakan kesiapan pasien dan keluarga
b) Fase Kerja
1) Menghargai martabat serta harga diri pasien dan keluarga
(Memberi kebebasan klien memilih dan menghormati keputusannya akan
membuat hubungan terapeutik dengan pasien berkembang ).
2) Komunikasi terbuka, jujur dan empati
(Komunikasi sebaiknya tidak membahas mengenai patologi atau persiapan
kematian namun sebaiknya menekankan pada kekuatan orang tersebut).
3) Dengarkan dengan baik, tetap berpikiran terbuka, serta amati respon verbal dan
nonverbal pasien dan keluarga.
4) Gunakan pesan yg pendek & jelas, suara lembut.
( Saat berkomunikasi mungkin saja pasien akan menghindari topik pembicaraan,
diam, atau mungkin saja menolak untuk berbicara. Hal tersebut adalah respon
umum yang mungkin terjadi. Respon berduka yang normal seperti kesedihan,
mati rasa, penyangkalan, marah, membuat komunikasi menjadi sulit. Jika pasien
memilih untuk tidak mendiskusikan penyakitnya saat ini,
perawat harus mengizinkan dan katakan bahwa pasien bisa kapan saja
mengungkapkannya. Terkadang pasien perlu mengatasi berduka mereka
sendirian sebelum mendiskusikannya dengan orang lain. Ketika pasien ingin
membicarakan tentang sesuatu, susun kontrak waktu dan tempat yang tepat)
5) Memberikan reinforcement positif
c) Fase Terminasi
1) Melakukan Evaluasi tindakan
2) Menjelaskan rencana tindak lanjut dan berpamitan
3) Berpamitan
4) Mencuci tangan dan melakukan dokumentasi tindakan
b) Perawat perlu waspada terhadap isyarat pasien dengan denial dengan cara
mananyakan tentang kondisinya atau prognosisnya dan pasien dapat
mengekspresikan perasaan-perasaannya
B. Pada Tahap Angger/ Kemarahan terjadi karena kondisi pasien mengancam
kehidupannya dengan segala hal yang telah diperbuatnya sehingga menggagalkan
cita-citanya. Pada tahap ini kita dapat mempergunakan tehnik komunikasi
(1) listening : perawat berusaha dengan sabar mendengarkan apapun yang dikatakan
pasien lalu diklarifikasikan.
a) Membiarkan pasien untuk mengekspresikan keinginan, menggambarkan apa
yang akan dan sedang terjadi pada mereka.
b) Beri perhatian dan lingkungan yang nyaman dan cegah injuri.
c) Biasanya pasien akan merasa berdosa telah mengekspresikan perasaannya
yang marah. Perawat perlu membantunya agar mengerti bahwa marah
merupakan hal yang normal dalam merespon perasaan kehilangan menjelang
kamatian. Akan lebih baik bila kemarahan ditujukan kepada perawat sebagai
orang yang dapat dipercaya, memberikan rasa aman dan akan menerima
kemarahan tersebut, serta meneruskan asuhan sehingga membantu pasien
dalam menumbuhkan rasa aman.
C. Pada Tahap Bargaining / Menawar Pada tahap ini kemarahan baisanya mereda dan
pasien dapat menimbulkan kesan sudah dapat menerima apa yang terjadi dengan
dirinya.
(1) Focusing
a) Bantu pasien mengembangkan topik atau hal yang penting
b) Ajarkan pasien agar dapat membuat keputusan dalam hidupnya yang
bermakna.
(2) Sharing perception
a) Menyampaikan pengertian perawat dan mempunyai kemampuan untuk
meluruskan kerancuan.
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
1. DEFINISI
Pengkajian merupakan awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan pasien.
2. TUJUAN
a. Mengumpulkan data / informasi tentang pasien
b. Menentukan rencata tindakan yang tepat
3. PERSIAPAN ALAT
Masker, Handscoon ( bila diperlukan ), Form pengkajian, dll
4. PERSIAPAN PASIEN
Pra orientasi
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
5. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Orientasi
1) Menyapa dan Memberi Salam
2) Memperkenalkan diri dan Menanyakan panggilan kesukaan
3) Menjelaskan tujuan
4) Menjelaskan prosedur
5) Menanyakan kesiapan klien dan keluarga
b. Fase Kerja
1) Memulai untuk pengkajian Kondisi Kesehatan Fisik
Pengkajian fisik meliputi pengkajian menjelang, mendekati, dan saat kematian
Menjelang kematian. Fase ini ditandai dengan :
a) Perubahan tanda-tanda vital: nadi melemah dan lambat; penurunan
tekanan darah; pernafasan ireguler dan tersengal-sengal melalui mulut.
b) Sirkulasi melemah: sensasi berkurang; kulit teraba dingan pada akral
ujung hidung, dan telinga; sianosis pada ekstremitas.
c) Tonus otot menghilang: relaksasi otot wajah; kesulitan bicara; gangguan
menelan dan perlahan-lahan refleks muntah menghilang penurunan
aktivitas sistem pencernaan; penurunan refleks motorik.
d) Kegagalan sensorik: pandangan kabur; kegagalan fungsi indra perasa
dan penciuman.
e) Tingkat kesadaran. Tingkat kesadaran klien biasanya bervariasi, dari
sadar, mengantuk, stupor, hingga koma.
Mendekati kematian. Pada tahap ini, manifestasi klinis yang bisa diamati
pada klien meliputi:
a) Pupil berdilatasi
b) Refleks menghilang
c) Frekuensi nadi meningkat, kemudian menurun
d) Pernafasan Cheyne Stokes
e) Tidak bisa bergerak
f) Klien mengorok atau bunyi nafas terdengar kasar
g) Tekanan darah menurun
Kematian. Pada tahap ini, manifestasi klinis yang dapat diamati pada klien
antaralain:
a) Pernafasan, nadi, dan tekanan darah terhenti
b) Hilangnya respons terhadap stimulus eksternal
c) Pergerakn otot sudah tidak ada
d) Pada ensefalogram datar (garis kotak) berarti aktivitas listrik otak
terhenti.
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
1. DEFINISI
Managemen nyeri atau pain
pain management adalah salah satu bagian dari displin
ilmu medis yang berkaitan dengan upaya-upaya
upaya upaya menghilangkan nyeri atau pain relief.
Management nyeri ini menggunakan pendekatan multi disiplin yang didalamnya
termasuk pendekatan
katan farmakologikal (termasuk pain modifiers), non farmakologikal dan
psikologikal. Setiap orang memiliki persepsi yang sangat berbeda dengan orang lain
terhadap nyeri yang mungkin sedang dialami. Perbedaan inilah yang mendorong perawat
untuk meningkatkan kemampuan dalam menyediakan peningkatan rasa nyaman bagi
klien dan mengatasi rasa nyeri.
nyeri
2. TUJUAN
a. Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut ( durasi nyeri berkurang )
b. Meminimalkan reaksi tak diinginkan
3. PERSIAPAN ALAT
Masker, Handscoon ( bila diperlukan )
4. PERSIAPAN PASIEN
Pra orientasi
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
5. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Orientasi
1) Menyapa dan Memberi Salam
2) Memperkenalkan diri dan Menanyakan panggilan kesukaan
3) Menjelaskan tujuan
4) Menjelaskan prosedur
5) Menanyakan kesiapan klien dan keluarga
b. Fase Kerja
1) Fase Kerja Relaksasi Nafas Dalam
a) Menjaga privasi pasien
b) Mempersiapkan posisi pasien : nyaman, tenang dan rileks, fokuskan
fikiran.
c) Gesekan.
Gesekan Masase punggung dengan ibu jari, dengan gerakan
memutar sepanjang tulung punggung dari sakru ke bahu.
d) Eflurasi.
Eflurasi. Masase punggung dengan kedua tangan, dengan
menggunakan tekanan lebih halus dengan gerakan ke atas untuk
membantu aliran balik vena.
e) Petriasi.
Petriasi Tekan punggung secara horizontal. Pindah tangan anda
dengan arah yang berlawanan dengan menggunakan gerakan
meremas
meremas.
3) Membersihkan
embersihkan badan pasien yang terkena lotion
4) Mengatur kembali pasien pada posisi yang nyaman
mungkin.
Berlaku:
b. Relaksasi
Relaksasi dapat dilakukan dengan cara dibawah ini atau sesuai dengan
keinginan anda.
1) Anda dapat meminum air putih / susu / teh hangat (sesuai keinginan
anda), dan tenangkan sejenak diri anda kurang lebih selama lima
menit.
dll), lalu bayangkan anda berada disana dan merasakan angin yang
c. Fase Terminasi
1) Melakukan Evaluasi tindakan
2) Menjelaskan rencana tindak lanjut dan berpamitan
3) Mencuci tangan dan mendokumentasikan tindakan
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
1) DEFINISI
Terapi komlementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam
pengobatan modern (Smith et al., 2004).
Terapi komplementer untuk pasien paliatif adalah cara penanggulangan penyakit
yang dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai
pengobatan pilihan
lihan lain di luar pengobatan medis yang konvensional bagi klien yang
sedang menderita penyakit kronis dan sekarat atau dalam fase terminal akibat penyakit
yang dideritanya.
Obat – obat yang digunakan untuk terapi komplementer bersifat
bersifat natural yaitu
mengambil bahan dari alam, seperti jamu – jamuan, rempah
empah yang sudah dikenal (jahe,
kunyit, temu lawak dan sebagainya),
sebagainya), contoh terapi dengan daun sirsak, kulit manggis,
dll.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Purdue University
Amerika Serikat, menyatakan bahwa daun sirsak ini memiliki kandungan yang
sangat baik untuk pengobatan berbagai macam penyakit terutama penyakit kanker.
Pada penelitian tersebut membuhktikan bahwa daun sirsak mampu menghambat
pertumbuhan sel kanker. Adapun beberapa jenis kanker yang diklaim dapat diobati
adalah kanker payudara, kanker prostat, kanker paru-paru dan 12 jenis kanker lainya.
Cara yaitu ambil 10 lembar daun sirsak tua, lalu rebuslah dengan 3 gelas air. Biarkan
hingga tersisa 1 gelas air, minumlah 2 kali setiap harinya selama 2 minggu
d. Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi tindakan
2) Menjelaskan rencana tindak lanjut
3) Berpamitan pada pasien
4) Mencuci tangan dan mendokumentasikan tindakan
Alimul A.A. 2003. Riset Keperawatan & Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Pernerbit Salemba
Medika.
Brunner and Suddarth.2001.Keperawatan Medikal Bedah Volume 1.Jakarta:EGC.
MH. Pribadi Zen (2013). Panduan Komunikasi Efektif Untuk Bekal Keperawatan Profesional.
Jogjakarta: D-Medika Mundakir (2006). Komunikasi Keperawatan Aplikasi Dalam
Potter and Perry.2005.Fundamental Keperawatan Volume 1.Jakarta:EGC.
Suryani.(2005). Komunikasi Terapeutik; Teori dan Praktik. Jakarta: EGC
Stuart, Gail Wiscarz., Sundeen, Sandra.J. 2008. Pocket Guide to Psychiatric Nursing. Edisi 3
EGC. Jakarta
Wahyuni Arti. 2004. Hubungan Antara Karakteristik Perawat Dengan Motivasi Perawat
Dalam Menerapkan Komunikasi Terapeutik. Semarang.